Anda di halaman 1dari 20

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (6 Oktober 2021)

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI DASAR

ACARA: BENTUKLAHAN ASAL VULKANISME

Oleh:

Nama : Fitri Nur Soleha


NIM : 3201421035
Nama Dosen : 1. Prof. Dr. Erni Suharini, M. Si.
2. Drs. Sriyono, M. Si.
Nama Asisten: 1. Nur Izzah Fitriyah
2. Fatimah Az-Zahra

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
A. JUDUL
BENTUK LAHAN ASAL VULKANISME

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bentuk lahan asal vulkanisme, proses pembentukannya dan
ciri-cirinya.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis bentuk lahan asal vulkanik yang terbagi dalam
setiap lereng pada peta RBI.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi lereng atas, bawah, dan tengah berdasarkan karakteristik sungai
4. Mahasiswa mampu menganalisis salah satu gunung berdasarkan jenis gunung api, jenis erupsi, dan tipe
gunung api berdasarkan sejarah gunung api tersebut
3. Mahasiswa mampu mendefinisikan pengertian bentuklahan vulkanisme beserta istilah-istilah dalam
proses vulkanisme
4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses-proses terjadinya aktivitas vulkanisme
5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis gunung api dan tipe-tipe gunung api
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis macam-macam erupsi pada gunung api
7. Mahasiswa mampu membedakan karakteristik atau bentuk-bentuk aktivitas vulkanisme
8. Mahasiswa mampu memganalisis bentukan sungai berdasarkan jenis lereng
9. Mahasiswa mampu menganalisis dan menjelaskan macam-macam bentuklahan yang terbentuk pada
setiap bagian lereng.

C. ALAT DAN BAHAN


1) ALAT
- Peta RBI skala 1:25.000 Lembar Mandalawangi
- Drawingpen warna hitam
- Drawingpen warna biru
- Drawingpen warna merah
- Penggaris
- Pensil
- Penghapus
- Bolpoin
- Handphone
- Laptop
2) BAHAN
- Mika
- Kertas HVS F4
- Kertas Cover
- Kuota internet
- Daya baterai.
D. DASAR TEORI
 Definisi vulkanisme (secara umum) dan istilah-istilah dalam vulkanisme
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai
permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui pita sentral yang disebut terusan
kepundan atau diatrema. Vulkanik didefiniskan sebagai tempat munculnya batuan leleran dan rempah
lepas gunungapi yang berasal dari dalam bumi, jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung
serta bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah gunungapi.
Di dalam vulkanisme terdapat beberapa istilah, istilah-istilah tersebut antara lain, vulkanologi,
kawah, eflata, kubah lava, dapur magma, magma, lava, lahar, tephra, phyroclastic debris, pillow lava,
volcanic bomb, lapili, ash, caldera, solfatar, dan lain-lain. Deskripsi dari masing-masing istilah yang
telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
1. Vulkanologi
Vulkanologi adalah cabang ilmu kebumian yang secara khusus mempelajari gunungapi.
2. Kawah
Kawah adalah lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat mengeluarkan magma yang
berbentuk lekukan besar.
3. Eflata
Bahan-bahan lepas yang dimuntahkan gunungapi saat terjadi erupsi eksplosif. Materialnya
berbentuk padat berupa lapili, kerikil, dan debu. Eflata terbagi menjadi dua, yaitu eflata autogen
dan eflata alogen Eflata autogen berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava keluar saat
letusan terjadi, sedangkan eflata alogen berupa material padat yang berasal dari material di sekitar
kawah yang ikut terlontar saat letusan terjadi.
4. Kubah Lava
Kubah lava adalah undukan berbentuk tonjolan yang dihasilkan dari lambat ekstrusi dari
lava yang kental. Kubah lava merupakan salah stu penyebab munculnya awan panas guguran.
5. Dapur Magma
Dapur magma adalah rumah bagi magma yang keluar dari perut bumi yang berbentuk
kolam besar.
6. Magma
Magma adalah bahan silikat cair pijar yang terdiri atas benda padat, cair, dan gas yang
terdapat di dalam lapisan litosfer bumi. Dalam keadaan normal magma mmepunyai temperatur
900°C-1.200°C. sebagian besar bahan dasarnya berasal dari batuan dan logam dari magma.
7. Lava
Lava adalah magma yang keluar sampai ke permukaan bumi. Lava berbentuk cairan karena
merupakan magma yang meleleh , sehingga lava selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Lava biasanya melewati daerah seperti lembah dan sungai. Lava mempunyai
suhu antara 700° hingga 1.200° celcius. Lava terbagi menjadi dua macam, yaitu lava kental dan
cair. Lava Lava yang mendingin dan mengeras akan menjadi batuan beku luar/basalt.
8. Lahar
Lahar adalah lava yang mencair dan telah tercampur dengan bahan-bahan di permukaan
bumi, seperti batuan, pasir, tanah, lumpur, dan air. Lahar mengandung pasir dan kerikil. Kapasitas
dan kecepatan aliran lahar tergantung pada curah hujan. Lahar panas terbentuk terbentuk saat
gunungapi sedang erupsi, sedangkan lahar dingin atau lahar hujan terbentuk saat gunungapi sudah
tidak erupsi Lahar terbagi menjadi dua macam, yaitu lahar kecil dan lahar lebar.
9. Tephra
Tephra adalah sebutan untuk semua fragmen batuan vulknik atau lava tanpa memperhatikan
ukurannya yang dilontarkan ke udara ketika tejadi erupsi letusan gunungapi atau oleh semburan
gas panas dalam kolom erupsi atau oleh semburan lava. Material pada tephra meliputi ash, dush,
bomb, dan rocks fragmen. Umumnya memperlihatkan kenampakan yang berlapis jika melihatnya
dari lapangan langsung.
10. Phyroclastic Debris (aliran piroklastik)
Aliran piroklastik adalah hasil letusan gunungapi berupa gas vulkanik, abu bulkanik, dan batuan
vulkanik yang memperagakan usaha dengan cepat dan terdiri dari gas panas, sisa dari pembakaran
vulkanik, dan bebatuan dengan kecepatan 700km/h.
11. Pillow Lava (lava bantal)
Pillow lava atau lava bantal adalah struktur pada batuan beku yang menyerupai bantal yang
bergumpal-gumpal sebagai proses pembekuan yang terjadi pada lingkungan air.
12. Volcanic Bomb (bom vulkanik)
Bom vulkanik adalah batuan piroklastik yang merupakan pendinginan massa lava yang terbang di
udara setelah letusan terjadi. Bom vulkanik biasanya berwana cokelat atau merah, jika lapuk
menjadi warna kuning-coklat. Bom vulkanik kemungkinan memiliki permukaan yang retak,
berbutir halus, atau seperti kaca.
13. Caldera
Kaldera adalah kawah dengan ukuran yang cukup besar dan luas. Kaldera terisi oleh air dalam
jumlah banyak sehingga membentuk danau kawah atau danah vulkanik, biasanya sumber airnya
berasal dari air hujan.
14. Solfatar
Solfatar (H2S), merupakan gas belerang, berbahaya jika terlalu pekat karena dapat
meninmbulkan keracunan

 Definisi dan macam-macam bentuk lahan asal vulkanis ekstrusif dan intrusif
Bentuk lahan asal vulkanis esktrusif adalah bentang alam yang disebabkan oleh adanya proses
pembentukan lava yang keluar pada permukaan bumi. Bentuk lahan asal vulkanis ekstrusif sangat
bergantung pada karakteristik lava yang menjadi pembentukannya. Macam-macam bentuk lahan asal
vulkanis ekstrusif antara lain adalah bentuk lahan esktrusif mayor dan bentuk lahan ekstrusif minor.
Bentuk lahan esktrusif mayor, yaitu gunung berapi, gunung berapi adalah sebuah gunung yang
terbentuk karena adanya proses vulkanisme yang masih memiliki dapur maga sehingga masih disebut
gunung berapi aktif. Jika gunung berapi sedang erupsi, maka ia melontarkan bahan material piroklastik
dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Material piroklastik umumnya bergerak cepat di lereng
gunung sebagai awan panas atau biasa disebut wedhus gembel. Pembentukan lahar dingin berasal dari
wedhus gembel yang bercampur dengan air. Selanjutnya ada bentuk lahan ekstrusif minor, di dalam
bentang lahan ini terdapat solfatara, yaitu fenomena vulkanisme dimana gas sulfur di lepaskan ke luar
angkasa dari lubang atau kerak di permukaan bumi. Gas sulfur sangatlah berbahaya jika dihirup
manusia dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pusing, keracunan bahkan meninggal
dunia; fumarol adalah kondisi dimana air yang sangat panas atau superheated berubah menjadi uap
sepenuhnya saat muncul di permukaan bumi, biasanya fumarol terjadi di daerah yang mengalami proses
vulkanisme dan dekat dengan reservoir air tanah; gunung lumpur atau buasa dikenal mud volcano
adalah kondisi dimana air panas bercampur dengan lumpur dandeposit material permukaan, tetapi mud
volcano dengan panas yang rendah dapat digunakan untuk turis atau warga lokal untuk bersenang-
senang dalam bentuk mandi lumpur; geysser adalah fenomena terjadi oemanasan air dalam kerak bumi
oleh batuan panas atau kontak magma. Semakin lama tekanan meningkat, terjadilah letusan air dan uap
di permukaan bumi, geyser ini hanya bisa terjadi pada daerah dekat proses vulkanisme yang dekat atau
berada pas di reservor air tanah.

Di dalam bentuk lahan asal vulkanis pada intrusif terbagi menjadi beberapa macam, yaitu
batholith, batholit merupakan bentukan intrusi batuan beku yang sangat besardan terletak dikerak
bumi. Umumnya batholit memiliki ukuran hingga 10km2; lakolit, lakolit adalah intrusi batuan beku
diantara perlapisan batuan yang berbentuk cembung. Keberadaan laccolith biasanya mendistorsi
perlapisan batuan sehingga terjadi tonjolan di permukaan bumi; Sill adalah formasi intrusi horizontal
magma. Pada formasi ini, magma mengintrusi sepanjang perlapisan batuan diantara lapisan-lapisan
batuan. Magma akan mengalami kontraksi dan pendinginan, tetapi retakan dan joint yang terbentuk
akan berorientasi vertikal dan bentuk heksagonalnya dapat terlihat; Dyke, Dyke adalah formasi intrusi
vertikal magma. Pada formasi ini, magma mengintrusi memotong perlapisan batuan secara vertikal.
Karena batua beku umumnya bersifat lebih resisten, seiring dengan erosi batuan diatasnya, dyke akan
membentuk semacam tembok vertikal batuan.

 Proses terjadinya aktifitas vulkanisme


Berdasarkan proses terjadinya, vulkanisme dpat dibedakan menjadi sebagai berikut:
 Vulkanisme letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan
ledakan kuat, biasanya menghasilkan material piroklastik dan mmebentuk gunungapi yang tinggi dan
terjal.
 Vulkanisme lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit mengandung gas, magma encer
dan ledakannya lemah, biasanya menghasilkan gunungapi yang berbentuk rendah.
 Vulkanisme campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ini
menghasilkan gunungapi strato.

Vulkanisme merujuk pada proses material padat, cair, ataupun gas yang awalnya berada di
mantel bumi menuju kerak atau permukaan bumi. Material yang berada pada mantel itu bersifat sangat
kental atau semi padat karena terdapat tekanan yang tinggi pada lokasi tersebut. Namun, jika tekanan
tinggi tersebut itu hilang maka material akan berubah menjadi cair dan naik menuju permukaan bumi
melewati kerak bumi. Ketika naik material dapat tertahan di kerak bumi atau langsung keluar dari
permukaan bumi. Kemudian lama kelamaan material akan mengalami kristalisasi, pendinginan, dan
pemadatan. Material yang cair ini dikenal sebagai magma ketika masih berada di bawah permukaan
bumi dan menjadi lava letika sudah berada di atas permukaan bumi. Lava terbagi menjadi dua macam,
yaitu lava ekstrusif dan intrusif. Lava intrusif adalah lava yang masih tertahan di kerak bumi, sedangkan
lava ekstrusif adalah lava yang sudah keluar dan berada di permukaan bumi. Bentuk lahan yang
terbentuk karena adanya dua lav ini disebut dengan bentuk lahan vulkanik kemudian dapat tersingkap
pada permukaan bumi karena adanya proses erosi dan pelapukan.aktivitas vulkanisme ini sangat
berperan penting bagi keberlanjutan daur batuan. Apabila tidak ada proses vulkanisme, maka tidak
mungkin batu akan meleleh dan didaur ulang dalam mantel bumi.
Salah satu ciri gunung yang akan meletus adalah suhu di sekitar gunung api akan meningkat.
Ciri lainnya adalah sumber air dan pepohonan yang tiba-tiba mengering. Ciri lainnya yang tampak jelas
adalah seringnya terjadi gempa, serta binatang-binatang liar yang hidup di gunung mengungsi ke tempat
lain, umumnya ke pemukiman yang berada di sekitar gunung api tersebut. Setelah letusan terjadi,
biasanya muncul gejala pasca vulkanik. Misalnya, muncul sumber air panas yang mengandung
belerang, muncul geiser atau semburan air panas dari dalam bumi, serta muncul ekshalasi, berupa gas-
gas seperti gas karbon dioksida dan gas belerang.

 Jenis-jenis gunung api dan tipe-tipe gunung api


Jenis-Jenis Gunung Api
1. Gunung Api Maar
Gunung api maar adalah gunung api yang memiliki kawah di bagian puncaknya.
Kata maar sendiri berarti danau tektonik yang terjal. Danau ini terbentuk karena sifat erupsi
yang eksplosif atau letusan yang kuat. Bahan-bahan yang keluar dari letusan tersebut berupa
material padat atau eflata. Contoh gunung api maar yang berada di Indonesia di antaranya adalah
Gunung Dieng, Gunung Gamalama, dan Gunung Lamongan.
2. Gunung Api Kerucut atau Strato
Gunung api perisai memiliki alas yang luas dan bentuk lereng yang sangat landai. Hal
ini disebabkan karena sifat erupsinya yang berupa letusan efusif atau magma yang keluar
dengan cepat, mengalir dan menyebar di sekitar area gunung api. Gunung api perisai ini terjadi
karena memiliki lava yang cair dengan tekanan yang lemah, serta dapur magma yang dangkal.
Gunung api perisai banyak ditemui di Hawai, Amerika Serikat, seperti Gunung Mauna Loa,
Gunung Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.
3. Gunung Api Perisai
Gunung api perisai terjadi karena adanya letusan dan lelehan atau eksplosif dan efusif
yang terjadi secara terus-menerus dan bergantian. Sehingga, gunung ini membentuk suatu suatu
kerucut yang lerengnya berlapis-lapis akibat letusan-letusan sebelumnya. Contoh gunung api
perisai atau strato di Indonesia di antaranya Gunung Kerinci, Gunung Pangrango, dan Gunung

Merbabu.
Tipe-Tipe Gunung Api
1. Gunung Api Tipe A
Gunung tipe ini disebut juga gunung api aktif. Gunung api ini masih menghasilkan
magma dan masih memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi. Gunung api tipe ini pernah
mengalami erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya. Contoh gunung api aktif
yang ada di Indonesia yaitu Gunung Merapi, Gunung Sinabung, dan Gunung Kerinci.
2. Gunung Api Tipe B
Gunung tipe ini disebut juga sebagai gunung api pasif. Gunung-gunung yang
dikategorikan sebagai gunung api pasif adalah gunung yang tidak pernah mengalami erupsi
pada tahun 1600 atau setelahnya. Tapi, gunung ini masih memperlihatkan gejala gunung api
aktif. Misalnya, gunung api tersebut masih menghasilkan solfatara atau sumber gas belerang
dan akan menjadi belerang padat jika membeku. Contoh gunung api pasif yang ada di Indonesia
di antaranya Gunung Rajabasa yang terletak di Lampung dan Gunung Patuha yang terletak di
Jawa Barat.
3. Gunung Api Tipe C
Gunung tipe adalah gunung api yang tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan
manusia. Namun, gunung tersebut menunjukkan bukti-bukti adanya aktivitas erupsi di masa
lalu. Misalnya, ada solfatara, atau fumarola, atau kawah lubang yang mengeluarkan gas
bercampur uap di sekitar daerah vulkanis. Contoh gunung api tipe C di antaranya Kawah Manui,
Kawah Kamojang, dan Gunung Lahendong.

 Jenis-jenis erupsi gunung api


Jenis-jenis erupsi gunung api ini dapat dibedakan menurut tiga kategori. Beberapa jenis letusan gunung
berapi antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan Kekuatan dan Kandungan Mineral
1. Erupsi Eksplosif
Jenis erupsi yang pertama berdasarkan kekuatan serta kandungan bahan- bahan
material yang ada di perut Bumi adalah erupsi eksplosif. Erupsi Eksplosif merupakan
erupsi yang mempunyai tekanan gas magmatis yang sangat besar yang terdapat di dalam
perut Bumi. Karena tekanan gas yang sangat besar, maka letusan yang dihasilkan pun
sangat besar. Letusan yang sangat besar ini akan menyebabkan terbentuknya kawah yang
besar setelah terjadinya letusan. Letusan eksplosif ini akan mengeluarkan material yang
berbentuk padat dan juga cair. Di Indonesia ada jenis gunung berapi yang mempunyai
letusan jenis letusan eksplosif ini. Salah satu contoh gunung tersebut adalah Gunung Batur
yang ada di Bali.
2. Erupsi Efusif

Erupsi efusif merupakan erupsi yang mempunyai tekanan gas magmatis yang tidak
terlalu kuat sehingga tidak terjadi ledakan yang sangat kuat. Tidak hanya kekuatan ledakan
yang berbeda dengan erupsi eksplosif, namun juga bentuk meterial yang akan dikeluarkan.
Dalam erupsi efusif bentuk material yang dikeluarkan adalah material cair yang disertai
dengan beberapa material padat tapi bentuknya sangat kecil. Contoh gunung yang
mengalami erupsi efusif ini adalah Gunung Mauna Loa yang ada di Hawaii
Berdasarkan dapur magma, kekentalan magma dan juga tekanan gas

1. Tipe Hawaii
Letusan tipe Hawaii ini terjadi dikarenakan lava yang keluar dari perut bumi ini
mempunyai bentuk yang cair. Bentuknya yang cair menyebabkan lava ini mudah untuk
mengalir keluar. Seperti nama tipenya hawaii, gunung- gunung yang mengalami letusan
jenis ini kebanyakan ada di Hawaii, seperti Gunung Mauna Loa, Mauna Kea, dan Kilauea.
2. Tipe Stromboli
Letusan gunung tipe Stromboli ini merupakan jenis letusan yang terjadi pada gunung
berapi dengan interval tertentu. Akhirnya jeda antara satu letusan dengan letusan yang lain
ini sama. Material- material yang dimuntahkan juga merupakan material yang umum,
seperti pasir, abu vulkanik, bom dan juga lapili. Contoh gunung berapi yang mengalami
letusan tipe ini antara lain gunung yang berada di Kepulaian Lipari, dimana letusan terjadi
hampir setial 12 menit sekali. Selain itu ada gunung Vesuvius di Italia, serta Gunung Raung
yang ada di Pulau Jawa.
3. Tipe Volkano
Letusan tipe volkano ini adalah letusan yang mengeluarkan material- material yang
berbentuk bahan padatan, seperti bom, lapili, dan abu. Namun ada pula material yang cair
yakni lava. Letusan tipe volkano ini kekuatannya tergantung pada kekuatan erupsi dan juga
kedalaman dari dapur magma. Beberapa contoh gunung yang merupakan jenis gunung
Volkano adalah gunung Etna dan Vesuvius di Italia, dan di Indonesia adalah gunung
Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa.
4. Tipe Merapi
Gunung atau letusan tipe ini akan mengeluarkan lava yang kental. Lavanya yang kental
ini menyebabkan ketika lava dalam suhu dingin dapat menyumbat lubang kepundan.
Tersumbatnya lubang kepundan ini akan menyebabkan tekanan di bawah bumi menumpuk
semakin besar sehingga ketika sampai di batas kritis, sumbatan tersebut akan pecah dan
pecahannya ikut terdorong keluar. Material yang keluar ini akan terdorong menuruni lereng
gunung sebagai ladu. Selain itu, ciri khas lain dari letusan tipe Merapi ini adalah keluarnya
awan panas, atau orang Jawa biasa menyebutnya sebagai “Wedhus Gembel”.
5. Tipe Perret
Letusan tipe perret sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keluarnya materi
letusan sampai dengan ketinggian 80 kilometer bahkan dapat langsung menghancurkan
lubang kepundan serta puncak gunung. Contoh gunung yang mengalami letusan tipe ini
andalah Gunung Krakatau.
6. Tipe Pelle
Tipe letusan ini dapat menyebabkan ledakan. Hal ini karena penyumbatan yang ada pada
lubang kepundan yang bentuknya menyerupai jarum. Penyumbatan ini menyebabkan
tekanan dari dalam bumi yang seharusnya dikeluarkan manjadi tertumpuk sehingga lama-
kelamaan gunung akan mengalami latusan.
7. Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini dapat menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama dengan lava
sehingga mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas.
Beberapa contoh gunung ini antara lain Gunung Sint Vincent.

Berdasarkan Proses Terjadinya


1. Erupsi Linier, yaitu magma yang keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentuk kerucut
gunungapi
2. Erupsi Sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan
membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
3. Erupsi Areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak magma yang
sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangar
luas.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum
3. Mahasiswa bertanya apabila ada penjelasan yang belum dimengerti kepada asisten praktikum
4. Mahasiswa menggambar atau menjiplak kontur daerah vulkanik dan menjiplak pada mika
5. Mahasiswa mengidentifikasi daerah vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan kedalam lereng atas,
bawah, atau tengah
6. Mahasiswa membuat tabel bentuk lahan vulkanik ektrusif dan intrusif beserta proses pembentukan dan
ciri-ciri
7. Mahasiswa mengidentifikasi bentuk lahan vulkanik ektrusif dan intrusif beserta proses pembentukan
dan ciri-ciri
8. Mahasiswa menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan
9. Mahasiswa mengambil kesimpulan dari pengamatan dan analisis yang dilakukan
10. Mahasiswa menyusun laporan praktikum
11. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepasa asisten praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan

a) Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik intrusif


(terlampir)
b) Tabel macam-macam bentuk lahan asal vulkanik ekstrusif
(terlampir)
c) Peta RBI 1: 25.000 Lembar Mandalawangi
(terlampir)
d) Gambar identifikasi bentuk lahan vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan kedalam lereng atas,
bawah, atau tengah dari peta RBI 1:25.000 Lembar Mandalawangi
(terlampir)

2. Analisis

Bentuk lahan vulkanik merupakan bentuklahan yang dikontrol oleh aktivitas vulkanisme. Vulkanisme
adalah peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas magma di dalam bumi. Satuan bentuk lahan vulkanis
meliputi bentuklahan kepundan, kerucut gunungapi, lereng gunungapi atas, lereng gunungapi tengah, lereng
gunungapi bawah, kaki gunungapi, dataran kaki gunungapi, dataran fluvial gunungapi, padang lava, padang
lahar, lelehan lava, alirah lahar merah, dataran antar gunungapi, dataran tinggi lava, lapili, solfatar, fumarol,
bukit gunung api terdendasi, leher di sekitar kepundan, kaldera gunungapi, kerucut parasit, dike, dan baranko.

Di dalam bentuk lahan vulkanik, terdapat dua jenis bentuk lahan, yaitu bentuklahan vulkanik intrusif
dan bentuk lahan vulkanik esktrusif. Bentuklahan vulkanik intrusif meliputi sill, dyke, laccolith, batholith,
phakolit, dan neck. Sedangkan, pada bentuklahan vulkanik ekstrusif meliputi kerucut gunungapi, medan lava,
medan lahar, kaldera, kawah, kepundan, kerucut parasit, dan baranko. Berdasarkan pengamatan dan analisis
yang telah saya lakukan pada tabel macam-macam bentuklahan vulkanik intrusif dan ekstrusif, saya
menemukan perbedaan-perbedaan antara kenampakan yang satu dengan kenampakan yang lainnya. Secara
keseluruhan saya dapat membedakannya melalui proses pembentukan dan ciri-ciri pada masing-masing
bentuklahan.

Bentuklahan vulkanik intrusif atau dapat disebut plutonik terbentuk dan terjadi pada dalamatau bawah
bumi (litosfer). Sedangkan bentuklahan vulkanik ekstrusif dapat dihasilkan ketika sudah di permukaan bumi.
Keduanya sama-sama menghasilkan bentuklahan baru yang terbentuk ketika terjadinya aktivitas atau proses
vulkanisme berlangsung. Kenampakan yang dihasilkan dari bentuk lahan vulkanik intrusif yang pertama
adalah sill, kenampakan ini terbentuk kerika magma mengalami tekanan yang rendah sehingga menyebar
berbentuk horizontal dan terletak di antara batuan secara paralel; yang kedua dyke, terbentuk karena magma
mengkristal lalu memotong seluruh lapisan batuan yang tidak berlapis dan berbentuk vertikal; yang ketiga
lakolit, terbentuk karena adanya tekanan dari bawah ke atas sehingga berbentuk menyerupai kubah;m yang
keempat batolit, terbentuk karena terjadi penurunan suhu yang sangat lambat di dapur magma; yang kelima
ada phakolit, bentuk ini terjadi kareana intrusi magma yang menyusup pada lapisan batuan yang berstruktur
antiklin/sinklin;yang terakhir, yaitu neck, terbentuk ketika magma membeku atau mengeras di dalam lubang
vulkanik terletak di bagian atas gunung..
Kenampakan yang disebabkan oleh pembentukan lahan dari aktivitas vulkanik ekstrusif antara lain,
kerucut gunung api, bentukan ini dapat terbuat karena gesekan yang ditimbulkan dari dua lempeng oleh
gerakan konstan yang melelehkan kerak bumi; medan lava, terbentuk karena aliran lava lewat lembah dan
erupsi gunung api dan kepundan menjadi tempat mengalirnya lava; selanjutnya ada medan lahar, bentuk lahan
ini dapat terbentuk apabila terjadi curahan lava pada volume yang sangat besar; kaldera, terbentuk dari kawah
yang runtuh akibat erupsi yang kuat; kawah, terbentuk akibat erupsi gunung api yang bersifat eksplosif;
kepundan, berasal dari endapat vulkanik yang menembus permukaan tanah; yang selanjutnya ada kerucut
parasit, kenampakan ini terbentuk dari akumulasi material dan bentukan kerucut pada kaki gunung;
kenampakan yang dihasilkan oleh bentuklahan vulkanik intrusif adalah baranko, baranko terbentuk dari lahan
piroklastik yang melewati suatu lembah atau jurang sehingga membentuk sebuah aliran. Berdasarkan
analisisnya, perbedaan dari bentuk lahan vulkanik intrusif dan ekstrusif antara lain, jika yang dihasilkan itu
dari intrusif maka aktvitasnya tidak sampai ke permukaan bumi, sehingga tidak dapat dilihat secara langsung
oleh mata manusia karena terjadi di dalam perut bumi, kemudian dalamvulkanik intrusif ini tidak terdapat lava.
Sedangkan vulkanik ekstrusif ini prosesnya meliputi keluarnya magma dari dalam bumi hingga ke permukaan
bumi kemudian mengeluarkan material-material dari dalam bumi. Oleh karena itu terjadilah pembentukan
lahan yang berasal dari aktivitas ekstrusi.

Dalam praktikum 4 bentuk lahan asal vulkanik ini saya mendapatkan bagian wilayah Mandalawangi.
Mandalawangi merupakan salah satu keca,atan yang ada di Kabupaten Pandeglang,, Provinsi Banten.
Kecamatan Mandalawangi banyak dikelilingi pegunungan, yaitu Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan
Gunung Pulosari. Selain itu, Kecamatan Mandalawangi juga di kelilingi oleh Sungai Cilemer.kecamatan ini
memiliki luas wilayah sebesar 80,19 km2. Di sebelah utara, Mandalawangi berbatasan langsung dengan
Kabupaten Serang.

Berdasarkan pengamatan n bentuk sungai dan analisis yang telah saya lakukan dari jiplakan aliran
sungai pada kertas mika dari dalam Peta RBI skala 1:25.000 Lembar Mandalawangi, bentukan sungai ang
terdapat di Peta RBI skala 1:25.000 Lembar Mandalawangi sekitar Gunung Pulosari termasuk ke dalam pola
aliran radial. Menurut saya pada lereng atas, bentuk pola aliran yang tampak dari sungai tersebut sesuai dengan
pola radial yang arah alirannya terdistribusi atau menyebar secara radial dari ketinggain tertentu menuju daerah
bawah. Bentuknya menyerupai gunung berapi atau puncak intrusi magma. Pola sungai radial mengikuti kontur
muka bumi yang cembung dan menjadi asal mula sungai konsekuen. Sungai ini memang terletak dan mengalir
di sekitar Gunung Pulosari. Oleh karena itu, sungai yang berada di format mika masuk ke dalam bentuk pola
aliran sungai radial. Pada lereng tengah, bentuk sungainya tergolong dalam pola radial sentrifugal yang
alirannya menyebar meninggalkan pusatnya, pola ini sesuai dengan posisi sungai yang sedang saya analisis
karena biasanya pola radial sentrifugal ditemui di daerah gunung. Sedangkan pada lereng bawah, bentuk
sungainya termasuk ke dalam pola aliran pinnate karena aliran sungainya terletak pada bagian muara anak
sungai yang membentuk sudut lancipdengan induk sungainya, pola aliran ini biasa ditemui pada bukit-bukit.

Bentuk lahan yang terbentuk di lereng atas Gunung Pulosari adalah kerucut gunung api dan kepundan
gunung apinya juga terdapat di bagian atas. Pada lereng tengah terdapat hutan , belukar, dan kawah. Sedangkan,
pada lereng bawah Gunung Pulosari lahannya digunakan untuk kebun campuran dan ladang serta permukiman
yang dimanfaatkan oleh para warga sekitar Gunung Pulosari. Hutan dan kawah merupakan ekosistem alami
bagi gunung ini. Kawahnya seluas satu hektar dan belukar seluas tiga hektar. Hutannya dikelola oleh warga
sekitar Gunung Pulosari untuk dijadikan kawasan lindung.
Bentuk lahan vulkanik yang saya ambil, yakni Gunung Pulosari yang ada di dalam Peta RBI skala
1:25.000 Lembar Mandalawangi. Gunung Pulosari terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten. Gunung ini
belum terdata telah mengalami letusan, tetapi terdapat keaktifan fumarol yang terjadi di dinding kaldera dengan
kedalaman 30m. Oleh karena itu, Gunung ini termasuk ke dalam kategori gunung tipe B karena termasuk
gunung yang pasif dan tidak mengalami erupsi, tetapi masih memberikan tanda keaktifan fumarol. Gunung
Pulosari termasuk ke dalam jenis gunung api strato karena bentuk kerucut dengan lereng yang berlapis-lapis.
Berdasarkan analisis dari Gunung Pulosari, gunung ini belum dapat dimasukan ke dalam jenis erupsi manapun
karena belum tercatat pernah mengalami letusan.
G. KESIMPULAN

1. Vulkanisme merupakan aktivtas yang berhubungan dengan keluarnya magma dari dalam bumi
hingga ke permukaan bumi. Vulkanisme juga dapat disimpulkan sebagai segala kegiatan magma dsri
lapisan dalam litosfera ke lapisan yang lebih atas atau keluar permukaan bumi.
2. Pada aktivitas vulkanisme terdapat beberapa istilah di dalamnya seperti, vulkanologi, kawah,
magma, dapur magma, solfatar, kawah, kaldera, kubah lava, lava, lahar, dan lain-lain. Masing-maisng
istilah tersebut memiliki definisinya tersendiri.
3. Bentuk lahan asal vulkanis dibedakan menjadi dua jenis, yaitu esktrusif dan intrusif. Bentuk lahan
ekstrusif terbentuk ketika kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi dan merupakan
kelanjutan dari intrusi magma. Sedangkan, bentuk lahan intrusif dapat terbentuk karena adanya
aktivitas magma di dalam lapisan litosfera kemudian memotong atau menyisip litosfer dan tidak
sampai ke permukaan bumi.
4. Jenis-jenis gunung api dapat terbagi menjadi beberapa macam, yaitu gunung api maar, gunung api
perisai, dan gunung api strato. Sedangkan tipe-tipe gunung api terbagi menjadi tiga, yaitu gunung tipe
A, gunung tipe B, dan gunung tipe C.
5. Letusan gunung api juga memiliki beberapa jenis, yaitu erupsi eksplosif dan efusif. Tipe-tipe erupsi
gunungapi juga dapat dibedakan berdasarkan kekentalan magma serta tekanan gasnya, tipe-tipenya,
yakni tipe hawaii, tipe stromboli, tipe volcano, tipe pellet, tipe perre, tipe sint vincent, dan tipe merapi.
6. Perbedaan dari tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik intrusif dan ekstrusif terletak pada
tempat dan letak proses pembentukan lahan itu terjadi. Bentuk lahan vulkanik intrusif terletak di dalam
perut bumi, sedangkan entuk lahan vulkanik ekstrusif terletak di permukaan bumi.
7. Berdasarkan sejarah terbentuknya Gunung Pulosari, gunung ini termasuk ke dalam jenis gunung
api strato karena berbentuk kerucut, gunung api tipe B karena gunungnya pasif, dan untuk jenis erupsi
gunungnya belum dapat diklasifikasikan karena menurut data belum perna tercatat terjadi erupsi.
8. Bentuk sungai pada lereng atas termasuk ke dalam pola radial kaerna arahnya yg menyebar dan
terdistribusi, lereng tengah termasuk ke dalam pola radial sentrifugal, dan lereng bawahnya tergolong
dalam pola aliran pinnate.
9. Profil lahan pada lereng atas Gunung Pulosari ialah kepundan dan kerucut gunung api, lereng
tengah sebagai hutan, belukar serta kawah, dan lereng bawahnya digunakan untuk membuka ladang
dan kebuncampuran yang dikelola bersama oleh para warga sekitar Gunung Pulosari.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Volcanic Bomb”

https://geologyscience.com/rocks/volcanic-bomb/ (diakses pada 5 oktober 2021, pukul 14.37 WIB)

Anonim. “Material Letusan Gunung Api”

https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk
files/kontenkm/km2016/KM201624/materi4.html (diakses pada 5 oktober 2021, pukul 14.42 WIB)

Farah. (2016). “Pengertian Lava dan Lahar”.

https://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-lava (diakses pada 5 oktober 2021, pukul 10.16 WIB)

Fatma, Desy. (2017). “9 Jenis-Jenis Gunung Berapi dan Berdasarkan kekuatan dan Dapur Magma”

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/jenis-letusan-gunung-berapi (diakses pada 5 Oktober


2021, pukul 23.37 WIB)

Hakim, Iqbal. (2018). “Proses Vulkanisme”

https://insanpelajar.com/proses-vulkanisme/ (diakses pada 5 Oktober 2021, pukul 22.37 WIB)

Hasmunir. (2917). “MATERI PEMBELAJARAN GEOMORFOLOGI UNTUK PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GEOGRAFI” (Jurnal Pendidikan Geosfer UNSYIAH Vol II Nomor 2 2017)

Noor, Djauhari. (2014). “Pengantar Geologi”. Yogyakarta: Deepublish

Nursa’ban, Muhammad. (2006). “Vulkanisme” (Jurnal Dosen Jurdik Geografi FISE UNY)

Setiawan , Parta. (2021). “Pengertian Vlkanisme, Gejala, dan Akibat”.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-vulkanisme/ (diakses pada 5 oktober 2021, pukul 09.18


WIB)

Supriatna, Nana, dkk. “IPS terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah)”. Grafindo Media Pratama
LAMPIRAN A

a. Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik intrusif


LAMPIRAN B

b. Tabel macam-macam bentuk lahan asal vulkanik ekstrusif


LAMPIRAN C

c. Gambar peta RBI 1: 25.000 Lembar Mandalawangi


LAMPIRAN D

d. Gambar identifikasi bentuk lahan vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan kedalam lereng atas, bawah, atau tengah dari peta RBI 1:25.000 Lembar Mandalawangi

Anda mungkin juga menyukai