OLEH :
NI KADEK ARI PRATIWI (2102022728)
PUTU CAHYA NADYAWATI (2102022772)
KETUT ANIK SETIAWATI (2102022779)
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perbedaan Gaji dan Upah
Gaji merupakan kompensasi yang diberikan oleh hotel kepada karyawan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Gaji merupakan jumlah penghasilan tetap
yang diterima oleh karyawan hotel dengan jangka waktu kerja seminggu 6 hari kerja (42
jam) atau sebulan selama 24 hari kerja (168 jam). Sebagai ilustrasi, seorang resepsionis
kantor depan memiliki gaji per bulan sesuai dengan kontrak kerja sebesar Rp1.500.000
(satu juta lima ratus ribu rupiah). Yang dimaksud gaji dalam contoh ini adalah gaji pokok
(basic salary) seorang karyawan hotel. Jumlah ini tetap diterima walaupun misalnya
resepsionis tersebut dengan alasan tertentu dalam bulan tertentu hanya bekerja selama 23
hari kerja.
Upah merupakan kompensasi yang diterima oleh karyawan hotel untuk satuan waktu
kerja tertentu. Dengan kata lain, upah merupakan jumlah penghasilan karyawan untuk
jangka waktu tertentu dengan tarif upah per satuan waktu tertentu. Upah hanya diterima
oleh seorang karyawan bila dia bekerja untuk menghasilkan suatu produk atau jasa
tertentu. Sebagai ilustrasi, upah yang dibayar per satu hari kerja (8 jam) oleh hotel untuk
karyawan dapur adalah Rp50.000 (lima puluh ribu rupiah). Bila dalam satu bulan seorang
karyawan bekerja 25 hari maka upah yang diterima sebesar Rp1.250.000 (satu juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah). Pada kondisi lain, bila karena alasan tertentu karyawan
tersebut hanya bekerja 20 hari kerja maka upah yang diterima sebesar Rp1000.000 (satu
juta rupiah).
Selain gaji pokok, karyawan hotel mendapatkan hak tunjangan kesejahteraan.
Tunjangan kesejahteraan dapat berupa tunjangan transportasi, tunjangan jamsostek,
tunjangan konsumsi, tunjangan hari raya, dan tunjangan lain yang merupakan kebijakan
manajemen hotel setempat. Berikut dibahas setiap komponen kesejahteraan tersebut.
a. Tunjangan transportasi
Tunjangan transportasi diberikan oleh manajemen hotel bila hotel tidak
menyediakan jasa transportasi bagi karyawan. Dengan kata lain , karyawan hotel
menyediakan jasa transportasi sendiri sehingga karenanya diberikan tunjangan
transportasi sebagai pengganti biaya yang dikeluarkan oleh karyawan. Besaran
tunjangan transportasi diberikan berdasarkan kebijakan manajemen.
b. Tunjangan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Tunjangan jamsostek, seperti namanya, merupakan jaminan sosial bagi karyawan
bila sudah tidak bekerja lagi di hotel atau bila sudah pensiun. Tunjangan ini
dibebankan kepada perusahaan (hotel) sebagai tanggung jawab kepada karyawan.
Jumlah jamsostek yang dibebankan sebesar 6,89% dari gaji karyawan. Dalam
industri perhotelan, tunjangan jamsostek dibebankan kepada karyawan 4,89% dan
hotel 2%. Artinya, karyawan hotel juga menanggung biaya jamsostek 4,89% dari
gajinya. Hal ini masuk akal karena karyawan akan menikmati jaminan ini ketika
dia pensiun. Jamsostek akan mengurangi penghasilan karyawan.
c. Tunjangan konsumsi
Karyawan hotel yang bekerja sehari selama 8 jam mendapatkan tunjangan satu
kali makan (pagi / siang / malam) yang merupakan kewajiban hotel untuk
memenuhi kebutuhan karyawan. Tunjangan makan yang diterima oleh karyawan
diklasifikasikan sebagai tunjangan kesejahteraan karyawan. Pada awalnya
tunjangan makan karyawan dibebankan kepada departemen personalia atau human
resource department. Namun, pada akhirnya akan dibebankan kepada setiap
departemen hotel, sesuai dengan akuntansi departemental yang diterapkan.
Tunjangan konsumsi dapat diberikan berupa makanan yang disiapkan oleh hotel
dan dikonsumsi di restoran/kantin khusus untuk karyawan. Atau tunjangan
konsumsi dapat diberikan berupa finansial, yaitu uang yang diterima oleh
karyawan setiap akhir bulan.
d. Tunjangan hari raya (THR)
THR merupakan biaya yang dikeluarkan yang merupakan bagian dari
kesejahteraan karyawan yang merupakan tanggungan hotel. Besaran THR sangat
tergantung pada kebijakan manajemen hotel, tetapi lazimnya diberikan sebesar
satu kali gaji karyawan. Jumlah keseluruhan THR yang didistribusikan secara
teknis akuntansi awalnya dibebankan pada rekening kesejahteraan karyawan,
kemudian didistribusikan kepada setiap bagian/departemen hotel.
e. Tunjangan dana pensiun
Dana pensiun merupakan hak karyawan yang disisihkan dengan kisaran 3-5% dari
gross operating profit. Tunjangan ini baru diberikan setelah karyawan hotel
memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk mendapatkan status pensiun. Dari
persyaratan yang ada, usia dan masa kerja merupakan faktor yang paling
dipertimbangkan.
f. Jasa layanan (service charge)
Jasa layanan ini dibebankan pada rekening tamu yang merupakan hak karyawan
atas jasa layanan yang diberikan kepada tamu. Hotel pada kondisi ini hanya
berfungsi sebagai wajib pungut. Artinya, jasa layanan yang dipungut oleh hotel
dari tamu merupakan utang hotel kepada karyawannya. Jasa layanan ini kemudian
didistribusikan kepada karyawan sesuai dengan kebijakan manajemen hotel. Ada
hotel yang membagikan jasa layanan ini setiap tanggal 15 bulan berikutnya, tetapi
ada hotel yang melakukannya setiap tanggal 1 atau awal bulan bersamaan dengan
pembayaran gaji karyawan. Dari 100% jasa layanan yang dipungut oleh hotel,
tidak semuanya didistribusikan kepada karyawan. Rentangan distribusi jasa
layanan bervariasi seperti ini: 93% untuk karyawan, 5% breakage and loss, dan
sisanya 2% untuk staff development. Rentangan distribusi ini bisa bervariasi
antarhotel karena sangat tergantung pada kebijakan manajemen hotel setempat.
Biaya gaji ditangani oleh bagian gaji yang lazim disebut payroll. Gaji merupakan utang hotel
kepada karyawan karena jasa karyawan diterima terlebih dahulu dan baru dibayar akhir
bulan. Oleh karena gaji merupakan utang, pembayaran biaya gaji ditangani oleh bagian utang
(account payables) terutama yang berhubungan dengan dokumen-dokumen pendukung agar
biaya gaji dapat dibayar. Dokumen pendukung utama adalah permintaan pembayaran biaya
gaji yang diajukan oleh bagian gaji. Berdasarkan dokumen pendukung dari payroll yang
disampaikan ke account payables, kemudian disiapkan dokumen pembayaran untuk
diteruskan ke bagian kas (general cashier). Selanjutnya, general cashier akan menyiapkan cek
untuk ditandatangani oleh pejabat hotel yang berwenang, misalnya general manager dan
financial controller. Cek ini disampaikan ke bagian gaji untuk kemudian didistribusikan
kepada karyawan hotel.
b. Jurnal Transaksi
Untuk menjurnal biaya gaji :
Biaya gaji Rp.xxx
Utang gaji Rp.xxx
Untuk menjurnal pembayaran gaji :
Utang gaji Rp.xxx
Kas Rp.xxx
Untuk menjurnal pemotongan gaji karyawan untuk Jamsostek dan PPh :
Biaya gaji Rp.xxx
Utang Jamsostek Rp.xxx
Utang PPh Rp.xxx
Untuk menjurnal utang Jamsostek dan PPh telah dibayar :
Utang Jamsostek Rp.xxx
Utang PPh Rp.xxx
Kas Rp.xxx
2.3. Meringkas Jurnal Biaya Gaji dan Kesejahteraan Karyawan pada Voucher
Jurnal
Seperti pada jurnal khusus yang lain, jurnal biaya gaji setiap bulan diringkas oleh fungsi
bagian gaji untuk dilanjutkan oleh fungsi lain terkait. Pada voucher jurnal ini hanya
dicontohkan dua departemen hotel saja. Akan tetapi, pada kenyataannya di hotel, seluruh
departemen yang menyerap biaya gaji harus dicantumkan pada voucher jurnal biaya gaji.
Voucher jurnal untuk biaya gaji yaitu sebagai berikut:
3.2. Saran