Anda di halaman 1dari 53

KUNJUNGAN KOLEKTOR

MARET 2022
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
A. PENJADWALAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. Faktur penugasan yang terjadwal otomatis akan muncul secara urut berdasarkan kode
kelurahan terbesar hingga terkecil di screen 734.
2. Penjadwalan target kunjungan Kolektor akan terbentuk otomatisasi mengikuti prioritas
kunjungan. Adapun ketentuan prioritas tersebut sebagai berikut:

a. Prioritas Pertama berdasarkan tanggal JTP Faktur Real (H+5)


Yang akan otomatis masuk ke dalam faktur prioritas kunjungan Penagihan Kolektor yaitu:
1. Faktur yang sudah alir dan sudah masuk real.
2. Faktur real yang belum pernah dikunjungi dan belum pernah dijadwalkan untuk dikunjungi

b. Prioritas Kedua berdasarkan tanggal janji bayar yang telah ditentukan Konsumen saat
kunjungan Kolektor sebelumnya.

2
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
A. PENJADWALAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
3. PIC Piutang / SPV KOL / KOO REM berwenang dapat menambahkan target penugasan /
penjadwalan secara manual untuk hari berjalan sebelum jam 12.00 waktu setempat
apabila terdapat faktur yang sudah menjadi real tapi belum pernah dikunjungi (tidak bisa
menambahkan untuk kunjungan besok).
4. Untuk Faktur Z1 dengan historis pembayaran selalu terlambat > 7 (tujuh) hari dari tanggal
JTP, sebelum melakukan kunjungan ke rumah Konsumen tersebut, PIC A/R / SPV KOL
wajib melakukan deskcall kepada Konsumen tersebut pada H-4 sebelum kunjungan
Pada saat melakukan deskcall, PIC A/R / SPV KOL wajib:
a. Memastikan kapan akan melakukan pembayaran
b. Memastikan pembayaran dilakukan dimana (Kolektor/Kasir/Payment Point)

3
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. Setiap Kolektor / Remedial dapat melihat faktur kunjungan Konsumen yang ditugaskan pada
screen 735 (Hasil Kunjungan).
2. Sebelum berangkat ke rumah Konsumen, Kolektor / Remedial wajib mengecek FAKTUR yang
sudah dijadwalkan/ditugaskan hari ini di screen 735 dengan tekan C (cari) masukkan NIP SDM
dan Enter. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada master screen 735 adalah sebagai
berikut:
a. Jam Kunjungan: waktu yang sudah di tentukan oleh PIC A/R saat input screen 734.
b. Klasifikasi: pilihannya yaitu:
1. 999 : CA – UK – KUD
2. 100 : CA – UTK – KUD
3. 101 : CA – UTK – KUTD
4. 200 : CTA – UK - KUD
5. 300 : CTA – UTK – KUD
6. 301 : CTA – UTK – KUTD
4
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
c. Tipe Restruktur: sebagai penanda bahwa faktur tersebut pernah ikut restruktur dengan
memperpanjang jumlah tenor tanpa mengubah struktur angsuran tersebut. Adapun pilihan
tipe restruktur tersebut yaitu:
1. U1 (Perpanjang tenor 1 bulan)
2. P3 (Perpanjang tenor 3 bulan)
3. P6 (Perpanjang tenor 6 bulan)
4. P9 (Perpanjang tenor 9 bulan)
5. P12 (Perpanjang tenor 12 bulan)
d. Kategori Faktur: STAY (prioritas 1), ALIR (prioritas 2)
e. Plan Penanganan: Bayar, Tarik, Balik, PLNS (Pelunasan), STPL, Lacak Motor, Selesai
1. \

5
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
f. Treatment 1 dan Treatment 2 : Detail dari Plan penanganan yang terbentuk otomatis dari
hasil kunjungan Kolektor sebelumnya. Apabila kunjungan kepada Konsumen tersebut
adalah untuk yang pertama kalinya, maka akan terbentuk otomatis Treatment 1 BAYAR
dan Treatment 2 BAYAR
g. 5d Guidance Kolektor: Panduan kerja Kolektor yang wajib dijalankan saat menangani
Konsumen agar bisa terselesaikan masalahnya, yang sebelumnya terbentuk dari hasil
inputan screen 755 prediksi alir di awal bulan.

3. Untuk keterangan mengenai data-data Konsumen, seperti pekerjaan, besar angsuran,


tenor, nomor Polisi, tipe motor dan lain-lain, dapat dilihat dari screen 735 detil 2d
INFORMASI.

6
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR


4. Kolektor / Remedial wajib membawa berkas-berkas sebagai berikut:
a) Surat Serah Terima Kendaraan (BASTK).
b) Surat Somasi (contoh format surat pernyataan terlampir pada Lampiran 2).
c) Surat Undangan Konfirmasi (contoh format surat pernyataan terlampir pada Lampiran 3).
d) Surat Pernyataan Informasi Keberadaan Unit (Lampiran 4). Kolektor / Remedial wajib
memastikan Handphone yang digunakannya dalam kondisi berfungsi untuk pelaksanaan
inputan pembayaran dan/atau inputan Surat Pernyataan Janji Bayar (SPJB) digital (contoh
format terlampir pada Lampiran 1). Berkas-berkas tersebut dibawa sesuai dengan
guidance Kolektor / treatment pada screen 735 yang akan dijalankan.

7
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
5. Kolektor wajib memastikan GPS pada handphonenya selalu aktif selama proses
kunjungan Kolektor ke Konsumen. Sebelum Kolektor berangkat ke rumah Konsumen,
wajib untuk klik tombol “GO” terlebih dahulu pada screen 735 sesuai dengan faktur
Konsumen yang akan dikunjungi dan yang telah ditentukan waktu kunjungannya. Lalu
setibanya di rumah Konsumen, Kolektor wajib untuk klik tombol “CHECK IN” pada screen
735 sebelum mengisi hasil kunjungannya, serta diselesaikan sampai dengan screen 735
status RINP Setelah screen 735 status RINP maka Kolektor tekan tombol button
“GO” kembali untuk bisa melanjutkan kunjungan ke target konsumen berikutnya.
a) Apabila setelah klik tombol ‘GO’, Kolektor menunda / tidak pergi ke titik koordinat rumah
Konsumen yang harusnya dituju sesuai dengan target jam kunjungan Kolektor sehingga
menimbulkan keterlambatan, maka PIC Piutang akan menerima pesan Whatsapp bahwa
Kolektor XXX akan ‘Sampai Ke Tempat Konsumen Terlambat’
b) Proses kontrol dilakukan sesuai ketentuan poin B.9 di bawah.

8
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
5. Kolektor wajib memastikan GPS pada handphonenya selalu aktif selama proses
kunjungan Kolektor ke Konsumen. Sebelum Kolektor berangkat ke rumah Konsumen,
wajib untuk klik tombol “GO” terlebih dahulu pada screen 735 sesuai dengan faktur
Konsumen yang akan dikunjungi dan yang telah ditentukan waktu kunjungannya. Lalu
setibanya di rumah Konsumen, Kolektor wajib untuk klik tombol “CHECK IN” pada screen
735 sebelum mengisi hasil kunjungannya, serta diselesaikan sampai dengan screen 735
status RINP Setelah screen 735 status RINP maka Kolektor tekan tombol button
“GO” kembali untuk bisa melanjutkan kunjungan ke target konsumen berikutnya.
a) Apabila setelah klik tombol ‘GO’, Kolektor menunda / tidak pergi ke titik koordinat rumah
Konsumen yang harusnya dituju sesuai dengan target jam kunjungan Kolektor sehingga
menimbulkan keterlambatan, maka PIC Piutang akan menerima pesan Whatsapp bahwa
Kolektor XXX akan ‘Sampai Ke Tempat Konsumen Terlambat’
b) Proses kontrol dilakukan sesuai ketentuan poin B.9 di bawah.

9
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
6. Berikut merupakan Klasifikasi Konsumen dan Keberadaan Unit saat Kolektor melakukan
proses kunjungan ke Konsumen:
• Pilihan kondisi yang wajib dijawab Kolektor atas keberadaan Konsumen saat dikunjungi
Kolektor:
a) Konsumen Ada (CA) Keberadaan Konsumen / penjamin masih di alamat yang sama dan
sesuai dengan informasi pada sistem.
b) Konsumen Tidak Ada (CTA) Keberadaan Konsumen dan penjamin sudah tidak di alamat
yang sama dengan sistem, Konsumen sudah kabur dan tidak kembali lagi ke alamat yang
tertera pada sistem. Konsumen dengan kondisi tersebut, dapat dikatakan Hilang / Kabur /
Lenyap. Konsumen jenis CTA, wajib melampirkan Surat Keterangan dari RT/RW setempat
yang menyatakan bahwa Konsumen dan penjamin sudah tidak lagi tinggal di alamat tagih
dengan dilengkapi tanda tangan dan stempel resmi RT/RW

10
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
• Pilihan kondisi yang wajib dijawab Kolektor atas keberadaan fisik unit saat dikunjungi
Kolektor :
a) Unit Kelihatan (UK) Keberadaan Unit saat Kolektor melakukan kunjungan masih terlihat
oleh Kolektor.
b) Unit Tidak Kelihatan (UTK) Unit masih di Konsumen, namun posisi Unit saat Kunjungan
tidak terlihat oleh Kolektor, namun Unit masih kembali ke Konsumen yang bersangkutan
setiap harinya (bisa jadi dibawa istri/anggota keluarga lain).
• Pilihan kondisi yang wajib dijawab Kolektor atas informasi keberadaan fisik unit yang tidak
kelihatan saat dikunjungi Kolektor, adalah:
a) Keberadaan Unit Diketahui (KUD) Keberadaan Unit saat dilakukan kunjungan oleh
Kolektor diketahui lokasinya, siapa pembawa unitnya, dan tahu dimana posisinya
meskipun tidak kelihatan unitnya, serta tidak kembali kepada Konsumen (bisa jadi dibawa
anak kuliah ke luar kota, digadai, dioper, atau dijual ke pihak ke-3).
11
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
b) Keberadaan Unit Tidak Diketahui (KUTD) Keberadaan Unit saat kunjungan oleh Kolektor tidak
diketahui lokasinya, tidak diketahui siapa pembawa unitnya, dan tidak tahu dimana posisinya.
Jika Konsumen masih ada (diketahui), maka wajib melampirkan Surat Pernyataan di atas
materai dari Pemohon/Penjamin yang menyatakan bahwa unit tidak diketahui keberadaannya
beserta alasannya.
7. Pada saat melakukan kunjungan, Kolektor / Remedial wajib:
a. Melakukan inputan di screen 735 (Hasil Kunjungan) detail 1d Detail HASIL KUNJUNGAN. Hal-
hal yang wajib diinput pada detil HASIL KUNJUNGAN untuk kunjungan pertama adalah :
 Dikunjungi / tidak (jika tidak, input alasannya pada field Ket Tidak Dikunjungi), Konsumen bayar /
tidak (jika tidak, input alasannya), Input nomor Struk Pembayaran (jika Konsumen bayar),
Diberikan somasi / tidak (jika iya, input keterangan somasi yang diberikan)
 Konsumen mampu / tidak untuk melanjutkan kreditnya, Pekerjaan Konsumen sekarang (bekerja
/ tidak), Sub Pekerjaan (jika bekerja) , Poin Kerja , Status rumah

12
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
• Poin Rumah (merupakan keterangan kondisi rumah Konsumen saat ini dibandingkan
dengan hasil kunjungan sebelumnya, akan terisi otomatis apakah nilai / status kepemilikan
rumah mengalami kenaikan / penurunan / tetap pada kondisi rumah Konsumen)
• Alamat rumah sekarang , Bertemu dengan (wajib tuliskan nama orang yang di temui) ,
Hubungan dengan Konsumen, Keberadaan Konsumen ada / tidak, Unit bisa difoto / tidak,
Keberadaan unit diketahui / tidak
• Klasifikasi Konsumen (pilihan ini akan otomatis memilah apa yang perlu di upload pada
detail Upload Foto Berkas) sebagai berikut:
PILIHAN KLASIFIKASI OTOMATISASI FOTO YANG PERLU DIUPLOAD
KONSUMEN
SURAT PERNYATAAN KONSUMEN DAN TANDA
300 DAN 301
TANGAN DARI KETUA RT
101 SURAT PERNYATAAN KONSUMEN
SURAT PERNYATAAN KONSUUMEN DAN SELFIE
100
KOLEKTOR DENGAN UNIT
999 DAN 200 SELFIE KOLEKTOR DENGAN UNIT

13
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
• Untuk pilihan klasifikasi Konsumen ‘100’, Kolektor wajib memastikan terlebih dahulu kapan
perkiraan unit tersebut ada di rumah dan Kolektor input waktu yang telah disebutkan
Konsumen tersebut pada field …… Kolektor wajib mengunjungi kembali Konsumen
tersebut pada waktu yang telah ditentukan untuk melakukan selfie Kolektor dengan unit
dan upload fotonya.
• Selama system untuk field inputan waktu kunjungan kembali dan uploadan selfie Kolektor
dengan unit untuk pilihan klasifikasi Konsumen belum terbentuk, Kolektor tetap wajib
memastikan waktu perkiraan unit tersebut ada di rumah kemudian diinformasikan kepada
PIC Piutangnya. Pada saat kunjungan kembali sesuai waktu yang telah ditentukan dan
sudah mendapatkan foto selfie dengan unit, foto tersebut wajib diserahkan melalui pesan
Whatsapp kepada PIC Piutangnya.

14
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
• Untuk pilihan klasifikasi Konsumen ‘100’, Kolektor wajib memastikan terlebih dahulu kapan
perkiraan unit tersebut ada di rumah dan Kolektor input waktu yang telah disebutkan
Konsumen tersebut pada field …… Kolektor wajib mengunjungi kembali Konsumen
tersebut pada waktu yang telah ditentukan untuk melakukan selfie Kolektor dengan unit
dan upload fotonya.
• Selama system untuk field inputan waktu kunjungan kembali dan uploadan selfie Kolektor
dengan unit untuk pilihan klasifikasi Konsumen belum terbentuk, Kolektor tetap wajib
memastikan waktu perkiraan unit tersebut ada di rumah kemudian diinformasikan kepada
PIC Piutangnya. Pada saat kunjungan kembali sesuai waktu yang telah ditentukan dan
sudah mendapatkan foto selfie dengan unit, foto tersebut wajib diserahkan melalui pesan
Whatsapp kepada PIC Piutangnya.

15
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
Konsumen dengan kriteria janji bayar, maka Kolektor atau remedial wajib meminta Surat Pernyataan
Janji Bayar (SPJB) dari Konsumen (contoh format surat pernyataan terlampir pada Lampiran 1) dan
memberikan somasi berjenjang.
Tanggal janji bayar tidak boleh diisi lebih dari 3 (tiga) hari dari kunjungan. Contoh: Kunjungan
Kolektor ke Konsumen A dilakukan pada tanggal 21 Juli 2020. Saat dikunjungi, Konsumen A
meminta janji bayar. Maka field Tanggal Janji Bayar maksimal diinput 24 Juli 2020.
Hal-hal yang wajib diinput pada detil HASIL KUNJUNGAN untuk kunjungan selanjutnya adalah:
• Dikunjungi / tidak (jika tidak, input alasannya)
• Konsumen bayar / tidak (jika tidak, input alasannya)
• nput nomor struk pembayaran (jika Konsumen bayar
• Diberikan somasi / tidak (jika iya, input keterangan somasi yang diberikan)
• Bertemu dengan (wajib tuliskan namanya)
• Hubungan dengan Konsumen
• Nomor HP orang yang ditemui (wajib di call dan tersambung)
• Tanggal janji bayar
16
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
NOTE:
Dari hasil inputan Klasifikasi Konsumen, Poin Pekerjaan Konsumen dan Poin Status Rumah
Konsumen akan terbentuk otomatis Treatment 1 dan Treatment 2 sebagai panduan untuk
dilaksanakan oleh Kolektor saat melakukan kunjungan berikutnya. “Tabel panduan Treatment
terlampir dalam file tersendiri dengan judul “Lampiran 6. TREATMENT KELAYAKAN KONSUMEN”.
b. Melakukan inputan di screen 735 Hasil Kunjungan detail 1d pada detil HASIL 7 WHY PIUTANG
sesuai dengan metode “7 WHY” yang telah ditentukan (hanya sekali, pada kunjungan pertama).
“7 WHY” adalah panduan pertanyaan di screen Hasil Kunjungan Detail 1d pada detil HASIL 7
WHY PIUTANG yang harus ditanyakan ke Konsumen atau ke orang yang ditemui untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi Konsumen saat dikunjungi Kolektor / Remedial.
Tujuan “7 WHY” adalah untuk menganalisa apakah Konsumen masih layak melanjutkan kredit
atau tidak agar tidak terjadi kondisi yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian
bagi perusahaan. Yang dimaksud dengan kondisi yang tidak diinginkan adalah: kondisi
Konsumen sudah tidak layak (tidak mampu membayar kredit), unit sudah hilang, unit sudah
dioper atau digadai.
17
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
c. Meng-upload foto selfie yang diambil setelah menjalankan penugasan kunjungan Konsumen
pada screen 735 detail FOTO KUNJUNGAN. Pengambilan foto wajib diambil di hari yang sama
dan penanda lokasi (Geotagging) kamera wajib diaktifkan, karena foto hanya dapat diupload jika
terdapat penanda Lokasi di foto tersebut
d. Foto yang wajib diupload pada screen 735 wajib dilakukan dengan ketentuan berikut:
1) Foto selfie di depan rumah / tempat kerja Konsumen wajib terlihat utuh agar dapat dipastikan
kebenarannya saat dilakukan pengecekan berdasarkan longlat dari Google Maps (Lampiran 5 -
Standarisasi Pengambilan Foto Kunjungan Kolektor).
2) Foto selfie dengan Unit jika Unit berada di rumah / tempat kerja tempat kerja dan dapat
dipastikan kebenarannya lokasi sesuai dengan alamat KTP / tempat kerja Konsumen.
3) Foto Nomor Mesin atau Nomor Rangka (wajib lengkap dengan long lat nya).
4) Foto selfie di depan rumah Ketua RT dan terlihat plakat / keterangan sebagai “Ketua RT” atau
foto selfie bersama Ketua RT dan SK pengangkatannya di depan rumahnya (wajib lengkap
dengan long latitude nya) (Lampiran 5).
18
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
e. Upload foto bukti hasil kelengkapan berkas di screen 735 Hasil Kunjungan Detail 1d pada detil
UPLOAD FOTO BERKAS. Upload foto berkas dihasilkan dari inputan KLASIFIKASI
KONSUMEN. Ketentuan berkas yang diupload adalah sebagai berikut:
1) Jika klasifikasi Konsumen dan keberadaan unit adalah CA–UTK–KUD: Surat Pernyataan
Informasi Keberadaan Unit di atas materai dari Pemohon/Penjamin yang menyatakan siapa
pemegang unit, alamat tinggalnya, hubungan dengan Pemohon/Penjamin, dan dimana posisi
unitnya serta Selfie dengan unit apabila unit sudah kembali sesuai dengan waktu yang telah
disebutkan oleh Konsumen.
2) Jika klasifikasi Konsumen dan keberadaan unit adalah CA–UTK–KUTD: Surat Pernyataan
Informasi Keberadaan Unit di atas materai dari Pemohon/Penjamin yang menyatakan bahwa
unit tidak diketahui.
3) Jika klasifikasi Konsumen dan keberadaan unit adalah CTA–UTK–KUD atau CTA–UTK–KUTD:
Surat Keterangan dari RT/RW setempat yang menyatakan bahwa Konsumen sudah tidak lagi
tinggal di alamat tagih dengan dilengkapi tanda tangan dan stempel resmi RT/RW.
4) Jika klasifikasi Konsumen dan keberadaan unit adalah CA–UK–KUD atau CTA–UK–KUD: Selfie
dengan unit.
19
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
f. Pada detail UPLOAD SPJB, Kolektor wajib meminta tanda tangan Konsumen secara digital pada
kolom Tanda Tangan SPJB. Setelahnya Kolektor cetak SPJB yang ada pada sistem dan akan muncul
form SPJB yang tanda tangannya sudah otomatis muncul pada lembar SPJB tersebut. Lalu hasil
cetakan yang muncul pada sistem tersebut discreenshot (wajib terlihat full surat, lengkap dengan
tanda tangan Konsumen) dan diupload pada kolom Upl Spjb. (Lampiran 1 – Contoh
Penandatanganan Surat Pernyataan Janji Bayar Secara Digital).
g. Kolektor dilarang keras melakukan hal-hal berikut:
 Memberikan bukti pembayaran kepada Konsumen berupa Kuitansi Kolektor dan/atau semua bentuk
kuitansi lainnya karena bukti pembayaran melalui Kolektor yang sah saat ini berupa struk pembayaran
yang dicetak melalui printer thermal, Silang pembayaran (pembayaran dari Konsumen disetorkan
sebagai pembayaran Konsumen lainnya), atau, Menahan/tidak disetorkan (pengendapan setoran)
karena pembayaran Konsumen belum penuh 1 (satu) tenor angsuran, atau
 Melakukan talangan/tombokan pembayaran Konsumen dengan alasan apapun.
 Menggunakan rekening pribadi dan rekening selain yang telah ditentukan oleh Perusahaan untuk
menerima transfer pembayaran apapun dari Konsumen, meskipun atas permintaan dari Konsumen
maupun pihak siapapun termasuk Atasannya.
20
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
8. Pada saat inputan hasil kunjungan Kolektor pada field Konsumen Bayar / Tidak dan dipilih
TIDAK BAYAR maka setelah diposting menjadi RINP, PIC Piutang akan mendapat
pemberitahuan melalui Whatsapp bahwa ‘Nomor Faktur XXX Tidak Berhasil Di Tagih
Kolektor XXX’. *Proses kontrol dilakukan sesuai ketentuan poin D di bawah.
9. PIC Piutang / SPV KOL wajib melakukan review / kontrol untuk proses pelaksanaan
kunjungan sesuai dengan check point masing-masing jadwal Kolektor (Kontrol Proses
Checkpoint) dengan ketentuan berikut :
a. Pukul 11.00 WIB : Untuk review target kunjungan di bawah pukul 11.00 WIB
b. Pukul 13.00 WIB : Untuk review target kunjungan antara pukul 11.00-13.00 WIB
c. Pukul 15.00 WIB : Untuk review target kunjungan antara pukul 13.00-15.00 WIB
d. Pukul 17.00 WIB : Untuk review target kunjungan antara pukul 15.00-17.00 WIB

21
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
10. Jika dalam 5 (lima) hari sejak kunjungan Kolektor, unit tidak dapat ditarik atau Konsumen
tidak melakukan pelunasan tunggakan angsuran, maka wajib proses Surat Tanda
Penerimaan Laporan (STPL).
11. Jika hasil kunjungan Kolektor berhasil melakukan penarikan motor, maka akan diproses
sesuai dengan SOP “Motor Tarik” yang berlaku.
12. Jika hasil kunjungan Konsumen melakukan pembayaran, maka Kolektor dapat
memproses inputan pembayaran tersebut mengacu pada SOP “Pangajuan dan
Penggunaan Printer Thermal Untuk Kolektor” yang berlaku. Struk pembayaran dicetak
sebanyak 2 (dua) kali yaitu 1 (satu) lembar struk diberikan kepada Konsumen sebagai
bukti pembayarannya telah diterima, dan 1 (satu) lembar struk diberikan kepada ADH
sebagai bukti kesesuaian bayar Konsumen.

22
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
10. Jika dalam 5 (lima) hari sejak kunjungan Kolektor, unit tidak dapat ditarik atau Konsumen
tidak melakukan pelunasan tunggakan angsuran, maka wajib proses Surat Tanda
Penerimaan Laporan (STPL).
11. Jika hasil kunjungan Kolektor berhasil melakukan penarikan motor, maka akan diproses
sesuai dengan SOP “Motor Tarik” yang berlaku.
12. Jika hasil kunjungan Konsumen melakukan pembayaran, maka Kolektor dapat
memproses inputan pembayaran tersebut mengacu pada SOP “Pangajuan dan
Penggunaan Printer Thermal Untuk Kolektor” yang berlaku. Struk pembayaran dicetak
sebanyak 2 (dua) kali yaitu 1 (satu) lembar struk diberikan kepada Konsumen sebagai
bukti pembayarannya telah diterima, dan 1 (satu) lembar struk diberikan kepada ADH
sebagai bukti kesesuaian bayar Konsumen.

23
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
13. Kolektor wajib upload bukti foto struk pembayaran pada screen
735 Hasil Kunjungan detail 1d pada detil FOTO KWITANSI dan
pada screen Terima Kas Angsuran dengan ketentuan sebagai
berikut :
 Foto struk pembayaran yang diupload pada sistem merupakan
struk pembayaran yang digunakan sebagai bukti serah terima
pembayaran Konsumen.
 Foto struk pembayaran yang diupload pada sistem cukup 1
(satu) kali dengan standar foto terlihat jelas (tidak blur) dan utuh
/ tidak terpotong dari sisi atas, bawah, kiri dan kanan.
14. Jika isian detail sudah lengkap selanjutnya screen 735 Hasil
Kunjungan diposting sehingga status berubah menjadi RINP.

24
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
15. Untuk semua faktur pada screen 735 (status RINP), maka SPV KOL / KOO REM / PIC
Piutang / BM, wajib melakukan approval hasil kunjungan pada detail 1d Detil HASIL ACC
TACC.
16. SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang / BM lakukan approval hasil kunjungan Kolektor. Hal-hal
yang wajib dicek kesesuaiannya oleh SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang / BM adalah :
a. Kesesuaian hasil inputan kunjungan Kolektor pada Detail 1d HASIL KUNJUNGAN. Jika
ditemui ketidak sesuaian seperti:
 Inputan hasil kunjungan asal-asalan
 nputan 7WHY asal-asalan
 Guidance Kolektor tidak dijalankan
Maka SPV KOL / PIC AR / BM wajib TACC Screen 735 Kolektor tersebut.

25
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
b. Foto yang diupload Kolektor pada Detil UPLOAD FOTO KUNJUNGAN. Analisa kesesuaian
pengambilan foto (contoh standarisasi dapat dilihat pada Lampiran 5), Latitude dan Longitude
yang muncul pada hasil upload foto. Jika selisih Latitude dan Longitude yang muncul lebih dari
50 meter dari Latitude dan Longitude rumah Konsumen atau kosong, maka SPV KOL / KOO
REM / PIC Piutang / BM wajib TACC inputan hasil kunjungan Kolektor.
c. Foto kelengkapan dan kesesuaian berkas yang diupload oleh Kolektor. Jika berkas yang
diupload tidak lengkap dan/atau tidak sesuai, maka SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang / BM
wajib TACC inputan hasil kunjungan Kolektor. Analisa Latitude dan Longitude yang muncul
pada hasil upload foto. Jika selisih Latitude dan Longitude yang muncul lebih dari 100 meter
dari Latitude dan Longitude rumah Konsumen, maka SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang /
BM wajib TACC inputan hasil kunjungan Kolektor.

26
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
d. Foto Struk Pembayaran (jika Konsumen melakukan pembayaran). Jika foto struk pembayaran yang
diupload tidak sesuai dengan ketentuan pada poin 10. di atas dan/atau terdapat coretan-coretan
yang mengindikasikan mengubah detail keterangan dalam struk, maka SPV KOL / KOO REM / PIC
Piutang / BM wajib TACC inputan hasil kunjungan Kolektor.
17. Setelah melakukan pengecekan kesesuaian SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang / BM lakukan
approval hasil kunjungan Kolektor, dengan ketentuan berikut :
• TACC jika inputan dan upload-an hasil kunjungan Kolektor yang telah disebutkan pada poin 14.
tidak sesuai (status TACC). Jika terdapat hasil kunjungan yang di TACC, maka SPV KOL / KOO
REM / PIC AR / BM wajib menjelaskan tentang kesalahan inputan Kolektor tersebut dan
mengingatkan untuk tidak mengulangi lagi (penjelasan selanjutnya untuk SDM pelaku input atau
approval ada di poin 18. di bawah). Kemudian faktur tersebut otomatis terbentuk kembali record
sesuai nomor faktur H+1 sejak di TACC (status OPEN). Kolektor diberikan kesempatan untuk
memperbaiki hasil kunjungan dan melakukan kunjungan keesokan harinya.
• ACC jika inputan dan upload-an hasil kunjungan Kolektor yang telah disebutkan pada poin 16.
sesuai (status INPG).
27
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
18. Untuk setiap kunjungan yang sudah di ACC (status INPG), maka SPV KOL / KOO REM / PIC
Piutang / BM wajib review hasil kunjungan tersebut dan input hasil reviewnya pada screen
Hasil Kunjungan detail 1 (1d) Detil HASIL REVIEW KUNJUNGAN. Setelah melakukan
review, SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang / BM posting screen Hasil Kunjungan Kolektor
(status screen berubah dari INPG menjadi CLSD).
19. Khusus untuk Kolektor dengan pencapaian paling rendah dari masing-masing usia di 1 (satu)
cabang, maka PIC A/R, BM, Dept. Head BOM dan Div. Head BOM wajib melakukan review
terhadap Kolektor tersebut. Untuk SDM yang bertugas dan cara pelaksanaan review sesuai
dengan ketentuan pada poin C. di bawah.
20. Khusus untuk SPV KOL wajib kelapangan untuk mendampingi 1 (satu) Kolektor yang
dibawahinya dengan pencapaian paling rendah dan memastikan SOP KUNJUNGAN
dijalankan dengan benar oleh Kolektor tersebut, terutama TREATMENT dan GUIDANCE
KOLEKTOR.
28
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
21. Jika terdapat inputan hasil kunjungan Kolektor yang tidak sesuai dan sudah dilakukan
inputan kunjungan ulang tapi hasilnya masih tetap di TACC sampai sebanyak 3 (tiga)
kali, maka Kolektor akan mendapat sanksi dari Atasan 1 layernya berupa SBIN 1/SP 1
atau lanjutan dari sanksi yang sudah dimiliki sebelumnya.
22. Hasil kunjungan Kolektor akan otomatis membentuk treatment yang harus dilakukan oleh
Kolektor pada kunjungan selanjutnya. PIC Piutang dan BM bertanggung jawab atas follow up
dan pelaksanaan penyelesaian sesuai treatment yang sudah ditentukan.
23. Jika SPV KOL / KOO REM / PIC Piutang / BM melakukan review serta approval tanpa
memperhatikan kesesuaian hasil inputan kunjungan Kolektor, maka SPV KOL / KOO
REM / PIC Piutang / BM akan mendapat sanksi dari Atasan 1 layernya berupa SP 1 atau
lanjutan dari sanksi yang sudah dimiliki sebelumnya.

29
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
B. PROSES KUNJUNGAN KOLEKTOR
24. Proses CLSD untuk screen Terima Kas Angsuran :
• Kolektor sudah menyerahkan struk pembayaran dan uang pembayaran Konsumen kepada
ADH.
• Fisik uang yang diterima ADH, nominal pada struk pembayaran, dan inputan pada sistem
sesuai.
• Jika inputan pada screen Terima Kas Angsuran sudah sesuai, maka ADH lanjut melakukan
pengecekan pada screen Terima Setoran dari Kolektor. Jika sudah sesuai saat ADH posting
screen Terima Setoran dari Kolektor (status CLSD), maka screen Terima Kas Angsuran
otomatis juga akan CLSD.

30
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
C. KETENTUAN REVIEW HARIAN KOLEKTOR DENGAN PENCAPAIAN TERENDAH
1. SDM Piutang di Cabang dan HO (Pusat) wajib melakukan review terhadap Kunjungan Kolektor
dengan pencapaian terendah pada Cabang pada screen 735 “Hasil Kunjungan”.
2. SDM yang wajib melakukan review terhadap Kolektor dengan pencapaian terendah adalah SPV
KOL, PIC Piutang, BM, Dept. Head BOM dan Div. Head BOM.
3. Review wajib dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan saat hari berjalan saja
(OPEN/RINP/INPG/CLSD). Khusus untuk SDM HO / BM, review pagi dapat dilakukan H-1
kunjungan Kolektor dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Review Pagi Review Pagi dilakukan sebelum Kolektor melakukan kunjungan ke rumah Konsumen.
• Hal-hal yang dilakukan oleh SPV KOL, PIC Piutang, BM dan Dept. Head BOM / Div. Head BOM
saat review pagi di hari kunjungan adalah mengingatkan Kolektor dan memastikan Kolektor untuk
menjalankan plan penanganan, treatment 1 dan treatment 2 dan 5d Guidance Kolektor.
• Mengecek kesesuaian treatment / somasi di screen 733. Page 13 of 22 SPV KOL / PIC Piutang
input hasil review pada screen Hasil Kunjungan Detil Hasil Review (menyesuaikan dengan poin 4. di
bawah).
31
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

C. KETENTUAN REVIEW HARIAN KOLEKTOR DENGAN PENCAPAIAN TERENDAH


b. Review Sore Review Sore dilakukan setelah Kolektor melakukan kunjungan ke rumah
Konsumen. Hal-hal yang dilakukan oleh SPV KOL / PIC Piutang / BM dan Dept. Head BOM /
Div. Head BOM saat review sore adalah:
• Mereview terkait Surat Perintah Kerja (SPK) dan 5d Guidance Kolektor sudah dijalankan atau
belum.
• Mereview kesesuaian hasil inputan, upload-an foto (foto selfie, berkas, dan Struk Pembayaan
jika Konsumen melakukan pembayaran), dan treatment yang diberikan kepada Konsumen.
Mereview kesesuaian hasil inputan, upload-an foto (foto selfie, berkas, dan Struk Pembayaan
jika Konsumen melakukan pembayaran), dan treatment yang diberikan kepada Konsumen.
• Mereview informasi keberadaan Konsumen beserta unitnya

32
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

C. KETENTUAN REVIEW HARIAN KOLEKTOR DENGAN PENCAPAIAN TERENDAH


• Mereview informasi apakah Konsumen masih bekerja atau tidak. Jika kondisi masih bekerja
apakah Konsumen mengalami kenaikan atau penurunan pendapatan / jabatan. Alasan
penurunan misalnya tempat bekerja atau usahanya sedang mengalami krisis karena aturan
pemerintah / trend pekerjaan atau bisnis yang ditekuni Konsumen berkurang peminatnya
• Mereview informasi mengenai status rumah Konsumen apakah nominal assetnya berkurang.
Misalnya, rumah sudah digadaikan untuk pembiayaan lain, rumah terkena musibah seperti
banjir / kebakaran sehingga menurunkan nilai jual rumah.
• Mereview kesesuaian 7 WHY yang terbentuk untuk faktur yang dikunjungi pertama kali pada
bulan berjalan.
• Mereview kendala faktur yang wajib tarik/pelunasan, namun tidak berhasil serta plan
penanganan selanjutnya agar faktur tersebut dapat terselesaikan.

33
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

C. KETENTUAN REVIEW HARIAN KOLEKTOR DENGAN PENCAPAIAN TERENDAH


4. Hasil review pagi dan sore diinput pada Detil berikut :
• HASIL REVIEW SPV untuk inputan hasil review pagi dan sore SPV KOL.
• HASIL REVIEW PIC untuk inputan hasil review pagi dan sore PIC Piutang.
• HASIL REVIEW BM untuk inputan hasil review pagi dan sore BM.
• HASIL REVIEW HO untuk inputan hasil review pagi dan sore Dept. Head BOM / Div. Head
BOM.
5. Setelah melakukan review sampai dengan SDM HO, maka dilanjutkan dengan approval dan
review akhir sesuai dengan poin B.16-19 di atas.

34
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
D. KETENTUAN VERIFIKASI KONSUMEN TERLAMBAT BAYAR DARI KOLEKTOR
PEMBAWAAN TERJELEK
1. Verifikasi ke Konsumen terkait dengan keterlambatan pembayaran angsuran untuk usia
piutang Z1 sampai dengan Z6, dan hasil dari verifikasi tersebut wajib dilakukan dan diinput
melalui screen 735 detail .....
2. Konsumen yang masuk ke dalam target verifikasi adalah faktur tidak tertagih yang menjadi
pembawaan kolektor terjelek pada hari H tanggal kunjungan Kolektor sesuai dengan kriteria
permasing-masing usia.
3. Beberapa hal yang perlu dipastikan saat proses verifikasi ke Konsumen yaitu :
a. memastikan Kolektor sudah melakukan kunjungan sesuai jadwal,
b. memastikan pembayaran terakhir Konsumen kapan
c. sudah jalan angsuran keberapa,
d. mengecek bukti pembayaran angsuran terakhir Konsumen,

35
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

D. KETENTUAN VERIFIKASI KONSUMEN TERLAMBAT BAYAR DARI KOLEKTOR


PEMBAWAAN TERJELEK
4. Adapun ketentuan waktu pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
a. Jtp H+5 SPV Kolektor wajib mendatangi Konsumen ke rumah Konsumen tersebut dan/atau
tempat kerjanya
b. Jtp H+8 PIC Piutang wajib mendatangi Konsumen ke rumah Konsumen tersebut dan/atau
tempat kerjanya
c. Jtp H+11 BM wajib verifikasi melalui telepon ke Konsumen dan/atau Penjamin
d. Jtp H+14 Dept. Head BOM wajib verifikasi melalui telepon ke Konsumen dan/atau Penjamin
e. Jtp H+17 Div. Head BOM wajib verifikasi melalui telepon ke Konsumen dan/atau Penjamin

36
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
D. KETENTUAN VERIFIKASI KONSUMEN TERLAMBAT BAYAR DARI KOLEKTOR
PEMBAWAAN TERJELEK
NOTE :
• Khusus Untuk SPV Kolektor wajib mengikuti kunjungan Konsumen dari salah satu Kolektor
dengan pencapaian terendah per usia pada hari sebelumnya. Adapun kunjungan Konsumen
yang wajib diikuti yaitu paling sedikit adalah 3 (tiga) faktur.
• Apabila pencapaian terendah per usia adalah Kolektor yang berbeda, maka SPV Kolektor
dapat mengikuti Kolektor tersebut secara bergilir pada hari berikutnya. Untuk Kolektor dengan
pencapaian terendah perusia lainnya yang tidak dapat diikuti oleh SPV Kolektor pada hari
tersebut, maka SPV Kolektor dapat melakukan deskcall pada Konsumen tidak tertagih dari
Kolektor pencapaian terendah perusia lainnya.
• Khusus untuk BM, Dept. Head BOM dan Div. Head BOM yang melakukan verifikasi melalui
telepon, apabila Konsumen tersebut menyatakan sudah melalkukan pembayaran angsuran
maka SDM verifikator wajib untuk meminta bukti pembayaran angsuran terakhir Konsumen
melalui pesan Whatsapp.
37
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

D. KETENTUAN VERIFIKASI KONSUMEN TERLAMBAT BAYAR DARI KOLEKTOR


PEMBAWAAN TERJELEK
5. Selama detail inputan sistem untuk verifikasi Konsumen ini belum terbentuk, maka prosesnya
dilakukan secara manual dengan ketentuan verifikator wajib melaporkan hasil verifikasinya
secara personal melalui pesan Whatsapp. Misal, SPV Kolektor melaporkan hasilnya ke PIC
Piutang, PIC Piutang melaporkan hasilnya ke BM, begitupun seterusnya.

38
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
E. KETENTUAN UBAH LONGLAT DAN ATAU ALAMAT RUMAH KONSUMEN
1. Pengajuan mengubah longitude latitude (longlat) rumah Konsumen dilakukan oleh SPV KOL /
PIC Piutang / BM pada screen 785 “Pengajuan Koreksi LongLat Konsumen” (status OPEN).
2. Pengajuan perubahan longlat dan/atau alamat rumah Konsumen pada database sistem
hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dengan kondisi :
a. Longlat yang tercatat pada sistem tidak sesuai
b. Alamat tagih lama yang tercatat pada sistem tidak sesuai dengan memberikan penjelasan
bahwa longlat lama yang terrecord sistem adalah lokasi milik siapa
3. Setelah SPV KOL / PIC Piutang / BM melakukan posting inputan perubahan longlat dan/atau
alamat (status INPG), maka selanjutnya Kolektor wajib upload foto Selfie di depan rumah
Konsumen (sesuai Lampiran 5 poin 1). Foto selfie wajib diambil menggunakan kamera HP
Kolektor yang digunakan untuk upload foto pada sistem agar terbaca longlat-nya.
4. Setelah melakukan upload foto selfie, Kolektor posting screen 785 Pengajuan Koreksi
Longlat Konsumen (status RCLS).
39
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
E. KETENTUAN UBAH LONGLAT DAN ATAU ALAMAT RUMAH KONSUMEN
5. BM / Dept. Head BOM lakukan approval kesesuaian perubahan longlat dan/atau alamat
Konsumen. Approval oleh Dept. Head BOM dilakukan jika BM berhalangan atau yang
melakukan inputan adalah BM.
6. Sebelum melakukan approval, BM / Dept. Head BOM wajib mengecek kesesuaian posisi
rumah Konsumen dengan mengeklik pilihan GMAP.
7. BM / Dept. Head BOM dapat melakukan approval pada screen 120 “Proses Approval”
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika posisi tidak sesuai, maka BM / Dept. Head BOM wajib TACC pengajuan (status VOID),
dan dapat dilakukan pengajuan perubahan ulang seperti pada poin 1-4 di atas.
b. Jika posisi sudah sesuai, maka BM / Dept. Head BOM wajib ACC pengajuan (status CLSD),
otomatis longlat dan/atau alamat Konsumen terupdate pada sistem.

40
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

E. KETENTUAN UBAH LONGLAT DAN ATAU ALAMAT RUMAH KONSUMEN


8. Perubahan longlat dan/atau alamat rumah Konsumen, wajib diselesaikan pada hari berjalan.
Jika pengajuan tidak selesai (CLSD) di hari berjalan, maka PIC terkait akan terkunci absen.
9. Untuk setiap pengajuan perubahan longlat dan/atau alamat Konsumen yang sudah CLSD,
maka longlat dan/atau alamat Konsumen yang baru akan otomatis terupdate pada screen
740 “Master Piutang” Detail 1d Detil ALAMAT TAGIH.

41
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
F. SANKSI ATAS PELANGGARAN DALAM PROSES PELAKSANAAN KUNJUNGAN
KOLEKTOR
Jika ditemukan adanya pelanggaran / manipulasi data yang dilakukan dalam proses pelaksanaan yang
diatur dalam SOP Kunjungan Kolektor, maka SDM yang bersangkutan akan diberikan sanksi tegas
sesuai dengan SOP “Penerapan Disiplin, Penyusunan dan Penjatuhan Sanksi Bagi Karyawan” yang
berlaku dan/atau SOP “Surat Pemberitahuan dan Surat Pembinaan Untuk SDM Magang dan SDM
Status Pelatihan” yang berlaku.
1. Untuk SDM pelaku inputan maupun approval yang tidak melaksanakan atau bekerja tidak sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan akan diberikan sanksi berupa :
• SBin 1 atau sanksi level selanjutnya apabila SDM sudah memiliki SBin 1 aktif untuk SDM status
Magang / Pelatihan, atau
• SP 1 atau sanksi level selanjutnya apabila SDM sudah memiliki SP 1 aktif untuk SDM status
Karyawan Tetap / Kontrak.
Selain itu, juga akan dikenakan sanksi pengenaan denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
penggantian nominal senilai kerugian yang timbul (jika ada) sesuai dengan SOP “Mekanisme
Tanggung Renteng” yang berlaku.
42
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
F. SANKSI ATAS PELANGGARAN DALAM PROSES PELAKSANAAN KUNJUNGAN
KOLEKTOR
2. Untuk SDM yang mengetahui terjadinya pelanggaran namun melakukan pembiaran dan/atau
tidak melakukan pelaporan kepada Perusahaan akan diberikan sanksi berupa :
• SPem 3 atau sanksi level selanjutnya apabila SDM sudah memiliki SPem 3 aktif untuk SDM
status Magang / Pelatihan, atau
• ST 3 atau sanksi level selanjutnya apabila SDM sudah memiliki ST 3 aktif untuk SDM status
Karyawan Tetap / Kontrak.
3. Jika dalam pelanggaran tersebut terjadi fraud dan/atau manipulasi data untuk mendapatkan
keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain dengan menggunakan jabatannya (termasuk
dengan menerima tip atau suap atau hadiah / komisi / imbalan jasa dari siapapun dengan
cara yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku), sehingga Perusahaan secara
langsung ataupun tidak langsung dirugikan, maka sanksi yang diberikan kepada SDM Pelaku
adalah :

43
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

F. SANKSI ATAS PELANGGARAN DALAM PROSES PELAKSANAAN KUNJUNGAN


KOLEKTOR
• SBin 3 atau dinyatakan Tidak Lulus (TL) apabila SDM sudah memiliki SBin 3 aktif untuk SDM
status Magang / Pelatihan, atau
• SP 3 atau dinyatakan Tidak Lulus (TL) apabila SDM sudah memiliki SP 3 aktif (untuk SDM
status Karyawan Kontrak), atau
• SP 3 atau dimutasi / demosi / dikualifikasikan mengundurkan diri apabila SDM sudah memiliki
SP 3 aktif (untuk SDM status Karyawan tetap).
Selain itu, juga akan dikenakan sanksi pengenaan denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta penggantian nominal senilai kerugian yang timbul (jika ada) sesuai dengan SOP
“Mekanisme Tanggung Renteng” yang berlaku dan juga diproses secara hukum jika ada unsur
FRAUD.

44
SANKSI ATAS PELANGGARAN
ADMINISTRATIF /FRAUD OLEH SDM
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. TERDAPAT REKOMENDASI SANKSI ATAS TINDAKAN PELANGGARAN YANG
DIBERIKAN KEPADA
a. SDM pelaku pelanggaran
• Adalah SDM yang terlibat langsung dalam pelaksanaan tindakan fraud, baik sebagai pemberi
perintah, pelaksana inputan system maupun pelaksana tindakan pelanggaran secara fisik.
• Detail kategori, jenis dan keterangan masing-masing tindakan fraud beserta rekomendasi
tingkat sanksi dan alasan pemberian sanksi sesuai tabel yang tercantum pada Lampiran 1.

b. SDM terkait dalam pelaksanaan pelanggaran


• Adalah SDM dan/atau Atasan SDM di Cabang yang turut serta dalam pelaksanaan Tindakan
fraud sebagai pemberi approval, baik secara system maupun manual.
• Detail kategori, jenis dan keterangan masing-masing tindakan fraud sesuai yang tercantum
pada Lampiran 1, dengan rekomendasi tingkat sanksi dan alasan pemberian sanksi sebagai
berikut:

46
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. TERDAPAT REKOMENDASI SANKSI ATAS TINDAKAN PELANGGARAN YANG
DIBERIKAN KEPADA
SANKSI ALASAN PEMBERIAN SANKSI
1) Untuk SDM / Atasan SDM yang memberikan - Melakukan, menyuruh lakukan atau turut
approval dan juga sebagai pemberi perintah serta dalam tindakan penipuan, pencurian
dan/atau dengan sadar menerima bagian dan penggelapan barang dan/atau uang
uang/barang atas tindakan fraud tersebut : baik milik Perusahaan, milik teman
- SBin 3 dan TL jika SDM status Magang / sekerja dan/atau pihak lain.
Pelatihan / Kontrak, atau
- SP 3 dan MD jika SDM status Karyawan Tetap - Menyalahgunakan wewenang yang
- Penggantian kerugian Perusahan / diberikan Perusahaan kepadanya dengan
Pengembalian barang yang dicuri / digelapkan melakukan perbuatan yang tidak pantas
dari Perusahaan
- Pelaporan ke Polisi jika Terbukti Fraud

47
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. TERDAPAT REKOMENDASI SANKSI ATAS TINDAKAN PELANGGARAN YANG
DIBERIKAN KEPADA
2) Untuk SDM / Atasan SDM yang memberikan - Karena kelalaian atau kurangnya
approval dan tidak terbukti sebagai pemberi perintah melakukan pengawasan terhadap
maupun bukan sebagai pihak yang turut serta bawahan dan/atau pekerjaan sehingga
menerima bagian uang/barang atas tindakan fraud mengakibatkan kerugian Perusahaan
tersebut tetapi masih ada kerugian Perusahaan,
maka :
- Sanksi 1 (satu) tingkat di bawah sanksi yang - Tidak melaksanakan atau bekerja tidak
diberikan kepada SDM Pelaku Pelanggaran sesuai dengan Peraturan Perusahaan,
- Turut serta dalam penggantian kerugian tugas, tanggungjawab, job description dan
Perusahan / pengembalian barang yang dicuri / Standard Operating Procedure (SOP)
digelapkan dari Perusahaan. yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
3) Untuk SDM / Atasan SDM yang memberikan - Tidak melaksanakan atau bekerja tidak
approval tetapi sudah tidak ada kerugian Perusahaan sesuai dengan Peraturan Perusahaan,
(sudah dilakukan pengembalian / disetorkan / tugas, tanggungjawab, job description dan
dikoreksi) setelah dilakukan pemeriksaan oleh Standard Operating Procedure (SOP)
pihak berwenang) maka: yang telah ditetapkan oleh Perusahaan. 48
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. TERDAPAT REKOMENDASI SANKSI ATAS TINDAKAN PELANGGARAN YANG
DIBERIKAN KEPADA
3) Untuk SDM / Atasan SDM yang memberikan approval - Tidak melaksanakan atau bekerja tidak
tetapi sudah tidak ada kerugian Perusahaan (sudah sesuai dengan Peraturan Perusahaan, tugas,
dilakukan pengembalian / disetorkan / dikoreksi) tanggungjawab, job description dan Standard
setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak Operating Procedure (SOP) yang telah
berwenang) maka: ditetapkan oleh Perusahaan.
-
Sanksi 1 (satu) tingkat di bawah sanksi yang
diberikan kepada SDM Pelaku Pelanggaran

4) Untuk SDM / Atasan SDM yang memberikan approval - Tidak melaksanakan atau bekerja tidak
tetapi tidak ada kerugian Perusahaan (sudah dilakukan sesuai dengan Peraturan Perusahaan, tugas,
pengembalian / disetorkan / dikoreksi) sebelum tanggungjawab, job description dan Standard
dilakukan pemeriksaan oleh pihak berwenang) maka: Operating Procedure (SOP) yang telah
ditetapkan oleh Perusahaan.
-
Sanksi 2 (dua) tingkat di bawah sanksi yang
diberikan kepada SDM Pelaku Pelanggaran
49
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. TERDAPAT REKOMENDASI SANKSI ATAS TINDAKAN PELANGGARAN YANG
DIBERIKAN KEPADA
c. SDM pelaksana kontrol di HO dan pelaku pembiaran:
• SDM pelaksana kontrol di HO adalah Atasan SDM di Pusat (HO) yang bertanggungjawab
untuk kontrol tetapi lalai / tidak melakukan kontrol / melakukan kontrol tidak sesuai ketentuan.
• SDM pelaku pembiaran adalah SDM yang mengetahui ada pelanggaran fraud tetapi tidak
melaporkan kepada Atasan (Cabang / HO) dan/atau pihak berwenang lainnya.
• Detail kategori, jenis dan keterangan masing-masing tindakan fraud sesuai yang tercantum
pada Lampiran 1, dengan rekomendasi tingkat sanksi dan alasan pemberian sanksi sebagai
berikut:

50
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR
1. TERDAPAT REKOMENDASI SANKSI ATAS TINDAKAN PELANGGARAN YANG
DIBERIKAN KEPADA
SANKSI ALASAN PEMBERIAN SANKSI
1) Untuk SDM (termasuk Atasan di HO) yang - Tidak melaporkan kepada Perusahaan
mengetahui terjadinya pelanggaran namun sedangkan dia mengetahui adanya
melakukan pembiaran dan/atau tidak melakukan karyawan yang melakukan pelanggaran
pelaporan kepada Perusahaan : yang merugikan dan membahayakan
- Sanksi 1 (satu) tingkat di bawah sanksi yang Perusahaan atau teman sekerja.
diberikan kepada SDM Pelaku Pelanggaran
- Penggantian kerugian Perusahan /
Pengembalian barang yang dicuri / digelapkan
dari Perusahaan
2) Untuk Atasan di HO yang lalai melakukan - Karena kelalaian atau kurangnya
pengawasan / kontrol terhadap pekerjaan dan/atau melakukan pengawasan terhadap
bawahannya : bawahan dan/atau pekerjaan sehingga
- Sanksi 2 (dua) tingkat di bawah sanksi yang mengakibatkan kerugian Perusahaan
diberikan kepada SDM Pelaku Pelanggaran
51
KETENTUAN KUNJUNGAN KOLEKTOR

2. Pemberian sanksi kepada SDM sesuai poin 3 di atas akan dilakukan oleh Atasan SDM atau
HRD ER atau Legal IR (tergantung dari tingkatan sanksi yang diberikan).
3. Apabila pelanggaran yang ditemukan ternyata kondisi treatment sanksinya belum tercantum
dalam lampiran aturan ini, maka treatment sanksi yang diberikan akan mengacu pada aturan
SOP “Penerapan Disiplin dan Penjatuhan Sanksi Bagi Karyawan” yang berlaku.

52
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai