Anda di halaman 1dari 8

KANDE

Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Malikussaleh
Universitas
Malikussaleh
PENGGUNAAN SAPAAN KEKERABATAN BAHASA ACEH
DALAM TUTURAN MASYARAKAT KABUPATEN ACEH UTARA

oleh

Mursyidah, Safriandi*, Trisfayani


*
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FT Universitas Malikussaleh
surel: safriandi_pbi@unimal.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk sapaan kekerabatan bahasa Aceh
dalam tuturan masyarakat Kabupaten Aceh Utara dan (2) penggunaan sapaan kekerabatan
bahasa Aceh dalam tuturan masyarakat Kabupaten Aceh Utara. Pendekatan penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian ini adalah
tuturan masyarakat yang mengandung bentuk dan penggunaan sapaan kekerabatan bahasa
Aceh. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat di Kecamatan Samudera dan Kecamatan
Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara. Peneliti memilih dua gampong di masing-masing
kecamatan, yaitu Gampong Tanjong Baroh dan Madan di Kecamatan Samudera, Gampong
Baroh Kuta Batee dan Menjee Payong di Kecamatan Meurah Mulia. Data dikumpulkan
dengan teknik sampling, yaitu nonprobability sampling jenis sampling purposive.
Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik sadap dan simak libat cakap
dan metode cakap dengan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sapaan
kekerabatan bahasa Aceh dikelompokkan menjadi bentuk kata sapaan kekerabatan
berdasarkan garis keturunan dan bentuk kata sapaan berdasarkan hubungan perkawinan dan
(2) penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Aceh berdasarkan garis keturunan sebanyak 21
penggunaan dan penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Aceh berdasarkan hubungan
perkawinan sebanyak 24 penggunaan.

Kata kunci: bahasa Aceh, bentuk kata sapa, kata sapaan kekerabatan

241
Penggunaan Sapaan Kekerabatan … ( Mursyidah, Safriandi*, Trisfayani)
PENDAHULUAN Sebaliknya, jika seorang kakak laki-
Penelitian ini mengkaji (1) bentuk laki/abang menyapa adik menggunakan
sapaan kekerabatan bahasa Aceh dalam bentuk sapaan yang lain. Pada tuturan
tuturan masyarakat Kabupaten Aceh Utara selanjutnya, bentuk sapaan Abu merupakan
dan (2) penggunaan sapaan kekerabatan, baik kata sapaan yang digunakan seorang anak
kekerabatan secara keturunan (pertalian darah) untuk menyapa ayahnya. Sapaan Abu si Nur
dan karena hubungan perkawinan pada merupakan salah satu bentuk sapaan yang
penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Aceh digunakan seorang istri untuk menyapa
dalam tuturan masyarakat Kabupaten Aceh suaminya.
Utara. Kata sapaan digunakan untuk menyapa, Kedua, kevariasian penggunaan
menegur, menyebut orang kedua atau orang bentuk sapaan masyarakat Kabupaten Aceh
yang diajak berbicara. Kata sapaan adalah Utara dapat menjadi keunikan dan
kata-kata yang dipergunakan untuk menyapa, mempunyai nilai tersendiri bagi
menegur atau menyebut orang kedua atau perkembangan bahasa Aceh di wilayah
orang yang diajak bicara (Chaer dalam Kabupaten Aceh Utara. Ketiga, penggunaan
Irawan, 2019). Penggunaan sapaan dalam sapaan kekerabatan tersebut yang semakin
komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa jarang. Akibatnya, keberadaan sapaan asli
hal, seperti siapa yang menyapa, siapa yang bahasa Aceh dalam tuturan masyarakat
disapa, dan hubungan antara pembicara. Kata Kabupaten Aceh Utara khususnya di
sapaan untuk bertegur sapa tidak selalu sama Kecamatan Samudera dan Meurah Mulia
untuk setiap lawan bicara. Di sisi lain, mulai tergantikan atau tergeserkan oleh kata
penggunaan kata sapaan yang berbeda ini penyapa dalam bahasa Indonesia. Mereka
dipengaruhi oleh hubungan antara penyapa lebih sering dan terbiasa menggunakan bentuk
dan disapa. Hubungan yang dimaksud adalah sapaan luar yang bukan kata sapaan bahasa
hubungan kekerabatan atau nonkekerabatan. Aceh asli. Bentuk sapaan tersebut, seperti om,
Setiap daerah memiliki sistem sapaan tante, paman, mami, dan lain sebagainya.
kekerabatan yang berbeda-beda. Masyarakat Oleh karena itu, peneliti perlu meneliti
di Kecamatan Samudera dan Meurah Mulia penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Aceh
sangat mengenal istilah kata sapaan dalam dalam tuturan masyarakat Kabupaten Aceh
bertutur sapa, baik dalam kekerabatan maupun Utara agar menghindari kepunahan dan
diluar kekerabatan. Bentuk sapaan yang penggeseran penggunaan sapaan kekerabatan.
digunakan masyarakat Kecamatan Samudera Alasan lain peneliti meneliti penggunaan
dan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara, sapaan kekerabatan bahasa Aceh dalam
Provinsi Aceh merupakan keunikan berbahasa tuturan masyarakat di kedua kecamatan
yang menarik untuk dikaji. Keunikan sapaan tersebut ialah untuk mengetahui bentuk-
dapat dilihat dari pemakaiannya yang bentuk penggunaan sapaan bahasa Aceh asli
berdasarkan pada hubungan kekerabatan yang yang sudah jarang digunakan masyarakat.
dimiliki. Alasan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti LANDASAN TEORI
tertarik meneliti terkait penggunaan sapaan Sapaan merupakan bentuk kata yang
kekerabatan bahasa Aceh karena bentuk digunakan dalam kegiatan sapa-menyapa.
sapaan yang digunakan masyarakat Kartomiharjo (dalam Rusbiyantoro, 2011:60)
Kabupaten Aceh Utara memiliki kevariasian menyatakan bahwa sapaan merupakan salah
untuk diteliti, tepatnya sapaan antarkeluarga satu komponen bahasa yang penting karena
atau kekerabatan seperti yang diuraikan dalam sapaan itu dapat ditentukan suatu
sebelumnya. interaksi tertentu akan berlanjut. Kata sapaan
(1) Peugah bak aduen, lôn hana lôn jak dipakai untuk menegur, memanggil, dan
uroe nyoe! menyebut lawan bicara dalam pertuturan.
‘Katakan pada aduen, saya tidak pergi hari Adapun para pelaku yang disebut ialah
ini!’ pembicara, lawan bicara, serta orang yang
(2) Na Abu si Nur i rumoh? sedang dibicarakan. Menurut Subhayni, dkk.
‘Ada Abu si Nur di rumah?’ dalam penelitianya berjudul Rekontruksi
Pada peristiwa tutur di atas, kata Sapaan Kekerabatan Bahasa Aceh sebagai
sapaan Aduen digunakan oleh seorang adik Pendidikan Strategi Tutur Sapa bagi Kaum
untuk menyapa kakak laki-laki/abang. Muda Aceh (2020:126) menyatakan bahwa

242
Jurnal Kande Vol. 2 No. 2; Oktober 2021; hlm. 241-248
lawan bicara diklasifikasikan menjadi lima memiliki hubungan darah atau hubungan
jenis, yakni ego terhadap urutan kelahiran perkawinan. Dalam Depdikmas (2016:548)
dalam keluarga, ego terhadap lawan bicara kata kerabat berarti yang dekat; keluarga
yang lebih tua, ego terhadap lawan bicara (pertalian keluarga); sedarah sedaging; sanak
yang lebih muda, ego terhadap lawan bicara saudara; dan keturunan dari induk yang sama
yang sebaya, dan ego terhadap lawan bicara yang dihasilkan dari gamet yang berbeda.
menurut jenis kelamin. Mahmud (dalam Irawan, 2019:97)
Pengertian kata sapaan juga menyatakan bahwa kekerabatan merupakan
disampaikan oleh beberapa ahli. Kridalaksana suatu bentuk hubungan sosial yang terjadi
(dalam Sari dkk. 2013:512) mengemukakan karena keturunan (consanguinity) dan
bahwa kata sapaan adalah morfem, kata, atau perkawinan (affinity). Menurut Depdikmas
frase yang dipergunakan untuk saling merujuk (2016:837) patrilineal adalah istilah yang
dalam situasi pembicaraan yang berbeda-beda berkenaan dengan hubungan keturunan
menurut sifat hubungan antara pembicara itu. melalui garis kerabat lelaki saja. Matrilineal
Lebih lanjut, Brown dan Gilman (dalam adalah suatu adat masyarakat yang mengatur
Relawati 2012:9) juga menyampaikan bahwa alur keturunan berasal dari ibu.
kata sapaan merujuk pada kata ganti yang Penggunaan sapaan dalam
digunakan untuk menyapa orang kedua. komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Pemilihan kata ganti orang kedua yang baik faktor sosial maupun situasional. Arso
digunakan pembicara kepada lawan bicara (dalam Saleh, 2017:21) menyatakan bahwa
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni kekuasaan terdapat beberapa jenis kata sapaan yang
(power) dan solidaritas (solidarity). Selain itu, dipengaruhi oleh faktor lingkungan, umur,
Riegel (dalam Maulida, 2015:21) status, dan keakraban. Suhardi (dalam
menerangkan bahwa kata sapaan dalam Maulida, 2015:26) menyebutkan bahwa
bahasa Prancis ada tiga ketegori, yaitu (1) un terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
nom proper (nama diri), (2) les nom communs penggunaan kata sapaan, yaitu sebagai
(nomina umum), dan (3) le pronom personnel berikut: (a) usia, (b) situasi, (c) etnik, (d)
(pronomina persona). keakraban, (e) status sosial, (f) jenis kelamin,
Bentuk sapaan merupakan bentuk (g) keakraban, (h) status pernikahan, dan
kebahasaan yang di dalamnya dikenal adanya (asal).
tingkatan penggunaan sapaan. Braun (dalam
Subhayni, dkk. 2020:119) menjelaskan bahwa METODE PENELITIAN
sistem sapaan (the system of address) terdiri Pendekatan dalam penelitian ini
dari keseluruhan bentuk beserta hubungan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
antara bentuk-bentuk itu di dalam suatu kualitatif merupakan metode yang digunakan
bahasa. Bentuk sapaan yang digunakan oleh untuk meneliti kondisi objek yang alamiah
pemakai bahasa dalam komunikasi lisan sebagai lawannya eksperimen. Pendekatan ini
berkaitan erat dengan sistem kata ganti orang dipilih karena penelitian yang menggunakan
yaitu kata sapaan. Bentuk kata sapaan dibagi penelitian kualitatif bertujuan untuk
menjadi bentuk kata sapaan kekerabatan memahami objek yang diteliti secara
langsung dan kekerabatan tidak langsung mendalam pada latar yang alamiah
(Saputra dan Amral, 2020:83). Menurut (naturalistik). Tujuan penelitian ini yaitu
Subhayni dkk. (2020:125-126) bentuk sapaan untuk mendeskripsikan penggunaan sapaan
dalam bahasa Aceh dibedakan menjadi dua, kekerabatan bahasa Aceh dalam tuturan
yaitu kata sapaan berdasarkan garis keturunan masyarakat Kabupaten Aceh Utara. Adapun
dan kata sapaan berdasarkan garis jenis penelitian yang digunakan dalam
perkawinan. Selain pendapat-pendapat di atas, penelitian ini adalah jenis penelitian
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan deskriptif. Muhammad (2014:33-34)
Jannah, dkk. (2019:148) data tentang mendefenisikan deskriptif adalah sifat data
penggunaan sapaan kekerabatan yang telah penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini dipilih
diperoleh dikelompokkan berdasarkan garis karena tujuan dari penelitian deskriptif dalam
keturunan, hubungan perkawinan, dan metode ini ialah untuk mendeskripsikan,
hubungan peran. menganalis, dan menjelaskan fenomena
Kekerabatan adalah unit-unit sosial kebahasaan yang sedang diteliti, fokusnya
yang terdiri atas beberapa keluarga yang pada penggunaan sapaan kekerabatan bahasa

243
Penggunaan Sapaan Kekerabatan … ( Mursyidah, Safriandi*, Trisfayani)
Aceh dalam tuturan masyarakat Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN
Aceh Utara. Hasil penelitian menujukkan bahwa
Data penelitian ini adalah tuturan bentuk kata sapaan kekerabatan bahasa Aceh
masyarakat berupa kalimat yang mengandung itu bervasiasi disebebkan oleh hubungan yang
sapaan kekerabatan bahasa Aceh. Adapun dimiliki penyapa dengan orang yang disapa.
sumber data penelitian ini adalah masyarakat Selain itu, kevariasian bentuk-bentuk dan
di Kecamatan Samudera dan Kecamatan penggunaan kata sapaan kekerabatan bahasa
Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara. Aceh disebabkan oleh faktor yang
Sumber data dalam penelitian ini ditentukan mempengaruhinya. Berdasarkan penelitian
dengan menggunakan teknik sampling, yakni tersebut ditemukan bahwa bentuk kata sapaan
Nonprobability Sampling jenis Sampling kekerabatan bahasa Aceh terdiri atas kata
Purposive. Alasan teknik ini dipilih karena sapaan berdasarkan berdasarkan garis
penelitian ini berkenaan tentang penggunaan keturunan dan kata sapaan berdasarkan
sapaan kekerabatan bahasa Aceh dalam hubungan perkawinan.
tuturan masyarakat. Jadi, sampel sumber 1) Kata sapaan berdasarkan garis
datanya adalah orang-orang yang memakai keturunan
sapaan tersebut dan paham dalam pengunaan Kata sapaan kekerabatan berdasarkan
sapaan kekerabatan bahasa Aceh. Adapun garis keturunan adalah kata sapaan yang
persyaratan-persyaratan untuk menjadi digunakan untuk memanggil, menyapa, dan
seorang sumber data menurut Mahsun menyebut lawan bicara yang memiliki
(2017:142) di antaranya adalah sebagai hubungan kekerabatan disebabkan oleh
berikut: (a) berjenis kelamin pria atau wanita, keturunan atau pertalian darah. Sapaan
(b) berusia antara 25-65 tahun (tidak pikun), kekerabatan berdasarkan garis keturunan
(c) orang tua, istri, atau suami informan lahir digunakan untuk menyapa anggota kerabat
dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau yang mempunyai hubungan langsung atau
tidak pernah meninggalkan desanya, dan (d) pertalian darah dengan penyapa (ego).
berpendidikan maksimal tamat pendidikan Anggota keluarga yang dimaksud adalah
dasar (SD-SMP). keluarga inti dan keluarga luas. Kata sapaan
Data penelitian ini dikumpulkan kekerabatan berdasarkan garis keturunan yang
dengan metode simak dan metode cakap. terdapat di Kabupaten Aceh Utara pada dua
Dalam melaksanakan metode simak, peneliti daerah kecamatan penelitian, yaitu
menyimak setiap tuturan yang dituturkan oleh Kecamatan Samudera dan Kecamatan Meurah
subjek. Teknik dasar yang digunakan adalah Mulia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
teknik sadap, kemudian dilanjutkan dengan
teknik simak libat cakap. Dalam Tabel 1. Sapaan Kekerabatan Bahasa Aceh
melaksanakan metode cakap, teknik pancing berdasarkan Garis Keturunan dalam
merupakan teknik dasar dalam metode cakap, Tuturan Masyarakat Kabupeten Aceh
kemudian teknik lanjutannya yaitu teknik Utara
cakap semuka dan teknik cakap tansemuka.
Dalam metode cakap peneliti juga Pengguaan Bentuk Kata
menggunakan teknik catat untuk No.
Sapaan Sapaan
memudahkan peneliti mengelompokkan data. ayah ayah, abu, abi,
Teknik rekam juga dilakukan peneliti agar 1 kandung wallet
data dapat diawetkan untuk ditranskrip baik kakak laki- abuwa, yahwa,
secara fonetik, fonemis, maupun ortografis. 2 laki ayah pakwa
Penelitian ini dianalisis menggunakan kakak
metode deskriptif yang bertujuan untuk perempuan
mendeskripsikan penggunaan sapaan
3 ayah mawa/wa, miwa
kekerabatan bahasa Aceh dalam tuturan
adik laki- apacut, apa + nama
mayarakat Kabupaten Aceh Utara. Adapun 4
laki ayah diri, yah bit, cék
langkah-langkah ananisis data pada penelitian
adik mabit,
itu, yaitu (a) pengunpulan data, (b) reduksi
perempuan macék/makcék, téh
data, (c) penyajian data, dan (d) verifikasi dan
5 ayah cut
penerikan kesimpulan.

244
Jurnal Kande Vol. 2 No. 2; Oktober 2021; hlm. 241-248
Pengguaan Bentuk Kata Pengguaan Bentuk Kata
No. No.
Sapaan Sapaan Sapaan Sapaan
ayah dari nèk, ayah/yah syik, ibu mak, ummi, poma,
6 ayah abu syik, ampôn nèk 1 kandung cut nyak
ibu dari nèk, masyik, ma kakak laki- abuwa, yahwa,
7 ayah tuha 2 laki ibu pakwa
ayah dari kakak
8 kakek Nèktu perempuan
ibu dari 3 ibu mawa/wa, miwa
9 kakek nèktu, masyiktu adik laki- apacut, apa + nama
kakak cuda, kakak/kak, 4 laki ibu diri, yah bit, cék
10 perempuan cupo/cut po, a adik mabit,
kakak laki- abang/bang, aduen, perempuan macék/makcék, téh
11 laki bang + nama diri 5 ibu cut
adik adoe, adék/dék, dék 6 ibu dari ibu nèk, masyik,
12 perempuan + nama diri ayah dari nèk, ayah/yah syik,
adik laki- adoe, adék/dék, 7 ibu abu syik
13 laki nama ayah dari
14 anak aneuk/neuk, nyak 8 nenek Nèktu
anak laki- aneuk agam, si ibu dari
15 laki agam, nama 9 nenek nèktu, masyiktu
anak suami
16 perempuan aneuk inöng, si dara, kakak tu muda,
17 Cucu Cuco 10 perempuan abang/bang
adik laki- nèk, yah syik/abu istri kakak tu muda, kak,
18 laki kakek syik 11 laki-laki macék/makcék
adik lintô, lakoe, yah
perempuan sinyak/yah aneuk
19 kakek nèk, masyik 12 suami miet, bang
kakak laki- nèk, yah syik/abu ma si nyak/ma
20 laki kakek syik aneuk miet,
13
kakak pereumoh,
perempuan istri adék/dék
21 kakek nèk, masyik mak tuan dan ayah
14 Mertua tuan
2) Kata sapaan berdasarkan mertua
hubungan perkawinan 15 perempuan mak, cut ma
Sapaan kekerabatan berdasarkan mertua
hubungan perkawinan disebabkan oleh 16 laki-laki ayah, abu
pertalian tidak langsung yang terjadi karena 17 Menantu Meulintèe
adanya perkawinan. Data tentang bentuk suami dari
sapaan kekerabatan bahasa Aceh berdasarkan adik cék, cék + nama
18
garis perkawinan atau hubungan tidak perempuan diri
langsung dalam tuturan masyarakat ibu
Kabupaten Aceh Utara tersaji dalam tabel istri dari
korpus data berikut ini. adik laki- cék, cék + nama
19 laki ibu diri, macék/makcék
Tabel 2. Sapaan Kekerabatan Bahasa Aceh suami dari
berdasarkan Hubungan kakak
20 abuwa, pakwa
Perkawinan dalam Tuturan perempuan
Masyarakat Kabupeten Aceh ibu
Utara istri dari
21 kakak laki- Mawa
laki ibu

245
Penggunaan Sapaan Kekerabatan … ( Mursyidah, Safriandi*, Trisfayani)
22 ibu tiri mak, ma ui Penggunaan sapaan cuda, dan
23 ayah tiri ayah, yah ui kakak/kak digunakan penyapa terhadap kakak
anak laki- perempuan. Selanjutnya, untuk menyapa
laki dan abang/bang + kakak laki-laki, penyapa menggunakan
perempuan nama, kak + nama, sapaan abang/bang, aduen, dan bang + nama
24 diri. Untuk menyapa adik laki-laki atau adik
dari kakak adék/dék, dék +
dan abang nama diri. perempuan, penyapa menggunakan sapaan
ibu adoe, adék/dék, dan nama. Penyapa
menggunakan sapaan aneuk/neuk dan nyak
PEMBAHASAN untuk menyapa anak, sapaan aneuk agam, si
Hasil penelitian menunjukkan bahwa agam, dan nama untuk menyapa anak laki-
umumnya sapaan kekerabatan bahasa Aceh laki, dan sapaan aneuk inöng, si dara untuk
berdasarkan garis keturunan dan hubungan menyapa anak perempuan. Bentuk sapaan
perkawinan memiliki banyak persamaan di kekerabatan bahasa Aceh terhadap cucu
kedua lokasi penelitian. Dengan kata lain, adalah cuco. Kemudian, untuk menyapa adik
sapaan yang digunakan tidak jauh berbeda laki-laki kakek penyapa mengunakan sapaan
antara pihak laki-laki ataupun pihak nèk, dan yah syik. Sapaan nèk dan masyik
perempuan. Oleh karena itu, sapaan yang digunakan untuk menyapa adik perempuan
digunakan dalam keluarga dari pihak ayah dan kakak perempuan kakek. Penyapaan
(laki-laki) juga digunakan oleh keluarga dari terhadap kakak laki-laki kakek menggunakan
pihak ibu (perempuan). Berikut ini penjelasan sapaan nèk, dan abu syik.
mengenai bentuk dan penggunaan sapaan Kata sapaan yang digunakan untuk
kekerabatan bahasa Aceh, baik berdasarkan menyapa ibu adalah mak, poma, ummi dan cut
garis keturunan maupun hubungan nyak. Penyapa menggugunakan kata sapaan tu
perkawinan dalam tuturan masyarakat muda dan abang/bang untuk menyapa suami
Kabupaten Aceh Utara. kakak perempuan. Penggunaan sapaan tu
Bentuk sapaan yang digunakan untuk muda, kak, dan macék/makcék digunakan ego
menyapa ayah kandung adalah ayah, abu, abi, untuk menyapa istri kakak laki-laki.
dan walét. Selanjutnya untuk menyapa ibu Penyapaan terhadap suami ego menggunakan
kandung, penyapa mengunakan sapaan mak, sapaan abang/bang. Jika sudah memiliki
ummi, dan cut nyak. Berikutnya, untuk anak, kata sapaan yang digunakan yaitu yah si
penyapaan terhadap kakak laki-laki ayah nyak/yah aneuk miet dan yah/abu+nama anak
menggunakan sapaan abuwa, yahwa, dan pertama. Ego menyapa istri dengan sapaan
pakwa. Kata sapaan untuk menyapa kakak adék/dék. Penggunaan sapaan ma sinyak/ma
perempuan ayah adalah mawa/wa, dan miwa. aneuk miet dan mak + nama anak pertama
Sapaan ini juga digunakan untuk menyapa untuk menyapa istri jika sudah memiliki anak.
kakak perempuan ibu. Penyapa menggunakan Kata sapaan lintô dan lakoe digunakan untuk
sapaan apacut, apa + nama diri, yah bit, menyebut suami dan penggunaan sapaan
yahwa, dan cék untuk menyapa adik laki-laki pereumoh untuk menyebut istri (pengantin
ayah dan ibu. Untuk menyapa adik perempuan baru) yang belum memiliki anak.
ayah dan ibu, penyapa menggunakan sapaan Penyapa menyapa ibu mertua/ibu
mabit, macék/makcék, dan téh cut. suami dan ayah mertua/ayah suami dengan
Penyapaan terhadap ayah dari ayah sapaan mak tuan dan yah tuan. Tuturan ini
dan ayah dari ibu menggunakan nèk, ayah/yah tidak dipakai saat bertutur langsung dengan
syik, dan abu syik. Sapaan nèk, masyik, dan ma ibu mertua atau ayah mertua, sapaan yang
tuha digunakan penyapa untuk menyapa ibu digunakan sama dengan bentuk sapaan
dari ayah dan ibu dari ibu. Kata penyapa untuk kekerabtan bahasa Aceh seperti menyapa ayah
menyapa ayah dari kakek ibu dan ayah adalah kandung atau ibu kandung. Penyapaan
nèktu. Untuk meyapa ibu dari kakek, penyapa terhadap suami dari adik perempuan ibu ego
menggunakan sapaan nèktu, dan masyiktu. menggunakan sapaan cék dan cék + nama
Kata tu pada sapaan nèktu, dalam bahasa Aceh diri.Untuk menyapa istri dari adik laki-laki
berarti ‘buyut’. Jadi, kata sapaan nèktu ibu, ego mengunakan sapaan cék, cék + nama
digunakan untuk menyapa kakek buyut dari diri, dan macék/makcék. Abuwa dan pakwa
ayah atau ibu. merupakan penggunaan sapaan oleh ego
terhadapa suami dari kakak perempuan ibu.

246
Jurnal Kande Vol. 2 No. 2; Oktober 2021; hlm. 241-248
Penggunaan mawa digunakan oleh ego untuk memperkenalkan bentuk dan penggunaan kata
menyapa istri dari kakak laki-laki ibu. sapaan kekerabatan bahasa Aceh. Selain itu,
Penyapa menggunakan sapaan ma ui dan yah para pendidik juga dapat melakukan seminar
ui untuk menyapa ibu tiri dan ayah tiri. umum/khusus mengenai bentuk dan
Penggunaan sapaan ini tidak digunakan ketika penggunaan sapaan kekerabatan bahasa Aceh.
penyapa (anak laki-laki dan anak perempuan) Bagi masyarakat disarankan untuk selalu
menyapa ayah tiri/ibu tiri secara langsung menggunakan kata sapaan kekerabatan bahasa
dalam sebuah pertuturan. Aceh supaya bentuk dan penggunaan tersebut
Kata penyapa abang/bang + nama, tetap terjaga kelestariannya.
kak + nama, adék/dék, dan dék + nama diri
digunakan penyapa untuk menyapa anak laki- DAFTAR PUSTAKA
laki/anak perempuan dari kakak dan abang Depdikmas. (2016). Kamus Besar Bahasa
ibu. Bentuk sapaan ini berbeda-beda menurut Indonesia (edisi 5). Jakarta: Balai
usia dan jenis kelamin yang dimiliki oleh Pustaka.
pesapa. Bentuk kata sapaan abang/bang +
nama, kak + nama digunakan untuk menyapa Irawan, Windo Dicky. (2019). “Kata Sapaan
orang yang lebih tua dari penyapa. Kekerabatan dalam Masyarakat
Penggunaan sapaan adék/dék dan dék + nama Lampung Sungkai”. Jurnal Elsa,
diri terhadap anak laki-laki/anak perempuan Volume 17, Nomor 1, April 2019.
dari kakak/abang ibu yang usianya lebih muda (http://jurnal.umko.ac.id/index.pp/e
dari penyapa. lsa/article/viuw/109)

PENUTUP Jannah, Miftahul. (2019). Sapaan


Bentuk kata sapaan kekerabatan Kekerabatan dalam Tuturan
bahasa Aceh dalam tuturan masyarakat Masyrakat Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Aceh Utara terdiri atas (1) bentuk Provinsi Sumatera Utara”. Jurnal
kata sapaan kekerabatan berdasarkan garis Bahasa dan Sastra, Volume 13 No.
keturunan dan (2) bentuk kata sapaan 2, Juli 2019:143-158.
berdasarkan hubungan perkawinan. Data
berupa kata sapaan berdasarkan garis Mahsun. (2017). Metode Penelitian Bahasa:
keturunan sebanyak 21 penggunaan dengan Tahapan, Strategi, Metode, dan
bentuk kata sapaan di antaranya adalah ayah, Tekniknya Ed-3. Depok: Rajawali
abu, abi, walét, dan abuwa. Selanjutnya, kata Pers.
sapaan kekerabatan bahasa Aceh berdasarkan
hubungan perkawinan diperoleh sebanyak 24 Muhammad. (2014). Metode Penelitian
penggunaan dengan bentuk kata sapaan di Bahasa. Jogyakarta: Ar-Ruzz
antaranya adalah mak, ummi, poma, cut nyak, Media.
abuwa, dan yahwa. Penggunaan sapaan
kekerabatan berdasarkan keturunan adalah Relawati, Miranti. (2012). “Penggunaan
penggunaan kata sapaan seperti terhadap ayah Ragam Sapaan yang Digunakan
kandung, kakak laki-laki ayah, kakak Anak Kost Desa Pabelan Kartasura
perempuan ayah dan adik perempuan ayah. Sukoharjo.” Skripsi tidak
Berikutnya, penggunaan sapaan kekerabatan diterbitkan. Surakarta: Universitas
berdasarkan hubungan perkawinan adalah Muhammadiyah Surakarta.
penggunaan kata sapaan seperti terhadap ibu
kandung, kakak laki-laki ibu, suami, istri, Rusbiyantoro, Wenni. (2011). “Penggunaan
mertua dan menantu. Kata Sapaan dalam Bahasa Melayu
Berdasarkan simpulan di atas, saran Kutai”. Journal Parole Volume 2,
yang dapat diberikan oleh penulis adalah No. 1, April 2011.
sebagai berikut. Bagi Pemda disarankan untuk (http://www.lontar.ui.ac.id/file:file=
melakukan sosialisasi kepada masyarakat digital/12345-121301A294k-
mengenai bentuk kata sapaan dan penggunaan kata%20sapaan-leteratur.pdf)
sapaan kekerabatan bahasa Aceh. Bagi dunia
pendidikan disarankan kepada setiap guru Saleh, R. (2017). “Bentuk Sapaan
yang mengajarkan bahasa daerah untuk Kekerabatan dalam Bahasa Banjar

247
Penggunaan Sapaan Kekerabatan … ( Mursyidah, Safriandi*, Trisfayani)
di Tembilahan, Riau”. Jurnal
bahasa dan sastra-Madah, Volume
8, Nomor 1, April 2017:19-32.
(https://madah.kemendikbud.go.id/i
ndex.php/madah/article/view/74)

Sari, Nika. dkk. (2013). “Sistem Kata Sapaan


Kekerabatan dalam Bahasa Melayu
di Kepenghuluan Bangko Kiri
Kecamatan Bangko Pusako
Kabupayen Rokan Hilir Provinsi
Riau”. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Volume 1.
No. 2 Maret 2013. Seri G477-562.
(http://media,neliti.com/media/publ
icatian/118981-ID-sistem-kata-
sapaan-kekerabatan-dalam-bah-pdf)

Saputra, Sabar dan Sainil Amral. (2020).


“Kata Sapaan Kekerabatan Bahasa
Melayu Jambi di Desa Teriti
Kecamatan Sumay Kabupaten
Tebo”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Bahasa dan Satra Indonesia,
Volume. 4, No.1, April 2020.
(http://Aksara.umbari.ac.id/index.p
hp/aksara)

Subhayni, dkk. (2020). “Restrukturisasi


Sapaan Kekerabatan Bahasa Aceh
Sebagai Pendidikan Strategi Tutur
Sapa Bagi Kaum Muda Aceh.”
Jurnal Serambi Ilmu, Volume 21,
No.1, Maret 2020.
(http://jurnal.serambimekkah.ac.id/s
erambi-ilmu/article/view/1901)

248
Jurnal Kande Vol. 2 No. 2; Oktober 2021; hlm. 241-248

Anda mungkin juga menyukai