LINGUA
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia 50229 Telp. (024) 8508010
surel: jurnal.lingua@mail.unnes.ac.id & lingua.fbs@mail unnes.ac.id
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua
Sejarah artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu penggunaan, makna konotasi, dan jenis idiom
Diterima bahasa Indonesia yang berbasis nama binatang. Data dalam penelitan ini adalah korpus
Agustus 2017 buatan sendiri. Korpus berjumlah 101.997 kata diambil dari artikel berbahasa Indonesia
Disetujui yang terdapat di dalam artikel berita, cerpen, dan opini yang terdapat pada internet.
Penelitian ini menghasilkan tiga penemuan besar. Pertama, idiom bahasa Indonesia
November 2017
digunakan untuk merujuk kepada manusia atau orang dan benda. Apabila idiom tersebut
Dipublikasikan
digunakan untuk merujuk kepada manusia maka idiom tersebut dapat berkonotasi negatif
Januari 2018
dan positif. Sebaliknya, apabila idiom tersebut digunakan untuk merujuk kepada benda
maka idiom tersebut berkonotasi netral. Idiom yang berkarakter negatif digunakan untuk
Kata Kunci: merujuk kepada pelaku seksual, pencuri/koruptor, sifat licik, penyakit, penampilan fisik
Idiom, Semantik, yang buruk, inferioritas, kondisi psikologis sesaat, ketidakjelasan, tidak tahu malu, dan
Makna, Konotasi alternatif. Selanjutnya, idiom yang berkarakter positif digunakan untuk merujuk kepada
superioritas. Kedua, hanya ada dua tipe idiom yang muncul yaitu, pure idom dan semi
Key words: idiom. Terakhir, idiom yang berkarakter netral digunakan untuk merujuk kepada nama/
label, makanan, tanaman, tatanan rambut, pondasi, cinta masa remaja, dan aktifitas.
Idioms, semantics,
Penggunaan nama binatang pada idiom yang merujuk manusia disebabkan oleh karakter
meaning, yang melekat pada binatang tersebut sedangkan penggunaan idiom yang merujuk kepada
connotation benda disebabkan oleh persamaan bentuk.
ABSTRACT
This research is aimed to find out the uses of idoms, connotation meaning, and types of
Indonesian idioms which are based on the name of animal. The data was the writer’s own
made corpus. Corpus which contain of 101.997 words was taken from Indonesian article
such as, news, short stories, and opinion article from the internet. This research delivers big
discovery. First, Indonesian idioms are used to refer to human or things. If the idioms are
used to refer to the human, the meaning can be positive or negative. In the other hand, if the
idioms are used to refer to a thing, the meaning of idiom is neutral. Negative idiom are used
to refer to sexual offender, thief or corruptor, sly nature, illness, bad appearence, inferiority,
a short moment of physical condition, unclear condition, no same people, and alternative.
The positive idioms are used to refer to superiority. Second, there are two types of idioms
that occur in this research, they are pure idoms and semi idioms Last, neutral idioms are
used to refer to name/label, foods, plants, hair style, foundation, teenage love, and activity.
The used of Indonesian idiom which based on the name of animal are caused by the attacting
character of that animals, whereas the use of idioms that refer to a thing are caused by the
similarity of shapes.
18
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
19
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
Sejauh pengetahuan peneliti, idiom diambil dari internet yang berjumlah 101.997
sampai saat ini pernah diteliti dengan kata. Penentuan data fokus pada idiom bahasa
menggunakan berbagai macam pendekatan, Indonesia yang berbasis nama-nama binatang.
seperti dalam keilmuan sintaksis idiom diteliti Penelitian ini menggunakan software
oleh Gibbs, dkk (1997), Parvaresh (2012), Tang Monoconc. Romer dan Wulff (2010: 10)
(2007), dan Keysar, dkk (1999). Dalam lingkup mengatakan bahwa Monoconc adalah salah
pendidikan bahasa idiom telah diteliti oleh satu software yang memudahkan untuk
Maisa dan Karunakaran (2013), Moein, dkk mengumpulkan teks dalam sebuah korpus
(2014). Dalam bidang antropolinguistik, idiom dan membantu untuk menganalisis fenomena
telah diteliti oleh Mededovic (2011) kebahasaan serta menangkap pokok-pokok
Dengan demikian, penelitian ini masih aspek yang menarik dalam bahasa.
perlu dilakukan untuk melengkapi penelitian Adapun langkah-langkah yang
yang ada, sehingga didapatkan pemahaman dilakukan untuk mengumpulkan data telah
yang komprehensif mengenai konsep idiom. melewati beberapa tahap yakni, pertama,
mendata nama-nama bintang dalam bahasa
Indonesia dengan berbasis pada Kamus Besar
METODE PENELITIAN Bahasa Indonesia. Kedua, mengumpulkan data
berupa artikel yang berisikan nama-nama
Penelitian ini adalah penelitian
binatang dari artikel berita, cerpen, opini,
kebahasaan dalam bidang semantik. Penelitian
dan artikel-artikel bahasa Indonesia lainnya.
ini fokus pada hubungan antara kebudayaan
Ketiga, memasukkan semua data yang sudah
dengan bahasa dan penggunanya, karena objek
didapat ke dalam software monoconc. Keempat,
penelitian ini adalah idiom bahasa Indonesia
memproses semua data yang sudah didapat
yang berbasis nama binatang yang dipandang
dengan menggunakan sofware monoconc.
melalui perspektif tertentu. Hancock, dkk
Terakhir, mendaftar kalimat yang mengandung
(2009: 7) mengemukakan bahwa penelitian
idiom yang berbasis nama bintang yang
kualitatif berhubungan dengan membangun
sudah diproses dengan menggunakan sofware
penjelasan tentang fenomena sosial. Penelitian
monoconc.
kualitatif bertujuan untuk membantu
Idiom merupakan beberapa leksem
memahami dunia sosial sekitar, mengapa itu
yang berdampingan yang mempunyai makna
terjadi dan bagaimana terjadinya? Perry (2005:
yang berbeda dengan makna awalnya. Oleh
75) mengemukakan bahwa kebanyakan metode
karena itu, penelitian akan menggunakan
pada penelitian kualitatif yang banyak berasal
pendekatan leksikal untuk menunjukkan
dari antropologis dan sosiologis lebih banyak
perbedaan makna idiom dengan makna
bersandar pada deskripsi verbal daripada
awal leksem pembentuk idiom. Mengenai
angka-angka. Data yang digunakan dalam
pendekatan leksikal tidak terlalu sulit, sebuah
penelitian ini adalah merupakan fenomena
kamus merupakan contoh yang tepat untuk
yang ada di masyarakat, artinya tidak ada
pendekatan leksikal, makna setiap leksem
perlakuan khusus terhadap data tersebut.
diuraikan di situ (Pateda 2001: 74).
Data dalam penelitian ini adalah
Selanjutnya, untuk menjelaskan jenis-
sebuah korpus buatan sendiri. Korpus berasal
jenis idiom yang terdapat pada idiom bahasa
dari artikel berita, cerpen, dan opini yang
Indonesia yang berbasis nama binatang peneliti
20
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
akan menggunakan Fernando (1994). Di dalam Menurut (Palmer, 1976: 1), semantik adalah
penelitiannya, Fernando membedakan idiom ilmu yang mempelajari makna. Saeed (2009:
menjadi tiga jenis yaitu, pure idiom, semi idiom, 3) menambahkan bahwa semantik adalah studi
dan literal idiom. tentang makna yang dikomunikasikan melalui
Lebih jauh lagi, untuk menjelaskan bahasa. Menurut Griffiths (2006: 15) semantik
makna idiom peneliti menggunakan Leech tidak hanya mempelajari makna kata dan
(1981). Di dalam penelitiannya Leech membagi makna kalimat tetapi juga mempelajari tentang
makna menjadi tujuh jenis yang berbeda yaitu, makna yang dilihat konteks penggunaan.
makna konseptual, makna konotatif, makna Aminuddin (1988: 15) berpendapat bahwa
sosial, makna afektif, makna reflektif, makna semantik mengandung pengertian “studi
kolokatif, dan makna tematik. tentang makna”. Studi yang mempelajari makna
Di sisi lain, penelitian ini menggunakan merupakan bagian dari linguistik. Seperti
teknik klasifikasi. Data yang mempunyai halnya bunyi dan tata bahasa, komponen
kesamaan karakteristik ditempatkan pada makna dalam hal ini juga dipelajari pada tingkat
satu kelas, dengan cara ini keseluruhan data tertentu. Maksudnya, apabila komponen bunyi
dapat terbagi dalam beberapa kelompok atau dipelajari pada tingkat pertama dan tata bahasa
kelas (Khotari, 2003: 124). Sebagai tambahan, pada tingkat kedua, maka komponen makna
penelitian ini juga menggunakan teknik dipelajari pada tingkat terakhir. Hubungan
klasifikasi atributif. Pada teknik klasifikasi ketiga komponen tersebut karena bahasa pada
atributif, data diklasifikasikan berdasarkan awalnya merupakan bunyi-bunyi abstrak yang
karakteristik yang dapat dijelaskan secara mengacu pada lambang-lambang yang memiliki
deskriptif (Khotari, 2003: 124). tatanan bahasa, dan bahasa yang memiliki
Idiom-idiom bahasa Indonesia yang bentuk serta hubungan mengasosiakan adanya
telah didaftar dan dianalisis makna konotasinya makna. Semantik dianggap relevan dengan
akan dibedakan menjadi tiga jenis yaitu, negatif tujuan penelitian ini karena kajian tentang kata
positif dan netral. atau leksem di dalam kajian linguistik tidak
Selanjutnya, idiom-idiom tersebut dapat dilepaskan dengan semantik.
dianalisis maknanya berdasarkan Semantik memandang makna kata yang
penggunaannya di dalam masyarakat. Dalam dihubungkan dengan konteks. Yang dimaksud
hal ini, idiom-idiom tersebut digunakan untuk dengan konteks di sini adalah hubungan makna
merujuk kepada pelaku seksual, pencuri/ kata tersebut dengan makna lain dan juga
koruptor, sifat licik, penyekit, penampilan fisik hubungan makna tersebut dengan masyarakat.
yang buruk, inferioritas, kondisi prisikologi Dengan kata lain, semantik memandang makna
seseat, ketidakjelasan, tidak tahu malu, secara objektif.
alternatif, superioritas, nama/label, makanan, Dari korpus yang berjumlah 101.997
tanaman, tatanan rambut, pondasi, cinta masa kata, telah terindetifikasi, terdapat 60 idiom
remaja, dan aktifitas. bahasa Indonesia yang berbasis nama binatang.
Rincian nama binatang yang digunakan dalam
idiom bahasa Indonesia adalah sebagai berikut;
HASIL DAN PEMBAHASAN
ayam (5 buah), babi (2 buah), badak (1 buah),
Pembicaraan mengenai idiom tidak
bajing (1 buah), bebek (1 buah), bulus (1 buah),
bisa dipisahkan dengan ilmu semantik.
buaya (7 buah), burung (1 buah), banteng (1
21
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
buah), cacing (1 buah ), domba (1 buah), gajah kucing yang tidak bertuan dan hidup dari
(3 buah), gurita (1 buah), harimau (1 buah), menggarong “mencuri”.
kakap (1 buah), kambing (3 buah), kanguru b. Terlebih dia bagaikan memiliki tenaga
(1 buah), kelabang (1 buah), keong (1 buah), sepuluh ekor kuda yang tanpa kenal lelah
kucing (3 buah), kuda (4 buah), kutu (5 buah), berlari, dan terus berlari tanpa henti
kupu-kupu (1 buah), lintah (1 buah), macan (2 sebelum mencapai garis finish.
buah), monyet (1 buah), sapi (1 buah), singa (1 Fernando, (1994: 36) membagi idiom
buah), teri (1 buah), tikus (4 buah), Udang (1 menjadi tiga jenis yaitu, pure idiom, semi idiom,
buah). dan literal idiom. Pure idiom disebut juga
Nama-nama binatang tersebut dengan opaque atau ‘buram’ (Fernando, 1994:
digunakan di dalam idiom untuk merujuk 32). Misalnya, to spill the beans. Pada idiom
kepada manusia dan benda. Idiom yang tersebut, to spill the beans bukan bermakna
digunakan untuk merujuk kepada manusia ‘melempar kacang’, melainkan ‘mengumbar
berjumlah 44 idiom, sedangkan idiom yang rahasia’. Semi-idiom dikatakan mempunyai
digunakan untuk meruju benda berjumlah 16 satu atau lebih dari satu konstituen literal dan
idiom. Idiom yang digunakan untuk merujuk satu konstituen nonliteral. Oleh karena itu, tipe
kepada manusia antara lain, buta ayam, tidur- idiom ini disebut partially opaque. Contohnya
tidur ayam, ayam kampus, ceker ayam2, babi adalah foot the bill yang berarti ‘pay’ atau
ngepet, (mem)babi-buta, muka badak, bajing ‘bayar’. Kata ‘bayar’ disini adalah semi-idiom.
loncat, akal bulus, buaya buntung, buaya darat, Selanjutnya, literal idiom terlihat literal oleh
buaya keroncong, air mata buaya, kabar burung, karena itu dapat dimaknai dengan makna
cacing kepanasan, adu domba, gajah bengkak, dasarnya. Misalnya, of course, in any case, for
gurita cikeas, harimau malaya, kelas kakap, certain. Pada jenis ini idiom terlihat sebagai
kambing congek, kambing hitam, kutu loncat, bentuk yang baku dan tidak digunakan secara
kutu buku1, kutu buku2, kutu kupret, mati metaforis.
kutu, kupu-kupu malam, lintah darat, macan Berdasarkan pembagian tipe idiom
asia, macan ompong, cinta monyet, politik yang telah dijelaskan sebelumnya, idiom-
dagang sapi, raja singa, kelas teri, tikus kantor, idiom yang tersebut di atas dapat berkonotasi
tikur berdasi, tikus berjas, jalan tikus, dan negatif, positif, dan netral. Akan tetapi, di
otak udang. Sedangkan idiom yang digunakan dalam penelitian ini idiom-idiom tersebut lebih
untuk merujuk kepada benda antara lain, ceker banyak yang berkonotasi negatif, sebagaimana
ayam1, ceker ayam2, cocor bebek, lidah buaya, yang tergambar pada tabel 4.2 di bawah ini.
roti buaya, partai banteng, kuping gajah1,
kuping gajah2, kambing guling, negeri kanguru, Tabel 4.2
kepang kelabang, umis kucing, lidah kucing, Konotasi Idiom
nasi kucing, ekor kuda, kuda lumping, dan kuda
kuda. No. Konotasi Idiom Jumlah
Dari idiom-idiom di atas, terdapat dua 1 Negatif 39
rangkaian kata yang bisa bermakna literal 2 Positif 3
3 Netral 18
seperti kucing garong dan ekor kuda seperti
Jumlah 60
yang terdapat pada contoh di bawah ini.
a. Kata kucing garong dapat diartikan
22
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
Dari tabel 4.2 di atas terlihat idiom kepada pelaku seksual, pencuri/koruptor,
bahasa Indonesia yang berbasis nama binatang sifat licik, penyakit, penampilan fisik yang
lebih banyak yang berkonotasi negatif, dengan buruk, inferioritas, kondisi psikologis sesaat,
jumlah 39 idiom. Kedua, idiom yang berkonotasi ketidakjelasan, tidak tahu malu, dan alternatif.
positif berjumlah 3 idiom. Terakhir, idiom yang Selanjutnya, idiom yang berkarakter positif
berkonotasi netral berjumlah 18 idiom. digunakan untuk merujuk kepada superioritas.
Idiom bahasa Indonesia digunakan Terakhir, idiom yang berkarakter netral
untuk merujuk kepada manusia atau orang dan digunakan untuk merujuk kepada nama/
benda. Apabila idiom tersebut digunakan untuk label, makanan, tanaman, tatanan rambut,
merujuk kepada manusia maka idiom tersebut pondasi, cinta masa remaja, dan aktifitas. Hasil
dapat berkonotasi negatif dan positif. Contoh penelitian menunjukkan bahwa idiom yang
idiom yang berkonotasi positif muncul dalam berbasis nama bintang lebih banyak digunakan
idiom buaya keroncong yang merujuk kepada untuk merujuk kepada karakter negatif.
raja musik keroncong, sedangkan contoh idiom Penggunaan binatang di dalam idiom
yang berkonotasi negatif muncul pada idiom tampaknya merujuk pada sifat, penampakan
buaya darat yang merujuk kepada laki-laki fisik, dan habitat yang ada pada binatang
yang suka mempermainkan wanita. tersebut. Binatang-binatang yang digunakan
Idiom-idiom yang tersebut di atas untuk merujuk kepada karakter negatif
dapat berkonotasi negatif, positif, dan netral. cenderung memiliki sifat, penampakan fisik,
Di dalam penelitian ini, idiom yang berkonotasi dan habitat yang buruk. Seperti pada idiom
negatif muncul sebanyak 39 kali, idiom yang tikus kantor yang merujuk kepada pencuri/
berkonotasi positif muncul sebanyak 3 kali, koruptor, tikus digunakan pada idiom tersebut
sedangkan idiom yang berkonotasi netral karena tikus tampaknya diasumsikan memiliki
muncul sebanyak 19 kali. Hasil penelitian sifat yang rakus serta habitat yang kotor.
menunjukkan bahwa idiom bahasa Indonesia Sebaliknya, bintang-bintang yang digunakan
yang berbasis nama binatang lebih banyak untuk merujuk kepada karakter posititf
yang berkonotasi negatif. cenderung memiliki sifat buas atau berkuasa.
Selanjutnya, hanya ada dua jenis idiom Seperti pada idiom macan asia yang merujuk
yang muncul di dalam idiom bahasa Indonesia kepada negara terdepan di wilayah Asia, macan
yang berbasis nama binatang yaitu pure idiom digunakan pada idiom tersebut karena macan
dan semi idiom. Dalam hal ini, pure idiom tampaknya mempunyai sifat yang buas atau
muncul sebanyak 51 kali sedangkan, semi idiom berkuasa. Di sisi lain, binatang-binatang yang
muncul sebanyak 12 kali. Dengan kata lain, digunakan untuk merujuk kepada karakter
jumlah pure idiom lebih banyak dari semi idiom. netral cenderung mimiliki penampakan fisik
Idiom yang berbasis nama binatang yang menyerupai idiom tersebut. Seperti pada
digunakan untuk merujuk kepada karakter idiom cocor bebek yang merujuk kepada nama
negatif, positif, ataupun netral. Hasil penelitian sebuah tanaman, bebek digunakan pada idiom
menujukan bahwa idiom yang berbasis nama tersebut karena bunga pada tanaman cocor
binatang lebih banyak digunakan untuk bebek mempunyai bentuk yang menyerupai
merujuk kepada karakter negatif. Idiom yang paruh seekor bebek.
berkarakter negatif digunakan untuk merujuk
23
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
24
Lingua. Volume XIV. Nomor 1. Januari 2018
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Saeed, John I. 2009.Semantics, 3rd edition.
Rineka Cipta. Jakarta. Willey Blackwell. USA.
Perry, Fred. 2005. Research in Applied Linguistics: Sinclair, John. 1991. Corpus, Concordance,
Becoming a Discerning Comsumer. Collocation. Oxford University Press.
Lawrence Erlbaum Associates. London. Oxford.
Romer, Ute dan Wulff, Stefanie. 2010. Applying Sudayat, Yayat. 2009. Prinsip-prinsip Semantik
Corupus Method to Written Academic dan Pragmatik. Yrama Widya. Bandung.
Texts: Exploration of MICUSP. Journal
of Writing Research, vol 2. ISSN: 2294- Wierzbicka, Anna. 1992. English Meaning
3307. and Culture. Oxford University Press.
Oxford.
25