Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN TUGAS

MATA KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : YOGA WAHYU TRIPRATAMA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050881318

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4108 / BAHASA INDONESIA

Kode/Nama UPBJJ : 85 / UNIVERSITAS TERBUKA GORONTALO

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Sifat-sifat bahasa:
a. Bahasa Bersifat Indah
Pada hakikatnya bahasa adalah bunyi. Jika bunyi-bunyi tersebut disusun dengan
cara memadukan bunyi-bunyi vokalnya atau juga konsonannya akan menghasilkan
keindahan yang tidak dimiliki oleh entitas nonbahasa. Bunyi yang memiliki unsur
irama, dinamika, dan tempo. Irama, dinamika, dan tempo merupakan unsur
pokok dalam seni.Seni identik dengan keindahan. Oleh sebab itu, bahasa memiliki
sifat indah. Bahasa yang indah sering digunakan dalam sastra, puisi, seni, dan
retorika untuk menciptakan pengalaman yang mendalam dan berkesan bagi orang
yang berinteraksi dengannya atau orang yang membacanya. Berikut contoh Bahasa
yang bersifat indah, antara lain:
➢ Pidato Soekarno dalam pidato kemerdekaan Indonesia: "Proklamasi ini
adalah suara laksana petir yang menyambar kilat, tiba-tiba dari gelapnya awan
mendung."
Kata-kata ini dipilih untuk menciptakan gambaran dramatis dan kuat tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
➢ Karya Pramoedya Ananta Toer dalam novel "Bumi Manusia": "Percayalah,
saya tak akan berubah menjadi demit, tuyul, dan nyi blorong. Kita memang tak
pernah tahu bagaimana akhir segala jalan yang kita tempuh. Tetapi setidaknya,
kita harus memiliki harapan. Harapan adalah tenaga yang membuat kita maju."
Pemikiran dan kata-kata dalam novel ini memiliki keindahan tersendiri yang
memikat pembaca.

b. Bahasa Bersifat Produktif


Kata produktif bermakna menghasilkan atau memberi hasil. Dalam bahasa (linguistik)
produktif berarti mampu menghasilkan terus-menerus dan akan dipakai secara
teratur untuk membentuk unsur-unsur baru.
Contoh:
a) Fonem
Fonem merupakan bunyi dari huruf, sedangkan huruf adalah simbol atau
lambang dari bunyi. Jadi, Fonem untuk didengar, sedangkan huruf untuk
dilihat.
1) Fonem /i/ misalnya, fonem ini mampu membentuk banyak
katadengan cara bekerja sama dengan fonem-fonem lain,
seperti kata
„ini‟; „pipi‟; „visi‟; „misi‟.
2) Kelompok fonem /t/a/b/u/, kelompok fonem tersebut
dapat membentuk kata: buat, baut, buta, batu, tuba.
b) Morfem
Morfem merupakan satuan bentuk terkecil yang bisa membedakan makna
dan bisa juga mempunyai makna. Contohnya -lah, -kah, -an, -di, -ter, - lah,
me-, dan lain-lain.
Contoh :
1) Morfem bebas: Misal morfem “pasang‟ dapat dibentu menjadi kata
memasang, dipasang, pasangkan, memasangkan.
2) Morfem terikat: Misal prefik „meN-‟ dapat membentuk kata
mengubur, mengocok, mengapur, menyapu, dan lain-lain.
c) Kalimat
Susunan kalimat “Ibu membeli sayur tadi pagi” dapat diubah susunannya
menjadi:
1) Tadi pagi ibu membeli sayur
2) Pagi tadi ibu membeli sayur
3) Membeli sayur ibu tadi pagi

c. Bahasa Bersifat Manusiawi


Bahasa sebagai aktivitas otak bermakna bahwa ujaran seseorang diproses di dalam
otaknya. Dengan demikian, terdapat kaitan antara otak manusia dan bahasa. Hal
ini tidak pernah terjadi dengan binatang. Dengan kata lain, hanya manusia
yang dapat menggunakan bahasa dan mengembangkannya. Dalam hal ini bahasa
memiliki sifat manusiawi. Sifat Bahasa ini digunakan untuk menyampaikan gagasan,
ide, perasaan, dan informasi kompleks kepada lawan interaksi manusia lain. Berikut
contoh Bahasa yang bersifat manusiawi, antara lain :
➢ Bahasa Lisan: Ini adalah bentuk komunikasi verbal yang menggunakan suara
dan kata-kata yang diucapkan. Contoh-contoh termasuk bahasa Inggris,
bahasa Spanyol, bahasa Mandarin, dan banyak bahasa lainnya di seluruh
dunia.
➢ Bahasa Tertulis: Ini melibatkan penggunaan tulisan dan simbol-simbol tertulis
untuk mengkomunikasikan ide. Contoh-contoh termasuk aksara Latin dalam
bahasa Inggris, aksara Arab dalam bahasa Arab, dan aksara Kanji dalam
bahasa Jepang.
➢ Bahasa Isyarat: Ini adalah bentuk komunikasi yang menggunakan gerakan
tangan, tubuh, dan ekspresi wajah. Bahasa isyarat adalah bentuk bahasa yang
digunakan oleh komunitas penyandang cacat pendengaran, seperti Bahasa
Isyarat Amerika (ASL) atau Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO).

d. Bahasa Bersifat Dinamis


Sejalan dengan sifat manusiawi pada manusia, sifat dinamis pada bahasa mengikuti
sifat manusia yang selalu potensial berubah. Akibatnya tidak jarang unsur-unsur
suatu bahasa mengalami perubahan. Misalnya dalam hal tatatulis, ejaan bahasa
Indonesia sudah mengalami perubahan sebanyak 3 kali, yaitu ejaan Vanopusen
berubah menjadi ejaan Suwandi kemudian menjadi Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD). Selain itu banyak kosakata baru yang muncul dan merupakan
serapan dari bahasa asing maupun bahasa daerah.
Contoh kedinamisan bahasa:
1) Perubahan Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Vanopusen Suwandi EYD
Soerabaja Surabaja Surabaya
Boedjangan Budjangan Bujangan
Mentjoetji Menyuci Mencuci

2) Perubahan Makna
Kata
Makna
Dahulu Sekarang
Sarjana Orang yang cerdik pandai Lulusan perguruan tinggi
Canggih Cerewet Sangat rumit; sangat hebat

3) Kata-Kata Baru Berasal dari Bahasa Daerah


Kata Baru Sumber Dalam Makna
Acarok Madura Berkelahi
Jembar Jawa Luas
Compo’ Madura Rumah, tempat tinggal, tempat
berteduh
Mblancangi Jawa Mendahului
Meyos Madura Pergi, menuju

4) Kata-Kata Baru Berasal dari Bahasa Asing


Kata Baru Sumber Luar Makna
Analisis Belanda Penyelidikan terhadap suatu
peristiwa
Promosi Inggris Kenaikan pangkat; reklame
Taoco Cina Makanan terbuat dari kedelai
Akhwat Arab Teman perempuan
Engkoh Cina Kakak laki-laki

e. Bahasa Bersifat Variatif


Manusia memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan karakter ini menyebabkan orang menggunakan bahasa secara berbeda
pula. Perbedaan ini menimbulkan ragam variasi bahasa. Dengan demikian bahasa
bersifat variatif. Menurut Chaer (dalam Muliastuti dan Krisanjaya, 2007: 1.10) bahwa
ada tiga istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan variasi bahasa, yaitu
ideolek, dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan.
Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang. Sedangkan
ragam adalah varian bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Ragam bahasa
dapat diklasifikasikan berdasarkan aspek, yaitu wacana. Contoh :
➢ Ideolek : Ideolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh individu,
kelompok, atau komunitas tertentu yang mencerminkan cara unik mereka
menggunakan atau memodifikasi bahasa. Ideolek seringkali muncul karena
pengaruh berbagai faktor, seperti latar belakang budaya, sosial, geografis, atau
pendidikan individu atau kelompok tersebut.
➢ Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan dalam suatu wilayah geografis
atau oleh kelompok sosial tertentu. Dialek mencakup perbedaan dalam
pengucapan, kosakata, tata bahasa, dan frasa yang dapat membedakan
bahasa yang digunakan dalam wilayah tertentu atau oleh kelompok tertentu
dari bahasa baku atau standar.
➢ Ragam
▪ Wacana. Sebagai sebuah wacana bahasa dibedakan menjadi ragam teknis
dan ragam popular. Ragam teknis digunakan pada ragam ilmiah misalya
ceramah, seminar, tulisan berupa makalah, skripsi, tesis, dan lain-lain.
Sedangkan ragam populer digunakan dalam kegiatan berbahasa dalam
komunikasi publik, seperti ragam berita, tulisan-tulisan populer, dan sehari-
hari.
▪ Sarana. Dipandang dari segi sarana, ragam bahasa dikelompokkan
menjadi ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan adalah ragam bahasa
yang digunakan dengan cara mengujarkan bunyi-bunyi bahasa secara lisan
misalnya reporter yang menyiarkan berita. Sedangkan ragam tulis adalah
ragam bahasa yang digunakan dengan media tulis misalnya berita yang
ditulis di Koran.
▪ Kebakuan. Pada bidang kebakuan bahasa dibedakan menjadi ragam baku
dan ragam tidak baku. Bahasa baku biasanya digunakan pada acara-acara
formal atau saat menulis karya ilmiah. Sedangkan bahasa tidak baku
biasanya digunakan saat berbincang dengan keluarga, teman, proses
tawar menawar di pasar, dan lain sebagainya .

2. Mind mapping perkembangan bahasa Indonesia di masa penjajahan Jepang :

BAHASA INDONESIA PADA ZAMAN


JEPANG

Pada tahun tahun 1942, Jepang berhasil menduduki Indonesia dan


mengambil kekuasaan Belanda

Jepang melarang keras penggunaan bahasa Belanda dalam segala


aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Jepang memasukkan
bahasa Jepang sebagai kurikulum bahasa pengantar dalam
pembelajaran. Usaha Jepang agar seluruh rakyat Indonesia dengan
cepat menguasai bahasa Jepang, yaitu membuat sekolah & kursus
kilat bahasa Jepang yang bernama Nippongo Gakka (Sekolah
Bahasa Nippon). Selain itu pihak swasta (Toa Bumka Kai (Asosiasi
Kebudayaan Asia Timur) yang berkolaborasi dengan dinas
kebudayaan) juga menyelenggarakan kursus bahasa Jepang.

Pemerintah Jepang melakukan penyempurnaan bahasa Indonesia


untuk menarik perhatian rakyat Indonesia. Maka dibentuklah
Indonesia Goseibilinkai, yaitu komisi Soewandi dan Sutan Takdir
Alisyahbana dengan pimpinan harian yaitu Ikhi, Mr. Rd. Soeawandi,
dan Sutan Takdir Alisyahbana. Bahasa Indonesia mengalami
perkembangan pesat sehingga berhasil menciptakan atau
memodifikasi kurang lebih 7000 istilah bahasa Indonesia modern saat
itu.
Usaha Jepang mengajarkan rakyat Indonesia bahasa Jepang dengan tujuan
agar bahasa Jepang menjadi bahasa resmi di Indonesia mengalami
kesulitan, maka dari itu untuk sementara Jepang memilih opsi singkat
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sudah tersebar di seluruh
Indonesia. Hal ini menguntungkan Indonesia terutama pemimpin
pergerakan nasional menggerakkan rakyat Indonesia yang beragam untuk
bersatu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

Jepang dikalahkan oleh sekutu dan menyerah. Dikesempatan itu bangsa


Indonesia menyatakan kemerdekaan pada Tanggal 17 Agustus 1945
selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan
menjadi Bahasa persatuan atau Bahasa negara Republik Indonesia.

3. A. Fungsi-fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara adalah sebagai berikut:


a. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Negara
Sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia digunakan di dalam segala
kegiatan kenegaraan, seperti upacara, penyusunan undang-undang, pidato,
rapat-rapat urusan kenegaraan, dan kegiatan-kegiatan kenegaraan baik secara
lisan maupun dalam bentu tulisan.
b. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi pula
sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia kecuali di
daerah-daerah yang bahasa daerahnya sangat kental, seperti bahasa daerah
Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Makassar, bahasa daerah yang
bersangkutan dipakai sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga
pendidikan dasar.
c. Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Tingkat Nasional
Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi timbal balik antara
pemerintah dan masyarakat luas, alat perhubungan antardaerah dan antarsuku,
serta sebagai alat perhubungan dalam masyarakat yang latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda. Berkat bahasa Indonesia, suku-suku bangsa
di Indonesia dapat berkomunikasi secara akrab dan lancer sehingga terhindar dari
kesalahpahaman dalam berkomunikasi antarindividu, antarkelompok, atau antar
komunitas.
d. Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengembang Kebuyaan Nasional, Ilmu
Pengetahuan, dan Teknologi
Bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang digunakan untuk membina
dan mengembangkan kebudayaan nasional yang memiliki ciri-ciri dan identitas
khas. Disamping itu, bahasa Indonesia juga digunakan untuk memperluas ilmu
pengetahuan dan teknologi modern baik melalui penulisan buku-buku teks,
penerjemahan, penyajian pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan umum
maupun melalui saran-saran lain di luar lembaga pendidikan.
B. Contoh penggunaan bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai berikut.
a) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Negara
❖ UUD 1945, TAP MPR RI, UU/Perppu, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah
dan lain sebagainya ditulis dan diucapkan dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
❖ Dalam upacara kenegaraan diantara lain upacara kemerdekaan, upacara
kesaktian Pancasila, upacara hari pahlawan dan upacara besar kenegaraan
lainnya.
❖ Pidato kenegaraan yang ditulis dan dicupapkan menggunakan Bahasa Indonesia.
b) Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, antara guru dan murid
menggunakanbahasa Indonesia yang baik dan benar kecuali saat pelajaran bahasa
daerah biasanya guru menjelaskan dengan bahasa daerah yang sedang diajarkan.
Buku-buku pelajaran juga ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia kecuali
buku khusus mata pelajaran bahasa asing dan bahasa daerah. Penggunaan bahasa
Indonesia dalam dunia pendidikan juga mendukung visi pendidikan nasional
Indonesia. Hal ini berkontribusi pada pembentukan generasi muda yang
berpendidikan, terampil, dan memahami nilai-nilai bangsa, serta dapat bersaing di
tingkat nasional dan internasional. Selain itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dalam pendidikan memainkan peran kunci dalam mewujudkan visi dan
tujuan pembangunan pendidikan di Indonesia.

c) Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Tingkat Nasional


Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa beragam yang tentunya mempunyai
Bahasa daerah masing-masing. Disinilah fungsi Bahasa Indonesia sebagai alat
perhubungan tingkat nasional. Kita dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan
masyarakat daerah setempat menggunakan Bahasa Indonesia. Sebagai contoh,
presiden menggunakan Bahasa indonesia memberikan pidato saat kunjungan ke
daerah-daerah

d) Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengembang Kebuyaan Nasional, Ilmu


Pengetahuan, dan Teknologi
❖ Dalam pengembangan kebudayan nasional dan ilmu pengetahuan teknologi,
Bahasa Indonesia sangat besar pengaruhnya. Baik melalui media-media cetak
elektronik, media sosial, buku-buku dan lain sebagainya menggunakan Bahasa
Indonesia dengan bertujuan supaya memudahkan pembaca dalam menerima
Informasi.
❖ Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah menggunakan Bahasa Indonesia
yang bertujuan memudahkan interaksi antara guru dan murid. Mata pelajaran
“Bahasa Indonesia” juga di perkenalkan kepada murid bertujuan supaya generasi
muda dapat memahami lebih mandalam tentang Bahasa Indonesia. Melalui mata
pelajaran ini, siswa mempelajari tentang bagaimana penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, mempelajari tentang kaidah Bahasa Indonesia
yang tepat, mempelajari tentang cara penulisan setiap kata bahasa indonesia
yangsesuai dengan kaidah yang benar.
4. Jawaban soal nomor 4 sebagai berikut.
A. Informasi umum yang terdapat dalam teks sebagai langkah survey adalah
sebagai berikut.
Judul Perlunya Kesantunan Berbahasa Di Era Millenial
Sub judul Minimalisir Kesalahpahaman Komunikasi Dunia Maya
Penulis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen
Tahun terbit 21 Maret 2019
Bagian pembuka Zaman terus bergerak. Setiap saat selalu terjadi perubahan dalam
kehidupan sesuai dengan tuntutan kebutuhan manusia.
Perkembangan teknologi pun selain memberi kemudahan dan
banyak manfaat, kemajuan teknologi ini juga berdampak negatif
bagi manusia terutama dalam hal berbahasa. Bahasa merupakan
sarana untuk menyampaikan informasi kepada orang lain, baik
secara lisan maupun tertulis. Saat ini terjadi pergeseran
kesantunan dalam berbahasa. Sepertinya seseorang mengalami
“kekagetan bahasa”. Ketika budaya literasi masih rendah
(Indonesia masih menduduki peringkat paling buncit se- Asia
Tenggara) kini kita dihadapkan pada era banjir informasi.

Bagian penutup Pada akhirnya, saat berkomunikasi di era milenia ini banyak yang
harus dipertimbangkan sebelum menuliskan atau berkomentar
kepada siapa pun. Perhatikan atau tata krama berbahasa dan
kesantunan berbahasa. Masing-masing orang memiliki standar
nilai yang berbeda karena budaya dan kebiasaan masing-masing
juga berbeda. Dengan kesantunan yang benar dan penggunaan
bahasa yang benar terwujudlah keharmonisan dalam pergaulan
di lingkungan sekitar, khususnya di dunia maya.

B. Tahap question (bertanya)


1) Apa itu bahasa?
2) Berapa lama masyarakat Indonesia menghabiskan waktu untuk
berinteraksi dengan dunia maya?
3) Apa penyebab munculnya kesalahpahaman di dunia maya?
4) Apa itu kesopansantunan?
5) Mengapa tatacara berbahasa seseorang harus sesuai dengan norma-norma
budaya?
6) Bagaimana cara meminimalisir kesalahpahaman komunikasi di dunia maya?
C. Informasi penting dari hasil baca yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang
sudah dibuat (B) adalah sebagai berikut.
1) Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi ataupun ide
gagasan kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
2) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh We Are Social, perusahaan
asal Inggris yang bekerja sama dengan Hootsuite merilis laporan terbaru
berjudul “Essential Insight Into Internet, Social Media, Mobile And E- commerce
Use Around The Word.” Dalam laporan tersebut diperoleh informasi bahwa
masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 9 jam 15 menit setiap harinya
untuk berinteraksi dengan dunia maya.
3) Salah satu penyebab munculnya kesalahpahaman di dunia maya karena
kurangnya etika berbahasa kaum milenial dalam dunia maya atau media sosial.
4) Kesopan santunan adalah tindakan atau sikap yang mencerminkan perilaku
sopan, hormat, dan etika dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
lain. Hal ini melibatkan penggunaan bahasa yang sopan, tindakan yang
memperhatikan perasaan dan kepentingan orang lain, serta menghormati
norma-norma sosial dan budaya yang berlaku. Kesopan santunan merupakan
bagian penting dalam berbagai budaya di seluruh dunia dan mencerminkan
nilai-nilai masyarakat tentang bagaimana kita seharusnya berperilaku dalam
berbagai konteks sosial.
5) Karena apabila etika berbahasa seseorang tidak sesuai dengan norma-norma
budaya, maka ia akan dianggap orang yang negatif, misalnya dituduh sebagai
orang yang tidak berbudi pekerti, angkuh, acuh tidak acuh, tidak memiliki
simpati kepada orang lain.
6) Untuk meminimalisir kesalahpahaman komunikasi dunia maya ada beberapa
hal yang harus dihindari, yaitu:
− Memberikan pendapat secara langsung tanpa melihat fakta yang terjadi
− Memojokkan lawan bicara.
− Memberikan kritik secara langsung dengan menggunakan kalimat atau
kata kasar.
− Curiga dan menuduh hal yang negatif.

5. Jawaban soal nomor 5 sebagai berikut.


A. 2 (dua) menit
B. Inti teks berupa kalimat:
− Virus corona menjadi pembicaraan hangat diseluruh dunia.
− Virus Covid-19 adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja serta
penyebarannya sangat cepat hampir ke semua negara termasuk Indonesia.
− Pemerintah menetapkan metode belajar online namun tidak seluruh daerah
dapat menerapkannya karena keterbatasan sarana dan prasarana.
− Guru harus mempunyai inovasi dalam kegiatan belajar mengajar guna
memperlancar proses pembelajaran secara daring.
C. Berikut tabel:
Informasi inti Informasi Pendukung
Virus corona menjadi pembicaraan Saat ini corona menjadi pembicaraan
hangat diseluruh dunia. yang hangat. Di belahan bumi manapun,
corona masih mendominasi ruang publik.
Dalam waktu singkat saja, namanya
menjadi trending topik, dibicarakan di
sana-sini, dan diberitakan secara masif di
media cetak maupun elektronik.
Virus Covid-19 adalah penyakit menular Covid-19 adalah penyakit menular yang
yang dapat menyerang siapa saja serta disebabkan oleh jenis coronavirus yang
penyebarannya sangat cepat hampir ke baru ditemukan. Walaupun lebih banyak
semua negara termasuk Indonesia. menyerang ke lansia, virus ini
sebenarnya bisa juga menyerang siapa
saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga
orang dewasa. Virus corona ini bisa
menyebabkan ganguan ringan pada
sistem pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian. Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, China
pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular sangat cepat dan telah
menyebar hampir ke semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan saja. Sehingga WHO
pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan
wabah ini sebagai pandemi global.
Pemerintah menetapkan metode belajar Beberapa pemerintah daerah
online namun tidak seluruh daerah dapat memutuskan menerapkan kebijakan
untuk meliburkan siswa dan mulai
menerapkannya karena keterbatasan
menerapkan metode belajar dengan
sarana dan prasarana. sistem daring (dalam jaringan) atau
online. Kebijakan pemerintah ini mulai
efektif diberlakukan di beberapa wilayah
provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16
Maret 2020 yang juga diikuti oleh
wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi
hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa
sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-
sekolah tersebut tidak siap dengan
sistem pembelajaran daring, dimana
membutuhkan media pembelajaran
seperti handphone, laptop, atau
komputer.
Guru harus mempunyai inovasi dalam Guru harus memastikan kegiatan belajar
kegiatan belajar mengajar guna mengajar tetap berjalan, meskipun siswa
berada di rumah. Solusinya, guru dituntut
memperlancar proses pembelajaran
dapat mendesain media pembelajaran
secara daring. sebagai inovasi dengan memanfaatkan
media daring (online). Hal ini sesuai
dengan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia terkait
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19).

Anda mungkin juga menyukai