Anda di halaman 1dari 25

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Stabilitas inflasi merupakan hal penting dalam perekonomian suatu negara. Dengan stabilnya
tingkat inflasi diharapkan mampu membawa iklim positif bagi perekonomian terutama dalam hal
menjaga kondisi iklim usaha tetap kondusif, sehingga pengangguran dapat di tangulangi.
Masalah yang terjadi adalah proses meningkatnya harga–harga secara umum dengan masa yang
berkepanjangandi tambah dengan adanya pandemic covid-19 yang membuat resesi ekonomi dan
menurunkan pendapatan dan konsumsi. Pelemahan konsumsi yang kemudian berdampak pada
penurunan tingkat inflasi yang membuat perhantian banyak orang terkhususnya bank sentral dan
tampaknya masih akan terus berlanjut apabila pemerintah tidak mempercepat stimulus selama
pandemic covid19 untuk menekan pengangguran, mengintervensi daya beli masyarakat dan
menjaga kondisi finansial dunia usaha tetap kondusif sehingga inflasi stabil. Masalah
selanjutnya yang terjadi yaitu Pengangguran karena pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran produk tifitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinna dan masalah –
masalah sosil lainnya. Tujuan penelitian tahun pertama yaitu memprediksi jangka panajnag dan
menengah berdasarkan konsep teori sesuai persamaan masing–masasing variabel pada pasca
covid-19. Tujuan penelitian tahun kedua yaitu mendeteksi adanya stabilitas inflasi dan
pengngguran berdasarkan model jangka panjang Panel ARDL berbasis negara The Country With
The Lowest Unemployment Rate In The World (LowestUn Countries).
Metode analisis dalam penelitian ini mengunakan pendekatan SIMULTAN (Struktural
Regresstion), Uji Beda dan Panel ARDL (Autoregresi Distributed Lag). Model SIMULTAN dan
Uji Beda digunakan menentukan leading indikator variabel mana yang mampu mengendalikan
stabilitas Inflasi dan Pengangguran pasca covid-19 negara LowestUn Countries pada model
Adaptive Expectation. Model Panel ARDL menentukan leading negara mana dari negara
LowestUn Countries yang mampu mengendalikan inflasi dan pengangguran ( Amerika Serikat,
Islandia, Indonesia, Jepang, Thailand, Belarus dan Qatar).
Hasil penelitian tahun pertama menemukan metode prediksi simultan dan Uji Beda
diharapkan ditemukannya leading indikator variabel mana yang mampu mempengaruhi adanya
stabilitas Inflasi dan Pengangguran pasca covid-19 LowestUn Countries. Hasil penelitian tahun
kedua menemukan dengan metode Panel ARDL diharapkan ditemukannya leading indikator
negara mana dari LowestUn Countries yang paling mampu mengendalikan inflasi dan
pengangguran.
Luaran yang ditargetkan pada tahun pertama : luaran wajib jurnal Internasional
bereputasi Scopus Q2 accept pada jurnal Japanese Economic Review Scopus Q2 Nilai SJR 0.507
ISSN 13524739 dan luaran tambahan buku Monograp ber ISBN. Pada tahun kedua target
luaran wajib Jurnal Scopus Q1 pada jurnal Journal of Evolutionary Economics SJR.0.532.
ISSN.09369937 atau Sinta 2 JEJAK (Jurnal Ekonomi dan Kebijakan) [p-ISSN 1979-715X | e-
ISSN 2460-5123 dan luaran tambahan bahan ajar ber isbn mata kuliah Ekonomi Moneter II.
Adapun Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) penelitian ini masuk dalam kategori TKT 2
dengan target TKT 3 yaitu formulasi konsep dan/atau aplikasi formulasi model dalam
menentukan leading indikator stabilitas Inflasi dan pengangguran pasca covid-19 di LowestUn
Countries

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata_kunci_1; Adaptive Expectation, inflasi, pengangguran, Covid-19

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Tercapainya stabilitas inflasi diharapkan mampu membawa iklim positif bagi perekonomian
suatu negara sehingga pengangguran dapat di tanggulangi [1]. Untuk menjaga stabilitas inflasi
melalui kebijakan moneter dengan menggunakan variabel instrument ekonomi moneter seperti
SB, JUB dan KURS.[2] Kebijakan fiskal merupakan kebijakan penting untuk mengatasi
pengangguran [3] Model Adaptive Expctation adalah situasi diamna individu mengubah
perkiraan variabel yang bersankutan untuk menyesuaikan dengan level saat ini bahwa
pengangguran selalu dapat di kurangin melalui ekspektasi moneter. [4]. Perkembangan terakhir
2020 terjadi resesi ekonomi yang di sebabkan oleh adanya pandemic Covid-19 [5]. Terjadinya
ketidakstabilan inflasi dan pengangguran yang di sebabkan oleh dampak krisis ekonomi global
akibat dari mewabahnya covid-19 [6]. Pandemi Covid-19 global telah menggemparkan dunia
semenjak kehadiran pertamanya Desember 2019 di Wuhan, Cina.
Tabel 1. Data Tingkat Pengangguran Sebelum dan Pada Saat Pandemi Covid-19

Sumber : www.ceicdata.com and www.tradingeconomics.com, 2020


16,000
Pada Saat Co vid -1 9
14,000
Seb elum Covi-1 9
12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

0
Jul-19 Agus-19 Sep-19 Okt-19 Nov-19 Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 Mei-20 Jun-20

Islan dia Jepan g Thailand Am erik a Serik at Belarus

Gambar 1. Pengangguran Sebelum dan Saat Covid-19


Sumber : www.ceicdata.com and www.tradingeconomics.com, 2020

Permasalahan penelitian terlihat pada Pengangguran negara LowestUn Countries yang


meningkat pada tahun 2020 pada saat covid -19.
Tabel 2. Inflasi Sebelum dan Saat Covid-19

Sumber: www.ceicdata.com

Pergerakan inflasi terjadi saat penyambutan Hari Raya Idul Fitri dalam masa pandemic
Covid-19 yaitu mei 2020 di negara LowestUn Countries. Permasalahan penelitian Pengangguran
Amerika Serikat Islandia dan Jepang mengalami kenaikan pada 2009 ini terjadi karena krisis
keuangan,yang terjadi memiliki dampak negatif yang serus pada ekonomi.
Tabel 3. Inflasi in Tahun 2008 s/d 2019 (Dalam Persen)

Sumber : www.worldbank.org, 2020

8.000
Grafik Data Inflasi Sebelum dan Pada Saat Covid-19
6.000
Sebelum adanya Covid-19 Pada saat pandemi covid-19
4.000

2.000

0.000
19-Jul Agus-19 19-Sep Okt-19 19-Nov Des-19 20-Jan 20-Feb 20-Mar 20-Apr Mei-20 20-Jun
-2.000

-4.000
Amerika Serikat Islandia Indonesia Jepang Thailand Belarus
Qatar

Gambar 2. : Inflasi Sebelum dan Pada Saat Pandemi Covid-19


Sumber: www.ceicdata.com
Pola pergerakan inflasi berbeda dari sebelumnya, tahun 2019 sebelum covid-19
mengalami kenaikan atas permintaan barang dan jasa oleh masyarakat dan meningkatnya
kegiatan konsumsi masyarakat. Pengangguran sering juga digunakan sebagai indikator untuk
mengukur perekonomian suatu negara [7], [8]. Dalam jangka panjang inflasi yang lebih tinggi
tidak akan menguntungkan ekonmi melalui tingkat pengangguran yang lebih rendah [8]. Inflasi
yang tidak stabil membuat ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan
bisnis [9];[10]. Saat kebijakan moneter dan fiskal diberlakukan untuk menurunkan penganggurn
di bawah tingkat alami, peningkatan permintaan yang di hasilkan akan mendorong perusahaan
dan produsen untuk menaikkan harga lebih cepat [11]. Wabah virus covid-19 telah menyerang
seluruh sektor ekonomi termasuk inflasi dan pengangguran di dunia [12].
Permasalahan yang utama dalam penelitian ini adalah adanya ketidakstabilan Inflasi dan
Pengangguran pasca covid-19 pada LowestUn Countries. Tujuan khusus penelitian tahun
pertama memprediksi jangka pendek dan menengah berdasarkan konsep teori sesuai persamaan
masing-masing variabel. Tujuan kedua yaitu mendeteksi adanya kestabilan inflasi dan
pengangguran berdasarkan model jangka panjang Panel ARDL berbasis negara LowestUn
Countries. Urgensi penelitian ini sangat penting, dimana ditemukan model/formula prediksi dan
leading indikator dalam memprediksi keseimbangan permintaan dan penawaran aggregat dengan
pendekatan Simultan, Uji Beda dan Panel ARDL

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Model Statis Klasik Dan Keynesian
Dalam model ekonomi makro, output atau pendapatan agregat dan tingkat harga umum
merupakan variabel keseimbangan yang ditentukan dalam sistem. Output agregat dan tingkat
harga umum adalah dua variabel keseimbangan permintaan agregat [AD] dan penawaran agregat
[AS] [13]. Permintaan agregat adalah keseimbangan output atau pendapatan agregat dan tingkat
harga umum yang dihasilkan dua keseimbangan pasar, yaitu keseimbangan pasar barang [IS] dan
keseimbangan pasar uang [LM]. Penawaran agregat adalah keseimbangan output atau
pendapatan agregat dan tingkat harga umum yang dihasilkan oleh keseimbangan pasar tenaga
kerja dan produksi [14].

Model permintaan agregat, yaitu:

y=φ( R ,g, τ ) dan M /P=L( y , R )

y= y ( MP , g , τ )
. Model penawaran agregat statis klasik, yaitu:

Model IS : y=C [( y−τ ), R ]+I ( y , R )+g


M
=L( y , R )
Model LM : P

Fungsi Produksi : y=f (n )


'
Produktivitas Marginal : f (n)=w

Permintaan Tenaga Kerja : n=h(w )


Peningkatan penawaran tenaga kerja [nS] mengakibatkan penurunan tingkat upah
riil sehingga penggunaan tenaga kerja naik. Peningkatan penggunaan tenaga kerja akan
meningkatkan output riil agregat dan akhirnya meningkatkan skedul AS. Pada skedul AD
yang tetap tingkat harga umum turun dan skedul LM naik. Kelima persamaan di atas
akan menentukan lima variabel secara simultan, yaitu y, R, n, P, dan W, dan nilai
konsumsi riil rumahtangga dan konsumsi riil perusahaan atau investasi ditentukan pada
nilai y, R, n, P dan W tertentu [14].

Model penawaran agregat Keynesian, yaitu:

Model IS : y=C [( y−τ ), R ]+I ( y , R )+g


M
=L( y , R )
Model LM : P

Fungsi Produksi : y=f (n )



W
f ' ( n)=
Produktivitas Marginal : P

()

W
n=h
Permintaan Tenaga Kerja : P
Model Permintaan Agregat
Model IS dan LM digunakan untuk menurunkan fungsi permintaan agregat. Formulasi
model IS dan model LM untuk menurunkan permintaan agregat mengikuti proses berikut:

mt − pt =c 0 +c 1 y t +c 2 R t +ε t (1.1)

Rt =b 0 +b 1 y t +E t−1 [ p t+1− pt ]+ηt (1.2)

dimana c0, c1  0, c2  0, b0  0, dan b1  0. Diketahui bahwa tingkat bunga riil adalah


tingkat bunga nominal dikurangi ekspektasi inflasi periode [t + 1], yaitu: r t = Rt - Et -1 (pt+1 - pt).
Bentuk [Et -1(pt+1 - pt)] menjelaskan ekspektasi rasional yang didasarkan pada informasi periode [t
- 1]. Dari persamaan (1.1) dan (1.2) diperoleh model permintaan agregat, yaitu:

mt − pt =c 0 +c 1 y t +c 2 [ b0 +b1 y t +Et−1 ( pt +1 − pt )+η t ]+ε t

c 1 y t +c 2 b1 y t =mt − p t −c 0 −c 2 b0 −c 2 E t−1 ( p t+1− p t )−c 2 ηt −ε t

y t =β 0 +β 1 [mt − pt ]+β 2 Et−1 [ pt+1 −p t ]+ν t (1.3)

dimana nilai koefisien:

1.
β 0 =−[ c 0 +c2 b0 ]/[ c1 +c 2 b1 ], β 1=1/[c 1 +c 2 b1 ],

2. β 2=−c 2 /[ c 1 +c 2 b 1 ] , dan

3.
v t =−[ c 2 η+ε t ]/[c 1+c 2 b1 ] .

Diketahui nilai c0, c1  0, c2  0, b0  0, dan b1  0 sehingga nilai 0, 1, dan 2  0.


Persamaan (1.3) menjelaskan bahwa permintaan agregat [Model AD] pada periode [t], pada
konsumsi dan investasi tertentu, adalah fungsi meningkat dari saldo kas riil [m t - pt] dan
ekspektasi inflasi [Et-1(pt+1 - pt)]. Secara parsial persamaan (1.3) menunjukkan bahwa permintaan
agregat [yt] merupakan fungsi menurun dari tingkat harga [pt], seperti ditunjukkan pada Gambar
2.1.

Gambar 4. Skedul Permintaan Agregat [18]


Model Penawaran Agregat
Model penawaran agregat [Model AS] dibentuk atas dasar asumsi bahwa harga
ditentukan pada awal periode dari ekspektasi keseimbangan pasar. Harga tidak berubah pada
awal periode keseimbangan karena tidak terjadi kejutan pada permintaan dan penawaran agregat.
Dari sisi penawaran agregat, harga ditentukan oleh ekspektasi keseimbangan harga pasar, yaitu:
¿
pt =Et−1 pt (1.4)

Jika output agregat pada keseimbangan pasar adalah y * maka output ini adalah kuantitas
output agregat pada model klasik. Output agregat bertumbuh sesuai dengan proses waktu
sehingga pertumbuhan output agregat pada keseimbangan pasar adalah
¿
y t =δ 0 +δ 1 t (1.5)

Keseimbangan pasar merupakan keseimbangan antara permintaan agregat dan penawaran


agregat, yaitu:

β 0 − y ¿t + β 1 mt + β 2 E t −1 pt +1 + v t
p=
β 0 +β 1 (mt − pt )+ β2 E t−1 ( p t+1− p t )+v t = y ¿t β 1+ β 2
(1.6)

Deskripsi perilaku kebijakan otoritas moneter dari proses penciptaan uang pada periode
[t] adalah

mt =α 0 +α 1 mt−1 +e t (1.7)

dimana nilai mutlak dari 1  1. Persamaan (1.3) adalah model permintaan agregat, dan
persamaan (1.4)-( 1.6) adalah model penawaran agregat yang merefleksikan perubahan harga
¿ ¿
keseimbangan dan berguna untuk menentukan y t , y t , pt , pt ,m t . Solusi terhadap kelima
variabel ini ditentukan dengan memasukkan output agregat dan harga keseimbangan serta
membentuk ekspektasi pada persamaan (1.3), yaitu:
¿ ¿ ¿
y t =β 0 +β 1 Et−1 (mt − pt )+β 2 Et−1 ( pt+1 − pt )+ v t

Et−1 y ¿t =β0 +β 1 Et−1 (mt − p¿t )+β 2 Et−1 ( pt+1 − p¿t )

y ¿t =β 0 +β 1 ( Et−1 mt − p¿t )+β 2 ( Et−1 pt+1 − p¿t ) (1.8)

Persamaan (1.8) dikurangkan dari persamaan (1.3) untuk memperoleh perbedaan output
agregat dengan output agregat keseimbangan pada priode [t], yaitu:

y t − y ¿t =β 0 +β 1 ( mt − p t )+ β 2 E t−1 ( p t+1 −p t )+v t

−β 0 −β1 ( Et−1 mt − p¿t )−β 2 Et−1 ( pt+1 − p¿t )

¿
y t − y t =β 1 [ mt −Et−1 mt ]+v t (1.9)

Visualisasi grafis skedul penawaran agregat ditunjukkan pada Gambar 1.2. Dari model
penawaran agregat Lucas telah ditunjukkan bahwa penawaran agregat [yt] berhubungan positip
dengan perbedaan tingkat harga [pt - pt -1]. Penawaran agregat ditentukan oleh ekspektasi inflasi
[Et-1 pt]. Peningkatan ekspektasi inflasi akan meningkatkan skedul penawaran agregat,
sebaliknya penurunan ekspektasi inflasi akan menurunkan skedul penawaran agregat. Bagaimana
kesalahan nonsistematis penawaran uang [et] oleh otoritas moneter mempengaruhi penawaran

agregat ? Nilai
mt −Et−1 mt =e t , sehingga (1.9) dapat dirumuskan kembali menjadi [18]:

y t = y ¿t +β 1 e t +v t (1.10)

Kerangka konseptual adalah hubungan timbal balik antara satu variabel dengan variabel
lainnya secara parsial maupun simultan.
Gambar 5 : Kerangka Berpikir
1. Kerangka Konseptual 2TLS

Gambar 6 kerangka konseptual simultan

2. Kerangka Konseptual PANEL ARDL


Gamar 7 : Kerangka Konseptual Panel ARDL

3. Kerangka Konseptual Uji Beda

Gambar 8: Kerangka Konseptual Uji Beda


Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Model Stabilitas Adaptive Expectation
berpengruh signifikan secara simultan terhadap Inflasi dan Pengangguran di Negara LowestUn
Countries. Secara panel SB, JUB, PDB, GOV, KURS, dan UPAH berpengaruh positif dan
signifikan terhadap INF dan PNG di LowestUn Countries (Islandia,Jepang, Thailand, Amerika
Serikat,Belarus, Qatar dan Indonesia). Adapun Uji beda pada Hipotesis ini yaitu : Terdapat
Perbedaan signifikan Inflasi dan Pengangguran sebelum dan sesudah Pandemi covid-19
LowestUn Countries.
Relevansi RIRN 2017-2045, PRN 2020-2024, Roadmap Perguruan Tinggi dan Roadmap
Peneliti

Gambar 9. : RIRN 2017-2045

Gambar 10. : Tema PRN Pertumbuhan Ekonomi (Kompetitif)


Gambar 11. : Inovasi PRN Ekonomi Digital, Ekonomi Inklusi/moneter, Globalisasi Ekonomi (Kompetitif)

Pada Inovasi PRN 2020-2024 terdapat bidang Ekonomi Digital, Ekonomi


Inklusi/moneter, Globalisasi Ekonomi. Masuknya unsur ekonomi pada RIRN dan PRN,
diturunkan oleh roadmap perguruan tinggi, yang salah satunya mencakup pertumbuhan ekonomi
berbasis stabilitas moneter.
Tabel 3. : Roadmap Perguruan Tinggi

Sumber : Roadmap Perguruan Tinggi,2019-2023


Gambar 12. : Roadmap Perguruan Tinggi Bidang Ekonomi, Sosial, Humaniora

Tabel 4 : Milestone 2019-2033 dan Roadmap Penelitian


Sumber : Roadmap Peneliti (Rusiadi)

Gambar 13 : Rancangan 2 Tahun Penelitian


Gambar 14 : Hilirisasi Dan Fishbond Penelitian

Temuan ini sejalan dengan topik RIRN 2017-2045, PRN 2020-2024 dan renstra perguruan tinggi
yang saling mendukung pada bidang ekonomi, salah satunya fokus pada Penguatan strategi
kebijakan moneter dan fiskal pemerintah dan negara emerging market. Temuan ini akan
ditemukannya leading indikator variabel mana yang mampu mengendalikan stabilitas inflasi dan
pengangguran pasca covid-19 LowestUn Countries. Ditemukannya leading indikator negara
mana dari LowestUn Countries palaing mampu mengendalikan inflasi dan pengangguran.
Masuknya unsur ekonomi pada RIRN dan PRN, diturunkan oleh roadmap perguruan tinggi, yang
salah satunya mencakup pertumbuhan ekonomi berbasis stabilitas moneter

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
1. Pendekatan/Parameter/Materi Penelitian
Pendekatan penelitian ini kuantitatif dengan model 2TLS, uji beda dan Panel ARDL dan
uji beda dampak Covid-19 terhadap ekonomi. Pendekatan penelitian mampu menjangkau
prediksi jangka pendek, menengah dan jangka panjang [22],[23].
2. Data Penelitian
Penelitian menggunakan data skunder dari www.worldbank.org, pada
www.ceicdata.com, www.tradingeconomics.com dan CEIC pada www.ceicdata.com. Data
skunder sebagai data yang diambil dari sumber kedua dan seterusnya [18,[19]. Data yang
digunakan berupa data time series tahun 2009-2019 dan data bulanan sebelum Covid-19
(Januari-Desember 2019 2019) dan Saat Covid-19 (Januari-Oktober 2020).
3. Proses dan Tahap Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dasar kuat pengumpulan data, baik dalam proses
observasi awal mencari fenomena maupun dalam proses penelitian berlangsung.
Gambar 15 : Bagan Alir Penelitian

Tabel 5 : Ringkasan Tupoksi Tim


Tabel 6. Pembagian Tupoksi Tahun 1

Sumber : Diolah penulis,2020


Tabel 7. Pembagian Tupoksi Tahun 2

Sumber : Diolah penulis,2020

4. Analisis Data
1. Model SIMULTAN
Persamaan 1 = INF= (SB,JUB, PDB,KURS dan PNG)
Persamaan 2 = PNG= (PDB,GOV, UPAH, dan INF)

Persamaan tersebut ditransformasikan kedalam bentuk persamaan ekonometrika sebagai berikut


Persamaan 1
LOG(INF)=C(10)+C(11)*LOG(SB)+C(12)*LOG(JUB)+C(13)*LOG(PDB)+C(14)*(KURS)
+C(15)*(PNG)ε 1
Dimana:
INF = Inflasi (%)
SB = Suku Bunga (%)
JUB = Jumlah Uang Beredar (Current LCU)
KURS = Nilai Tukar Mata Uang (LCU Per USD)
GDP = Pertumbuhan Ekonomi (%)
PNG = Pengangguran (%)
C = Konstanta
α0-α3 = koefesien regresi
ε1 = term error
Persamaan 2
LOG(PNG)=C(20)+C(21)*LOG(PDB)+C(22)*LOG(GOV)+C(23)*LOG(UPAH)
+C(24)*LOG(INF)+ε 2
Dimana:
PNG = Pengangguran (%)
PDB = Produk Domestik Bruto (%)
GOV = Pengeluaran Pemerintah (Current LCU)
UPAH = Upah Total(%)
INF = Inflasi (%)
C = Konstanta
α0-α3 = koefesien regresi
ε₂ = term error

2. Uji Beda

Untuk mengkaji perbedaan Model Stabilitas Adaptive Expectation Dalam Mengendalikan


Inflasi Dan Pengangguran Pasca Covid-19 In The Country With The Lowest Unemployment Rate
In The World., diperlukan alat analisis data menggunakan uji beda t test, dengan rumus :

X̄ 1− X̄ 2

[ ]
t−test =

√(
2
X

)( )
SD
2
sD
2
dengan S D = 1 −( X 1 )2
2
1
1 2
N1
N 1 −1 N 1−1

Dimana:
X¯1 =rata−rata pada distribusi sampel 1
X¯2 =rata−rata pada distribusi sampel 2
SD 1 = nilai varian pada distribusi sampel 1
SD 2=nilai varian pada distribusi sampel 2
N 1= jumlah individu pada sampel 1
N 2 = jumlah individu pada sampel 2

3. Panel ARDL (Autoregresif Distributed Lag)


Regresi panel ARDL digunakan untuk mendapatkan hasil estimasi masing-masing
karakteristik individu secara terpisah dengan mengasumsikan adanya kointegrasi dalam jangka
panjang lag setiap variabel [23],[24],[25]. Autoregresif Distributed Lag (ARDL) yang
diperkenalkan [26],[27]]. Teknik ini mengkaji setiap lag variabel terletak pada I(1) atau I(0).
Sebaliknya, hasil regresi ARDL adalah statistik uji yang dapat membandingkan dengan dua nilai
kritikal yang asymptotic.
Pengujian Panel ARDL dengan rumus:

Dimana :
INF : Inflasi (%)
PNG : Pengangguran (%)
SB : Suku Bunga ( %)
JUB : Jumlah Uang Beredar (Current LCU)
PDB : Paertumbuhan Ekonomi ( %)
GOV : Pengeluaran (Current LCU )
KURS :Nilai Tukar (LCU Per US$)
UPAH : Upah (%)
€ : error term
Β : koefisien regresi
α : konstanta
i : jumlah observasi 8 negara super power
t : banyaknya waktu 12 tahun

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Penelitian
2 Tinjauan Fenomena lapangan/data
3 Pengumpulan Data
4 Verifikasi Data
5 Interpretasi Data
6 Penyusunan Laporan Kemajuan
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Penyusunan Luaran Wajib
9 Penyusunan Luaran Tambahan
10 Seminar Hasil

Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Penelitian
2 Tinjauan Fenomena lapangan/data
3 Pengumpulan Data
4 Verifikasi Data
5 Interpretasi Data
6 Penyusunan Laporan Kemajuan
7 Penyusunan Laporan Akhir
8 Penyusunan Luaran Wajib
9 Penyusunan Luaran Tambahan
10 Seminar Hasil

Tahun ke-3
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Burhani, Halim, Analisis pengaruh variabel ekonomi moneter dalam upaya menjaga
stabilitas harga (inflasi) dan mengatasi pengangguran di Indonesia. Jurnal ilmiah,universitas
brawijaya malang, Vol.12. No.1, 2014.
[2] Gusman, Hanif, Bagaiman Pandemi COVID-19 Mempengaruhi Angka Pengangguran
RI.Retrieved 20 Juli,2020, from tirto.com: https://tirto.id/bagaimana-pandemi-covid-19-
memengaruhi-angka-pengangguran-ri-fK3e, 2020
[3] Saputra,Johanda dkk, Dampak Yang Ditimbulakn Pandemi Covid-19 Bagi
Inflasi Di Indonesia. Retrieved 20 Juli, 2020, from Kompasiana.com:https://
www.kompasiana.com/johandasaputra0050/5ed74bd2097f361b401f11f6/dampak-yang-
ditimbulkan-pandemi-covid-19-bagi-inflasi-di-indonesia, 2020.
[4] Haseeb, M. Zandi, G.Hartani, N.H. Pahi, M.H. Nadeem, S. Environmental Analysis Of The
Effect Of Population Growth Rate On Supply Chain Performance And Economic Growth
Of Indonesia,Journal Ekoloji 28(107): 417-426. 2019.
[5] Demirel, B. Erdem, C And Eruglo, I.The Crowding Out Effect From The European Debt
Crisis Perspective: Eurozone Experience, Int. J. Sustainable Economy 9(1): 1-18,2017
[6] Groshenny, Nicolas. Monetary Policy, Inflation And Unemployment: In Defense Of The
Federal Reserve.Journal Macroeconomic Dynamics, Vol.17, 1311–1329,2017.
[7] Astuti, Prihartini Budi. Analisis Kurva Phillips Dan Hukum Okun Di Indonesia Tahun
1986-2016. Jurnal Focus Bisnis, Vol. 15. No. 01, 2016
[8] Asyulinda, dkk. Pengaruh Inflasi, Kebijakan Fiskal Dan Moneter Terhadap Pengangguran
Di Indonesia, 2016.
[9] Benazic, Manuel and Rami Jasmin, Monetarey Policy and Unemployment In Croatia.
Journal Economic REsEaRch-Ekonomska istRaživanja, voL. 29, no. 1, 1038–1049,2016.
[10] Callista, Phebe. Oktavia, Erika. Lea.V. How COVID-19 Affect Inflation Rate In Indonesia .
Faculty Of Ecconomics an Business Tarumanegara Univercity. Jakarta, 2020
[11] Chicheke, Aaron. Monetary Policy, Inflation, Unemployment And The Phillips Curve In
South Africa. University Of Fort Hare South Africa, 2015.
[12] Coibion,Olivier.Gorodnichenko,Y And Kamdar, The Formation Of Expectations, Inflation,
and the Philips Curve.Journal Economic of Literature, Vol.LVI. 56(4),14447-1491,2018.
[13] Aini, R.N. Aziz, R And Azmi, A. Factor Affecting Gross Domestic Product (Gdp) Growth
In Malaysia, International Journal Of Real Estate Studies 11(4) : 61-6, 2017
[14] Herlinda, Wike Dita. Pengangguran Akibat Covid-19 Sulit Direm, Ini
Konsekuensinya.Retrieved.19Juli2020.Fromfinansial.Bisnis.com:https://
ekonomi.bisnis.com/read/20200505/12/1236810/pengangguran-akibat-covid-19-sulit-
direm-ini-konsekuensinya, 2020.
[15] Intan, GhitaMenkeu: Dampak Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2020 bisa Minus
0,4 persen. Retrieve 15 Agustus, 2020, from
voaindonesia.com:https://www.voaindonesia.com/a/.2020.
[16] Porquersa, Gomis Pedro.dkk. Optimal Monetary And Fiscal Po licies In A Search-Theoretic
Model Of Money And Unemployment. Journal Macroeconomic Dynamics, 17, 2013, 1330–
1354. Printed in the United States of America,2013.
[17] Ruchba, S.M. Dan Hadiyan, F.. Analysis On Unemployment And Inflation In Indonesia For
The Periode Of 1980 -2016 Using Philipps Curve Approach, Uii-Icabe 2019: 111-122,
2019.
[18] Rusiadi. Aprilia, A. Adianti, V. Verawati. Dampak Covid-19 Terhadap Stabilitas Ekonomi
Dunia (Studi 14 Negara Berdampak Paling Parah), Jurnal Kajian Ekonomi Dan Kebijakan
Publik 5(2): 173-182, 2020.
[19] Rusiadi.Metode Penelitian Manajemen, Akutansi dan Ekonomi Pembanguanan Konsep ,
Kasus dan Aplikasi SPSS, Evieews, Amos Lisrel. Medan Indonesia .Cet. Ke-5–USU
Press,2017.
[20] Septiatin, Azis, Dkk. Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia. I-Economic, Vol.2. No.1 . 17 Halaman,2016.
[21] Uchoa, Pablo. Krisis Ekonomi 2008 Dan Keadaanya Di Sejumlah Negara , Termasuk
Indonesia 10 Tahun Kemudian. Retrieved 19 Juli, 2020, from bbc.com:
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45495304,2018.
[22] Widianto, Satrio. Pandemi Covid-19. Tingkat Pengangguran Di Indonesia Dan 200 Negara
Makin Besar. Retrieved 21 Juli, 2020, fro m pikiran.rakyat.com: https://www.pikiran-
rakyat.com/nasional/pr-01598829/pandemi-covid-19-tingkat-pengangguran-di-indonesia-
dan-200-negara-makin-besar,2020.
[23] Eran,A.G. Heterogeneous Expectations, Adaptive Learning, AndEvolutionary Dynamics,
Department Of Economics, West Virginia University,2016.
[24] Wieland,Volker, Monetary Policy and Uncertainty about the Natural Unemployment Rate.
CFS Working Paper, No. 2003/05, Goethe University Frankfurt, Center for Financial
Studies (CFS), Frankfurt a. M., http://nbn-resolving.de/urn:nbn:de:hebis:30-10119,2016.
[25] Cocriş, V And Elena, A. Monetary Policy And Financial Stability:Empirical Evidence From
Central And Eastern European Countries, Baltic Journal Of Economics 13(1) : 75-98,2016.
[26] Birol,Ozlen Hic.”Adaptive Expectations”of Milton Ffiedman and Monetarists and Philips
Curve; And the Comparison of them with Other Macroenamic Schools. Journal on
Bussiness Review (GBR), Vol. 3 No. 1,2016.
[27] Ronal, Indef: Pandemi Covid-19 Akibatkan Meningkatnya Jumlah
Pengangguran,Retrieved25Juli,2020,frompasardana.id:https://pasardana.id/news/
2020/4/27/indef-pandemi-covid-19-akibatkan-meningkatnya-jumlah-pengangguran/,2020.

Anda mungkin juga menyukai