Anda di halaman 1dari 10

PEMIKIRAN KEITH E SMALL TENTANG QIRAAT DAN RASM AL-

QUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Barat Atas Alquran

Dosen Pengampu: Hj. Dr. Nurjannah Ismail, M.Ag.

Disusun Oleh :

Yura Liska Arif (200303089)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH
1. Biografi

Keith Edward Small, seorang pakar manuskrip Alquran, meninggal pada 6


Desember 2018 di Oxford, Inggris setelah menderita AL Amyloidosis. Dia aktif dalam
bidang kritik teks Alquran dan merupakan teman IQSA. Keith lahir pada 24 Juli 1959 di
Battle Creek, Michigan. Ia memiliki gelar Sarjana, Magister Teologi, dan Doktor. Keith
telah menulis buku "Textual Criticism and Qurʾan Manuscripts" dan menjadi Konsultan
Manuskrip di Bodleian Library, Oxford. Ia juga bekerja pada proyek bukunya yang akan
mengeksplorasi perbedaan agama. Keith meninggalkan istri dan tiga anak dewasa.1

Latar belakang pemikiran Keith E. Small tentang perbedaan antara Qira'at dan
Rasm Alquran dipengaruhi oleh konteks akademik, keilmuan, dan penelitian yang
dilakukan dalam studi Al-Quran. Berikut adalah latar belakang pemikiran tersebut2:

A. Latar Belakang Akademik: Keith E. Small memperoleh gelar doktor dalam bidang
Studi Alkitab dan Timur Dekat Kuno dari Universitas Saint Andrews, Skotlandia.
Pengalaman akademiknya yang luas dalam mempelajari literatur kuno, termasuk Al-
Quran, memberinya pemahaman mendalam tentang metode dan pendekatan dalam
penelitian ilmiah. Latar belakang ini membentuk kerangka pemikirannya yang analitis
dan kritis dalam mengkaji Al-Quran.
B. Studi Al-Quran dan Linguistik: Keith E. Small memiliki minat khusus dalam studi
Al-Quran, termasuk aspek linguistiknya. Ia memahami bahwa Al-Quran diturunkan
dalam bahasa Arab dan memahami pentingnya mempelajari bahasa dan linguistik
Arab dalam memahami makna dan konteks ayat-ayat Al-Quran. Pemahamannya
tentang aspek linguistik ini membantu dalam membedakan antara Qira'at dan Rasm
Alquran.
C. Fokus pada Teks Al-Quran: Sebagai seorang akademisi yang mendalami Al-Quran,
Keith E. Small memberikan perhatian khusus pada teks Al-Quran itu sendiri. Ia
mempelajari varian-varian tekstual dan variasi bacaan Al-Quran yang muncul dalam

1
Brubaker, D. A. (2018, December 17). In Memoriam, Keith Small (1959-2018). International Qur’anic Studies
Association. https://iqsaweb.org/2018/12/17/in-memoriam-keith-small-1959-2018/
2
Wikipedia. (2023). Kritik Teks dan Naskah Al-Qur’an. Wikipedia.Com.
https://en.wikipedia.org/wiki/Textual_Criticism_and_Qur%CA%BC%C4%81n_Manuscripts
Qira'at. Pemahaman terhadap varian-varian ini memungkinkannya untuk
membedakan antara Qira'at (berbagai bacaan) dan Rasm Alquran (teks utama).
D. Setting Sosial Akademik: Keith E. Small adalah seorang profesor di sebuah
universitas terkemuka yang mendorong kebebasan akademik, kerjasama antarbudaya,
dan dialog antaragama. Lingkungan akademik yang inklusif ini memberinya
kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai latar belakang agama dan budaya.
Interaksi ini memperkaya perspektifnya dan memungkinkannya untuk lebih
memahami perbedaan dalam Qira'at dan Rasm Alquran.
E. Penelitian dan Publikasi: Keith E. Small telah melakukan penelitian yang ekstensif
tentang Al-Quran dan telah menerbitkan banyak tulisan ilmiah di jurnal-jurnal
akademik terkemuka. Melalui penelitian dan publikasinya, ia telah mengembangkan
kerangka pemikiran yang komprehensif tentang Al-Quran dan perbedaan antara
Qira'at dan Rasm Alquran. Penelitiannya yang terus-menerus memperkaya
pemahaman ilmiah tentang Al-Quran dan memengaruhi pemikiran akademik di
bidang ini.

2. Pengertian Qiraat Dan Rasm Al-Qur'an


A. Definisi Qiraat

Secara etimologi, kata "qira'at" berasal dari kata dasar "qara'a" yang berarti "bacaan".
Istilah ini merujuk pada perbedaan dalam membaca Al-Qur'an. Secara terminologi, para
ulama memiliki berbagai definisi terkait dengan pengertian qira'at. Imam Al-Zarkasyi,
misalnya, menyatakan bahwa qira'at mengacu pada perbedaan dalam lafaz dan cara
pengucapan huruf-huruf Al-Qur'an, seperti takhfif (menghilangkan suara huruf tertentu),
tashdid (penekanan pada huruf ganda), dan lain-lain.3

Pengertian al-rasm ada dua macam yaitu pengertian al-rasm menurut bahasa dan
pengertian al-rasm menurut istilah yang akan dijelaskan terlebih dahulu sebelum memulai
pembahasan ilmu rasm selanjutnya:

3
Mutmainnah. (2022). RAGAM QIRA’AT DAN PENGARUHNYA TERHADAP RASM ‘UTSMÂNÎ. Nida’ Al-Qur’an : Jurnal
Kajian Quran Dan Wanita, 20(1), 63–79.
a. al-Rasm menurut Bahasa

Dalam kamus Lisän al-'Arab kata al-Rasm mempunyai bebrapa arti yaitu bekas,
peninggalan, sisah dan tulisan:

‫ْت َعرَّاما ً يَقُو ُل هُ َو ال َّر ْس ُم‬ ٍ ‫ بَقِيَّةُ اَألثَر قَال َأبُو تُ َرا‬:‫ َوقِي َل‬،ُ‫ اَألثَر‬: ‫ال َّر ْس ُم‬
ُ ‫ َس ِمع‬:‫ب‬
‫وال َّر ْش ُم لَِألثَ ِر َو َر َس َم َعلَى َك َذا َو َر َش َم ِإ َذا َكتَب‬

Al-Rasm berarti bekas atau peninggalan dan ada yang mengatakan sisa
peninggalan. Abu Turab mengatakan: saya mendengar Garraman berkata: al-rasm dan al-
rasym (dipakai terhadap) peninggalan, sedangkan kata dan berarti menulis.Imam
Syihabuddin al-Qistalani juga berpendapat serupa dengan Al-Dimyathi bahwa qira'at
adalah ilmu yang mempelajari kesepakatan dan perbedaan para ahli qira'at tentang cara
pengucapan lafaz-lafaz Al-Qur'an. Ini mencakup aspek linguistik, i'rab (infleksi), hadzf,
itsbat, fasl, wasl, dan diperoleh melalui transmisi periwayatan.4
Dalam pemikiran ini, para ulama mengakui adanya variasi dalam pengucapan dan
pembacaan Al-Qur'an yang diperoleh melalui tradisi dan periwayatan. Perbedaan-
perbedaan ini memberikan keragaman dan kemuliaan dalam membaca Al-Qur'an,
sementara teks utama Al-Qur'an yang tidak berubah disebut sebagai Rasm 'Utsmani.

b. Al-Rasm Menurut Istilah Al-Rasm menurut istilah terbagi kepada tiga macam:
pertama rasm qiyasi yang biasa disebut dengan kedua rasm 'Arudi dan yang ketiga
ilmu rasm Al-Qur'an (ilmu rasm iştilahi disebut juga dengan ilmu rasm 'Usmani).

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disampaikan oleh para ulama di atas, terlihat
bahwa qira'at Al-Qur'an berasal dari Nabi Muhammad SAW melalui dua cara, yaitu al-
simā' dan al-naql. Al-simā' merujuk pada pengucapan Al-Qur'an yang didengar langsung
dari Nabi SAW, sedangkan al-naql merujuk pada riwayat yang menyatakan bahwa Al-
Qur'an dibacakan di hadapan Nabi SAW dan beliau menyetujuinya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa:

4
Mutmainnah. (2022). RAGAM QIRA’AT DAN PENGARUHNYA TERHADAP RASM ‘UTSMÂNÎ. Nida’ Al-Qur’an : Jurnal
Kajian Quran Dan Wanita, 20(1), 63–79.
1. Qira'at adalah cara mengucapkan lafaz-lafaz Al-Qur'an sebagaimana yang diucapkan
oleh Nabi SAW atau sebagaimana diucapkan oleh para sahabat di hadapan Nabi
SAW yang beliau setujui.
2. Qira'at Al-Qur'an diperoleh melalui transmisi periwayatan dari Nabi SAW, baik
secara langsung maupun melalui sanad (rantai periwayatan).
3. Qira'at Al-Qur'an kadang-kadang hanya memiliki satu versi qira'at, dan kadang-
kadang memiliki beberapa versi qira'at.

Selain itu, ada ulama yang mengaitkan definisi qira'at dengan mazhab atau imam
qira'at tertentu yang menjadi ahli dalam qira'at dan mempopulerkannya. Misalnya,
Muhammad 'Ali al-Sabuni menyatakan bahwa qira'at adalah mazhab atau cara tertentu
dalam pengucapan Al-Qur'an yang setiap imam qira'at memilih cara yang berbeda-beda
berdasarkan sanad yang bersambung hingga kepada Rasulullah SAW.5

Terkait perbedaan antara qira'at dan Al-Qur'an, terdapat perbedaan pendapat di antara
para ulama. Al-Zarkasyi dan al-Qistalani menyatakan bahwa Al-Qur'an dan qira'at
merupakan dua hal yang berbeda. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat dan penjelasan, sedangkan qira'at adalah
perbedaan dalam lafaz-lafaz wahyu tersebut, baik dalam huruf-hurufnya maupun cara
pengucapannya.

Sebagian besar ulama dan ahli qira'at berpendapat bahwa jika qira'at tersebut
diriwayatkan dengan sanad yang sahih, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, dan tidak
bertentangan dengan rasm 'Utsmani (tulisan standar Al-Qur'an yang ditetapkan oleh
Utsman bin Affan), maka qira'at tersebut termasuk dalam kategori Al-Qur'an. Namun,
jika tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka qira'at tersebut hanya tergolong sebagai
qira'at semata.6

Ibnu Daqiq al-'Id menyatakan bahwa setiap qira'at termasuk dalam kategori Al-
Qur'an, termasuk qira'at yang disebut sebagai qira'at syadzdzah.7
5
Mutmainnah. (2022). RAGAM QIRA’AT DAN PENGARUHNYA TERHADAP RASM ‘UTSMÂNÎ. Nida’ Al-Qur’an : Jurnal
Kajian Quran Dan Wanita, 20(1), 63–79.
6
Mutmainnah. (2022). RAGAM QIRA’AT DAN PENGARUHNYA TERHADAP RASM ‘UTSMÂNÎ. Nida’ Al-Qur’an : Jurnal
Kajian Quran Dan Wanita, 20(1), 63–79.
7
Mutmainnah. (2022). RAGAM QIRA’AT DAN PENGARUHNYA TERHADAP RASM ‘UTSMÂNÎ. Nida’ Al-Qur’an : Jurnal
Kajian Quran Dan Wanita, 20(1), 63–79.
B. Definisi Rasm Al-Qur'an
Kata "rasm" berasal dari kata "rasama-yarsamu" yang berarti menggambar atau
melukis. Dalam konteks ini, rasm Al-Qur'an merujuk pada proses melukis kalimat-
kalimat Al-Qur'an dengan merangkai huruf-huruf hijaiyah. Dengan kata lain, ilmu Rasm
Al-Qur'an adalah ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushaf Al-Qur'an dengan
cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafal maupun bentuk-bentuk huruf yang
digunakan.
Proses penulisan Al-Qur'an dimulai sejak zaman Nabi Muhammad saw. Nabi
sendiri memiliki sekretaris pribadi yang bertugas khusus mencatat wahyu yang
diterimanya, antara lain Abu Bakar, 'Umar bin Khattab, Utsman bin 'Affan, Ali, Abban
bin Sa'dan, Sa'id, Khalid bin Walid, dan Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Pada masa Nabi,
penulisan Al-Qur'an dilakukan secara sederhana, seperti di atas lontaran kayu, pelepah
kurma, tulang, dan batu. Selain para sekretaris Nabi, para sahabat juga terlibat dalam
kegiatan menulis Al-Qur'an.8
Beberapa sahabat yang memiliki mushaf Al-Qur'an dianggap termasuk dalam
daftar tersebut, seperti Ibnu Mas'ud, Ubay bin Ka'ab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Abbas, Umar bin Khattab, Hafshah binti Umar, Aisyah binti Abu Bakar, Ummu Salamah,
Abdullah bin Amr bin Ash, Abdullah bin Zubair, Abu Musa al-Asy'ari, Zaid bin Tsabit,
Anas bin Malik, dan Salim, mantan budak Abu Hudzaifah.9
Penulisan Al-Qur'an pada masa Nabi didasarkan pada hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dan kegiatan tersebut merupakan ekspresi rindu Nabi terhadap
kedatangan wahyu, tidak hanya dalam bentuk hafalan tetapi juga dalam bentuk tulisan10:

َ‫ي فَ ْليَتَبَ{ َّوْأ َم ْق َع{ َدهُ ِمن‬ َ ‫ فَ َم ْن َك َذ‬،‫ َو َح ِّدثُوا َعنِّي َواَل تَ ْكتُبُوا َعنِّي‬.ُ‫الحرْ ُج فَ َمن يَ ْكتُبُ َعنِّي َغي َْر القُرْ آ ِن فَ ْليَ ْم ُحه‬
َّ َ‫ب َعل‬ َ ‫َو‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫ار‬ ِ َّ‫الن‬
“Janganlah kamu menulis sesuatu yang berasal dariku, kecuali Alqur’an. Barang
siapa telah menulis dariku selain Alqur’an, hendaklah ia menghapusnya.

8
Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–128.
https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098
9
Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–128.
https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098
10
Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–128.
https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098
Ceritakan saja apa yang diterima dariku, itu tidak mengapa. Siapa yang dengan
sengaja berdusta atas namaku, niscaya dia akan menduduki posisinya di
neraka.”

Uraian di atas menggambarkan bahwa pada masa Nabi, penulisan Al-Qur'an tidak
dilakukan secara terpusat pada satu tempat, tetapi tersebar di tempat-tempat yang
berbeda. Hal ini dapat dijelaskan dengan dua alasan berikut:
1. Proses penurunan Al-Qur'an masih berlangsung, sehingga ada kemungkinan ayat-ayat
yang turun belakangan "menghapus" redaksi dan hukum ayat-ayat yang telah turun
sebelumnya.
2. Penertiban ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur'an tidak didasarkan pada urutan
kronologis turunnya, tetapi didasarkan pada keserasian antara satu ayat dengan ayat
lainnya, atau antara ayat atau surah yang turun belakangan ditulis terlebih dahulu
daripada ayat atau surah yang turun sebelumnya.
Pada dasarnya, semua ayat Al-Qur'an telah ditulis pada zaman Nabi, hanya saja
mereka tersebar dalam bentuk yang terpisah-pisah. Pada saat itu, tulisan Al-Qur'an
terdapat pada pelepah kurma, batu halus, kulit, tulang unta, dan bantalan kayu.
Kemudian, Abu Bakar ash-Shiddiq menginisiatifkan pengumpulan semua tulisan
tersebut. Ia juga menjadi orang pertama yang menyusunnya dalam satu mushaf. Upaya
pengumpulan tulisan Al-Qur'an yang dilakukan oleh Abu Bakar terjadi setelah Perang
Yamamah pada tahun 12 H.11
Secara dasarnya, penetapan rasm (bentuk) Al-Qur'an dilakukan karena adanya
perbedaan serius dalam qira'at (cara membaca) Al-Qur'an yang terdapat dalam salinan-
salinan Al-Qur'an pada masa Utsman bin Affan. Dalam ekspedisi militer ke Armenia dan
Azerbaijan, terjadi perselisihan mengenai bacaan Al-Qur'an di antara tentara Muslim,
yang sebagian besar berasal dari Suriah dan Irak. Perselisihan ini begitu serius sehingga
Hudzaifah, seorang pemimpin tentara Muslim, melaporkannya kepada Khalifah Utsman
(664-656) dan mendesaknya untuk mengambil langkah-langkah guna mengakhiri

11
Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–128.
https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098
perbedaan dalam bacaan tersebut. Khalifah Utsman kemudian berkonsultasi dengan para
sahabat senior Nabi dan menugaskan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-Qur'an.12
Dalam menjalankan tugas tersebut, mereka harus mengikuti dialek suku Quraisy
(dialek tempat asal Nabi) jika terdapat perbedaan dialek. Seluruh Al-Qur'an direvisi
secara hati-hati dan dibandingkan dengan salinan yang ada di tangan Hafshah, istri Nabi.
Setelah proses revisi dan resensi Al-Qur'an selesai, terbentuklah sebuah naskah otoritatif
Al-Qur'an yang sering disebut mushaf Utsmani. Beberapa salinan dibuat dan
didistribusikan ke pusat-pusat utama di wilayah Islam. Inisiatif Utsman untuk
menyatukan penulisan Al-Qur'an ini sangatlah beralasan.
Pada masa Nabi, Al-Qur'an ditulis menggunakan Khat Arab dalam bentuk yang
sangat sederhana, yaitu Khat Nibthiy yang berasal dari bangsa Ambar. Bentuk tulisan ini
sangat berbeda dengan Khat Arab yang digunakan sekarang. Setiap kata ditulis dengan
huruf terpisah. Selain itu, terdapat juga kata-kata Al-Qur'an yang berbeda antara tulisan
dan pengucapannya. Setelah meninggalkan pengaruh Khat Nibthiy, Khat Arab muncul
dalam dua bentuk berbeda, yaitu Khat al-Jaf yang juga dikenal sebagai Khat al-Madani
(tulisan ala Madinah) yang banyak digunakan oleh penduduk Madinah, serta Khat al-
Ayin yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dikenal sebagai Khat al-Makki
yang banyak digunakan oleh penduduk Mekah.13

C. Perbedaan Qiraat dan Rasm Menurut Keith E small


Menurut Keith E. Small, terdapat perbedaan antara Qiraat (cara membaca) dan
Rasm (tulisan) dalam konteks Al-Qur'an. Qiraat merujuk pada variasi-variasi dalam
pengucapan Al-Qur'an, baik dalam hal pengucapan huruf-huruf maupun cara
mengucapkan kata-kata tertentu. Ini mencakup perbedaan dalam takhfif (mengurangi
pengucapan), tasydid (penguatan pengucapan), dan lain-lain.14
Sementara itu, Rasm berkaitan dengan aspek tulisan Al-Qur'an. Ini mencakup
kaidah penulisan yang disepakati dan digunakan dalam salinan Al-Qur'an. Rasm Al-

12
Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–128.
https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098
13
Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–128.
https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098
14
Small, K. E. (2011). Textual criticism and Qur'ān manuscripts. United Kingdom: Lexington Books.
Qur'an mengacu pada bentuk tulisan dan ejaan yang telah ditetapkan, seperti yang
dikembangkan oleh Zaid bin Tsabit dan dipopulerkan oleh Utsman bin Affan.15
Jadi, perbedaan utama antara Qiraat dan Rasm terletak pada pengucapan dan
tulisan Al-Qur'an. Qiraat berkaitan dengan cara membaca dan pengucapan, sementara
Rasm berkaitan dengan aturan penulisan dan tampilan fisik tulisan Al-Qur'an.

DAFTAR PUSTAKA

15
Small, K. E. (2011). Textual criticism and Qur'ān manuscripts. United Kingdom: Lexington Books.
Small, K. E. (2011). Textual criticism and Qur'ān manuscripts. United Kingdom: Lexington
Books.

Badrudin, H. (2016). Rasm al-Qur’an dan Bentuk-Bentuk Penulisannya. Al-Fath, 10(2), 107–
128. https://doi.org/https://doi.org/10.32678/alfath.v10i2.3098

Wikipedia. (2023). Kritik Teks dan Naskah Al-Qur’an. Wikipedia.Com.


https://en.wikipedia.org/wiki/Textual_Criticism_and_Qur%CA%BC%C4%81n_Manuscripts

Brubaker, D. A. (2018, December 17). In Memoriam, Keith Small (1959-2018). International


Qur’anic Studies Association. https://iqsaweb.org/2018/12/17/in-memoriam-keith-small-1959-
2018/

Mutmainnah. (2022). RAGAM QIRA’AT DAN PENGARUHNYA TERHADAP RASM


‘UTSMÂNÎ. Nida’ Al-Qur’an : Jurnal Kajian Quran Dan Wanita, 20(1), 63–79.

Anda mungkin juga menyukai