Anda di halaman 1dari 9

AL TADABBUR: JURNAL ILMU ALQURAN DAN TAFSIR Vol: 04 No.

02 November
2019 ​P-ISSN: 2406-9582
E-ISSN: 2581-2564
DOI: ​10.30868/at.v4i02.475

QIRA’AT AL QURAN:
Study of the Khilafiyah Qira’ah Sab'ah

QIRA’AT AL QURAN:
Studi ​Khilafiyah Qira’ah Sab’ah

Bahtian Yusup​1
1​
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung email: ​yusupbahtian@gmail.com

ABSTRACT
Al-Qur'an as a guide for mankind, has always been studied from classical to modern
times in various aspects. Starting from the historical aspects of its decline, the history
of its bookkeeping, its interpretation, the aspect of its content, its grammatical aspects
arrive at the aspect of how to read it qira'at. Qira, at is the plural form of qira, ah
which means reading. Whereas according to the term that qira, at is a method or way
of reading lafadz or sentences in the Qur'an from various aspects (history), as has
been narrated directly from the Messenger of Allah. Quantitatively qiraat is divided
into 3 famous parts including, Qira'at sab‘ah, Qira'at asyrah and Qiraat Arba‘ah
Asyrah while in quality as follows, mutawatir, masyhur, ahad, syadz, mudraj,
maudlhu. The benefit of the existence of the Khilafiyah Qira'at which is mainly is the
continued preservation of the book of God from changes and deviations, and makes it
easy for Qira'ah​.
Keyword: ​qira’at, Al Quran, qira’at sab’ah​.

ABSTRAK
Al-Qur’an sebagai petunjuk untuk umat manusia, selalu dikaji sejak zaman klasik
sampai modern sekarang ini dalam berbagai aspeknya. Mulai dari aspek sejarah turun,
sejarah pembukuan, penafsiran, aspek kandungan makna, gramatika sampai pada
aspek cara membacanya sesuai ​qira’at. Qira,at ​adalah bentuk jamak dari ​qira’ah ​yang
artinya bacaan. Sedangkan menurut istilah ​qira’at a​ dalah merupakan metode atau cara
baca ​lafazh ​atau kalimat di dalam Al-Qur’an dari berbagai macam segi (riwayat),
sebagaimana yang telah diriwayatkan langsung dari Rasulullah S.A.W. Secara
kuantitas ​qira’at ​terbagi menjadi 3 bagian yang terkenal di antaranya, ​qira’at sab‘ah​,
qira’at asyrah, ​dan ​qira’at Arba‘ah Asyrah.​ Sedangkan secara kualitas sebagai
berikut​, mutawatir​, ​masyhur,​ ​ahad,​ ​syadz​, ​mudraj,​ dan ​maudlhu​. Manfaat dari adanya
khilafiyah qira’at ​yang utamanya adalah tetap terjaganya kitab Allah dari perubahan
dan penyimpangan, dan memudahkan untuk ​qira’ah.​
Kata Kunci: ​qira’at, Al-Quran, qira’at sab’ah.
Qira’at Al-Qur’an ... ​
228
A. PENDAHULUAN Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 04(01). hlm.
65.
Al-Qur’an sebagai petunjuk untuk
umat manusia, selalu dikaji sejak zaman
klasik sampai modern sekarang ini
dalam berbagai aspeknya. Mulai dari
aspek sejarah turun, sejarah pembukuan,
(​manuscript evidence​) memainkan
penafsiran, kandungan makna,
peranan utama dan berfungsi sebagai
gramatika sampai pada aspek cara
acuan dasar dan landasan bagi
membacanya sesuai ​qira’at.
Testamentum a​ lias Gospel​.
Al-Qur’an turun dengan membawa
hujjah yang jelas untuk kemaslahatan
B. TINJAUAN PUSTAKA
kehidupan manusia dan mengantarkan
Qira’at ​adalah bentuk jamak dari
mereka ke jalan yang lurus.​1
qira,ah yang artinya bacaan.​2 ​Sedangkan
Al-Qur’an adalah satu-satunya
menurut istilah bahwa ​qira’at ​adalah
kitab suci yang masih terjaga merupakan metode atau cara baca lafazh
keotentikannya. Mulai dari proses
atau kalimat di dalam Al-Qur’an dari
pewahyuannya maupun cara berbagai macam segi (riwayat),
penyampaian, pengajaran, dan sebagaimana yang telah diriwayatkan
periwayatannya dilakukan melalui
langsung dari Rasulullah S.A.W.​3
tradisi oral dan hafalan. Proses transmisi
Sedangkan para ulama memberikan
seperti ini dengan ​isnad ​yang ​mutawatir
pengertian berbeda-beda di antaranya:​4
dari generasi ke generasi, telah
Pertama​, merupakan salah satu
menjamin keutuhan dan keasliannya.
madzhab (aliran) pengucapan lafazh Al
Maka dari itu, Al-Qur’an pada dasarnya
Qur’an yang dipilih oleh salah satu
bukanlah tulisan atau manuskrip, tetapi
imam ​Qurrâ’ ​sebagai acuan ​qirâ’ah
merupakan bacaan (​qirâ’ah)​ sementara
berdasarkan sanad-sanadnya yang
tulisan berfungsi hanya sebagai
sampai kepada Rasulullah S.A.W.
penunjang. Ini berbeda dengan kasus Kedua​, menurut Imam Zarkasyi (w. 794
yang terjadi pada Bible, dimana tulisan H.), ​qirâ’ât ​adalah perbedaan lafadz
lafadz yang tersirat dalam Al-Qur’an,
1​
Shidqy Munjin. (2019). Konsep Asbab Al baik huruf-hurufnya maupun
Nuzul dalam Ulum Al-Qur’an. ​Al-Tadabbur​:
kaifiyyah​nya dalam ​takhfîf,​ ​tatsqîl Depok: Kencana. hlm. 105.
3 ​
Aris Hilmi Hulaimi. (2016). ​Qirâ’ât
maupun antara dalam Perspektif Ignaz Goldziher: Studi Kritik
Terhadap Pemikiran Orientalis​. ​Studia
Quranika​: Jurnal Studi Qur’an, 01(01). hlm. 3.
2​ 4​
Amroeni Drajat. (2017). ​Ulmul Qur,an​. Aris Hilmi Hulaimi. (2016). hlm. 3.

Qira’at Al-Qur’an ...


2​29
keduanya, sesuai dengan ​qirâ’ât ​yang mengandung tiga unsur utama.
diajarkan oleh Rasulullah S.A.W. Pertama​, ​qira’at ​dimaksudkan
Ketiga,​ menurut Zarqani (w. 1364 H.), menyangkut pembacaan ayat-ayat Al
qirâ’ât a​ dalah madzhab (aliran) Qur’an. Cara pembacaan Al-Qur’an
pengucapan Al-Qur’an yang dipilih oleh tersebut berbeda antara satu imam
salah satu imam ​Qurrâ’ s​ ebagai dengan imam ​qira’at ​lainnya. ​Kedua​,
madzhab yang berbeda dengan madzhab cara bacaan yang dianut dalam suatu
lainnya, yang sesuai dengan riwayat dan mazhab ​qira’at ​didasarkan atas riwayat
sanadnya, baik perbedaan dalam dan bukan atas qiyas atau ijtihad.
pengucapan huruf atau ​kaifiyah​nya. Ketiga, perbedaan antara ​qira’at​-​qira’at
Keempat,​ menurut Al-Banna Al diniscayakan bisa terjadi dalam
Dimyati, ​qirâ’ât a​ dalah ilmu untuk pengucapan huruf-huruf dan
mengetahui kesepakatan pembaca atau pengucapannya dalam berbagai
pembawa Al-Qur’an dan perbedaan keadaan.​5
mereka dalam hal ​hadzaf,​ ​itsbât, tahrîk,
taskîn fashal, washal​, dan lain C. HASIL PEMBAHASAN

sebagainya yang sesuai dengan riwayat 1. Latar Belakang Munculnya


Qira’at
mutawatir d​ ari Rasulullah S.A.W. Dari
Meluasnya wilayah islam dan
banyak pengertian di atas, semua
menyebarnya para sahabat dan tabi’in
pendapat ulama tentang ​qirâ’ât ​tidak
mengajarkan Al-Qur’an di berbagai kota
lepas dari statemen bahwa ​qirâ’ât ​harus
menyebabkan timbulnya berbagai
dibangun di atas riwayat yang
qira’ah,​ perbedaan antara satu ​qira’at
mutawatir d​ an ​muttashil ​kepada
dan lainnya bertambah besar pula
Rasulullah S.A.W. Hal tersebut
sehingga sebagian riwayatnya tidak bisa
sekaligus membuktikan bahwa
lagi dipertanggungjawabkan. Para
keotentikan Al-Qur’an tetap terjaga
ulama menulis ​qira’at-qira’at ​ini dan
karena diriwayatkan secara oral dan
sebagianya menjadi masyhur, sehingga
tertulis oleh orang-orang yang ​tsiqah
lahirlah istilalh ​qira’at t​ ujuh, ​qira’at
(dapat dipercaa) baik secara keilmuan
sepuluh, dan ​qira’at e​ mpat belas.​6
maupun kepribadian.
Defenisi di atas setidaknya
Penetapan Hukum. ​Makasar: Sulesena. hlm. 65. 6​
Amroeni Drajat. (2017). hlm. 107.

5​
Hilmah Latif. (2013). ​Perbedaan Qira’ah dan

Qira’at Al-Qur’an ... ​


230
Beberapa faktor yang melatar demi Allah, Rasulullah telah
belakangi timbulnya perbedaan ​qira’at
diantaranya yaitu:
a. Perbedaan syakal, harokat atau
huruf. Karena mushaf-mushaf
terdahulu tidak menggunakan
syakal dan harokat, maka imam membacakan juga kepadaku surat yang
imam ​qira’at ​membantu sama, tetapi tidak seperti bacaanmu.
memberikan bentuk-bentuk Kemudian aku bawa dia menghadap
qira’at.​ Rasulullah, dan aku ceritakan
b. Nabi sendiri melantunkan kepadanya bahwa aku telah mendengar
berbagai versi ​qira’at d​ i depan orang ini membaca surat Al-Furqon
sahabat-sahabatnya. Seperti dengan huruf-huruf (bacaan) yang
dalah suatu hadits: tidak pernah engkau bacakan
“​Dari Umar bin Khathab, ia kepadaku, padahal engkau sendiri telah
berkata, “aku mendengar Hisyam bin membacakan surat Al-Furqon
Hakim membaca Surat Al-Furqon di kepadaku. Maka rasulullah berkata,
masa hidup Rasulullah. aku perhatikan ‘lepaskanlah dia, hai Umar. bacalah
bacaannya, tiba-tiba ia membaca surat tadi wahai Hisyam!’ Hisyam pun
dengan banyak huruf yang belum kemudian membacanya dengan bacaan
pernah dibacakan Rasulullah seperti kudengar tadi. maka kata
kepadaku, sehingga hampir saja aku Rasulullah, ‘begitulah surat itu
melabraknya di saat ia shalat, tetapi diturunkan.’ ia berkata lagi, ‘bacalah,
aku urungkan, maka aku menunggunya wahai umar!’ lalu aku membacanya
sampai salam. Begitu selesai, aku tarik dengan bacaan sebagaimana diajarkan
pakaiannya dan aku katakan Rasulullah kepadaku. Maka kata
kepadanya, ‘siapakah yang Rasulullah, ‘begitulah surat itu
mengajarkan bacaan surat itu diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur’an
kepadamu?’ Ia menjawab, ‘Rasulullah itu diturunkan dengan tujuh huruf,
yang membacakannya kepadaku. Lalu maka bacalah dengan huruf yang
aku katakan kepadanya, ‘kamu dusta! mudah bagimu di antaranya.” ​(H.R.
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An terhadap berbagai versi ​qira’ah p​ ara
Nasa’i, At-Tirmidzi, Ahmad, dan sahabatnya.
Ibnu Jarir)
c. Adanya pengakuan nabi (​takrir)​

Qira’at Al-Qur’an ...


2​31
d. Perbedaan riwayat dari para sahabat
nabi menyangkut bacaan ayat-ayat
7 ​
Lilik Ummi Kaltsum. (2013). ​Pergeseran
tertentu. Urgensitas Pencantuman Ragam Qira’ah dalam
Literatur Tafsir.​ Jakarta: UIN Syarif
e. Karena perbedaan dialek (​lahjah​) dari Hidayatullah. hlm. 25.
berbagai unsur etnik dimasa nabi. 4. Abu Al-Faraj Muhammad bin
Ahmad Al-Syanbudziy.
Jadi itulah beberapa faktor yang
Namun 4 bacaan tambahan ini tidak
melatarbelakangi timbulnya perbedaan
lolos seleksi, sehingga dkategorikan
qira’at ​di kalangan umat Islam. ​2. Jenis-
sebagai bacaan ​syadz y​ ang tidak
Jenis ​Qira’at
terpakai, karena dalam sanadnya tidak
7
a. ​Qira’at ​berdasarkan Kuantitas​
shahih.
Secara kuantitas ​qira’at t​ erbagi menjadi
​ erdasarkan
b. ​Qira’ah b
tiga bagian yang terkenal di antaranya: Kualitas
Qira’at sab‘ah,​ ​qira’at asyrah,​ dan Para ulama berbeda-beda pada
qira’at arba‘ah asyrah pendapatnya mengenai kualitas qiraat,
1) ​Qiraat sab‘ah antara lain Al-Suyuthi dalam kitabnya
Qira’at sab‘ah a​ dalah ​qira’at ​yang Al-Itqan fi Ulum Al-Quran‖
disandarkan kepada tujuh imam yang menyebutkan bahwa secara kualitas
telah disepakati oleh para ulama, antara qira’at ​terbagi menjadi: ​mutawatir​,
lain: Ibnu Amir masyhur, ahad,​ syadz, ​mudraj​,

Adapun yang dimaksud dengan maudlhu​.8​

Qira’at ​Empat Belas (​Qira’at Al-Arba’ 1) ​Mutawatir


‘Asyarah​) adalah sepuluh ​Qira’at Mutawatir a​ dalah sesuatu yang
ditambah dengan empat ​Qira’at ​berikut: penukilannya oleh orang banyak

1. Hasan Al-Bishry. yang tidak memungkinkan


2. Muhammad bin Abdu Ar adanya kebohongan dari awal
Rahman. sampai akhir sanadnya.
3. Yahya bin Al-Mubarak Al 2) ​Masyhur
Yazidiy.
Masyhur ​adalah sesuatu yang
sahih sanadnya namun tidak
sampai ke tingkatan mutawatir, 3) ​Ahad
namun sesuai dengan kaidah
bahasa arab atau sesuai dengan 8​
Lilik Ummi Kaltsum. (2013).
hlm. 29.
rasm usmani.

Qira’at Al-Qur’an ... ​


232
Ahad a​ dalah sesuatu yang sahih
menfath
sanadnya, namun tidak sesuai َ
dengan rasm usmani atau kaidah ahkan​‫أ‬
‫ ِّ)ن ْ م‬pada Qira’at ​yang lain
bahasa arab. Dan di antara
menkasrahkan fa’)
contohnya adalah yang
4) ​Syadz
diriwayatkan oleh Imam al
Syadz ​adalah sesuatu yang tidak
Hakim rahimahullah dari Abu
sahih sanadnya, seperti bacaan
Bakrah bahwa Nabi Muhammad
(malaka yau middin) surat Al
S.A.W. membaca:
Fatihah dengan bentuk fiil madli
‫ﻣﺘﻜﺌﯿﻦ ﻋﻠىﺮﻓﺎرﻓﺨﻀﺮ وﻋﺒﺎﻗﺮي ﺣﺴﺎن‬
atau kata kerja lampau. ِّ​‫ن‬
Dalam mushaf dibaca:
َ ‫وم‬ ‫ي‬
َ َ ْ َ​ َ ‫ﻧﺎ‬ :Misalnya‫اﻟﱢﺪ َ َك َي ْ َﻣﻞ‬, dengan
ٍ‫ٍ ِ ﺣﺲِي رقﺐﻊ‬
ُ َّ ‫ُ َ ْ َ َ َ َ ﯾﻦ‬
‫ورضﻔﺦﺮفىﺮلﻊ ِﻛﺊﺖﻢ‬ ٍْ
ِ
”Mereka bertelekan pada
bantal-bantal yang hijau dan
permadani yang indah.” ​(Q.S.
Ar-Rahman: 76)
kata kerja bentuk lampau, ​ َ‫ك‬

Dan juga yang diriwayatkan dari
َ‫​)ﻣﻞ‬
Ibnu ‘Abbas bahwa beliau yaitu​ َ malaka) dan mem
membaca: (Surat At-Taubah fathah-kan kata ​
Ayat 128) َ‫ )و َم ْي‬di ​qira’at

‫ك َ كﻢ‬ yang benar dengan meng


ْ‫ء ُ ْ ر ُﺳﻮٌل ﱢ م ْ ن أَﺟﺂ‬...‫ْم‬ َ
َ ُ ‫ﻧﻒ ﱢس‬ kasrah-kannya)
َ
dengan 5) Mudraj
َ Mudraj adalah sesuatu yang
َ ْ ‫َﻘ ْﺪ‬
‫ﻧﻒ‬ ‫ل‬
‫ك‬ ditambahkan dalam ​qira’at
‫ﱢس ُ ْم‬
dengan bentuk penafsiran.
dalam’ Misalnya ​qira’at I​ bnu ‘Abbas
Fa dalam surat Al-Baqarah
Ayat 198: disimpulkan oleh Al-Suyuthi setelah
ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ٌَ َ ْ َ ْ َ ُ َْ ‫ ال‬mengkaji karya-karya Ibnu Jazari.
‫ﻣﻨﺾﻮافﻎﺖﺐﺖﻦﺄاحﻦﺞﻢﻚﻲ َﻞﺴﻊﻲ{ ل‬
ِ
َ ​ ‫ْ ُك‬ Padahal pendapat Al-Suyuthi berbeda
‫م بﺮ‬.‫​{ ﻓﯿﻤﻮاﺳﻢ اﻟﺤﺞ‬
ِ dengan Ibnu Jazari yang mengatakan
adalah ‫ ﻓﻲ ﻣﻮاﺳﻢ اﻟﺤﺞ‬ucapan Dan bahwa ​qira’at s​ ecara kualitas terbagi
tafsir yang disisipkan dalam menjadi tiga yaitu: ​mutawatir,​ ​sahih,​ dan
ayat. syazzah​.
6) ​Maudhu Pengertian mutawatir sudah sepakat
Maudlu ​adalah bacaan yang tidak para ulama yaitu yang penukilannya
ada aslinya, atau kaidahnya. dilakukan oleh orang banyak yang tidak
Pengelompokan kualitas ​qira’at i​ ni

Qira’at Al-Qur’an ...


2​33
ada kemungkinan kebohongan oleh Abu ​‘​Amr Ibnu Salah: bahwasanya
kebohongannya. Namun, pada bagian qiraat yang selain Imam Asyrah tidak
sahih Ibnu Jazari membagi menjadi dua boleh dibaca, dan pelarangan ini adalah
bagian, ​pertama:​ ​qira’at ​yang ​sahih pelarangan haram bukan makruh.​9
sanadnya sahih yang penukilannya Sehingga, dari keempat ​Qira’at ​yaitu
secara ​adil,​ pasti, kuat yang mana ahad​, ​syadz​, ​maudhu​’ dan ​mudra​j tidak
sampai pada batas akhir penukilan dan diperbolehkan untuk diamalkan (tidak
sesuai dengan bahasaarab dan rasm boleh membaca Al-Qur’an
usmani. Pembagian ini sama dengan
mutawatir, namun dibagi lagi menjadai 9​
Lilik Ummi Kaltsum. (2013). hlm. 29.
dengan ​Qira’at t​ ersebut). Jumhur ulama
dua bagian, yaitu: Pertama bahwa
berpendapat bahwa yang termasuk
penukilan dan talaqinya diterima oleh
Qira’at Sab’ah a​ dalah ​mutawatir​, maka
para imam, sebagaimana pada istilah
selain yang ​mutawatir d​ an ​masyhur
bacaan mad (panjang) yang terdapat
maka tidak boleh membaca dengannya,
pada kitab-kitab yang dijadikan rujukan
baik dalam shalat maupun di luar shalat.
utama oleh para imam, atau
3. Manfaat ​Khilafiah Qira’at a​ . Tetap
periwayatannya sendirian.
terjaganya kitab Allah dari
Kedua,​ ada beberapa qiraat yang
perubahan dan penyimpangan.
tidak dapat diterima oleh para ulama
dan belum begitu manggaung diantara b. Meringankan dan memudahkan

mereka dan banyak diantara mereka qira’ah​.

membolehkan dipakai dalam solat. c. Menunjukan kemukjizatan Al


Bagian kedua ini sebagaimana diungkap Qur’an.
d. Menjelaskan ayat yang masih (riwayat), sebagaimana yang telah
mujmal. diriwayatkan langsung dari Rasulullah

D. KESIMPULAN S.A.W.

Qira’at ​adalah bentuk jamak dari Secara kuantitas ​qira’at t​ erbagi

qira’ah ​yang artinya bacaan.​10 menjadi 3 bagian yang terkenal

Sedangkan menurut istilah bahwa diantaranya, ​qira’at sab‘ah​, ​qira’at

qira’at ​adalah merupakan metode atau asyrah ​dan ​qiraat qrba‘ah Asyrah

cara baca ​lafazh ​atau kalimat di dalam


10 ​
Al-Qur’an dari berbagai macam segi Amroeni Drajat. (2017). hlm. 105.

Qira’at Al-Qur’an ... ​


234
sedangkan secara kualitas sebagai dan Tafsir, 04(01).
berikut, ​mutawatir,​ ​masyhur,​ ​ahad,​ Sumber dari Buku
syadz​, ​mudraj,​ ​maudlhu. Drajat, A. (2017). ​Ulmul Qur’an.​
Depok: Kencana.
Manfaat dari adanya ​khilafiyah
Hulaimi, A.H. (2016). ​Qira’at dalam
qira’at ​yang utamanya adalah tetap
Perspektif Ignaz Goldziher.​ Ponpes
terjaganya kitab Allah dari perubahan Modern Gontor: Studia Quranika.
dan penyimpangan, dan memudahkan Kaltsum, U. (2013). ​Pergeseran
Urgensitas Pencantuman Ragam
untuk ​qira’ah​.
Qira’ah dalam Literatur Tafsir.​
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
DAFTAR PUSTAKA Latif, H. (2013). ​Perbedaan Qira’ah
Sumber dari Jurnal/Penelitian dan Penetapan Hukum. ​Makasar:
Sulesena.
Munjin, S. (2019). Konsep Asbab Al
Nuzul dalam Ulum Al-Qur’an. ​Al

Tadabbur​: Jurnal Ilmu Al-Qur’an


Qira’at Al-Qur’an ...
2​35

Anda mungkin juga menyukai