Anda di halaman 1dari 3

Selayang Pandang Komisi di Bukit Tinggi

Keruk PAD dari Sektor Parkir dan Objek Wisata

Komisi C dan D Dewan Perwakilan Rakyat Kota Lhokseumawe melakukan kunjungan kerja ke Kota Bukit
Tinggi, Provinsi Sumatera Barat untuk mempelajari keberhasilan kota tersebut mengumpulkan pundi-
pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari parkir dan pajak objek wisata.

Kunker dilakukan mulai 22 hingga 27 Februari 2022, diikuti oleh Ketua Komisi C Fauzan, Wakil Ketua
Azhar Mahmud, S.E, Sekretaris Dicky Saputra dan anggota Said Fachri anggota . Sedangkan dari Komisi
D ikut serta Julianti, S.Sos, Abdurrahman Yusuf , T. Abdul Hakim, Azhari, ST.S.Pd.T.Gr, H. Masykurdin EL-
Ahmadi, S.Pd.I dan dipimpin oleh Ketua DPRK Ismail A Manaf.

Rombongan melakukan pertemuan dengan Komisi III DPRD Kota Bukittinggi di ruang pertemuan DPRD
setempat. Tim mendapatkan informasi menarik, bahwa Pemko setempat berhasil mengelola parkir di
kawasan-kawasan keramaian dan lokasi wisata.

Seperti pengelolaan parkir di kawasan objek wisata Jam Gadang, kemudian dinas terkait memamfaat
Area gedung sekolah, perkantoran dan lahan masyarakat. Jadi dinas dengan pemilik lahan saling
bekerjasama.

Metode pemamfaatan lahan masyarakat dan ruang kosong tersebut terbukti mampu mendongkrak PAD
Bukit Tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya.

Biasanya, pendapatan yang masuk berkisar Rp 2,5 sampai Rp 3 juta perhari, sedangkan pada tahun 2021
mencapai Rp 8 sampai Rp 9 juta per hari untuk gedung parkir roda dua, begitu juga dengan parkir roda
empat, karena hampir setiap hari gedung parkir penuh oleh pengunjung. peningkatan retribusi yang
cukup signifikan terjadi selama masa-masa liburan Lebaran.

Pemerintah Kota Bukittinggi juga akan terus memaksimalkan retribusi parkir dengan peningkatan sarana
dan prasarana pendukung, diantaranya pembangunan gedung parkir roda 2 dan 4 di kawasan objek
wisata seputaran Kota Bukittinggi.

“Retribusi parkir merupakan salah satu primadona dalam menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kota Bukittinggi, malah pada tahun 2021 jauh melebihi target atau mencapai 200 persen,” ungkap Jon
Edwar Ketua Komisi III DPRD Kota Bukittinggi.

Dalam kesempatan yang sama Jon menyampaikan pada tahun 2021 hasil retribusi pajak objek wisata di
Kota Bukittinggi mencapai 16,7 Miliar, setara dengan realisasi 120 persen. Pasalnya untuk target tahun
2020 14 Miliar dan terjadi kenaikan sepanjang tahun 2021.

Hasil pertemuan itu Ketua DPRK Lhokseumawe Ismail A Manaf menyimpulkan bahwa pendapatan dari
Retribusi Parkir menjadi salah satu sumber pendapatan primadona bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Bukittinggi.

“Kita sangat apresiatif dengan apa yang dilakukan Pemda Bukittinggi, sebab itu kita sengaja datang dan
belajar bagaimana mereka mampu meningkatkan PAD dari sektor parkir, kita harus mengadopsi pola itu
untuk kita terapkan di Kota Lhokseumawe, karena area parkir kita sangat besar dan sangat potensial
untuk peningkatan PAD,” jelas Ismail.

Untuk menunjang proses adopsi tersebut, pihaknya akan mengoptimalkan fungsi pengawasan dan
penggangaran terhadap program kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bersentuhan langsung
pada sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Lhokseumawe.

Muatan Lokal Pendidikan Dasar dan Kelas Digital

Selain bertemu dengan jajaran DPRK Bukittinggi, rombongan dewan Kota Lhokseumawe juga
mengagendakan pertemuan dengan Dinas Pendidikan setempat. Ternyata Bukittinggi sedang
menyiapkan program pendidikan unggulan berupa muatan lokal falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak
Basandi Kitabullah (ABS-SBK) di satuan pendidikan dasar.

ABS-SBK akan menjadi bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD,
dan SLTP yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.

Dalam pertemuan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi, Melfi Abra menyampaikan muatan
lokal bertujuan membekali peserta didik dengan, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerah masing-
masing.

"ABS-SBK juga bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah
dikembangkan berdasarkan prinsip kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, keutuhan
kompetensi, fleksibilitas dan kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dalam menghadapi
tantangan global,” sebut Melfi.

Menurutnya, Kota Bukittinggi juga menyimpan banyak destinasi dan warisan budaya nenek
moyang dan peninggalan colonial. Semua itu perlu untuk dikenalkan kepada generasi muda dalam
bentuk pembelajaran muatan lokal berupa mata pelajaran Pendidikan Karakter Budaya Adat
Minangkabau (PKBAM) dan Program Unggulan Pendidikan Bukittinggi (PUPB). Kedua muatan lokal
ini, secara berdiri sendiri dan diajarkan terpisah dari mata pelajaran lainnya.

Perbedaannya, PKBAM akan jadi mata pelajaran khusus yang disesuaikan dengan kurikulum dan
regulasi Kemendikbudikti, sementara PUPB bisa disisipkan dalam jam pelajaran lain, contoh, beberapa
saat setelah masuk kelas anak didik membaca kisah nabi dulu, atau mendengarkan ceramah ustadz
tentang fiqih dan akidah akhlak.

“Sesuai dengan ruang lingkup PUPB, terdiri atas konten Fiqih, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab dan
Sejarah Kenabian(SirahNabawiyyah),” tambah Melfi.

Di sisi lain , Disdik Bukittinggi juga telah menerapkan Program kelas digital sejak tahun 2016 dan
berhasil masuk dalam nominasi Gebyar Pendidikan di Provinsi Sumatera Barat. Pembangunan pusat
sumber belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mewujudkan Visi dan Misi Kota
Bukittinggi menjadi Kota Pendidikan di Provinsi Sumatera Barat

Kata Melfi Digital Classroom merupakan program yang telah di sepakati oleh organisasi menteri-menteri
Pendidikan se-Asia Tenggara (Seamolec).
Seperti di SMAN 2 Bukittinggi Kelas Digital yang berbentuk Social Learning Network (Edmodo), siswa
dilatih untuk membuat bahan ajar digital berbasis animasi. Mereka telah mampu membuat bahan
ajaran digital berbasis animasi yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami serta bernilai seni dan
teknologi tinggi.

Penggunaan teknologi internet ini dilakukan oleh siswa dan guru, serta dapat di awasi oleh orang tua
murid, karena para siswa menggunakan fasilitas PC, Laptop dan Smartphone.

Hasil pertemuan itu,rombongan DPRK Lhokseumawe menyimpulkan Pemerintah Kota Bukittinggi dalam
menjalankan roda pendidikan selain berpedoman kepada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, juga berpedoman kepada Peraturan Daerah Kota Bukittinggi
dengan Visi dan Misi “Menciptakan Bukittinggi Berlandaskan Adat Basandi Syara, Syara Basandi
Kitabullah“ dengan Misi “HEBAT” dalam sektor Pendidikan.

“Ini menjadi contoh yang layak diterapkan di Kota Lhokseumawe. Pendidikan muatan Lokal, dan kelas
Digital jadi referensi pendidikan kita ke depannya, karena masyarakat Aceh, khususnya Lhokseumawe
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan local kita, dan generasi baru nantinya harus ikut
melestarikan,” ucap Julianti Wakil Ketua komisi D DPRK Lhokseumawe.

Anda mungkin juga menyukai