Modul Evaluasi Lahan
Modul Evaluasi Lahan
COVER .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 1
A. Tujuan ................................................................................................................................ 1
B. Alat dan Bahan ................................................................................................................... 1
C. Teori Dasar ......................................................................................................................... 1
1. Definisi Evaluasi Kemampuan Lahan ......................................................................... 1
2. Hubungan Kelas Kemampuan Lahan dengan Penggunaan Lahan .............................. 1
3. Tingkat Klasifikasi Kemampuan Lahan ...................................................................... 2
4. Karakteristik Lahan Evaluasi Kemampuan Lahan ...................................................... 2
5. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan ...................................................................... 8
6. Tahapan Evaluasi Kemampuan Lahan ......................................................................... 8
D. Langkah Eksperimen ......................................................................................................... 8
E. Contoh Evaluasi Kemampuan Lahan.................................................................................. 9
F. Referensi ............................................................................................................................ 9
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Modul 1
Evaluasi Kemampuan Lahan
A. Tujuan
1. Memahami Pengertian Evaluasi Kemampuan Lahan
2. Memahami Hubungan Kelas Kemampuan Lahan dengan Penggunaan Lahan
3. Memahami Karakteristik Lahan Evaluasi Kemampuan Lahan
4. Memahami Struktur Klasifikasi Kelas Evaluasi Lahan
5. Memahami Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan
6. Mehamani Tahapan Evaluasi Kemampuan Lahan
C. Teori Dasar
1. Definisi Evaluasi Kemampuan Lahan
Evaluasi kemampuan lahan adalah kegiatan menilai keragaansuatu lahan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan untuk mengetahui pilihan – pilihan /
alternative penggunaan lahan yang dapat dilakukan / usahakan agar memberikan
keuntungan dan berkelanjutan.
1
Kelas kemampuan lahan diklasifikasikan / dikelompokkan menjadi 8 kelas (I – VIII).
Semakin tinggi kelas kemampuan lahan berarti lahan tersebut dapat digunakan untuk
berbagai penggunaan lahan. Semakin rendah kelas kemampuan lahan berarti pilihan
penggunaan lahan pada lahan tersebut semakin sedikit.
2
Tabel 2. Kelas Kepekaan Erosi(KE) Tanah (Nilai K)
Kode Nilai K Keterangan
KE1 0,00 – 0,10 Sangat Rendah
KE2 0,11 – 0,20 Rendah
KE3 0,21 – 0,32 Sedang
KE4 0,33 – 0,43 Agak Tinggi
KE5 0,44 – 0,55 Tinggi
KE6 0,56 – 0,64 Sangat Tinggi
3
Gambar 2. Segitiga Tekstur Tanah
Tabel 5. Kelas Tekstur Tanah
Kode Kelas Tekstur Keterangan
t1 Halus Liat berpasir, liat berdebu,liat
t2 Agak Halus Lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu
t3 Sedang Lempung, lempung berdebu, debu
t4 Agak Kasar Lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung berpasir
sangat halus
t5 Sangat Kasar Pasir berlempung, pasir
d. Permeabilitas (P)
Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap kedalam tanah melalui pori
tanah. Semakin kasar tekstur tanah, maka semakin cepat pula perembesan air.
4
e. Drainase Tanah (d)
Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalir dan mengatur kelebihan air yang
berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah.
5
Batuan Lepas yang terletak diatas permukaan tanah (stone)
Batuan lepas adalah batuan yang terbesar diatas permukaan tanah dan
berdiameter ≥ 25 cm (bentuk bulat) atau bersumbu memanjang ≥ 40 cm (bentuk
gepeng).
6
Tabel 11. Kelas Ancaman Banjir
Kode Keterangan
O0 Tidak pernah, dalam periode satu tahun tidak pernah terututup banjir untuk
waktu lebih dari 24 jam
O1 Kadang – kadang, banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam. Tidak
teratur dalam periode kurang dari 1 bulan
O2 Selama waktu satu bulan dalam satu tahun; tana secara teratur tertutup banjir
untuk jangka waktu lebih dari 24 jam
O3 Selama waktu 2 – 5 bulan dalam setahun; secara teratur selalu dilanda banjir
yang lamanya lebih dari 24 jam
O4 Selama waktu 6 bulan atau lebih selalu dilanda banjir selama lebih dari 24
jam
Salinitas
Salinitas adalah keadaan terjadinya akumulasi garam terlarut dalam tanah.
Erosi (e)
Tingkat kepekaan erosi dinilai berdasarkan nilai K. Nilai diperoleh dari perhitungan
beberapa data seperti tekstur tanah, struktur tanah, kandungan bahan organik dan
permeabilitas tanah kelas yang kan dikalsifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya
nilai K (kepekaan erosi tanah). Semakin kecil nilai K; semakin kurang peka tanah
terhadap erosi.
7
5. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan
Tekstur Lapisan t1; t2; t3 t1; t2; t1; t2; t3; t4 t1; t2; (1) t1; t2; t1; t2; t5
Bawah t3 t3; t4 t3; t4 t3; t4
Permeabilitas P2; P3 P2; P3 P2; P3; P4 P2; P3; P1 (1) (1) P5
P4
Drainase d1 d2 d3 d4 d5 (2) (2) d0
Kerikil/batuan b0 b0 b1 b2 b3 (1) (1) b4
Ancaman banjir O0 O1 O2 O3 O4 (2) (2) (1)
Sallinitas g0 g1 g2 (2) g3 g3 (1) (1)
Keterangan: (1) dapat mempunyai sembarang sifat; (2) tidak berlaku
D. Langkah Eksperimen
1. Mahasiswa melakukan pengamatan langsung di lapangan (sekitar rumah).
2. Mahasiswa melakukan penilaian kualitas lahan tersebut.
3. Mahasiswa melakukan menglompokkan kelas kualitas lahan
4. Mahasiswa mencocokkan kelas kualitas lahan dengan kriteria klasifikasi kemampuan lahan.
8
E. Contoh Evaluasi Kemampuan Lahan
Tabel 15. Contoh Evaluasi Kemampuan Lahan
Karakteristik Lahan Nilai Kelas Kelas Kemampuan
Kemiringan Lahan Agak Curam E VI
Kepekaan Erosi Sedang KE3 III
Tingkat Erosi Sedang e3 III
Kedalaman Tanah Dalam k0 I
Tekstur Agak Halus t2 I
Permeabilitas Sedang P3 I
Drainase Baik d1 I
Batuan Sedikit b1 III
Banjir Tidak Ada o0 I
Kelas Kemampuan Lahan VI-E
Sehingga, Lahan tersebut dapat digunakan untuk penggunaan lahan sebagai berikut:
a. Cagar Alam
b. Kehutanan
c. Rerumputan Terbatas
d. Rerumputan Cukup Baik
F. Referensi
Arsyad Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.
Hardjowigeno, Sarwono., Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan
Tataguna Lahan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
9
MODUL PRAKTIKUM DALAM JARINGAN MATA
KULIAH EVALUASI LAHAN
KESESUAIAN LAHAN
COVER .................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv
A. Tujuan ................................................................................................................................ 1
B. Alat dan Bahan ................................................................................................................... 1
C. Teori Dasar ......................................................................................................................... 1
1. Pengertian Evaluasi Kesesuaian Lahan ....................................................................... 1
2. Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan ............................................................................ 3
3. Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan ........................................................................ 3
4. Jenis Kesesuaian Lahan ............................................................................................... 4
5. Prosedur Evaluasi Kesesuaian Lahan .......................................................................... 4
6. Parameter Evaluasi Kesesuaian Lahan ........................................................................ 5
7. Tingkat Perbaikan Kualitas / Karakteristik Lahan ....................................................... 10
D. Langkah Eksperimen ......................................................................................................... 11
E. Contoh Evaluasi Kemampuan Lahan.................................................................................. 12
F. Referensi ............................................................................................................................ 12
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Modul 2
Evaluasi Kesesuaian Lahan
A. Tujuan
1. Memahami Pengertian Evaluasi Kesesuaian Lahan
2. Memahami Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan
3. Memahami Stuktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan
4. Memamahi Jenis Kesesuaian Lahan
5. Memahami Prosedur Evaluasi Lahan
6. Memahami Parameter Dalam Evalasi Kesesuaian Lahan
7. Tingkat perbaikan kualitas lahan / Karakteristik Lahan
C. Teori Dasar
1. Pengertian Evaluasi Kesesuaian Lahan
Evaluasi kesesuaian lahan adalah kegiatan penilian keragaan lahan berdasarkan
kualitas ataupun karakteristik lahan kemudian dicocokkan dengan kriteria yang telah
disusun agar lahan dapat digunakan dan dikelola secara berkelanjutan.
Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengerian
lingkungan fisik (iklim, topografi, tanah, hidrologi dan keadaan vegetasi alami (natural
vegetation) yang secara potensial berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976).
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau estimasi. Kualitas lahan
yang digunakan evaluasi kesesuaian lahan adalah tempemperatur rata – rata, curah hujan,
kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman efektif, kematangan dan
kedalaman gambut, KTK Tanah, Kejenuhan pH H2O, C – Organik, N-Total, P2O5, K2O,
Salinitas, Alkalinitas, Kedalaman Sulfidik, Lereng, Batuan Permukaan, Singkapan Batuan,
Bahaya Longsor, Bahaya Erosi, serta tinggi dan lama genangan.
1
Tabel 1. Karakteristik Lahan Evaluasi Kesesuaian Lahan
Karakteristik Lahan Uraian
Temperatur rata – rata Suhu udara rata – rata tahunan (OC)
Curah Hujan Jumlah curah hujan tahunan atau curah hujan pada masa pertumbuhan (mm)
Kelembaban Udara Tingkat kebasahan udara atau jumlah uap air yang ada di udara (%)
Drainase Pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah
Tekstur Perbandingan fraksi pasir (0,05- 2 mm), debu (0,002 – 0,05 mm), dan klei (< 0,002
mm)
Bahan Kasar Bahan yang berukuran > 2 mm (%)
Kedalaman Efektif Kedalaman lapisan tanah yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan
perakaran tanaman (cm)
Kematangan Gambut Tingkat kandungan serat, semakin tinggi kandungan serat maka semakin rendah
tingkat kematangan gambut. Tingkat kematangan gambut: saprik (matang), hemik
(setengah matang), fibrik (belum matang)
Ketebalan Gambut Tebal lapisan gambut (cm)
KTKTanah Kemampuan tanah dalam mempertukarkan kation tanah (me/100 gr)
Kejenuhan Basa Jumlah basa – basa terekstrak NH4OAc pada setiap 100 gram contoh tanah (%)
pH H2O Konsentrasi H+ dalam larutan tanah
C-Organik Kandungan karbon organik dalam tanah (%)
N-Total Kandungan N dalam tanah (%)
P 2O 5 Kandungan P yang terekstrak HCl 25 % dalam tanah (mg/100 gr)
K2O Kandungan K yang terekstrak HCl 25 % dalam tanah (mg/100 gr)
Salinitas Kandungan garam mudah larut dalam tanah yang dicerminkan oleh daya hantar
listrik (mmhos/cm)
Alkalinitas Kandungan sodium (na) dapat ditukar (%)
Kedalaman Sulfidik Kedalaman bahan sulfidic diukur dari permukaan tanah sampai batas lapisan
sulfidic (cm)
Lereng Kemiringan lahan (%)
Batuan permukaan Batuan yang dijumpai di permukaan tanah (%)
Singkapan batuan Batuan yang muncul di permukaan tanah (%)
Bahaya Longsor Pergerakan masa batuan atau tanah
Bahaya Erosi Jumlah tanah yang hilang dari suatu lahan, diprediksi menggunakan rumus USLE
(ton/ha/tahun)
Genangan Tinggi dan lama genangan (cm/bulan)
Kualitas lahan adalah sifat – sifat pengenal atau atribut yang bersifat kompleks dari
sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan yang berpengaruh terhadap
kelas kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih
karakteristik lahan. Kualitas lahan ada yang dapat diestimasi atau diukur secara lanngsung
di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan dari pengertian karakteristik lahan (FAO,
1976). Kualitas lahan dapat berpengaruh positif atau negative terhadap penggunaan lahan
tergantung sifatnya. Kualitas lahan bersifat positif, apabila mempunyai sifat yang
menguntungan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya, kualitas berpengaruh negative apabila
mempunyai sifat – sifat yang merugikan bagi penggunaan lahan, sehingga merupakan faktor
penghambat atau pembatas. Kualitas lahan yang digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan
adalah temperature, ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, hara tersedia, toksisitas,
sodisitas, bahaya sulfidic, bahaya erosi, bahaya banjir, penyiapan lahan.
2
Tabel 2. Kualitas Lahan Evaluasi Kesesuaian Lahan
Kualitas Lahan Keterangan
Temperatur (tc) Ditentukan oleh temperature rata – rata tahunan
Ketersediaan air (wa) Ditentukan oleh curah hujan (tahunan dan curah hujan pada masa
pertumbuhan), kelembaban dan zona agroklimat
Ketersediaan Oksigen (oa) Ditentukan oleh drainase
Media Perakaran (rc) Ditentukan oleh drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman efektif,
kematangan dan ketebalan gambut
Rentensi Hara (nr) Ditentukan oleh KTK Tanah, KB, pH, dan C- Organik
Hara Tersedia (na) Ditentukan oleh N Total, P2O5, K2O
Toksisitas (xc) Ditentukan oleh salinitas
Sodisitas (xn) Ditentukan oleh alkalinitas
Bahaya Sulfidik (xs) Ditentukan oleh kedalaman sulfidic
Tingkat bahaya erosi (eh) Ditentukan oleh bahaya erosi dan kedalaman tanah
Bahaya banjir (fh) Ditentukan oleh tinggi dan lama genangan
Penyiapan lahan (lp) Ditentukan oleh batuan dipermukaan dan singkapan batuan
3
Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap
penggunaan berkelanjutan, atau hanya mempunyai faktor pembatas yang bersifat
minor dan tidak mereduksi produktivitas lahan secara nyata.
Cukup Sesuai (S2)
Lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi produktivitasnya,
memerlukan tambahan masukan. Pembetas tersebut umumnya masih dapat diatasi
oleh petani.
Sesuai Marginal (S3)
Laham mempunyai faktor pembatas berat yang mempengaruhi produktivitasnya,
memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak dari lahan S2. Usaha untuk
mengatasi faktor pembastas di lahan S3 diperluan modal tinggi, sehingga perlu
bantuan intervensi pemerintah atau pihak swasta.
Tidak Sesuai (N)
Lahan tidak sesuai karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat atau sulit
diatasi
c. Sub Kelas
Menggambarkan tingkat kesesuaian lahan dalam kelas. Kelas kesesuaian lahan dapat
dibedakan atas sub kelas kesesuaian lahan berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan
yang menjadi faktor pembatas terberat. Sebaiknya faktor pembatas maksimum dua.
d. Unit
Menggambarkan tingkat kesesuaian lahan dalam sub kelas yang didasarkan pada sifat
tambahan yang berpengaruh terhadap pengelolaannya. Semua unit yang berada dalam
satu sub kelas mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis
pembatas yang sama dalam sub kelas.
4
tingkat tinjau hasil evaluasi disajikan sampai ordo, tingkat semi detil sampai kelas/subkelas,
dan pada tingkat detil sampai subkelas/unit.
Prinsip penilaian kelas kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan (matching)
karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaan lahan atau persyaratan tumbuh tanaman,
pengelolaan dan konservasi. Pada proses matching digunakan hukum minimum Leibig
(Leibig low) untuk menentukan faktor pembatas yang akan mempengaruhi kelas dan
subkelas kesesuaian lahannya. Hukum Leibig: bahwa pertumbuhan tanaman tidak dibatasi
oleh hara tersedia, melainkan oleh hara minimum.
b. Drainase Tanah
Tabel 3. Kelas Drainase Tanah
Drainase Keterangan
Cepat Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi dan daya menahan
air rendah. Tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan adalah warna tanah homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan alumunium
serta warna gley (reduksi).
Agak Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Hanya
Cepat cocok untuk sebagian tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan
adalah warna tanah homogen tanpa bercak atau karatan besi dan alumunium serta warna
gley (reduksi).
Baik Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air sedang, lembab,
tapi tidak cukup basah dekat permukaan. Cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang
dapat diketahui di lapangan adalah warna tanah homogeny tanpa bercak atau karatan
besi dana tau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan ≥ 100 cm
Agak Baik Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak rendah dan daya menahan
air rendah, tanah basah dekat permukaan. Tanah cocok untuk berbagai tanaman. Ciri
yang dapat diketahui di lapangan adalah warna tanah homogen tanpa bercak atau karatan
besi dana tau mangan serta warna gley (reduksi) pada lapisan ≥ 50 cm.
Agak Tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan daya menahan air rendah
Terhambat sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk
padi sawah dan sebagian kecil tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapangan adalah
warna tanah homogen tanpa bercak atau karatan besi dana tau mangan serta warna gley
(reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.
Terhambat Tanah mempunyai konduktivitas rendah dan daya menahan air rendah sampai sangat
rendah, tanah basah untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah
demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat
diketahui di lapangan adalah warna tanah gley (reduksi) dan bercak atau karatan besi
dan atau mangan sedikit pada lapisan permukaan.
Sangat Tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya menahan air sangat rendah,
Terhambat tanah basah secara permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke
permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman
lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan adalah tanah yang mempunyai warna gley
(reduksi) permanen sampai pada lapisan permukaan.
5
c. Tekstur Tanah
Tekstur merupakan perbandingan relatif dari butir – butir pasir, debu dan liat.
Tabel 4. Penentuan Tekstur Tanah di Lapangan
Kelas Tekstur Deskripsi
Pasir (S) Sangat kasar, tidak membentuk bola dan gulungan, tidak melekat
Pasir berlempung (LS) Sangat kasar, membentuk bola yang mudah sekali hancur, agak melekat
Lempung berpasir (SL) Agak kasar, membentuk bola agak kuat tapi mudah hancur, agak
melekat
Lempung (L) Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilat dan melekat
Lempung berdebu (SiL) Licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan
mengkilat, agak melekat
Debu (Si) Rasa licin, membentuk bola agak teguh (lembab), membentuk gulungan
tapi mudah hancur, agak melekat
Lempung berliat (CL) Rasa kasar agak kasar, membentuk bola agak teguh (lembab),
membentuk gulungan tapi mudah hancur, agak melekat
Lempung liat berpasir Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh (lembab),
(SCL) membentuk gulungan tetapi mudah hancur, melekat
Lempung liat berdebu Rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat, melekat
(SiCL)
Liat berpasir (SC) Rasa licin agak kacar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar
dipilin, mudah digulung, melekat
Liat berdebu (SiC) Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin,
mudah digulung, melekat
Liat (C) Rasa berat, membentuk bola sempurna, bila kering sangat keras, basah
sangat melekat
6
Gambar 1. Segitiga Tekstur Tanah
d. Bahan Kasar
Bahan kasar merupakan persentase kerikil (0,2 – 7,5 cm), kerakal (7,5 – 25 cm) atau
batuan (>25 cm) pada setiap lapisan tanah.
7
e. Kedalaman TaTanah
Tabel 7. Kelas Kedalaman Tanah
Kedalaman Keterangan
< 20 cm Sangat dangkal
20 – 50 cm Dangkal
50 – 75 cm Sedang
> 75 cm Dalam
f. Ketebalan Gambut
Tabel 8. Kelas Kedalaman Gambut
Kedalaman Keterangan
< 50 cm Tipis
50 – 100 cm Sedang
100 – 200 cm Agak Tebal
200 – 300 cm Tebal
> 300 cm Sangat tebal
g. Alkalinitas
Alkalinitas mengambarkan jumlah basa yang terkandung dalam air. Ditetapkan
berdasarkan echangeable sodium percentage / ESP (%), yaitu:
Na dapat ditukar
𝐸𝑆𝑃 = 𝑥 100 %
KTK Tanah
h. Bahaya Erosi
Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan keadaan lapangan, yaitu dengan
memperhatikan adanya erosi lembar permukaan, erosi alur, dan erosi parit.
Tabel 9. Kelas Bahaya Erosi
Tingkat bahaya erosi Jumlah tanah permukaan yang hilang
Sangat Ringan (SR) < 0,15
Ringan (R) 0,15 – 0,9
Sedang (S) 0,9 – 1,8
Berat (B) 1,8 – 4,8
Sangat Berat (SB) > 4,8
8
i. Ketersediaan Hara
Tabel 10. Kelas Ketersediaan Hara
Sifat tanah Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
C (%) < 1,00 1,00 – 2,00 2,01 – 3,00 3,01 – 5 > 5,00
N (%) < 0,10 0,10 – 0,20 0,21 – 0,50 0,51 – 0,75 > 0,75
C/N <5 5 – 10 11 – 15 16 – 25 > 25
P2O5 HCl 25% (mg/100 gr) < 15 15 – 20 21 – 40 41 – 60 > 60
K2O HCl 25% (mg/100 gr) < 10 10 – 20 21 – 40 41 – 60 > 60
K2O (Morgan) (ppm) <8 8 – 12 12 – 21 21 – 36 > 36
P2O5 Bray (ppm) < 10 10 – 15 16 – 25 26 – 35 > 35
P2O5 Olsen (ppm) < 10 10 – 25 26 – 45 46 – 60 > 60
KTK (cmol(+)/kg liat) <5 5 – 16 17 – 24 25 – 40 > 40
K < 0,1 0,1 – 0,3 0,4 – 0,5 0,6 – 1,0 > 1,0
Na < 0,1 0,1 – 0,3 0,4 – 0,7 0,8 – 1,0 > 1,0
Mg < 0,3 0,3 – 1,0 1,1 – 2,0 2,1 – 8,0 > 8,0
Ca <2 2–5 6 – 10 11 – 20 > 20
Kejenuhan Basa (%) < 20 20 – 40 41 – 60 61 – 80 > 80
Kejenuhan Al (%) <5 5 – 10 11 – 20 20 – 40 > 40
Salinitas (DHL) <1 1–2 2–3 3–4 >4
(mmhos/cm)
ESP <2 2–5 5 – 10 10 – 15 > 15
Reaksi Sangat Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis
Tanah Masam
pH H2O < 4,5 4,5 – 5,5 5,6 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 > 8,5
j. Bahaya banjir
Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari kedalaman banjir (x) dan lamanya
banjr (y). Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk
setempat.
Tabel 11. Hubungan kedalaman dan lama banjir
Kedalaman Banjir (x) Lama banjir (y)
< 25 cm < 1 bulan
25 – 50 cm 1 – 3 bulan
50 – 150 cm 3–6
> 150 cm >6
9
7. Tingkat perbaikan kualitas lahan / Karakteristik Lahan
Tabel 13. Jenis usaha perbaikan kualitas dan karakteristik lahan
Kualitas / Karateristik Jenis Usaha Perbaikan Tingkat Pengelolaan
Lahan
Temperatur (tc)
Temperatur rata - rata Tidak dapat dilakukan -
Ketersediaan air (wa)
Curah hujan/tahun Irigasi Sedang, Tinggi
Curah hujan pada masa Irigasi Sedang, Tinggi
pertumbuhan
Media Perakaran (rc)
Drainase Perbaikan sistem drainase (saluran drainase) Sedang, Tinggi
10
Tabel 14. Asusmsi Tingkat Perbaikan Kualitas / Karakteristik Lahan
Kualitas / Karakteristik Lahan Tingkat Pengelolaan
Rendah Sedang Tinggi
Temperatur (tc) - - -
Tempertatur rata – rata tahunan
Ketersediaan Air (wa)
- Bulan Kering - + ++
- Curah Hujan / tahun - + ++
- Curah Hujan pada masa pertumbuhan - + ++
Mdia Perakaran (rc)
- Drainase - + ++
- Tekstur - - -
- Bahan Kasar - - -
- Kedalaman Efektif - - +
- Kematangan Gambur - - +
- Ketebalan Gambut - - +
Retensi Hara (nr)
- KTK Tanah - + ++
- Kejenuhan Basa - + ++
- pH - + ++
- C – Organik - + ++
Ketersediaan Hara (na)
- N – Total + ++ +++
- K – Tersedia + ++ +++
- P2O5 Tersedia + ++ +++
Toksisitas (xc)
- Salinitas - + ++
Sodisitas (xn)
- Alkalinitas - + ++
Bahaya Sulfidik (xs)
- Kedalaman sulfidic - + ++
Bahaya Erosi (eh) - + ++
Bahaya Banjir (fh)
- Lama - + ++
- Tinggi - + ++
Penyiapan Lahan (lp)
- Batuan Permukaan - - +
- Singkapan Batuan - - +
Keterangan: (-) Tidak dapat dilakukan; (+) Perbaikan dapat dilakukan dengan kenaikan satu tingkat lebih
tinggi; (++) Kenaikan kelas dua tingkat lebih tinggi; (+++) Kenaikan kelas tiga tingkat lebih tinggi.
D. Langkah Eksperimen
1. Mengamati langsung ke lahan terdekat
2. Menentukan komiditas yang akan diusahakan ada lahan tersebut
3. Mencari kriteria kesesuaian lahan
4. Mengambil sampel tanah dan mencatat informasi yang terdapat di lahan
5. Melakukan analisis laborarotium
6. Mengkelompokkan hasil analisis laboratorium
7. Mencocokkan kualitas / karakteristik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan
11
E. Contoh Evaluasi Kesesuaian Lahan
Tabel 15. Penilaian Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung
Karakteristik Lahan Nilai Kelas Usaha Kelas
Kesesuaian Perbaikan Kesesuaian
Aktual Potensial
Temperatur (tc)
Suhu rata – rata tahunan 23 S1 - S1
Ketersediaan Air (wa)
- Curah Hujan / tahun 950 S1 - S1
- Kelembaban 70 S1 - S1
Media Perakaran (rc)
- Drainase Baik S1 + S1
- Tekstur Lempung berdebu (Sedang) S1 + S1
- Bahan Kasar 5% S1 + S1
- Kedalaman Efektif 90 S1 + S1
- Kematangan Gambur - -
- Ketebalan Gambut - -
Retensi Hara (nr)
- KTK Tanah 20 (sedang) S1 + S1
- Kejenuhan Basa 50 (sedang) S2 + S1
- pH 6,8 S1 + S1
- C – Organik 1 S1 + S1
Ketersediaan Hara (na)
- N – Total 0,9 (sangat redah) S3 + S2
- K – Tersedia 30 (sedang) S2 + S1
- P2O5 Tersedia 23 (sedang) S2 + S1
Toksisitas (xc)
- Salinitas - -
Sodisitas (xn)
- Alkalinitas - -
Bahaya Sulfidik (xs)
- Kedalaman sulfidic - -
Bahaya Erosi (eh)
- Lereng 1% S1 + S1
- Tingkat Bahaya Erosi SR S2 + S1
Bahaya Banjir (fh)
- Lama Tidak Pernah S1 + S1
- Tinggi Tidak Pernah S1 + S1
Penyiapan Lahan (lp)
- Batuan Permukaan 0 S1 + S1
- Singkapan Batuan 0 S1 + S1
Kelas Kesesuaian Lahan S3na S2na
Keterangan: (+) Usaha Perbaikan Rendah :
F. Referensi
Hardjowigeno, S. Widiatmaka. 2007. Evaluasi dan Perencanaan Tata Guna Lahan. IPB Press.
Bogor
Rintung, S., K. Nugroho, A. Mulyani., E. Suryani. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk
Komoditas Pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian Sumber Daya Lahan
Pertanian. BPPTM. Bogor
12