Anda di halaman 1dari 2

Daftar pertayaan

1. Apa saja yang harus dipenuhi untuk mendapatkan legalitas pendirian usaha pada notaris?

2. Berapa biaya administrasi yang diperl;ukan untuk mendapatkan legalitas notaris?

3. Apakah ada UUD yang mengatur mengenai notaris ?

4. Apkah ada kriteria usaha tertentu bagi perusahaan yang ingin melegalkalkan usahanya ?

Jawabannya

1. Persyaratan untuk mendapatkan legalitas usaha pada notaris:


a. Copy atau scan KTP, KK dan NPWP.

b. Salin Surat Kontrak/Sewa Kantor atu bukti kepemilikan tempat usaha.

c. Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung/Ruko.

d. Copy PBB (Pajak Bumi Bangunan) dan bayar bukti PBB tahun tempat usaha.

e. Foto kantor tampak dalam dan luar.

f. Kantor berada dizonasi perkantoran/zonasi komersial/zonasi campuran.

2. Biaya notaris berbeda-beda tergantung dari tugas atau pekerjaan yang mesti diselesaikan.

Kalau urusannya lebih sulit bias jadi biaya-biaya yang dikeluarkan jadi akan banyak.

Untuk mengatasi tida ada biaya tambahan atau biaya tanpa terduga sebaiknya pstikan

terlebih dahulu kisaran biaya yang nanti harus anda keluarkan. Semua masalah biaya

sebaiknya sudah jelas diawal agar tidak ada unsur kecurigaan.

3. Undang-undang mengatur untuk pendirian usaha tertentu yang berbadan hokum harus

dibuat dengan akta notaris seperti:

a. UUD NO. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris sebagaimana telah diubah dengan

UUD NO. 2 Tahun 2014 dalam Pasal 1 ANGKA 1 (UUJN) disebutkan bahwa

Notaris merupakan pejabat umum, yang berwenang untuk membuat akta otentik dan

memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU atau berdasarkan

UU lainnya.
b. Pasal 15 ayat 1 (UUJN), memberikan jabarannya bahwa notaris dalam jabatannya

berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan

penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundangan-undangan dan atau yang

dikehendaki ileh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik.

c. Akta Notaris atau Notariil Akta, dalam pasal 1 angka 7 UUJN, dimkanai sebagi akta

otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris, menurut bentuk dan tata cara yang

ditetapkan dalam UU ini.

4. Kriteria UMKM dan usaha bersar berdasarkan asset dan omset:


UKURAN USAHA ASET OMSET

Usaha mikro = Maksimal Rp 50 Juta Maksimal Rp 300 Juta

Usaha Kecil = >Rp 50 Juta-Rp 500 Juta >Rp300 Juta-Rp2.5 Miliar

Usaha Menengah = >Rp500 Juta-Rp10 Miliar >Rp2.5 Miliar-Rp50 Miliar

Usaha Besar = >Rp 10 Miliar >Rp50 Miliar

Dengan melihat kriteria UMKM diatas, maka seseorang dapat memiliki usaha mikro,

Kecil atau menengah. Berbeda dengan perusahaan berbentuk badan usaha atau badan

hkum yang peraturannya sudah cukup jelas yaitu harus melalui legalitAS di notaris agar

eksistensi usaha diakui oleh hukum dan Negara, untuk usaha perorangan belum ada

aturan baik mengenai proses pendirian, persyaratan, ataupun pendaftarannya.

Anda mungkin juga menyukai