Anda di halaman 1dari 2

Dalam perhitungan depresiasi, terdapat tiga metode yang umum digunakan, yaitu straight line,

sum of years digit (SOYD), dan double declining balance (DDB). Berikut adalah gambaran
depresiasi yang akan terjadi selama umur ekonomis pendingin udara sentral yang dibeli pada
tahun 2008 seharga Rp. 25 Juta dan memiliki nilai sisa pada akhir tahun umur ekonomis sebesar
Rp. 2 Juta jika menggunakan ketiga metode tersebut:

a. Straight Line
Metode straight line mengalokasikan biaya penyusutan secara merata selama umur
ekonomis aset. Oleh karena itu, depresiasi tahunan dapat dihitung dengan rumus:
Depresiasi tahunan = (Harga beli - Nilai sisa) / Umur ekonomis
Maka, depresiasi tahunan pendingin udara sentral adalah:
(25.000.000 - 2.000.000) / 8 = Rp. 2.875.000
b. Sum of Years Digit (SOYD)
Metode SOYD mengalokasikan biaya penyusutan lebih banyak pada tahun-tahun awal
umur ekonomis aset. Depresiasi tahunan dapat dihitung dengan rumus:
 Depresiasi tahunan = (Umur ekonomis - Tahun ke-) / Jumlah digit tahun
 Jumlah digit tahun = 1 + 2 + 3 + ... + Umur ekonomis
 Maka, jumlah digit tahun untuk pendingin udara sentral adalah:
1 + 2 + 3 + ... + 8 = 36
 Depresiasi tahunan pada tahun pertama adalah:
(8 - 1) / 36 x (25.000.000 - 2.000.000) = Rp. 5.972.222
 Depresiasi tahunan pada tahun kedua adalah:
(8 - 2) / 36 x (25.000.000 - 2.000.000) = Rp. 5.138.889
dan seterusnya hingga tahun ke-8.
c. Double Declining Balance (DDB)
Metode DDB mengalokasikan biaya penyusutan lebih banyak pada tahun-tahun awal
umur ekonomis aset, dengan tingkat penyusutan yang dua kali lebih cepat dari metode
straight line. Depresiasi tahunan dapat dihitung dengan rumus:
 Depresiasi tahunan = (Harga beli - Akumulasi depresiasi) x Tingkat penyusutan
ganda
 Tingkat penyusutan ganda = 2 / Umur ekonomis
 Maka, tingkat penyusutan ganda untuk pendingin udara sentral adalah:
2 / 8 = 0,25
 Depresiasi tahunan pada tahun pertama adalah:
(25.000.000 x 0,25) = Rp. 6.250.000
 Akumulasi depresiasi pada tahun pertama adalah :Rp. 6.250.000
 Depresiasi tahunan pada tahun kedua adalah:((25.000.000 - 6.250.000) x 0,25) =
Rp. 4.687.500
 Akumulasi depresiasi pada tahun kedua adalah: Rp. 10.937.500
dan seterusnya hingga tahun ke-8.

Anda mungkin juga menyukai