EDISI 376
22 September 2023 M
6 Rabi'ul Awal 1445 H
Edisi 376 | Jumat, 22 September 2023 M / 5 Rabi'ul Awal 1445 H 1
KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
itu jamaah sekalian, marilah kita ikhlaskan diri kita untuk melaksanakan
perintah-perintah Allah, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Selalu bertakwa
kepada-Nya dimanapun dan bagaimanapun kondisi dan situasinya, baik ketika
longgar maupun sempit, sehat maupun sakit, sepi maupun ramai, sendirian
maupun berjamaah, karena kemuliaan hanya dengan ketakwaan.
ُ ََح
اكمح َ ه َ حَ َ ُ ح ح
هلل أتق
َ َإن أكرمكم َعند ا
Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertaqwa
(Q.s. Al-Hujurat: 13)
Di bulan Rabi’ul Awwal tentu kita akan ingat kelahiran, suka duka dan
lika-liku kehidupan beliau. Rasulullah Muhammad Saw. diutus oleh Allah ta'ala
ke alam dunia ini, dalam waktu yang tepat, tempat yang tepat, di tengah kondisi
manusia yang sangat menghajatkan hadirnya seorang Nabi. Saat itu akhlak
manusia sedang rusak, akidah melenceng, bahkan kitab suci diubah sesuai
dengan selera dan keinginan. Dalam situasi yang demikian, Rasulullah
Muhammad Saw. hadir untuk mencerahkan umat manusia, meluruskan arah
hidup mereka, menyelamatkan mereka dari keterpurukan dan kehinaan. Dalam
jangka waktu kurang lebih 23 tahun, beliau telah berhasil, sukses gilang
gemilang melaksanakan misi dakwahnya. Masyarakat yang beliau bina, menjadi
masyarakat terbaik sepanjang masa, masyarakat teladan, masyarakat idaman.
Dan beliau menjadi manusia teladan, manusia terbaik, manusia paling sukses
dan manusia paling mulia sepanjang sejarah. Allah ta'ala mengungkapkan
dalam firman-Nya;
Maka sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad yang hidup di zaman
modern ini, kita perlu bertanya, apa kewajiban kita kepada Rasulullah Saw.?
Dan bagaimanakah cara meneladani beliau dalam upaya untuk melanjutkan
dakwah beliau?
َ َ ح حُُ حَ َ ح
Pertama; ديقه َفيما أخب
َ ( تصtashdiiquhu fiimaa akhbar). Membenarkan dan
meyakini sepenuh hati segala hal yang diberitakan oleh Nabi Muhammad.
Semua yang beliau sampaikan, yang beliau katakan adalah wahyu, informasi
dari Allah ta’ala.
ٰ ح ُ ه ح ح َح
َۗو َما ين َط ُق َع َن ال َه ٰوى َان ه َو َاال َوْح يُّ حوح
Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak
lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.s. An-
Najm: 3-4).
ُ ُ َٰ َ ُ ُ ح ُ ه َ َ ه َ َ ح ح ه
وَلك هم المتقون َ اء بَالصد َق َوصدق بَ َه ۗ أ َ َو
اَّلي ج
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang
membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa. (Q.s. Az-Zumar: 33)
Contoh riil dan gambaran nyata manusia yang membenarkan secara total
kepada ajaran Rasulullah Saw. adalah sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq
radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Sahabat terdekat Rasulullah, yang betul-betul yakin dan
beriman seratus persen kepada Rasulullah Saw.
ُ ُ َ َ ح ُ َ َحَُ ح َ ح ه َ َ َ َحَ حُ ح َ َ ُ ُ َ ه
وَل َْلحكم بينهم أن يقولوا َ َ اّلِل َو َر ُس
َ َإنما َكن قول المؤ َم َنْي َإذا دعوا َإل
َ ُ َ ُ َٰ َ ُ ُ ح ُ ح َ َ حَ َََ ح
وَلك هم المف َلحون
َ س َمعنا وأطعنا ۗ وأ
Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah
dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka
berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (Q.s. An-Nur: 51).
Dalam sebuah hadis dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash
radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Saw. bersabda,
ُ َ ُح ُ َ َ ُ ُ ح َ ه َ ُ ح َ ََ ُ ًََ َ ح
ال يؤ َمن أحدكم حَّت يكون هواه تبعا لَما َجئت بَ َه
Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia menundukkan hawa
nafsunya untuk tunduk pada ajaran yang aku bawa. (H.r. Al-Baghawi dalam
Syarh as-Sunnah).
ََ َ ُ ُ هُ ُ َ ُ ُ ُ ََ ََ ُ ح َحُ َ ح
َ انتَ ُهوا ۗ َو هات ُقوا ه
َ اّلِل ۗ إ هن ه
اّلِل َ وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه ف
َ َ ُ ح
يد ال َعقاب ش َد
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya. (Q.s. Al-Hasyr: 7)
َ َ َ َ ح َ َحُُ َ ه
Keempat; أن ال نعبد اهلل َإال بَما َشع (an laa na’budullaaha illaa bimaa
syara)’. Kita tidak beribadah kecuali dengan kaifiyah, tatacara dan aturan yang
beliau tetapkan. Ibadah adalah proses taqarrub, yaitu mendekat kepada Allah
dengan tatacara khusus. Tata cara ini Rasulullah ajarkan kepada secara detail,
maka kita kewajiban kita adalah meniru Rasulullah, tanpa melakukan inovasi
maupun modifikasi. Hadits dari Ummul Mu’minin, Aisyah radiyallahu ‘anha,
bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
َ َ َ ح َ ح َ َ ح َح
َهذا َما لَيح َس َمنح ُه َف ُه َو رد من أحدث َف أم َرنا
Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini yang bukan
berasal darinya, maka amalan tersebut tertolak. (H.r. Al-Bukhari dan
Muslim).
َ
ات َعليحهوَ َالصل
ار هُ ََُمَ هبتُ ُه َو َت حعظيح ُم ُه َوإ حكث
Kelima; َ َ َ (mahabbatuhu wa
َ انلاس أَ ح
َْجعْي ه َ َ َ ََ َ ُح ُ َ َ ُ ُ ح َ ه َ ُ َ َ َ ه َح ح
َ َ اَلهَ و
َ َ َلهَ وو
َ ال يؤ َمن أحدكم حَّت أكون أحب َإْل َه َمن و
Tidak beriman salah seorang dari kalian, sehingga aku ia lebih cintai daripada
anaknya, orangtuanya dan seluruh manusia. (H.r. Muslim).
Khutbah Kedua
ه
ُاّلِل َ َ َ ُ َ ََ َ َ ُّ ح ُ َ ُ َ َ َ ح ح َ ح َ حَ ح ُ ه َ َ ح
وأشهد أن ال َإَل َإال، والشكر َل لَع تو َفي َق َه وام َتنانَه،اْلمد َّلِل لَع َإحسانَ َه
ُ َُ َ ُ ُ َ ً َ ُ ه َ هَ ُ ه َ َ َُ َ ح ح ً َ ح َ ح
ه ُ
وأشهد أن ن َبينا ُممدا عبده ورسوَل اَل َاِع َإل،َشيك َل تع َظيما لَشأنَه ال ُ ح َد
ه و
َ
ح
،َرض َوانَه
َه َح
أما بعد؛
َ َ َ ُ ُ ه ه ََح َُ َ ََ ََ
َ ا هت ُقوا،اد اهلل
. وال تـموتن َإال وأنتم مس َلمون،اهلل َح هق تقاتَ َه
ُ ح ُ ح ُ
َ فيا عب
Edisi 376 | Jumat, 22 September 2023 M / 5 Rabi'ul Awal 1445 H 8