16
KOMUNIKASI
Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja dalam
saling ketergantungan untuk mencapai beberapa tujuan. Orang dapat bekerja
dengan saling ketergantungan hanya melalui komunikasi. Komunikasi
merupakan sarana melalui mana orang mengklarifikasi harapan mereka dan
mengkoordinasi pekerjaan, yang memungkinkan mereka mencapai tujuan
organisasi dengan lebih efisien dan efektif.
A. Pengertian Organisasi
Komunikasi adalah proses dengan mana informasi dan arti atau makna
ditransfer dari sender kepada receiver (Colquitt,lepine,dan Wesson: 2011: 422).
Kebanyakan pekerjaan yang di lakukan dalan suatu tim diselesaikan scara
interdependent, saling bergantung dan menyangkut komunikasi di antara
anggota. Karena itu efektifitas komunikasi memainkan peran penting dalam
menentukan apakah terdapat keuntungan atau kerugian dalam proses
komunikasi.
B. Fungsi Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi mempunyai empat fungsi, yaitu control,
motivation, emotional expression, dan (Robbins dan Judge, 2011: 376).
Keempat fungsi komunikasi tersebut sama pentingnya, tidak ada yang satu
melebihi lainnya. Untuk berkinerja secara efektif, kelompok perlu menjaga
bebera control atas anggota, merangsang anggota untuk melakukan, memberi
kesempatan ekspresi emosi, dan membuat pilihan keputusan. Hamper setiap
interaksi berkomunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi melalukan
satu atau lebih fungsi tersebut.
C. Model Komunikasi
Model komunikasi menggambarkan bagaimana jalannya proses komunikasi,
bagaimana komunikasi mengalir melalui saluran komunikasi dari sender,
sebagai pengirim kepada receiver, sebagai penerima.
1. Proses Komunikasi
Proses komunikasi menuru pendapat di antara para pakar pada umumnya
kurang lebih sama. Perbedaan sering terjadi dalam cara mengambaran
prosesnya. Secara umum, terhadap dalam pross komunikasi dapat disampaikan
secara berikut:
Noise atau suara dapat menggangu dalam menyampaikan pesan dari sender
kepada receiver. Tentu saja hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan
kerja di mana komunikasi terjadi. Sender mungkin harus berbicara lebih keras,
sedang receiver harus mendengarkan dengan lebih hati-hati.
c. tingkat di mana kedua belah pihak mempunyai model mental berama tentang
konteks topik.
D. Komunikasi Interpesonal
Kualitas komunikasi interpersonal dalam organisasi adalah sangat penting.
Orang dengan keterampilan baik membantu kelompok membuat lebih banyak
keputusan inovatif dan dipromosikan lebih sering kepada individu dengan
kemampuan kurang berkembang.
E. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi menurut robbins dan judge (2011: 380) terjadi dalam
bentuk formal networks, the grapevin dan electronic communication.
Jaringan formal untuk kelompok kecil menurut robbins dan judge dapt berupa
chain, wheel, dan all channel. Efektifitas dari beberapa jaringan tersebut
beragam berdasarkan kecepatan, ketepatan, kemunculan pemimpin dan
kepuasan anggota.
2. The Grapevine
3. Electronic Comminication
rekan sekerja dan di antara unit kerja yang berbeda, dan untuk itu
menyelesaikan masalah.
G. Hambatan Komunikasi
Robbins dan Judge (2011: 393) menunjukkan adanya factor yang menjadi
hambatan dalam komunikasi yaitu: filtering, selective, perception, information
overload, emotions, language, silence, commucasion apprehention, gender
differencies, dan politically correct communication. Sedangkn McShane dan
Von Glinow (2010: 282) lebih pada mencermati masalah information overload.
Hambatan terhadap komunikasi yang efektif lain dikemukakan Kreitner dan
Kinicik (2010: 404) di bedakan sebagai: personal barriers, physical, barriers,
dan semantic barriers. Schermerhorn, Hunt, Osborn, dan Uhl-Bien (2010: 260)
menyebut sebagai hambatan komunikasi adalah: filtering, physical distraction,
dan semantic barriers.
12. Semantic Barries. Merupakan hambatan oleh penggunaan kata yang tidak
jelas atau ambigu.Misalnya pernyataan bahwa kami harus
“segera”menyelesaikan pekerjaan adalah tidak jelas. Segera dapat berarti hari
ini,besok pagi, minggu depan atau lainnya. Kata semantik juga dapat berupa
jargon,yaitu bahasa atau terminologi yang spesifik bagi profesi, kelompok atau
organisasi tertentu.
H. Memperbaiki Komunikasi
Orang melakukan komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain dengan harapan agar orang lain tersebut memahami apa yang dia
sampaikan. Namun, kenyatan semua orang tidak dapat menyampaikan
informasi dengan baik. Untuk itu mereka dapat memperbaiki dengan cara
melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi interpersonal maupun dalam
hierarki organisasi.
1. Komunikasi Interpersonal
a.Getting your message across. Komunikasi yang efektif terjadi ketika orang
lain menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk menyelesaikan
tugas sulit ini, sender harus belajar empati pada receiver, mengulang berita,
memilih waktu yang tepat untuk melakukan percakapan, dan menjadi lebih
deskriptif daripada evaluatif.
b.Active listening. Listening adalah suatu proses untuk secara aktif merasakan
sinyal sender, mengevaluasi secara akurat dan merespon dengan tepat. Listener
menerima sinyal sender, decode seperti dimaksudkan, dan mengusahakan
umpan balik yang tepat dan pada waktunya kepada sender. Proses active
listening ini digambarkan oleh McShane dan Von Glinow (2010: 286) seperti di
bawah ini.
2. Komunikasi Melalui Hierarki
A. Pengertian
1. Kepemimpinan
Peran utama seorang pemimpin adalah memengaruruhi orang orang lain untuk
secara sukarela mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Pemimpin
menciptakan misi dan menginspirasi orang lain untuk mencapai visi tersebut
dan memperluas diri mereka di luar kapasitas normalnya. Sedangkan manajer
merencanakan aktivitas, mengorganisir struktur yang sesuai, dan mengontrol
sumber daya.
Sifat paling penting yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah: (a)
mempunyai dorongan pribadi pada tingkat tinggi, ditandai oleh energi,
pertimbangan, kekuatan keinginan, dan kepemilikan, (b) keinginan memimpin,
ditunjukkan oleh motivasi untuk memengaruhi orang lain, (c) integritas
personal, ditunjukkan oleh perasaan etika, kejujuran, dan kebenaran,dan (d)
percaya diri, ditunjukkan oleh optimisme,keyakinan dan efikasi diri sebagai
pemimpin.
3. Pendekatan
B. Teori Sifat
Trait theory atau teori sifat adalah merupakan teori kepemimpinan yang
berpandangan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Dalam
kehidupan nyata dapat ditemukan adanya orang-orang yang mempunyai sifat-
sifat yang luar biasa. Mereka bisa datang dari pemerintahan, politisi, militer,
dan pengusaha. Sering dipakai sebagai contoh adalah tokoh Margareth
Thatcher, Nelson Mandela, Steve Jobs, Rudolph Giuliani.Mereka menunjukkan
percaya diri, berkeinginan kuat, ketegasan,karismatik,antusiastik, dan
keberanian.
Di antara teori sifat antara lain di sebutkan sebagai great person theory dan
implicit leadership theory.
b. Honesty and integrity, kejujuran dan integritas adalah merupakan bentuk sifat
dapat percaya, dapat diandalkan, dan terbuka.
b. Rigid, kaku. Pemimpin dan beberapa pengikut adalah kaku dan tidak
mengalah. Meskipun mereka mungkin kompeten,mereka tidak dapat atau tidak
ingin menerima gagasan baru, informasi baru, atau mengubah waktu.
C. Teori Perilaku
Menurut pandangan teori ini, perilaku pemimpin juga mempunyai dua dimensi
yaitu: employee-oriented dan production-oriented. Pemimpin yang employee-
oriented menekankan pada hubungan interpersonal, mereka memerhatikan
kepentingan personal dalam kebutuhan pekerja mereka dan menerima
perbedaan individual di antara anggota.
4. Scandinavian Studies
D. Teori Kontijensi
a.Mengubah pemimpin agar sesuai dengan situasi. Apabila tingkat situasi sangat
tidak nyaman,tetapi sekarang dipimpin oleh relationship-oriented manager,
kinerja kelompok dapat diperbaiki dengan mengganti manajer dengan seseorang
yang lebih task-oriented.
b. Mengubah situasi yang sesuai dengan pemimpin. Hal ini dilakukan dengan
merestrukturisasi tugas atau meningkatkan atau menurunkan kekuasaan di mana
pemimpin harus mengontrol faktor seperti kenaikan gaji/upah, promosi, dan
tindakan disiplin.
a. Leadership Behavior
b. Situational Factors
4. Path-Goal Theory
5. Leader-Participation Model
a.Relation to status quo. Secara esensial menentang status quo dan berusaha
mengubahnya.
2. transactional leadership
3. transformasion leadership
4. visionary leadership
1. Shared Leadership
Shared leadership paling diperlukan ketika orang bekerja sebagai tim, ketika
orang terlibat dalam proyek yang kompleks, dan ketika orang melakukan
pekerjaan berbasis pengetahuan, pekerjaan yang memerlukan kontribusi
sukarela oleh profesional cerdas dan terampil. Shared leadership juga
bermanfaat ketika orang bekerja pada tugas atau proyek yang memerlukan
saling ketergantungan dan kreativitas. Namun, patut diingat bahwa orang
bervariasi dalam preferensinya dalam shared leadership, antara lain karena
perbedaan dalam budaya.
2. Servant Leadership
C.Healing. Servant-leader berusaha membuat diri mereka dan orang lain bekerja
sepenuh hati di hadapan kegagalan atau penderitaan.
G. Efektifitas Kepemimpinan
1. kompetesi kepemimpinan
DAFTAR PUSTAKA
McShane, Steven L. and Mary Ann Von Glinow. Organization Behavior. New
York: McGraw-Hill,2010.
Schermerhorn, Jr., John R., james G. Hunt, Ricard N. Osborn, and Mary
Uhl-bien. Organization Behavior. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.,
2011.
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Surabaya, 3 maret 1940. Setelah tamat sekolah rakyat di
Bangil (jawa timur), melanjutkan sekolah menengah pertama dan sekolah
menegah atas bagian C dikota solo. Sementara itu, Pendidikan tinggi di peroleh
di fakiltas ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta dan mendapatkan
gelar Bacheol of Science (B.Sc.) tahun 1963 dan Doktorandus (Drs.) pada 1965.
Pendidikan di luar negri dengan gelar Master of Philosophy (M.Phil.) diperoleh
dari university of Bradfold, inggris pada 1992, sedangkan gelar Doktor (Dr.) di
peroleh di Universutas Negeri Jakarta pada 1999. Pada 2004 dikukuhkan
menjadi guru besar di bidang manajemen.
Serentak dengan tugas di pemerintahan, sejak 1967 telah menjadi dosen pada
Fakultas Ekonomi, dan sejak 1999 menjadi dosen paa program pascasarjana,
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) sampai sekarang. Di samping
memberikan beberapa mata kuliah, sempat menduduki jabatan struktural di
Fakultas Ekonomi, Program pascasarjana dan universutas.
ORGANISASI
Perilaku organisasi adalah merupakan suatu bidang studi yang bersifat
interdisiplin yang di dedikasikan untuk memahami, menjelaskan dan
memperbaiki perilaku dalam hubungan antara individu, kelompok, dan
organisasi. Perilaku organisasi bersumber pada bagian ilmu dasar lainnya
seperti psikologi, psikologi sosial, sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, dan
manajemen seperti di kemukakan oleh Stephen P. robbins dan Timothy A.
Judge serta Jerald Greenberg dan Robert A. Baron.
Di sisi lain joseph R. Folkman menyatakan pula bahwa perilaku orang apabila
diselaraskan dengan tuntunan pekerjaan akan dapat meningkatkan kinerja
organisasi. Dengan demikian, agar dapat memberikan konstribusi lebih besar
bagi organisasi, penempatan personel perlu memerhatikan kesesuaian antara
perilakunya dengan tuntunan pekerjaannya.
Buku Perilaku dalam Organisasi ini merupakan kelengkapan dari buku yang
telah terbit sebelumnya: budaya organisasi manajemen kinerja, dan manajemen
perubahan, yang sangat di butuhkan oleh mahasiswa, dosen, dan juga praktisi.