A. Latar Belakang
Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia
termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol,
vitamin dan mineral.Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam
lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi
mukosa lambung.
Kafein di dalam kopi dapat mempercepat proses terbentuknya asam lambung. Hal
ini membuat produksi gas dalam lambung berlebih sehingga sering mengeluhkan sensasi
kembung di perut. Responden yang sering meminum kopi beresiko 3,57 kali menderita
gastritis dibandingkan dengan yang tidak sering meminum kopi. (Selviana, 2015)
Konsumsi kopi secara reguler juga dapat menyebabkan reflux gastroesophageal
dan meningkatkan paparan esofagus bagian bawah terhadap asam lambung. Heartburn
merupakan gejala yang paling sering dilaporkan setelah mengkonsumsi kopi. Telah
didemonstrasikan bahwa kopi berkontribusi pada refluks gastro-esophageal. Kopi
menstimulasi sekresi gastrin dan sekresi asam. Kafein juga dapat mempengaruhi fungsi
esofageal, menyebabkan penurunan tekanan lower esophageal sphincter (LES) basal dan
kontraksi esofagus distal, yang diketahui dapat berkontribusi pada refluks, sehingga isi
gaster naik ke esophagus. (Saraswati. Dkk, 2021)
GERD adalah sebuah penyakit akibat kerusakan lower esophageal sphincter
(LES) yang progresif sehingga menyebabkan kegagalan LES dan reflux. Prevalensi
GERD di seluruh dunia adalah kurang lebih 15%-25%, sementara prevalensi di Asia
Timur sebelum tahun 2005 adalah 2,5%-4,8%, sedangkan pada tahun 2005-2010 menjadi
5,2%-8,5%.12,13 Prevalensi GERD pada populasi urban di Indonesia adalah 9,35%.
(Patria, 2023)
Meningkatnya prevalensi kejadian GERD dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko.
Perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas dan pola makan yang salah, menjadi
faktor meningkatnya kejadian GERD. Yang dimana GERD merupakan salah satu jenis
gangguan pencernaan yang cukup sering terjadi di masyarakat, tak terkecuali mahasiswa
sehingga dapat mengganggu aktivitas dan menurunkan kualitas hidup. (Kuswono. Dkk,
2021)
Di sisi lain kopi sering dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko penyakit jantung
koroner, termasuk meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah. Meskipun
dikatakan sebagai penyebab berbagai penyakit khususnya hipertensi, namun berbagai
hasil studi epidemiologi mengenai efek konsumsi kopi terhadap tekanan darah tidak
konsisten, beberapa menunjukkan hubungan yang positif, ada yang mengatakan tidak ada
hubungannya, bahkan beberapa menunjukkan ada hubungan terbalik. Hal ini dapat
diduga karena kandungan polifenol terutama chlorogenic acid (CGA) pada kopi yang
digunakan sebagai antioksidan yang dapat menurunkan toksik radikal bebas dalam tubuh.
(Ilham. dkk, 2019)
Apabila kekambuhan GERD tidak di tangani dengan tepat maka hal itu akan
sangat menganggu sehingga dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Suatu kajian
sistematis dari 19 penelitian (n = 55.834 pasien GERD) menunjukan bahwa kekambuhan
GERD dapat mempengaruh produktivitas kerja, mempengaruhi kesehatan fisik dan
mental, serta kondisi kesehatan tubuh secara umum (Mile. dkk, 2020)
Stres juga dikenal sebagai faktor resiko yang menyebabkan GERD karena dapat
menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. Stres lebih tinggi terjadi pada mahasiswa
kedokteran daripada kalangan umum dikarenakan adanya tuntutan beban akademik.
(Ajjah, dkk. 2020)
2.1.KONSEP KOPI
2.1.1.DEFINISI KOPI
Kopi merupakan minuman yang sangat diminati diseluruh dunia, kopi tersebut dapat
memberikan efek kebugaran dan kesegaran bagi badan, badan yang lemah dan rasa kantuk
menjadi hilang setelah meminum kopi
dan sebagainya. Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari dan paling banyak
dikonsumsi di seluruh dunia. Umumnya kopi tidak dianggap sebagai bagian dari gaya hidup
sehat karena kandungan kopi mengandung kafein, stimulan, namun, kopi merupakan sumber
yang kaya antioksidan dan senyawa bioaktif lainnya (Gumulya, Ivana. 2017).
Sejarah kopi mulai dicatat sejak abad ke-9. Awal mulanya kopi hanya ada di Ethiopia;
biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan tetapi, ketika Bangsa Arab
mulai memperluas perdagangannya, biji kopi pun meluas sampai ke Afrika Utara dan ditanam
secara massal di sana. Dari Afrika Utara. persebaran biji kopi meluas ke Asia hingga pasaran
Eropa, dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.
Tanaman kopi dibawa masuk ke Indonesia pada masa kolonial Belanda, yang berhasil
membuat Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kopi utama di dunia hingga kini.
Namun, akibat arus globalisasi dan kapitalisme Belanda yang diterima Indonesia, budaya kopi
Indonesia hanya menjadi bagian dari keseharian dan tidak banyak diapresiasi masyarakat lokal.
Salah satu temuan penting adalah budaya kopi yang ada di Indonesia mendapatkan banyak
pengaruh dari Eropa (Italia), Cina, Melayu, dan budaya lokal (seperti Jawa, Sumatra, dan lain-
lain); baik dalam hal pengolahan maupun dalam penyajian.
Kopi mulai dikenal oleh suku Galia di Afrika Timur tahun 1000 SM. Memasuki tahun 5
M kopi sudah dikenal di pelosok Ethopia. Kemudian tahun 700-1000 M kopi dikenal pertama
kali oleh bangsa Arab sebagai minuman energi (untuk begadang). Penyebaran kopi dimulai saat
itu bersamaan dengan penyebaran Islam. Sumber kopi pertama berada di Mocha salah satu
daerah di Yaman. Kemudian tahun 1000 M Ibnu Sina menyelidiki zat kimiawi kopi,
dokumennya merupakan dokumen pertama yang diketahui membedah kopi dari ilmu kedokteran
dan kesehatan. Penyebaran kopi dan kedai kopi berjalan pesat di jazirah Arab, terutama Mekkah
dan Madinah pada tahun1400 M. Kopi diperkenalkan di Konstantinopel oleh bangsa Turki
(kesultanan Utsmaniyah) pada tahun 1453 M.
Kedai kopi yang pertama kali tercatat di sana bernama Kiva Han yang dibuka tahun
1475. Tahun 1600 M Paus Clement VIII, menegaskan untuk mempertimbangkan bahwa ‘budaya
ngopi’ merupakan sebuah bid’ah, ‘budaya luar’ yang dapat mengancam (infidel) dan karena itu
berdosa bagi yang meminumnya. Namun kemudian ia mengizinkan jika ‘ngopi’ menjadi bagian
(alternatif) dari makanan atau minuman yang halal dimakan oleh seorang Kristen. Pada tahun itu
juga, kopi dibawa dari Mekkah ke jazirah India (Asia kecil) oleh orang yang bernama Baba
Budan ketika pulang haji dari Mekkah. Kemudian 1616 M kopi dibawa dari Mocha (Yaman) ke
Belanda. Tahun 1645 M kedai kopi pertama dibuka di Venice, Italia. Tahun 1650 M kedai kopi
pertama dibuka di negeri Kristen (Christendom) tepatnya di Oxford. Tahun 1658 M Belanda
membuka kebun pertama di Ceylon (Srilank)). Memasuki tahun 1668 M kedai kopi ‘Edward
Lloyd’s’ dibuka di London. Dari kedai kopi inilah kemudian Edward membuka perusahaan
asuransi paling terkemuka di dunia Lloyd of London Insurance.
Kopi mulai dikenal di Amerika Utara tahun 1668 M. Kemudian tahun 1669 M kedai kopi
dikenalkan di Paris oleh duta besar Turki kepada raja Louis XIV. Memasuki tahun 1670 M
London menggandrungi kopi. Kedai kopi dibuka di setiap sudut London. Kopi mulai
diperkenalkan di Jerman. Di Brasilia, penanaman kopi di mulai. Jenis kopi yang ditanam adalah
Coffea Arabica Lind. Tahun 1674 M Petisi Perempuan menentang kopi dikeluarkan di London.
Kemudian tahun 1675 M hidangan teh (tea house) mulai dikenalkan di Belanda. Sebelumnya
yang ada cuma sajian minuman bir/malt. Namun, pada tahun 1675 M Raja Charles II menutup
seluruh kedai kopi di London, tuduhan utamanya adalah kedai kopi sebagai tempat pemufakatan
makar. Kemudian tahun 1679 M ahli kimia di Marseilles, Prancis memberikan kesaksian bahwa
kopi merusak dan membahayakan kesehatan. Tahun 1679 M kedai kopi pertama dibuka di
Hamburg, Jerman.
Memasuki tahun 1688 M lebih dari 800 kedai kopi dibuka di daerah Soho (Inggris),
terutama oleh pelarian Kristen Calvinis dari Prancis (Huguenots). Tahun 1689 M Café khas
Prancis pertama dibuka, bernama Café de Procope walau dengan suasana krisis setelah
pengumuman kopi merusak kesehatan. Tahun 1696 M kedai kopi pertama bernama The King’s
Arms dibuka di New York. Seorang warga negara Belanda bernama Zwaardecroon (nantinya
Gubernur Jenderal Belanda), membawa beberapa benih tanaman dari Mokha ke Bogor,
Indonesia. Seiring berkembangnya waktu, benih ini menjadi tanaman komoditas terpenting di
Hindia Belanda. Kemudian tahun 1706 M kopi Jawa diteliti Belanda di Amsterdam. Kopi Jawa
hasil penelitian oleh Belanda diperkenalkan dan ditanam di Jardin des Plantes oleh raja Louis
XIV pada tahun 1714 M. Tahun 1720 M kedai kopi Florian bertahan buka di Florence. Tahun
1723 M Gabriel du Clieu membawa biji kopi dari Prancis ke Martinique. Kemudian tahun 1727
M Francisco de Mello membawa biji kopi dari Prancis untuk ditanam di Brazil. Tahun 1730 M
Inggris menanam kopi di Jamaica. Kemudian tahun 1732 M Johann Sebastian Bach membuat
komposisi Coffee Cantata, di Leipzig. Kantata ini menggambarkan perjalanan spiritual yang juga
sebagai parodi atas ketakutan orang Jerman terhadap pesatnya popularitas kopi di Jerman
(bangsa Jerman penggemar bir). Tahun 1777 M Raja Jerman (Prussia) mengumumkan kritikan
dan pelarangan atas kopi, dan mengumumkan bir sebagai minuman nasional Jerman Raya.
Tahun 1790 M Kedai kopi awal khas British menghilang perlahan tergantikan oleh kedai beer
(tavern). Kemudian tahun 1802 M Cafe sebagai kata yang menunjukkan tempat mulai
diperkenalkan di Inggris (sebelumnya coffee house). Kata ini berasal dari kata Prancis ‘eafé’ dan
hampir seakar dengan bahasa Italia ‘caffe’. Café menunjukan sebuah tempat yang merupakan
restoran dengan menu utama minuman kopi.
Kopi impor dari Brazil pertama kali masuk pasar Amerika di Salem, Massasuchet tahun
1809 M. Tahun 1820 M Zat Caffeine dalam minuman kopi ditemukan berbarengan oleh tiga
penelitian berbeda – dan, tentunya masing-masing peneliti itu bekerja sendiri-sendiri – yang
dilakukan oleh Runge, Robiquet, Pelletier dan Caventou. Tahun 1822 M Prototip dari sebuah
mesin kopi espresso dibuat di Prancis. Tahun 1839 M kata ‘Cafetaria’ diperkenalkan sebagai
kata hibrida (gabungan) dari Meksiko, Spanyol dan Inggris. Tahun 1859 M Michael Thonet’s
Vienna Café chair No. 14 (bangku kedai kopi khusus diperkenalkan pertama kali sebagai
‘bangku yang cocok digunakan sambil menghirup kopi’. Tahun 1869 M Cofee leaf rust (jamur
kopi) pertama kali diketemukan di Srilanka dan tanaman kopi di Asia. Kemudian tahun 1873 M
kopi dalam kemasan secara massal diperkenalkan pertama kali di Amerika oleh John Arbukle.
Kemudian tahun 1882 M dibentuk The New York Coffee Exchange. Namun, pada tahun 1869 M
berjangkit suatu penyakit jamur di seluruh Asia yang menyebabkan kerusakan dari kopi berjenis
Coffea Arabica Lind yang waktu itu banyak ditanam di Asia. Hingga pada tahun ini orang mulai
menanam bermacam-macam jenis kopi yang banyak terdapat di daerah Congo (Gumulya, Ivana.
2017).
2.1.3.KANDUNGAN KOPI
Kafein yang terkandung dalam kopi merupakan stimulan psikoaktif yang dapat
meningkatkan suasana hati dan memberikan dorongan energi sementara sehingga mengurangi
kelelahan. Manfaat kafein diantaranya meningkatkan kualitas tidur sebagaimana kafein
mengatasi keletihan, menghilangkan jet lag, meningkatkan inteligensi dan kapasitas daya ingat.
Kopi memiliki dampak positif bagi para penikmatnya seperti memberikan energi untuk
menghindari rasa mengantuk, memberikan energi semangat pada saat beraktivitas, kopi dapat
meningkatkan konsentrasi saat beraktivitas. Adapun dampak negatif dari konsumsi kopi bila
dikonsumsi dalam dosis tinggi kopi dapat meningkatkan tekanan darah, detak jantung lebih
cepat, melemahkan daya tahan tubuh. Karena efek kafein didalam kopi dapat menyerap mineral
dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Mengkonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan
insomnia atau susah tidur. Karena kandungan kopi dapat menghambat reseptor adenosin
cenderung memiliki kebiasaan tidur yang tidak sehat yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Pada ibu hamil mengkonsumsi kopi 1 – 3 cangkir / hari dapat meningkatkan resiko keguguran,
dan melahirkan bayi cacat (abnormal) akibat mengkonsumsi lebih dari 8 cangkir atau lebih / hari.
Asam pada kopi dapat meningkatkan pengeluaran asam lambung, mengiritasi saluran cerna
sehingga berbahaya jika dikonsumsi saat perut masih kosong (Gardjito, Rahadian. 2011).
3= berat jika
konsumsi
kopi ≥ 5 gelas
sehari (> 400
mg)
2. GERD Gangguan GERD Wawancara Kemungkinan Nominal
dimana terjadi Quesioner menderita GERD
reflux ke bila responden
esofagus mendapatkan
dengan gejala skor 8-18
heartburn dan
gejala lainnya Kemungkinan
tidak menderita
GERD bila
responden
mendapat poin
≤7
Penyebab gastritis dibedakan atas faktor internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan faktor eksternal yang menyebabkan iritasi dan
infeksi. Beberapa penyebab gastritis adalah menggunakan obat aspirin atau antiradang non
steroid, infeksi kuman Helicobacter pylori, kebiasaan minum-minuman beralkohol, memiliki
kebiasaan merokok, sering mengalami stress dan kebiasaan minum kopi.
Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia,
termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan
mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga
menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi mukosa lambung Responden
yang mengkonsumsi kopi dengan jumlah yang berlebih dalam seharinya dapat berisiko
mengalami keluhan gastritis karena efek kandungan kafein yang terdapat dalam kopi (Selviana,
2019). Apabila kafein dikonsumsi melebihi dari 2 cangkir per hari secara terus menerus maka
kafein tersebut dapat meningkatkan produksi HCl dalam tubuh sehingga berisiko dapat
mengganggu sistem pencernaan (Angkow et al., 2019).
Konsumsi kopi dapat mengaktifkan sekresi alpha-amilase saliva (sAA) yaitu enzim yang
terlibat dalam pencernaan polisakarida, juga merupakan aktivator sekresi asam lambung (Liszt,
2017). Kafein di dalam kopi dapat mempercepat proses terbentuknya asam lambung. Hal ini
membuat produksi gas dalam lambung berlebih sehingga sering mengeluhkan sensasi kembung
di perut. Responden yang sering meminum kopi beresiko 3,57 kali menderita gastritis
dibandingkan dengan yang tidak sering meminum kopi (Muhammad Ishak Ilham et al., 2019).
Jika lambung sering terpapar dengan zat iritan,seperti kopi maka inflamasi akan terjadi
terus-menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa
lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Ajjah. Bunga Fauza Fitri., Teuku. M., & Teuku. R. I. P., 2020. JOURNAL OF NUTRITION
COLLEGE : HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA
GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD). Vol.9 No.3 Hal 169-179.
Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Angkow J, Robot F, Onibala F. 2014. Faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis
diwilayah kerja puskesmas Bahu kota manado. Manado. Universitas Sam Ratulangi.
Fatmaningrum W, Kinasih AT.,et al. 2009. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dan Minum
Kopi dengan Kejadian Gastritis di Dusun Turi, Desa Turirejo, Kecamatan Lawang,
Kabupaten Malang.Surabaya. Universitas Airlangga
Gardjito, Murdijati dan Dimas Rahadian. (2011). Kopi. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Gumulya, Devanny; Helmi, Ivana Stacia (2017-02-01). "KAJIAN BUDAYA MINUM KOPI
INDONESIA". Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain. 13 (2): 153–172. ISSN 2549-
7782. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-06. Diakses tanggal 28-09-2023.
Kuswono, Anfal Didik., Bun Yurizali., & Resti Rahmadika Akbar. 2021. Kejadian
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Dengan GERD-Q Pada Mahasiswa
Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah, Padang
Maulidiyah U.2006. Hubungan Antara Stres dan Kebiasaan Makan dengan Terjadinya
Kekambuhan Penyakit Gastritis.Skripsi. Surabaya. Universitas Airlangga.
Mile, Mohamad Akbar., Faradilla M. S., & I Made. R., 2020. GAMBARAN STRESS DAN
POLA MAKAN PADA PENDERITA GASTROESOPHAGEAL REFLUX
DISEASE (GERD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUT
MANADO. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Manado
Patria, Amira Calista. 2023. Hubungan Antara Konsumsi Kopi dan Merokok Terhadap Kejadian
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) pada Mahasiswa Preklinik Angkatan
2019-2021 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Rahma M, Ansar J, Rismayanti.2013. Faktor risiko kejadian gastritis di wilayah kerja Puskesmas
kampili kabupaten gowa.jurnal. Makassar. UNHAS
Saraswati, Alika Putri., Efyluk Garianto., & Mulyarjo. 2021. Hubungan antara Konsumsi Kopi
dengan Gejala Gastroesopagheal Reflux Disease (GERD), Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah, Surabaya
Syam AF, Aulia C, Renaldi K, et al. 2013. Revisi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit
Refluks Gastroesofageal (Gastroesophageal Reflux Disease/ GERD) di Indonesia.
Susetyo E, Agustin ED, Hanuni H, et al. 2020. Profil Pengetahuan Mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Terhadap Penggunaan Obat Antasida. J Farm Komunitas