A. Definisi
C. Etiologi
Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum
diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol
pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan
dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth
Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF),
mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor
pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor
misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming
growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma
(Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
D. Patofisiologi
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan
dan involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai
pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat
dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana
prekursor sel endotel meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat
angiogenesis berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru
yang ada dalam sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma
mengubah kepadatan dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker
dari angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase
tipe IV, basic fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor,
urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi
(Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Hemangioma
Penekanan jaringan
Ukuran tumor
Mata
Penipisan dinding vaskuler
Astigmatisme & ambiopia Perdarahan
Rupture spontan vaskuler
Gg. sensori visual Sikatris
Nekrosis
Kurang pengetahuan Rupture ulangan
Keb. Nutrisi untuk perbaikan
jaringan & kebutuhan O2 serta
Anxietas Ulkus
nutrisi untuk pertumbuhan jaringan
Masif
Kerusakan jaringan sekitar
tumor
Trombositopenia
3. Hemangioma campuran
Pada beberapa kasus, kedua jenis Hemangioma diatas dapat terjadi
bersamaan dan dinamakan Hemangioma campuran. Gambaran klinisnya
juga terdiri atas gambaran keuda jenis hemangioma tersebut. Banyak
ditemukan pada ekskremitas inferior (alat gerak tubuh bagian bawah
misalnya: kakai, paha, dll), Unilateral (satu sisi bagian tubuh, misalnya:
paha kiri/kanan), soliter (tunggal) dan terjadi sejak lahir atau pada masa
anak-anak. Ciri-cirinya antaranya lain tonjolan bersifat lunak dan berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi
gambaran keratolik dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada
lapisan kulit superfisial (permukaan) dan dalam, atau di organ dalam
(Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
G. Manifestasi klinik
1. Hemangioma kapiler
Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa: Bercak merah tidak
menonjol dari permukaan kulit. Salmon patch berwarna lebih muda sedang
Port wine stain lebih gelap kebiru-biruan, kadang-kadang
membentuk benjolan di atas permukaan kulit.
2. Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan
compressible (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam
beberapa waktu membesar kembali).
3. Hemangioma Campuran
Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang
disertai fistulaarterio-venous (bawaan).
Gejala klinis tergantung macamnya :
a. Hemangioma kapiler, Port wine stain tidak ada benjolan kulit.
b. Strawberry mark, menonjol seperti buah murbai.
c. Hemangioma kavernosum , teraba hangat dan compressibel
Pemeriksaan dan Diagnosis:
a. Mudah nampak secara klinis, sebgai tumor yang menonjol atau
tidak menonjol dengan warna kemerah-merahan
b. Tumor bersifat compressible
c. Kalau perlu dengan pemeriksaan angiografi
H. Komplikasi
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi
lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding
pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma,
sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi,
perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat
juga terjadi akibat ruptur (Kushner, et al., 1999).
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu
dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif.
Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat
pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan
dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari
sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi
yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi
dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar (Kushner, et al.,
1999).
I. Penatalaksanaan
1. Medis
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu:
a. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar
maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12
bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun (Hamzah,
1999). Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering
tidak diterapi. Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri,
hasilnya kulit terlihat normal (Kantor, 2004).
b. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga,
dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi
deformitas jaringan (Anonim, 2005).
J. Pemeriksaan Penunjang
Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif
berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian,
beberapa jenis hemangioma dapat disalahartikan sebagai malformasi vaskular
atau jenis tumor lain, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai
berikut :
1. USG
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur
dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe.
USG secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran
dan penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG doppler (2
kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih
dari 5 pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan
menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik
untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari
massa jaringan lunak lain.
2. MRI
MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui
lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga
dapat membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi
dari lesi vaskuler aliran tinggi yang lain (misalnya malformasi
arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi memberikan gambaran
seperti pada lesi vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena.
3. CT scan
Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT
scanwalaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau
aliran darah. Penggunaan kontras dapat membantu membedakan
hemangioma dari penyakit keganasan atau massa lain yang menyerupai
hemangioma.
4. Foto polos
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk
melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.
5. Biopsi kulit
Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk
menyingkirkan hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit
keganasan. Pemeriksaan immunohistokimia dapat membantu menegakkan
diagnosis. Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan biopsi ialah
perdarahan.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.