Maisyaroh
Abstract: This article examines the perspective of Islamic education philosophy about
the nature of educators. This study is important because the concept of education in the
Islamic world is influenced by the secular Western worldview. In fact, Muslims have a
unique worldview which is sourced from the Qur'an, hadith and ijtihad of the scholars.
This study is the result of library research where data is obtained through document
study activities that are analyzed by content analysis. This study proposes that in the
view of Islam, the nature of educators is Allah, the Prophets and scholars. Therefore,
Muslim educators are obliged to emulate their qualities and continue their duties as
idealized educators in the Islamic view.
Abstrak: Artikel ini mengkaji perspektif falsafah pendidikan Islami tentang hakikat
pendidik. Studi ini penting dilakukan mengingat konsep pendidikan di dunia Islam
dipengaruhi oleh pandangan dunia Barat yang sekular. Padahal, kaum Muslim memiliki
pandangan dunia yang khas yang bersumber dari al-Qur’an, hadis dan ijtihad para
ulama. Studi ini merupakan hasil riset kepustakaan dimana data diperoleh melalui
kegiatan studi dokumen yang dianalisis dengan analisis isi. Studi ini mengajukan temuan
bahwa dalam pandangan Islam, hakikat pendidik adalah Allah Swt., para Nabi dan Rasul
dan para ulama. Karena itu, para pendidik Muslim wajib meneladani sifat-sifat mereka
dan meneruskan tugas-tugas mereka sebagai pendidik terideal dalam pandangan Islam.
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 4, No. 2, Juli – Desember 2019
Received: 13 November 2019; Accepted: 26 November 2019; Published: 04 December 2019
*Corresponding Author: ara.isyraqi@gmail.com
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
2
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
3
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
4
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
ajaran Islam dan terjerumus dalam dosa (Allah Swt. sebagai Maha
dan maksiat. Di sini, syekh atau mursyid Pendidik/Murabbi), Q.S. al-Baqarah ayat
menjadi perantara antara murid dengan 31 (Allah Swt. sebagai Maha
Allah Swt. Syekh dan mursyid memiliki Pengajar/Mu‘allim) dan hadis Nabi
khalifah yang bertugas membantu syekh tentang ta’dib. Dalam Q.S. al-Fatihah ayat
untuk membimbing murid pemula (Aceh, 2, dijelaskan bahwa Allah adalah Rabb
t.t.: 79). Dalam konteks ini, ajaran tasawuf bagi alam semesta. Kata Rabb seakar
memiliki dimensi edukatif, terutama dengan tarbiyah dan dari kata ini muncul
konsep tentang adab murid terhadap kata murabbi, sehingga Q.S. al-Fatihah
syekh atau mursyid (Ja’far: 2015). Dengan ayat 2, seperti kata Al Rasyidin,
demikian, dalam peradaban Islam menunjukkan bahwa Allah Swt. adalah
sebagaimana dalam tradisi tasawuf, guru Pendidik Yang Agung bagi seluruh
disebut syekh atau mursyid. kosmos atau alam semesta (Al Rasyidin,
Selain itu, dalam tradisi Islam, 2018: 136). Berdasarkan Q.S. al-Baqarah
mudarris dan ustadz juga dimaknai ayat 31, Allah Swt. mengajarkan (‘allama)
sebagai pendidik. Al Rasyidin Adam, sehingga Allah Swt. merupakan
menjelaskan bahwa mudarris berasal dari Mu‘allim bagi Adam yang menjadi
bahasa Arab, darasa, yadrusu darsan, yang muta‘allim dalam konteks ini. Dalam Q.S.
mengandung makna “terhapus, hilang al-‘Alaq ayat 5, disebutkan juga bahwa
bekasnya, melatih dan mempelajari.” Nah, Allah mengajarkan (‘allama) manusia
makna mudarris, menurut Al Rasyidin, tentang banyak hal (‘allama al-insan ma
adalah orang yang berusaha lam ya‘lam). Dua ayat ini, kata Al Rasyidin,
menghilangkan dan memberantas menunjukkan bahwa Allah Swt.
kebodohan, melatih keterampilan dan merupakan Mu‘allim bagi para Nabi dan
mengajarkan pengetahuan baru kepada manusia seluruhnya (Al Rasyidin, 2018:
peserta didiknya. Untuk kata ustadz, Al 137). Dalam Hadis riwayat Ibn Hibban,
Rasyidin (2018: 135-136) melanjutkan, dijelaskan bahwa Allah Swt. merupakan
merujuk kepada seorang guru besar atau Mu’addib bagi Nabi Muhammad Saw. (
profesor, sehingga, seorang pendidik
sebagai ustadz harus memiliki kualifikasi ). Hadis ini menguatkan
profesional dalam menjalankan bahwa Allah Swt. adalah Maha Pendidik,
serangkaian tugasnya. Murabbi, Mu‘allim, dan Mu’addib.
Hakikat pendidik yang kedua
Hakikat Pendidik adalah para Nabi dan Rasul. Dasar
Sebelumnya telah dijelaskan pendapat ini adalah Q.S. al-Baqarah ayat
bahwa dalam konteks falsafah pendidikan 151. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa
Islami, pendidik ideal dalam Islam, atau Allah Swt. mengurus para Rasul untuk
hakikat pendidik dalam Islam, adalah membacakan ayat-ayat Allah Swt. (yatlu
Allah Swt. dan Nabi dan Rasul. Lalu, ‘alaikum a|>yat> ina), menyucikan
menurut Al Rasyidin, ada dua pendidik jiwa manusia (yuzakkikum) dan
lainnya yaitu ulama sebagai pewaris para mengajarkan manusia Kitab, Hikmah dan
Ilmu (yu‘allimukum al-kitab, al-h}ikmah
dan ma
Nabi dan Rasul dan orang tua sebagai lam u> ). Beberapa ayat lain
takun> ta‘lamun>
pendidik bagi anak-anak mereka (Al didasarkan kepada Q.S. al-Fatihah ayat 2
Rasyidin, 2018: 136-141).
Hakikat pendidik yang pertama
adalah Allah Swt. Pernyataan ini
5
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul
bertugas membacakan ayat-ayat Allah
Swt., menyucikan jiwa manusia dan
mengajarkan manusia Kitab, Hikmah dan
Ilmu seperti terlihat dalam Q.S. Ali
‘Imran
6
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
ayat 164 dan Q.S. al-Jumu‘ah ayat 2 (Al Luqman ayat 12-19. Q.S. al-Isra’ ayat 24
Rasyidin, 2018: 137-138). Para Nabi dan menyiratkan bahwa orang tua bertugas
Rasul bahkan menjadi teladan bagi mendidik, memelihara dan mengasuh
seluruh manusia (uswah al-hasanah) anak-anak mereka sewaktu kecil (
sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al- ). Dalam Q.S. Luqman
Ahzab ayat 21. Karenanya, para Nabi dan ayat 12-19, dijelaskan bahwa Luqman
Rasul menjadi contoh bagi manusia. Jelas adalah orang yang mendapatkan hikmah
bahwa para Nabi dan Rasul merupakan dari Allah Swt., dan kemudian Luqman
murabbi, mu‘allim dan mu’addib bagi mendidik anaknya dengan mengajarkan
manusia, dan kedudukan mereka ketauhidan dan menolak kemusyrikan,
diperoleh berkat kesempurnaan mereka berbuat baik kepada orang tua, salat,
sebagai manusia. Kesempurnaan Para amar makruf nahi mungkar, sabar,
Nabi dan Rasul sebagai manusia dan kelak sederhana, dan melunakkan suara.
menjadi pendidik manusia adalah karena Dengan demikian, al-Qur’an menegaskan
mereka didik langsung oleh Maha bahwa Allah Swt. mengamanahkan orang
Pendidik, yakni Allah Swt. tua untuk mendidik anak-anak mereka.
Hakikat pendidik yang ketiga
adalah para ulama yang merupakan Kepribadian dan Tugas Pendidik
pewaris para Nabi. Di antara dalil bagi Sebagaimana telah dijelaskan di
pernyataan ini adalah Q.S. al-Fat> hir atas, bahwa hakikat pendidik adalah Allah
ayat Swt., para Nabi dan Rasul dan ulama.
28. Istilah ulama disebut al-Qur’an Mereka adalah murabbi, mu‘allim dan
sebagai orang yang sangat takut mu’addib. Sebagai pendidik, Allah Swt.
(khasyyah) kepada Allah Swt. Dalam dan para Nabi dan Rasul memiliki
Hadis Nabi yang terdapat dalam Sunan kepribadian yang harus ditiru oleh para
Abi Dawud, disebutkan bahwa ulama pendidik Muslim. Dalam Shahih ibn
adalah pewaris para Nabi (al-‘ulama’ Hibban, Nabi menjelaskan bahwa Allah
waratsat al-anbiya’). Selain kata ulama, al- Swt. memiliki 99 nama, dalam bahasa Al-
Qur’an menyebutkan beberapa istilah Qur’an disebut al-asma’ al-husna (Q.S. al-
yang identik dengan ulama, yaitu al- Hasyr ayat 24). Para sufi, menurut
‘alimun (orang-orang berilmu), ulu al- Sachiko Murata, menjelaskan bahwa
albab (orang-orang berakal), ulu al-nuha nama-nama Allah Swt. terbagi menjadi
(orang-orang berakal), ulu al-‘ilm (orang- dua, yaitu nama-nama keindahan
orang berilmu), dan utu al-‘ilm (orang (jamaliyah) dan nama-nama keagungan
yang diberi ilmu). Menurut Ali Masykur (jalaliyah). Jadi, nama-nama Allah Swt.
Musa, ada empat tugas ulama yang dalam memiliki dua dimensi, nama-nama
hadis juga disebut hukama’ dan fuqaha’, keindahan (jamaliyah) dan nama-nama
yakni tabligh (menyampaikan pesan- keagungan (jalaliyah). Manusia sempurna
pesan agama, Q.S. al-Nisa ayat 63), tahkim
(memutus perkara dengan bijaksana, Q.S. (al- al- il) adalah manusia yang
insan> kam>
al-Baqarah ayat 213), tibyan (menjelaskan dapat menyatukan kedua dimensi nama-
masalah agama berdasarkan kitab suci, nama Allah Swt. tersebut (Murata, 2004:
Q.S. al- ayat 44), dan uswah sanah 103). Dalam mendidik alam dan para Nabi
Nahl} ha}
(memberikan keteladanan yang baik, Q.S. kepada Q.S. al-Isra’ ayat 24 dan Q.S.
al-Ahzab ayat 21) (Musa, 2014: 226).
Hakikat pendidik yang keempat
adalah orang tua. Pendapat ini didasarkan
7
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
dan Rasul, Allah Swt. menampilkan diri-
Nya sebagai Maha Pendidik yang
memiliki kepribadian yang baik
sebagaimana termanifestasi dalam nama-
nama-Nya.
8
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
9
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
memiliki sifat yang lembut (Shihab, 2018:
68). Sebagaimana Nabi Muhammad Saw.
diperintahkan untuk meneladani sifat-
sifat terpuji para Nabi dan Rasul, para
pendidik Muslim juga harus meneladani
sifat-sifat istimewa dan terpuji yang
ditampilkan orang para Nabi dan Rasul
yang sukses memainkan peran sebagai
murabbi, mu‘allim dan mu’addib bagi
umatnya masing-masing.
Sedangkan tugas pendidik dalam
perspektif pendidikan Islami mengacu
kepada tiga hal berikut. (1) pendidik
Muslim bertugas melanjutkan tugas-
tugas para Nabi dan Rasul sebagaimana
dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah ayat
151,
Q.S. Ali ‘Imran ayat 164 dan Q.S. al-
Jumu‘ah ayat 2. Ketiga ayat ini
menjelaskan bahwa Allah sebagai Maha
Pendidik mengurus para Nabi dan Rasul
untuk tiga tugas. Pertama, membacakan
ayat-ayat Allah kepada manusia. Kedua,
mengajarkan hikmah kepada manusia.
Ketiga, mengajarkan ilmu kepada
manusia. Karena itu, tugas
pendidik
1
0
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
1
1
DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4079 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
1
2