Anda di halaman 1dari 11

MAMPU MEMAHAMI DAN MENGUASAI

KONSEP TEORI PRILAKU PRODUSEN

Dosen Mata Kuliah: Putu Ayu Meidha Suwandewi, SE., M.Ec., Dev

Disusun Oleh:

Ni Luh Putu Sudiantari 2202622010260 / 09

Ni Putu Dwi Wulandari 2202622010263 / 12

Gusti Ayu Komang Pujha Gayatri 2202622010267 / 15

Kadek Sindu Permana Putra 2202622010272 / 20

I Komang Egi Warka Putra 2202622010280 / 28

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

2022/2023
1.1 KETEPATAN DALAM MENJELASKAN KONSEP PERUSAHAAN DITINJAU DARI
SUDUT EKONOMI
A. Pengertian Perusahaan
Perusahaan merupakan tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya
semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang berdaftar di penerintahan dan ada juga
yang tidak terdaftar. Bagi sebuah perusahaan yang telah terdaftar dipemerintahan, mereka
memiliki adan usaha untuk perusahaannya (status perusahaan yang terdaftar dalam
pemerintah secara resmi). Istilah perusahaan untuk pertama kalinya terdapat di dalam
Pasal 6 KUH Dagang yang mengatur mengenai penyelenggaraan pencatatan yang wajib
dilakukan oleh setiap orang yang menjalankan perusahaan. Meskipun demikian, KUH
Dagang tidak memuat penafsiran otentik mengenai arti perusahaan. Mengenai definisi
perusahaan dapat kita temukan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan (UU Wajib Daftar Perusahaan). Namun sebelum membahas
pengertian perusahaan menurut UU Wajib Daftar Perusahaan, terlebih dahulu akan
diuraikan pengertian perusahaan menurut para ahli hukum.

B. Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli


• Dalam UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap
dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berdudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
• Menurut Prof. Mr. W.L.P.A. Molengraff
Dari sudut padang ekonomi, perusahaan adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan
terus-menerus, bertindak keluar untuk mendapatkan penghasilan dengan cara
memperniagakan barang-barang, meyerahkan barang-barang, atau mengadakan
perjanjian-perjanjian.
• Menurut Mr. M. Polak
Sebuah perusahaan ada apabila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan tantang laba
rugi dapat diperkirakan dan segalanya dicatat dari pembukuan.
C. Jenis-jenis Perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis
perusahaan dapat digolongkan:
1 Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contoh dari
perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara, tukang cukur.
2 Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memebeli barang
jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan lagi.Contohnya adalah
dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-lain.
3 Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku
menjadi barang jadi dan kemudian menjualbahan jadi tersebut.Contohnya pabrik
sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.

D. Bentuk Perusahaan
Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Usaha Perseorangan
Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang. Seluruh
kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan ia bertanggung
jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan pribadinya.
2. Usaha Persekutuan Dengan Firma
Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana
menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal dari
orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang menjadi
anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya terhadap seluruh
hutang kepada pihak ketiga.
3. Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap)
Bentuk ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat sekutu-sekutu
yang memimpin (sekutu komplementer) dan sekutu-sekutu yang mempercayakan
modalnya (sekutu komanditer). Sekutu komanditer bertanggungjawab kepada
sekutu-sekutu komplementer hanya sebesar kekayaan (modal) yang dipercayakan
kepada persekutuan komanditer.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang mempunyai kekayaan,
hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari pemilik. Pemilik PT adalah para
pemegang saham, dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga hanya terbatas sebesar
modal sahamnya.
5. Koperasi
Suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni pribadi dan tidak dapat
dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal permanen, karena anggotanya dapat
berganti-ganti.Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela yang
diperoleh dari anggota-anggotanya.

E. Unsur-unsur Perusahaan
1. Badan usaha
2. Kegiatan dalam bidang perekonomian
3. Terus menerus
4. Bersifat tetap
5. Terang-terangan
6. Keuntungan dan atau laba
7. Pembukuan

F. Bentuk perusahaan di Indonesia


1. CV – Commanditaire Vennootschap
2. FA – Firma
3. Koperasi
4. PMA – Penenaman Modal Asing
5. PT – Perseroan Terbatas
6. P.T. Tbk. – Perseroan Terbatas, Terbuka
7. UD – Usaha Dagang
1.2 KETEPATAN DALAM MENJELASKAN KONSEP FUNGSI PRODUKSI
A. Pengertian Fungsi Produksi
Seperti yang sudah kami singgung di atas, bahwa kegiatan produksi ini
menghasilkan suatu produk yang jenisnya dapat berupa barang maupun jasa. Sehingga
produk yang dihasilkan akan tergantung dari proses produksi yang dilakukan. Nah, proses
produksi tersebut terdiri dari serangkaian proses yang didalamnya terdapat faktor-faktor
produksi seperti tenaga kerja, modal, SDA dan kewirausahaan. Jadi proses produksi
tergantung dari faktor produksi yang terdapat di dalamnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai produk yang dihasilkan pada proses produksi juga tergantung dari nilai faktor
produksinya. Hubungan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input)
dalam proses produksi disebut dengan fungsi produksi. Lalu apa yang dimaksud dengan
fungsi produksi? Definisi fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan antara faktor-faktor produksi (input) dan tingkat produksi yang
dihasilkan (Output). Selain itu juga dapat diartikan sebagaii hubungan antara jumlah
produk yang dihasilkan (output) dengan faktor-faktor produksi yang ada dalam proses
produksi. Rumus fungsi produksi ditulis sebagai berikut:

Beberapa pengertian penting dalam Teori Produksi:


1. Produk total (Total product) yaitu keseluruhan output yang dihasilkan dari hasil
penggunaan sejumlah faktor produksi tertentu.
2. Produk rata-rata (Average product) yaitu produksi yang dihasilkan oleh satu
orang tenaga kerja /input variabel (AP = TP / L)
3. Produk marjinal (marginal product) yaitu tambahan produk yang diakibatkan
oleh bertambahnya seorang tenaga kerja, dan sebaliknya (DTP / DL)
B. Rumus Fungsi Produksi
Q = f (C, L, R, T)
Keterangan :
Q(quantity) = jumlah barang atau jasa yang dihasilkan (output)
f(function) = simbol persamaan fungsi
C(capital) = kapital/modal
L(labour) = tenaga kerja
R(resources) = sumber daya alam
T(technology = teknologi dan kewirausahaan
(C, R, L, T) = faktor-faktor produksi (input)
Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi ini adalah berlakunya “The Law
Diminishing Returns” yang menyatakan bahwa Apabila suatu input ditambahkan dan
input – input lain tetap, maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang
ditambahkan mula-mula menaik, tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika
input tersebut terus ditambahkan. Ada 3 tingkat produksi:
Tahap I : Produksi terus bertambah dengan cepat.
Tahap II : Pertambahan produksi total semakin lama semakin kecil.
Tahap III : Pertambahan produksi total semakin berkurang.

1.3 KONSEP TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR BERUBAH


Teori Produksi dengan Satu Input (Satu Faktor Produksi yang Berubah)
Teori produksi ini menjelaskan bahwa dalam kegiatan memproduksi, hanya terdapat satu
faktor yang berubah, faktor lain dianggap tetap. Misalnya tenaga kerja yang berubah,
otomatis yang lain seperti modal, sumber daya, teknologi tidak berubah atau tetap.
The law of Dimishing Marginal Return menyatakan bahwa bila salah satu faktor produksi
dimisalkan (tenaga kerja) ditambah secara terus menerus maka produksi total akan bertambah
terus dengan kondisi mula-mula pertambahannya besar, kemudian pertambahannya semakin
lambat sampai produksi total mencapai tingkat maksimum dan bila tenaga kerja ditambah lagi
maka produksi total semakin lama semakin berkurang.
Rumus fungsi Produksi dengan satu input variabel, antara lain:
a) Produksi marjinal adalah tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu
tenaga kerja yang digunakan. Untuk menghitung produksi marjinal dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

1.
Keterangan:
MP = Produksi marjinal
ΔTP = Pertambahan produksit total
ΔL =Pertambahan tenaga kerja

b) Produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja.
Untuk menghitung produksi rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

2.
Keterangan:
AP = Produksi rata-rata
TP = Produksit total
L = Jumlah tenaga kerja

1.4 MENJELASKAN KONSEP SKALA PRODUKSI


Skala produksi adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur jumlah output atau hasil
produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam satu periode waktu tertentu. Para ahli
telah mengembangkan beberapa skala produksi yang berbeda berdasarkan jumlah output yang
dihasilkan, yaitu:
1. Skala produksi kecil: Skala produksi ini biasanya dioperasikan oleh pemilik tunggal
atau usaha keluarga dan menghasilkan produk dalam jumlah kecil.
2. Skala produksi menengah: Skala produksi ini biasanya dioperasikan oleh perusahaan
yang lebih besar dan menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih besar daripada
skala produksi kecil.
3. Skala produksi besar: Skala produksi ini biasanya dioperasikan oleh perusahaan yang
sangat besar dan menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat besar. Skala
produksi besar ini biasanya membutuhkan modal yang besar, serta sumber daya
manusia dan teknologi yang lebih maju.
4. Skala produksi global: Skala produksi global mengacu pada perusahaan multinasional
yang memiliki operasi di beberapa negara dan menghasilkan produk dalam jumlah
besar untuk memenuhi permintaan di pasar global. Skala produksi global ini
membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur, manajemen rantai pasokan, dan
pengembangan produk untuk memenuhi persyaratan konsumen yang berbeda di
seluruh dunia.

Setiap skala produksi memiliki keuntungan dan tantangan yang berbeda tergantung pada
jenis produk, industri, pasar, dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
memilih skala produksi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka.
Di dalam ilmu ekonomi faktor produksi terdiri dari 4 macam, yaitu
1. Tanah atau sumber daya alam (natural resources)
2. Tenaga kerja (labor)
3. Modal (capital), dan
4. Skill atau kewirausahaan (entrepreneurship).

Contoh skala produksi adalah sebagai berikut:


1. Produsen makanan: Produsen makanan dapat meningkatkan skala produksinya dengan
menghasilkan lebih banyak produk makanan dalam waktu yang sama. Dalam hal ini,
biaya tetap seperti biaya mesin dan peralatan tetap sama, tetapi biaya per unit produk
akan berkurang karena produksi yang lebih banyak.
2. Pabrik garmen: Pabrik garmen dapat meningkatkan skala produksinya dengan
memproduksi lebih banyak pakaian dalam waktu yang sama. Dalam hal ini, biaya tetap
seperti biaya mesin jahit dan peralatan tetap sama, tetapi biaya per unit pakaian akan
berkurang karena produksi yang lebih banyak.
3. Produsen mobil: Produsen mobil dapat meningkatkan skala produksinya dengan
memproduksi lebih banyak mobil dalam waktu yang sama. Dalam hal ini, biaya tetap
seperti biaya mesin dan peralatan tetap sama, tetapi biaya per unit mobil akan
berkurang karena produksi yang lebih banyak.

1.5 MENJELASKAN KONSEP SKALA EKONOMI


Skala ekonomi adalah konsep dalam ekonomi yang menggambarkan hubungan antara
produksi dan biaya produksi suatu perusahaan. Skala ekonomi mengacu pada fenomena di
mana biaya produksi per unit menurun seiring dengan peningkatan volume produksi. Dalam
hal ini, semakin besar produksi suatu perusahaan, semakin rendah biaya produksi per unitnya.
Konsep ini didasarkan pada ide bahwa perusahaan dapat memanfaatkan keuntungan ekonomi
skala ketika meningkatkan produksi mereka. Keuntungan ekonomi skala dapat berasal dari
beberapa sumber, seperti:
1. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan faktor produksi, seperti tenaga kerja, bahan
baku, dan mesin. Semakin besar produksi, semakin efisien perusahaan dalam
menggunakan sumber daya tersebut.
2. Skala produksi yang lebih besar juga dapat meningkatkan spesialisasi dan pembagian
kerja, sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi waktu produksi.
3. Dengan skala produksi yang lebih besar, perusahaan dapat memperoleh kekuatan
tawar-menawar yang lebih baik dengan pemasok dan pembeli, sehingga dapat
memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah dan menjual produk dengan
harga yang lebih tinggi.
4. Peningkatan skala produksi juga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
investasi dalam penelitian dan pengembangan, yang pada akhirnya dapat membantu
meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan produk yang lebih inovatif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi skala ekonomi antara lain:

1. Teknologi: perkembangan teknologi dapat memungkinkan perusahaan untuk


memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang lebih rendah dan meningkatkan
efisiensi produksi.
2. Faktor produksi: faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku
mempengaruhi skala produksi. Ketika faktor-faktor produksi tersedia dalam jumlah
yang cukup, perusahaan dapat meningkatkan skala produksinya dan mencapai
keuntungan ekonomi skala.
3. Ketersediaan pasar: Ketersediaan pasar juga mempengaruhi skala ekonomi. Jika pasar
yang tersedia besar, maka perusahaan dapat memproduksi lebih banyak dengan biaya
yang lebih rendah, menghasilkan keuntungan ekonomi skala.
4. Lokasi: lokasi perusahaan dan aksesibilitas ke sumber daya dan pasar juga dapat
mempengaruhi skala produksi. Jika perusahaan berlokasi di daerah yang mudah
dijangkau dengan akses ke sumber daya dan pasar, maka perusahaan dapat
meningkatkan skala produksinya dengan biaya yang lebih rendah.
5. Pengelolaan dan organisasi: pengelolaan dan organisasi yang efektif dapat
memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan faktor produksi dan
mengurangi biaya produksi. Dalam hal ini, pengelolaan dan organisasi yang baik dapat
membantu mencapai keuntungan ekonomi skala.

Contoh skala ekonomi adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan penerbangan: Perusahaan penerbangan dapat mencapai keuntungan


ekonomi skala dengan meningkatkan jumlah penerbangan dan mengoptimalkan
penggunaan pesawat terbang. Dengan meningkatkan jumlah penerbangan, biaya
per unit penumpang dapat berkurang karena biaya tetap seperti biaya pesawat
terbang dan bahan bakar dibagi oleh lebih banyak penumpang.
2. Pabrik mobil: Pabrik mobil dapat mencapai keuntungan ekonomi skala dengan
meningkatkan produksi dan mengoptimalkan penggunaan mesin dan tenaga kerja.
Dalam hal ini, biaya tetap seperti biaya mesin dan peralatan produksi tetap sama,
tetapi biaya per unit mobil akan berkurang karena produksi yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Core Acounting Indonesia (2018, November 22). Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan.
http://coreaccountingindonesia.com/2018/11/teori-produksi-dan- kegiatan-perusahaan.html

Fungsi Produksi dan Cara Menghitungnya. (2023, April 29). Diambil kembali dari Kelas Pintar:
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-10/fungsi-produksi-dan-cara-
menghitungnya-17902/

Nandy. (2021). Gramedia Blog. Diambil kembali dari Jenis-jenis Perusahaan Berdasarkan
Bentuk dan Kegiatannya: https://www.gramedia.com/literasi/jenis-jenis-perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai