Anda di halaman 1dari 3

SUMMARY

Webinar “Geotechnical Engineering in Urban Development”


Oleh :
Abdullah Nur Rahmat – NIM 25022320
Program Magister Geoteknik Institut Teknologi Bandung

Seminar online Webinar Geotechnical Engineering in Urban Development diadakan secara online dengan
menggunakan platform Zoom pada hari Rabu, 17 Mei 2023. Materi dibagi menjadi 2 sesi.

Perkembangan dunia konstruksi diera sekarang memberikan tantangan tersendiri khususnya bagi seorang civil
engineer. Di era modern saat ini banyak sekali pembangunan dalam rangka pengembangan area perkotaaan. Salah
satu tantangan yang dihadapi seorang civil engineer dalam pembangunan di area perkotaaan adalah konstruksi
bangunan bawah tanah yang berada di sekitar area bangunan / perumahan yang sudah berdiri. Adanya konstruksi
bangunan bawah tanah akan sangat mempengaruhi stabilitas tanah disekitar area pembangunan, oleh karena itu
diperlukan perhatian khusus dalam memilih alternatif desain penanganan tanah dan jenis konstruksi dalam proses
pembangunannya. Sehingga tidak mengganggu bangunan yang ada disekitar area pembangunan.

Pada tahap perencanaan, proses perencanaan diperlukan identifikasi parameter tanah, salah satu cara identifikasi
dapat menggunakan triaxial test dapat menggunakan UU, CU, dan CD triaxial test. Secara teoritis, ketika keruntuhan
tak terdrainase tercapai, lingkaran tegangan efektif menyentuh effective stress envelope. Penggunaan kekuatan geser
tak terdrainase dalam praktek sebagian besar dikaitkan dengan kesulitan dalam melakukan pengujian tegangan yang
efektif (kemungkinan lebih banyak kesalahan) dan kesulitan dalam memperoleh Parameter Skempton A pada
berbagai regangan geser. Berikut ilustrasi parameter A pada beberapa kondisi tanah :

Runtuhnya struktur tanah dapat terjadi pada tanah lempung dengan sesitivitas tinggi akibat pembentukan tekanan air
pori yang sangat tinggi.

Selama peningkatan principlal stress, tekanan air pori dapat menjadi negatif pada lempung OC karena pelebaran
benda uji.
Adapun beberapa hasil pengujian tanah pada kondisi kritis, antara lain :

No Uraian Grafik Tegangan Geser vs Stress


1 Undrained Failure NC (Loading,
UU Test)

2 Undrained Failure NC
(Unloading, CD Test)

3 Undrained Failure OC
(Unloading, CD Test)

Tahap analisa setelah didapatkan data penyelidikan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan permodelan tanah
dengan finite element. Beberapa program yang dapat digunakan untuk memodelkan tanah antara lain : Plaxis, FLAC,
dan Midas GTS NX. Pemilihan jenis permodelan tanah menggunakan finite element bergantung dengan kondisi
lapangan dan parameter tanah yang akan dianalisa.

Selain Analisa terhadap kekuatan geser dan daya dukung tanah, pengaruh tekanan uplift merupakan aspek yang perlu
diperhatikan dalam analisa struktur bawah bangunan. Penyebab uplift dapat diketegorikan menjadi 2 yaitu : Static
Uplift – due to ground water dan Liquefaction Uplift.

Dilakukan evaluasi juga ketahanan bangunan terhadap buoyancy, dimana hal tersebut diatur dalam SNI 8460:2017
(9.3.4 Ketahanan terhadap bouyancy). Sedangkan Kriteria Keamanan Gaya Gempa pada Bangun Struktur Besar Bawah
Tanah mengacu pada SNI 8460:2017 – Tabel 52.
Pada sesi 2 membahas mengenai “Karakteristik Clayshale pada Lokasi IKN : Kantor Presiden, Istana Negara & Kawasan
Sekitarnya” oleh Ir. Irawan Firmansyah, MSCE.

Berdasarkan Laporan Basic Design dari PPK Perencanaan pengamatan terhadap Peta Geologi Regional Lembar
Samarinda, Lokasi IKN berada pada formasi Pamuluan dimana mengandung material clay stone, silt stone dan
serpih/shale (Clayshale) dengan nilai permeabilitas sangat kecil / relative kedap sehingga perlu adanya perhatian
khusus akan adanya lempung ekspansif.

Namun setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut disimpulkan bahwa berdasarkan sifat mekanisnya Clayshale
berbeda dengan Expansive Soil. Clayshale memiliki sifat mekanis hanya sedikit mengembang, tidak dapat mendorong
lantai dan umumnya hanya berbahaya untuk lereng tanpa proteksi. Test swelling pressure dan swelling magtitude
tidak dilakukan pada Clayshale. Berdasarkan evaluasi tersebut dan pengamatan lapangan terhadap hasil galian lereng
terbuka, lubang bekas pengambilan data bor tanah dan hasil test pendukung parameter tanah maka diambil
kesimpulan pada lokasi IKN benar terdapat clayshale namun tidak serentan seperti clayshale di Jawa Barat. Potensi
bahaya hanya apabila lereng terbuka dengan jangka Panjang tanpa dilakukan treatment terhadap lereng galian.

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan :


✓ Clayshale bersifat ekspansif tapi clayshale berbeda dengan Expansive Soil.
• Ada kerancuan pengertian Expansive ahli geologi dan ahli geoteknik
• Expansive soils jauh lebih merusak dibandingkan clayshale.
• Swelling test dengan hasil swelling pressure dan swelling magnitude tidak dilakukan ada clayshale.
✓ Pelapisan tanah dasar di IKN beda dengan di Jawa Barat:
• Di Jawa Barat, lapisan diatas Clayshale adalah tuffa dan hasil pelapukannya (Young volcanic products) dari
umur pembentukan yang berbeda dengan clayshale. Young volcanic product ini relatif poros.
Unconformity bedding plane membatasi young volcanic product dan clayshale. Sekalipun demikian
kelongsoran sebagian besar terjadi diantara lapisan young volcanic product itu sendiri.
• Di IKN, lapisan diatas clayshale adalah residual soils yang merupakan hasil pelapukan clayshale. Curah
hujan yang rendah ditambah dengan ikatan antar partikel tanah yang kuat menyebabkan lereng lebih
tahan terhadap longsor. Longsor hanya mungkin terjadi pada tanah residual sebagai akumulasi dari erosi
yang tidak tertangani dengan baik. Kelongsoran besar hanya dapat terjadi pada lereng-lereng yang sangat
tidak terawat untuk jangka waktu yang lama.
✓ Pada daerah Clayshale, desain grading harus melibatkan ahli geoteknik dari awal. Demi mengejar keindahan,
sering kali grading mengalahkan kebutuhan akan stabilitas
• Kelongsoran pada lapisan young volcanic product di Jawa Barat adalah contoh dari kesalahan tersebut.
• Penanaman pohon-pohan besar pada tepi-tepi timbunan yang terlihat indah, tetapi akan merusak stabilitas
clayshale.

Anda mungkin juga menyukai