Anda di halaman 1dari 3

PUYANG LENGI

Dahulu kala, ada sebuah keluarga kecil di Desa Gunung Megang yang terdiri dari seorang ayah, ibu, dan
tiga orang anak (dua anak perempuan dan satu anak laki-laki, dan anak laki-laki inilah yang bernama
Puyang Lengi). Keluarga kecil ini amatlah miskin, tetapi Puyang Lengi mempunyai banyak tanah, hampir
seluruh tanah di desa gunung megang ini miliknya terutama di desa sosokan dan babatan. Seiring
bergulirnya waktu, Puyang Lengi ditinggal oleh kedua kakak perempuannya, karena mereka ingin segera
berkeluarga. Kakak tertua Puyang Lengi menikah dengan seseorang lelaki yang berasal dari Desa
Penukal, sebagai mas kawinnya, calon suami kakak sulung Puyang Lengi memberikan sebidang tanah
kepada sang kakak, tetapi tanah itu adalah Tanah Kite yang artinya tanah yang sering digunakan oleh
masyarakat setempat, sedangkan kakak kedua Puyang Lengi menikah dengan seorang lelaki yang
berasal dari Desa Behene, calon suami kakak kedua Puyang Lengi memberikan sebidang tanah, Tanah
Himbe Deheme, yang ada di Talang Batu Puten, atau Pelawaran sebagai mas kawin mereka, mereka pun
hidup bahagia.

Menurut cerita yang ada, Puyang Lengi adalah orang yang sangat sakti, dengan kesaktiannya tidak ada
yang bisa menandinginya terutama Puyang Palembang.

Pada saat itu banyak orang yang ingin merebut kesaktian Puyang Lengi, diantaranya Puyang Palembang,
pernah terjadi sebuah perkelahian yang sangat hebat antara Puyang Lengi dan Puyang Palembang,
tetapi dalam perkelahian itu Puyang Palembang tidak dapat mengalahkan Puyang Lengi. Memang benar,
kesaktian Puyang lengi lebih tinggi dari kesaktian yang dimiliki oleh Puyang Palembang. Setelah peristiwa
tersebut, dengan adanya ketidakterimaan atas kekalahannya, Puyang Palembang mencari cara untuk
dapat mengalahkan dan membunuh Puyang Lengi. Puyang Palembang menemukan cara untuk
melaksanakan akal jahatnya kepada Puyang Lengi, yaitu dengan menipu Puyang Lengi dengan seorang
gadis yang cantik jelita untuk menjadi istrinya. Alhasil, Puyang Lengi terkena tipu daya Puyang
Palembang, dan dijadikannyalah gadis yang cantik jelita tersebut sebagai istrinya.. Puyang lengi tidak
tahu bahwa gadis yang ingin dinikahinya itu adalah suruhan dari Puyang Palembang. Puyang Lengi
sangat bahagia karenanya.

Pada suatu hari Puyang Lengi menyuruh istrinya untuk mengambil kutu yang ada dirambutnya, dan
rambut Puyang Lengi sangatlah panjang, bahkan panjang rambutnya panjang sampai ketanah, dan
rambutnya itu dipenuhi oleh kutu, tetapi istrinya mau melakukan hal yang disuruh Puyang Lengi.

Sempat ada pembicaraan antara mereka berdua, antara Puyang Lengi dan istrinya yang cantik itu,
istrinya bertanya kepada Puyang Lengi bahwa dia ingin tahu di mana letak kelemahan sang suami.
Bujukan demi bujukan sang istri terus ia lakukan agar ia mengetahui titik kelemahan dari Puyang Lengi,
akhirnya Puyang Lengi memberitahukan titik kelemahannya kepada sang istri yang dari tadi telah
membujuk. Dia mengatakan “apabila ingin membunuhnya harus menggunakan Bombang Burung”,
kemudian sang istri bertanya kembali “apakah ada cara lain? apakah dengan itu saja? itukan sangat sulit
suamiku”, dan Puyang Lengi pun menjawab “sebenarnya ada yang lebih muda, yaitu apabila kamu
mendengar suara akar yang berteriak kearah hilir, maka lemparkanlah Bambu Aor kearah hulu begitu
juga sebaliknya, apabila kamu mendengar suara akar yang berteriak kearah hulu maka lemparkanlah
Bambu Aor kearah hilir.” Akhirnya sang istri mengetahu akan kelemahan dari suaminya.

Beberapa hari kemudian, istri dari Puyang Lengi menemui Puyang Palembang tanpa sepengetahuan
Puyang Lengi, dan istri itupun menceritakan semua letak kelemahan dari suaminya, padahal sang suami
telah berkata bahwa jangan sesekali untuk menceritakan hal ini kepada orang lain.

Setelah mengetahui kelemahan dari Puyang Lengi, Puyang Palembang pun senang dan berniat untuk
membalaskan dendamnya dengan menantang Puyang Lengi.

Dan setelah beberapa hari berlalu, Puyang Palembang menantang Puyang Lengi untuk berkelahi, dan
diperkelahian itu Puyang Palembang dapat mengalahkan dan membunuh Puyang Lengi dengan
mudahnya. Tetapi datanglah Puyang Kapar, teman seperguruan Puyang Lengi untuk menolong Puyang
Lengi untuk membunuh Puyang Palembang, akan tetapi kesaktian antara Puyang Kapar dan Puyang
Palembang seimbang, sehingga mereka sama-sama terbununuh, dan mereka mati bersama-sama di
pinggiran sungai musi, yang anehnya jasad dari Puyang Kapar sama sekali tidak membusuk walaupun
jasad tersebut sudah berhari-hari.

Setelah berhari-hari tidak dikuburkan, tiba-tiba seorang pemuda yang berasal dari Desa Kayu Agung
yang sedang mecari ikan melintasi sungai musi dan melihat jasad Puyang Kapar yang sudah tak berdaya
dipinggiran, dan lelaki tersebut memakamkan jasad tersebut di Punti Kayu. Sedangkan jasad dari Puyang
Lengi dimakamkan di Bukit Siguntang, sedangkan sebelum beliau meniggal, beliau pernah berpesan
kepada rakyatnya “Seandainya saya meninggal, walaupun itu didaerah pertempuran, makamkanlah
jasadku di Desa Gunung Megang, karena disanalah tempat aku lahir, tempat aku hidup, dan tempat aku
menikah, apabila tidak, aku bersumpah bahwa masyarakat asli Desa Gunung Megang tidak akan ada
yang jadi kaya seperti masyarakat di desa lainnya apabila masyarakat Gunung Megang tersebut menikah
dengan sesama masyarakat Gunung Megang.”

Tetapi tak seorangpun yang mau memindahkan jasad Puyang Lengi ke Gunung Megang yang telah
dimakamkan di Bukit Siguntang.

Dan semenjak peristiwa itu sampai sekarang, masyarakat Gunung Megang yang menikah dengan
masyarakat Gunung Megang tidak pernah kaya, walaupun mereka sudah bekerja dengan susah payah,
mereka hanya akan hidup seadanya. Kecuali mereka menikah dengan orang diluar dari desa gunung
megang.

Anda mungkin juga menyukai