Malin Kundang
Dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Malin Kundang. Malin Kundang tinggal
bersama ibunya, bapaknya sudah lama merantau dan belum kembali pulang.Pada suatu hari
Malin Kundang ingin sekali merantau, karena ia melihat seseorang yg telah kembali
merantau menjadi orang kaya.Teringat dengan masalah ekonomi yg diderita Malin Kundang
dan ibunya, Malin Kundang ingin merubah kehidupan dirinya dan ibunya. Diapun meminta
izin pada ibunya,
” Ibu , bolehkah saya merantau ? “tanya Malin Kundang
“Malin, cukup sudah ibu kehilangan bapakmu nak, sekarang ibu tidak mau kehilang kamu
lagi nak “jawab sang ibu
“Tetapi bu, aku ingin merubak kehidupan kita bu, dan siapa tahu aku betemu bapak ketika
aku merantau “kata Malin Kundang
“Yasudah, bila tekad mu sudah kuat, ibu akan mengizinkan mu merantau, asal kamu tidak
boleh melupakan ibu ” kata sang ibu
“Trimakasih bu, aku janji tidak akan melupakan ibu, dan aku akan mengubah kehidupan kita
bu, aku Janji !”kata Malin Kundang bertrimahkasih.
Pagi hari Malin Kundang bersiap siap untuk berangkat merantau.
” Ibu aku pamit bu… ” pamit Malin Kundang
” Nak.. hati hati nak, ibu akan selalu mendoakan mu nak, doa ibu bersama mu nak. Jangan
lupakan ibumu ini nak “pesan sang ibu
kapal Malin Kundang pun berangkat.Dengan hati sedih sang ibu melepas kepergian anaknya.
Diperantauan Malin Kundang bertemu dengan saudagar kaya. Malin Kundang jatuh cinta
dengan anak gadis saudagar kaya tersebut. Akhirnya Malin Kundang pun menikahi gadis
tersebut.Lama kelamaan ia lupa pada ibunya.Suatu hari Malin Kundang ditugaskan
berdagang di kampung halamannya.Dia pun berangkat bersama istrinya.Kedatangan Malin
Kundang dilihat oleh teman Malin Kundang dahulu sebelum merantau, taman Malin
Kundang tersebut memberi tahu kepada ibu Malin Kundang bahwa malin Kundang sudah
pulang dan bersama istrinya.
Ibunya mendatangi Malin Kundang.
” Oh anakku akhirnya kau kembali dan membawakan ibu seorang menantu”kata sang ibu
” Siapa kamu, aku tidak mengenalimu ?”kata Malin Kundang
” Aku ini ibumu nak, kau tak ingat. Ibu yg telah melahirkanmu.”jawab sang ibu
” Ibuku sudah meninggal, jadi aku tidak mempunyai ibu !”tukas Malin Kundang
“Siapa ini Malin ?Apakah ini ibumu ?” tanya istri Malin Kundang
” Bukan siapa siapa.Ini orang gila yg mengaku ngaku sebagai ibuku!” jelas Malin pada
istrinya
Malin Kundang dan istrinya pun meninggalkan sang ibu.
Sang ibu pun berdoa.
“Ya tuhan, anakku telah durhaka pada ku kutuklah dia menjadi batu !’
Dan akhirnya Malin Kundang dan istrinya dikutuk menjadi batu.
Cerita Rakyat Jawa
Timun Mas
Pada zaman dahulu, di sebuah desa dekat hutan tinggallah sepasang petani yang telah
lama belum dikarunia anak. Mereka setiap hari memohon kepada Tuhan agar diberi anak.
Dan pada suatu hari, doa mereka didengar oleh seorang raksasa. Sang raksasa pun
menawarkan bantuan kepada sepasang petani tersebut kalau mereka akan memperoleh
seorang anak dari buah timun yang mereka tanam di ladang mereka. Tetapi sang raksasa
mengajukan syarat, apabila mereka anak mereka telah berusia 17 tahun, mereka harus
menyerahkannya kepada sang raksasa. Sepasang petani itu pun menyetujuinya tanpa pikir
panjang. Sang anak pun diberi nama Timun Mas.
Mereka pun hidup berbahagia hingga ketika Timun Mas berumur 17 tahun, sang raksasa
datang menagih janjinya. Sepasang petani itu melupakan janjinya dan ketakutan. Mereka
menyuruh Timun Mas menyelamatkan diri dengan membawa 4 benda ajaib, yaitu biji timun,
jarum, garam, dan terasi.
Timun Mas menyebarkan biji timun yang kemudian berubah menjadi ladang timun. Sang
raksasa berhenti untuk memakan timun kesukaannya. Setelah kenyang, ia mengejar Timun
Mas lagi. Ketika sang raksasa mendekat, Timun Mas menyebar jarum yang kemudian
berubah menjadi hutan bambu berduri yang lebat. Ketika hampir tersusul kembali, Timun
Mas menyebar garam yang seketika berubah menjadi lautan. Sang raksasa dapat berenang
dan mengejar Timun Mas hingga akhirnya Timun Mas menyebarkan terasi yang berubah
menjadi lumpur. Sang raksasa yang telah kelelahan akhirnya tenggelam ke dalam lumpur.
Akhirnya Timun Mas kembali ke rumah orang tuanya dengan selamat dan karena
kecantikannya dipersunting oleh seorang pangeran.
Cerita Rakyat Kalimantan
Mandin Tangkaramin
Konon,dahulu kala ada dua orang pemuda saling mengadu kekuatan. Mereka bernama Bujang alai dan
bujang kuratauan. kedua pemuda tersebut memiliki kelebihan maupun kekurangan tersendiri.
Bujang alai adalah pemuda tampan dan gagah perkasa. Namun,ia congkak dan mau menang sendiri, ia
merasa unggul segala-galanya. Apalagi ia anak orang kaya "Siapa wani melawanku? Lakasi maju" Begitu kata
Bujang alai, setiap melihat orang yang membahayakan dirinya, ia tak pernah ketinggalan menyelipkan keris
naga api dipinggangnya. Sering kali Bujang Alai menyiksa orang yang tidak tahu menahu
Sedangkan Bujang kuratauan adalah seorang pemuda sederhana. sikap dan tutur katanya sangat sopan,
selalu menghormati orang lain dan tidak sombong walaupun dirinya anak tak mampu, namun ia mempunyai
jiwa sosial yang tinggi. "esok amun pian sudah ganal, umpati teladan Bujang Kuratauan,'kata seorang ibu
kepada anaknya yang masih kecil.
"ia cepat kaki dan ringan tangan, suka menolong orang yang mrnderita."Lnjutnya. Dengan demikian Bujang
Kuratauan dijadikan teladan atau panutan bagi orang lain. Demi menjaga keselamatan dirinya Bujang Kuratauan
Selalu membawa parang bangkul yang diselipkan di pinggangnya.
Pada suatu hari, di desa kedua pemuda tersebut gempar, Kenapa? "Tolonglah nak carilah anakku sampai
ketemu." pinta ayah gadis kepada Bujang kuratauan, Bujang kuratauan langsung terusik hatinya. ia berdaya
supaya menemukan gadis yang hilang itu. "Hem iya ah gadis yang hilang nintu di bawa lari bujang alai?"
Gumam Bujang Kuratauan. "Amun bujur itu terjadi baarti Bujang Alai menyupan akan kampung yang akur ni,"
ujarnya "aku harus kawa manamuakan gadis nang hilang nintu wayahini jua!" Tekad bujang kuratauan menyala
nyala.
Bujang Alai mendengar bahwa Bujang Kuratauan hendak menyelidiki dan mengungkap raib nya gadis desa
itu. Bujang Alai menyombongkan diri bahwa dialah yang telah berhasil menculik gadis dari orang tuanya tanpa
ada yang tahu Bujang Alai pun bersuara lantang. "Aku yang menyimpani gadis nintu, lingkangi dahulu
mayatku!" Tanpa bersusah payah Bjang Karatauan telah mengatahui bahwa yang menculik gadis tersebut adalah
bujang alai.
Bujang Kuratauan dengan gagah berani mendatangi rumah Bujang alai, ia hendak menjemput gadis yang di
culik bujang alai itu dengan cara damai. Namun, apa yang terjadi? "Sebelum ikam kawa berhasil membawa
gadis itu, rasa akan ujung karisku!" tantang Bjang Alai sambil menghunus keris naga api miliknya. Dalam
sekejap keris naga api milik Bujang alai langsung ditikamkannya kedada Bujang Kuratauan. Bujang karatauan
mengihndar secepat mungkin, sehingga keris naga api menembus udara. Melihat keadaan itu, Bujang alai
semakin memanas. "Sudaham, kita kada usah bakalahian, kita bakakaluargaan haja, supan kaina dilihat
urang,"kata Bujang Kuratauan. Mendengar ucapan Bujang Kuratauan itu, Bujang Alai bukan dingin hatinya,
tetapi malah menjadi panas membara. "Aku kada handak di remehakan! apalagi ikam mahina aku! Ayo
bahaharatan! Baadu sanjata!" tantang Bujang Alai, sambil memainkan kerisnya dengan angkuhnya. Bujang
Kuratauan menjawab tantangan dengan penuh kesabaran, ia mengeluarkan parang bangkul dari sarungnya.
"parang bangkul? buang haja kessampah!" Ejek Bujang Alai , melihat senjata Bujang Kuratauan. Parang
Bangkul adalah senjata tradisional orang banjar. "Pakai senjata ikam, amun ikam bujur-bujur lalakian!" Tantang
Bujang Alai. Bujang Kuratauan hanya tersenyum, tetapi parang bangkul telah siap di tangan nya.
Bujang Alai tidak senang melihat Bujang Kuratauan yang telah meremehkannya itu...Seketika itu juga
Bujang Alai langsung menyerang Bujang Kuratauan. "Rasa akan keris saktiku!" seru Bujang Alai sambil
melompat dan langsung menerjang Bujang Kuratauan. Keris Bujang Alai beberapa kali menuju dada Bujang
Kuratauan, Tetapi tidak ada satupun mengenai sasaran. Dengan gesit Bujang Kuratauan menghindar. Bahkan
sebenarnya Bujang kuratauan bisa menangkis dan merebut keris Bujang Alai, tetapi ia tak mau melakukannya.
Namun setelah beberapa lama pertarungan beralan, Bujang Kuratuan sesekali membalas serangan Bujang Alai
dengan parang bangkulnya.
Hasil pertarungan harini tidak ada yang menang maupun sebaliknya. "Sekarang kita lanjutkan perkelahian
di Mandin Tangkaramin"Tantang Bujang Alai.
"setuju"jawab Bujang Kuratuan, kemudian mereka menuju air terjun yang bernama Mandin Tangkaramin
tersebut. Pertarungan pun berlangsung lama.Namun,kedua orang itu tidak ada yang terluka, Tetapi hantaman
parang bangkul Bujang Kuratuan ada beberapa mengenai dada Bujang Alai, namun di bagian luar bujang alai
tidak ada tergores sedikitpun, tetapi di bagian dalam tubuh Bujang Alai remuk dan akhirnya meningal dunia.
Pihak Keluarga Bujang Alai menuntut balas, "kita harus cari siasat! bila kaina kaluarga Bujang Alai
menyerang, kita langsung bukah ka mandin tangkaramin,"kata Bujang Kuratuan kepada
keluarganya.Benar,malam malam itu keluarga Bujang Alai menyerang pihak keluarga Bujang Kuratuan dengan
membawa obor. "kasi gugur akan obor ka air terjun Mandin Tangkaramin,"perintah Bujang Kuratauan.
rombongan keluarga Bujang Alai langsung mengikuti kearah jatuhnya obor-obor tersebut. Mereka mengira
rombongan Bujang Kuratauan memotong jalan. akhirnya rombongan Bujang Alai terjatuh ke air terjun Mandin
tangkaramin. Darah mereka jatuh bercucuran di bebatuan. Bebatuan menjadi merah,semerah kulit manggis.
Penduduk disana menyebutnya Batu Manggu Masak.
Cerita Rakyat Sulawesi