Anda di halaman 1dari 1

PENYEBARAN STROKE

Penyebaran penyakit stroke tidak terjadi seperti penyakit menular. Stroke biasanya disebabkan oleh
faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, pola makan yang tidak sehat, dan
kurangnya aktivitas fisik. Namun, kesadaran akan faktor-faktor risiko ini dan perubahan gaya hidup
dapat membantu mencegah stroke. Definisi dari WHO menyebut kan bahwa stroke adalah suatu
kumpulan gejala klinik yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak, baik sebagian/menyeluruh, secara
tibatiba yang disebabkan hanya oleh gangguan pembuluh darah otak.

Hasil penelitian menunjukkan responden usia >55 tahun secara signifikan memiliki peluang 3,23 kali
lebih besar lebih besar daripada usia <55 tahun untuk menderita stroke. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian di Jawa Timur bahwa individu berusia >55. Tahun berpeluang 6,13 kali untuk menderita
stroke dibandingkan dengan individu berusia < 55 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori,
dimana resiko kejadian stroke cenderung mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan usia dan
peluang terjadinya stroke akan meningkat dua kali lipat setelah usia 55 tahun.11 Stroke juga sering
disebut dengan penyakit penuaan karena terjadi kemunduran struktur dan fungsi organ tubuh,
termasuk pembuluh darah di otak yang kehilangan elastisitasnya.

Laki-laki cenderung memiliki kejadian stroke lebih tinggi (1,8%). Namun hasil analisis tidak
ditemukan hubungan sinifikan antara jenis kelamin dengan stroke. Hal ini sejalan dengan penelitian
Natasia (2019) dimana perbedaan nilai secara statistik tidak bermakna, namun laki-laki memiliki risiko
1,38 kali lebih besar untuk menderita stroke dibanding perempuan.13 Berbeda dengan penelitian Putri
(2015) dimana terdapat hubungan siginifikan antara jenis kelamin dengan kejadian stroke dan laki-laki
memiliki peluang 2,04 kali lebih besar menderita stroke dibanding perempuan.

Kejadian stroke pada laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan risiko yang bergantung pada usia.
Risiko stroke pada perempuan lebih tinggi setelah menopause. Hal ini dikarenakan produksi hormon
estrogen yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seluruh organ tubuh termasuk jantung dan
pembuluh darah berkurang setelah menopause. Oleh karenanya perempuan lebih banyak menderita
stroke pada usia lanjut. Pada laki-laki kejadian stroke lebih banyak karena terdapat hormon testoteron
yang dapat meningkatkan kadar LDL darah. Hasil penelitian menemukan responden dengan aktivitas
fisik kurang secara signifikan memiliki peluang 2,86 kali lebih besar untuk mengalami stroke lebih besar
daripada responden dengan aktivitas fisik cukup. Sama halnya dengan penelitian Zhang, et al. (2017)
yang juga menyatakan bahwa kurang aktivitas fisik berhubungan signifkan dengan kejadian stroke serta
memiliki peluang 1,47 kali lebih besar untuk terkena stroke dibandingkandenganorangyang cukup
beraktivitas fisik.17Aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan kolesterol,
mengurangi risiko diabetes melitus, menurunkan berat badan, meningkatkan level HDL dan dalam
jangka panjang dapat meningkatkan kesehatan otak.

Sumber :

Vika Azzahraa., Sudarto Ronoatmodjo. (2018). Factors Associated with Stroke in Population Aged >15
Years in Special Region of Yogyakarta (Analysis of Basic Health Research 2018). Vol.6

Anda mungkin juga menyukai