107-Article Text-210-1-10-20191029
107-Article Text-210-1-10-20191029
ABSTRAK
Pembelajaran matematika merupakan suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan
hubungan-hubungan serta simbol-simbol kemudian diterapkan pada situasi nyata.
Pemebelajaran matematika ini bertujuan untuk menguasai konsep matematika, menerapkan
konsep tersebut dalam pemecahan masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan. Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah dasar
realitasnya masih banyak siswa yang berasumsi bahwa pembelajaran matematika ini adalah
pembelajaran yang relatif paling sulit dikuasi dan tidak menarik bagi siswa. Hal ini
dikarenakan proses pembelajaran matematika yang cenderung monoton baik dari penggunaan
model, metode maupun media belajar. Oleh karena itu, perlu menerapkan model-model
pembelajaran salah satunya menerapkan model Problem Based Learning (PBL). Model Problem
Based Learning (PBL) merupakan model pengajaran yang menjadikan permasalahan nyata
sebagai konteks utama untuk peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah serta memperoleh pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBL ini
dapat menjadi kontruksi aktivitas belajar siswa.
Kata kunci : model Problem Based Learning (PBL), Pembelajaran matematika
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu peserta didik
agar dapat mengembangkan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran harus dilakukan dengan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk aktif atau menjadi pelaku utama dalam proses pembelajaran.
Sehingga peserta didik tidak hanya menerima ilmu atau informasi yang disampaikan pendidik.
Akan tetapi, dengan kesempatan tersebut siswa mampu memecahkan suatu permasalahan dan
mendapatkan ilmu atau informasi secara luas. Memotivasi atau merangsang keaktifan peserta
didik, pendidik harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Seperti
yang tercantum dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 menyebutkan bahwa ‘Proses
734
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
735
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
Rumusan masalah dalam kajian ini yaitu 1) Bagaimana pembelajaran matematika di sekolah
dasar. 2) Bagaimana implementasi Model Problem Based Learning (PBL). Sementara itu tujuan
kajian berdasarkan rumusan masalah yaitu 1) Mendeskripsikan pembelajaran matematika di
sekolah dasar. 2) Mendeskripsikan implementasi model Problem Based Learning (PBL). Manfaat
yang dapat di peroleh dari artikel ini mencakup beberapa diantaranya 1). Sebagai referensi
pembelajaran di sekolah dasar. 2) Sebagai bahan bacaan untuk mengetahui implementasi model
Problem Based Learning (PBL).
KAJIAN LITERATUR
1. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar
Matematika dalam dunia pendidikan menitik beratkan kepada kehidupan sehari-hari,
contohnya mulai dari waktu, pengukuran, interaksi jual beli, dan lain-lain. Secara tidak
langsung matematika mengajarkan siswa menyelesaikan masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini diperkuat oleh pandangan Marti (dalam Sundayana, 2016 : 2)
yang mengemuka-kan bahwa ‘meskipun matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari’. Kemudian matematika menurut
Sugiarto (dalam Nahdi, 2018: 51) ‘Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam dalam berbagai disiplin
dan menunjukan daya pikir manusia’.
Pembelajaran matematika memiliki peran intim dalam proses pembelajaran, karena
matematika merupakan suatu cabang ilmu yang menjadi pelayan bagi cabang ilmu lainnya
seperti, kimia, fisika dan ekonomi. Selain itu, matematika juga salah satu mata pelajaran
yang ada dalam Ujian Nasional pendidikan dasar dan menengah. Menurut Brunner (dalam
Heruman, 2017 : 4) ‘dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang diperlukannya’. Artinya, dalam proses pembelajaran
matematika, siswa tidak hanya belajar dengan mendapat transfer ilmu melainkan siswa
belajar untuk memecahkan suatu permasalahan sendiri dan memberikan penemuan
informasi baru untuknya.
Pembelajaran matematika tidak hanya penting dalam proses perkembangan ilmu
pengetahuan saja, akan tetapi berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian siswa. Dalam
proses pembelajaran matematika, akan terlihat kepribadian setiap siswa, seperti rasa ingin
tahu, teliti, bertanggungjawab dll. Melalui pembelajaran matematika, siswa belajar untuk
736
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
737
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
learning. Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga
siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dengan mudah
menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti. 3) New information is acquired
though self-directed learning. Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum
mengetahui dan memahami suatu pengetahuan persyaratan sehingga siswa berusaha
untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya. 4)
Learning occurs in small groups. Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam
usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok
kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan
tujuan yang jelas. 5) Teacher act as facilitators. Pada pelaksanaan PBM, guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Meskipun bagi guru harus selalu memantau perkembangan
aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.
Adapun karakteristik PBL menurut Ibrahim dan Nur (dalam Haryanti, 2017: 59)
yaitu: 1) pengajuan maslaah atau pernyataan secara secara social penting dan secara
perbadi bermakna untuk siswa karena sesuai dengan kehidupan nyata autentik,
menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai berbagai macam
solusi untuk situasi tersebut; 2) berfokus pada keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu;
3) penyelidikan autentik dimana siswa menganalisis dan mendefinisikan
masalah,mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisis informasi melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan
merumuskan kesimpulan; dan 4) menghasilkan produk atau karya dan
memamerkannya.
c. Tahapan-tahapan model PBL
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL)
memiliki beberapa tahapan. Menurut Trianto (dalam Isrok’atun dan Rosmala, 2018: 46)
tahapan-tahapan PBL yaitu 1) Orientasi siswa pada masalah. 2) Mengorganisasi siswa
untuk belajar. 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. 4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Adapun tahapan Problem Based Learning (PBL) menurut Huda
(dalam Shoimin, 2017: 47) yaitu: 1) Menyajikan suatu masalah. 2) Mendiskusikan
masalah. 3) Menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru. 4) Berbagi informasi. 5)
Menyajikan solusi. 6) Merefleksi.
738
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
739
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
740
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tantang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain Pembelajaran yang
Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Haryanti, Y.D. (2017). Model Problem Based Learning Membangun Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas, 3, (2), hlm. 57-63.
Heruman. (2017). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Isrok’atun dan Rosmala, A. (2018). Model-Model Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Masyithah. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Min 3 Banda Aceh. Skripsi sarjana pada
FTK UIN AR-RANIRY Banda Aceh: tidak diterbitkan.
Nahdi, D.S. (2018). Eksperimentasi model Problem Based Learning dan model Guided Discovery
Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari self efficacy
siswa. Jurnal Cakrawala Pendas, 4, (1), hlm. 50-56.
Santoso, E. (2018).Pembeajaran Berbasis Masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan
pemecahan matematika siswa. Jurnal THEOREMS (The Original Research of
Mathematics), 2, (2), hlm. 80-87.
Shoimin, A. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media Group.
Sundayana, R. (2016). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
741