Anda di halaman 1dari 45

Metodologi

Riset
Keperawatan

Blog : www.transinfotim.blogspot.com
PENTING UNTUK DIBACA . . . !
PENERBIT
Adalah rekanan pengarang dalam menerbitkan sebuah buku. Penerbit
mempunyai hak untuk menerbitkan dan mendistribusikan buku. Metodologi
PENGARANG
Adalah pencipta naskah buku yang menyerahkan naskah hasil karangannya Riset
kepada penerbit yang ditunjuk untuk menerbitkan hasil karyanya. Penga-
rang mempunyai hak penuh atas karyanya dan mendapat imbalan berupa
royalti, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan penerbit. Keperawatan
PEMBAJAK
Adalah pihak luar yang tidak ada ikatan dengan pengarang dan penerbit
dalam hal apapun, maka sangat tidak dibenarkan untuk menerbitkan dan
mendistribusikan buku.
Untuk menghargai dan menambah motivasi para penulis dalam meng-
hasilkan karyanya untuk diterbitkan, hendaknya anda tidak menggunakan
buku hasil bajakan.

Kutipan Pasal 72 : Rian Adi Pamungkas, S.Kep. Ns., MNS


Sanksi Pelanggaran Hak Cipta Andi Mayasari Usman, S. Kep. Ns., M.Kep
(Undang-Undang No.19 Tahun 2002)
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan se-
bagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan / atau den-
da paling sedikit Rp.1.000.000,00,- (Satu juta rupiah) atau pidana
penjara paling lama 7 (Tujuh) tahun dan / atau denda paling banyak
Rp.5.000.000.000,00,- (Lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan
atau menjual kepada umum suatu hak cipta atau barang hasil pelang-
garan Hak Cipta atau Hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan / atau
denda paling banyak Rp.500.000.000,00,- (Lima ratus juta rupiah). Penerbit : TRANS INFO MEDIA, Jakarta
Blog : www.transinfotim.blogspot.com

ii Metodologi Riset Keperawatan


Metodologi Riset Keperawatan
Penulis : • Rian Adi Pamungkas, S.Kep. Ns., MNS
• Andi Mayasari Usman, S.Kep Ns., M.Kep
Copy Editor : Taufik Ismail
Design Cover : Ari M@ftuhin Kata Pengantar
Anggota IKAPI, Jakarta 
Diterbitkan Pertama kali oleh :
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas
CV. TRANS INFO MEDIA
ilmu yang senantiasa dicurahkan sehingga buku yang
Jl. MAN 6 No.74 Kramat Jati — Jakarta Timur
Telp / Fax : (021) 8778 3328 / Hp : 0813 1164 2419 berjudul “Metodologi Riset Keperawatan” dapat terse-
lesaikan dengan baik. Buku ini disusun oleh penulis untuk
Email : penerbit_tim@yahoo.com
menyampaikan informasi terkait metode penelitian
Facebook : Penerbit Buku Kesehatan / Twitter : @BukuTim
kesehatan. Buku ini disusun secara sistematis dan de-
Blog : www.transinfotim.blogspot.com
ngan bahasa yang mudah untuk dipahami sehingga
diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang mahasiswa kesehatan, dosen, praktisi maupun peneliti.
Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya saya ucapkan kepada guru, rekan sejawat dan
Cetakan Pertama : 2017 dosen yang telah membekali penulis dan memberikan
sumbangsihnya terhadap penyelesaian buku ini. Terima
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Penerbitan (KDT)
kasih yang setinggi-tingginya juga saya haturkan ke-
pada :
Pamungkas Adi Rian,
1. Ibu dan almarhum bapak saya yang telah mendu-
Metodologi Riset Keperawatan / Rian Adi Pamungkas, S.Kep. Ns., MNS
; Jakarta. TIM, 2017 kung dan mendoakan saya sampai seperti sekarang.
Saudara-saudaraku (Hariani, S.Pd dan Ibnu Masud)
Ukuran Buku : 14 x 21 cm ; xiv + 186 Halaman yang telah banyak berkorban baik moral maupun
ISBN :
materil.

iv Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 


2. Pembimbing saya di Mahidol University Assist. Prof. Seperti kata pepatah klasik mengatakan “Tiada gading
Dr. Kanitta Chamroonsawasdi dan Assist. Prof. Dr. yang tak retak” seperti itu pulalah penulis menyadari
Paranee Vatanasomcoon. Thank you for your guid- mungkin dalam penulisan buku ini masih banyak memi-
ance. liki kekurangan. Oleh karena itu penulis masih meng-
3. Ibu Ketua Yayasan STIKes Mega Rezky Makassar, Ny. harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
Hj. Suryani, SH., MH dan Bapak Pembina Yayasan dari para pembaca.
DR. Alimuddin atas dukungan morilnya kepada pe- Pada akhirnya penulis mengucapkan terima kasih ke-
nulis. pada semua pihak, semoga buku ini bermanfaat kepada
4. Ketua STIKes Mega Rezky Makassar, Prof. Dr. Rusli pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan dan
Ngatimin, MPH, terima kasih atas bantuan dan du- kesehatan, praktisi, dosen keperawatan dan peneliti di
kungannya selama ini. bidang kesehatan.
5. Ibu Ketua STIKes Marendeng Majene, Hermin
Manganan, SKM., M.Kes dan Bapak Imran Yaman,
S. Kep. Ns., M.Kes atas bantuan dan dukungannya
Makassar, Januari 2017
selama saya menempuh pendidikan di almamater
tercinta. Penulis,
6. Nusdin, S.Kep. Ns., M. Kes Dosen Mega Rezky
Makassar, atas bantuan, dukungan serta sarannya
kepada penulis. Rian Adi Pamungkas
7. Dosen pengajar dari Prince of Songkla University
Thailand, dosen dari Mahidol University Thailand
serta rekan-rekan mahasiswa program doktoral
Fakultas Public Health Mahidol University, Rekan
dosen, Mahasiswa (i) yang penuh inspirasi dari
STIKes Mega Rezky Makassar dan STIKes Marendeng
Majene.

vi Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan vii


Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................. v
Daftar Isi ............................................................................. ix

Bab 1
Konsep Dasar Riset Keperawatan Dan Evidence
Base Practice .................................................................... 1
1. Paradigma dalam Riset Keperawatan . ......................... 2
2. Definisi Riset Dan Riset Keperawatan .......................... 3
3. Pentingnya Riset dalam Keperawatan .......................... 4
4. Jenis Penelitian.............................................................. 7
5. Step dalam Penelitian Kuantitatif................................... 9

Bab 2
Judul Penelitian, Rumusan Masalah Dan
Tujuan Penelitian .............................................................. 15
1. Judul Penelitian ............................................................. 16
2. Rumusan Masalah ........................................................ 18
a. Definisi Rumusan Masalah ...................................... 18
b. Bentuk Rumusan Masalah ....................................... 19
c. Kriteria Rumusan Masalah yang Baik ...................... 22
d. Cara Menemukan Gap dalam Penelitian ................. 23
3. Tujuan Penelitian . ......................................................... 25

viii Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan ix


Bab 3 Bab 6
Hipotesis Penelitian ......................................................... 27 Kode Etik dalam Riset Keperawatan .............................. 63
1. Definisi Hipotesis Penelitian .......................................... 28 1. Gambaran Terkait Kode Etik Penelitian . ....................... 64
2. Jenis Hipotesis Penelitian ............................................. 28 2. Manfaat Kode Etik Penelitian ........................................ 64
3. Bentuk Hipotesis Penelitian .......................................... 29 3. Ethikal Clearence dalam Penelitian Kesehatan ............ 65
4. Ciri-ciri Hipotesis Penelitian .......................................... 31 4. Prinsip Dasar Etik dalam Penelitian .............................. 66
5. Fungsi Hipotesis Penelitian ........................................... 31 5. Pelanggaran Terhadap Etik Penelitian .......................... 69

Bab 4 Bab 7
Kerangka Teori dan Kerangka Konsep .......................... 33 Jenis dan Desain Penelitian Kuantitatif ......................... 71
1. Definisi Kerangka Teori ................................................. 34 1. Penelitian Deskriptif ...................................................... 72
2. Definisi Kerangka Konsep ............................................. 35 a. Penelitian dengan Metode Survei ............................ 73
3. Step Penyusunan Kerangka Konsep ............................ 36 b. Penelitian dengan Metode Studi Kasus ................... 78
4. Contoh Kerangka Konsep ............................................. 37 c. Penelitian dengan Metode Cross-sectional . ............ 81
d. Penelitian dengan Metode Kasus Kontrol ................ 83
Bab 5
e. Penelitian dengan Metode Kohor ............................. 85
Literature Review ............................................................ 41
2. Penelitian Inferensial ..................................................... 91
1. Definisi Literature Review ............................................. 42
a. Penelitian dengan Metode Quasi Exsperiment ........ 92
2. Fungsi Literature Review .............................................. 43
b. Penelitian dengan Metode True Experiment ............ 95
3. Step dalam Menyusun Literature Review ..................... 44
1) Penelitian True Experiment ................................. 95
4. Tips Membaca Jurnal / artikel Ilmiah ............................. 46
2) Rancangan Desain True Experiment .................. 96
5. Level Jurnal Ilmiah......................................................... 50
a) Pretest-Postest control group design ............. 96
6. Data Base Elektronik untuk Literature Review .............. 52
b) Posttest-ony control group design ................. 97
7. Metode Sitasi ................................................................ 53
c) Salomon three group ..................................... 98
a. Vancouver citation style . ............................................... 53
d) Randomized solomon four group design ....... 98
b. APA citation style . ......................................................... 56
e) Pretest control group design .......................... 99
c. Harvard citation style . ................................................... 60

 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan xi


Bab 8 3. Validitas Instrumen ........................................................ 123
Teknik Sampling dalam Penelitian Kuantitatif ............... 101 a. Internal validity (Validitas isi) .................................... 123

1. Definisi Populasi . .......................................................... 102 b. Construct validity ...................................................... 124


c. External validity ........................................................ 124
2. Definisi Sampel ............................................................. 103
4. Reliabilitas Instrumen .................................................... 125
3. Definisi Sampling .......................................................... 103
5. Cara Mencegah Variabel Perancu
4. Jenis Sampling Dan Metode Sampling.......................... 104
(confounding variable) . ................................................. 130
a. Probability Sampling ............................................... 105
a. Random System (Sistem acak) ............................... 130
1) Simple random sampling (Acak sederhana) ....... 105
b. Homogeneity (keseragaman sampel) ...................... 131
2) Systematic random sampling c. Matching . ................................................................. 132
(Acak sistematis) . ............................................... 106
d. Statistical control ...................................................... 133
3) Stratified random sampling (Acak bertingkat) ..... 108
6. Perhitungan Nilai Validitas dan Reliabilitas
4) Cluster random sampling .................................... 110 dengan Komputer........................................................... 135
5) Multistage atau double random sampling ........... 112
b. Teknik Sampling Non-Probabilitas .......................... 112
Bab 10
Statistik Deskriptif ............................................................ 137
1) Quota sampling ................................................... 112
1. Skala Pengukuran Data ................................................ 138
2) Aksidental sampling ............................................ 113
a. Data Nominal ........................................................... 138
3) Purposive sampling . ........................................... 114
b. Data Ordinal ............................................................. 139
4) Total sampling ..................................................... 114
c. Data Interval ............................................................. 139
5) Snowball sampling .............................................. 115
d. Data Rasio ............................................................... 140
Bab 9 2. Distribusi Frekuensi . ..................................................... 140
Instrumen Penelitian ........................................................ 117 3. Tendensi Sentral ........................................................... 141

1. Definisi Instrumen Penelitian . ....................................... 118 a. Mean (nilai rata-rata) ................................................ 141
b. Median (nilai tengah) . .............................................. 142
2. Metode pengumpulan Data ........................................... 118
c. Mode (modus) .......................................................... 144
a. Observasi ................................................................. 118
4. Variability ....................................................................... 145
b. Wawancara .............................................................. 120
a. Range . ..................................................................... 145
c. Kuesioner (Angket) .................................................. 121
b. Standar Deviasi ........................................................ 147

xii Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan xiii


5. Bivariat Deskriptif Statistik . ........................................... 150
a. Tabel Kontingensi .....................................................
b. Korelasi ....................................................................
150
151
Bab 1
c. Relative Risk ............................................................ 152
d. Odd Rasio ................................................................ 154
Konsep Dasar Riset Keperawatan
Bab 11 Dan Evidence Base Practice (EBP)
Statistik Inferesial . ........................................................... 157 
1. Hipotesis Testing ........................................................... 158
a. Hipotesis Nol ............................................................ 159
b. Type 1 dan Type 2 error ........................................... 160
c. Signifikansi Level ..................................................... 161
2. Uji Parametrik dan Non-Parametrik Kelompok
Berbeda.......................................................................... 162 Tujuan Instruksional :
a. Uji Parametrik 2 Kelompok Berbeda ........................ 163 Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan
b. Uji Non-Parametrik 2 Kelompok Berbeda ................ 165 pembaca dapat memahami mengenai :
c. Uji Anova dan Lebih Dari 2 Kelompok 1. Paradigma dalam riset keperawatan.
yang Berbeda............................................................ 165 2. Definisi dari riset keperawatan.
d. Repeated Measures ANOVA .................................... 166 3. Pentingnya riset keperawatan.
e. Uji Non-Parametrik ANOVA 4. Jenis riset dalam keperawatan.
(Analysis of Variance) .............................................. 167
5. Tahapan dalam penelitian kuantitatif.
3. Uji Beda Proporsi .......................................................... 168
4. Uji Korelasi .................................................................... 169

Daftar Pustaka . ................................................................. 171


Index . ................................................................................ 173
Lampiran ............................................................................ 181
RIwayat Penulis . ................................................................ 185

xiv Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 


1. Paradigma dalam Riset Keperawatan nal dengan sebutan Evidence-Based Nursing (EBN)
Paradigma dalam suatu penelitian dapat diartikan se- yang merupakan pendekatan yang dapat digunakan
bagai bentuk perspektif riset yang digunakan peneliti dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasar-
yang berisi bagaimana peneliti melihat suatu reali- kan evidence atau fakta.
tas (world views), bagaimana mempelajari fenome- Penerapan hasil penelitian dalam pelayanan kesehat-
na dan cara-cara yang digunakan dalam penelitian an adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mem-
serta bagaimana cara menginterpretasikan temuan- perbaiki pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
temuan tersebut. efektivitas pembiayaan (cost effectiveness), mening-
Seorang peneliti harus mampu menggabungkan teori katkan kegiatan riset keperawatan dan melakukan
/ ide yang ada dengan fakta di lapangan dan dilaku- inovasi-inovasi dalam memberikan pelayanan dan
kan secara sistematis. Jadi, dapat dikatakan bahwa menerapkan hasilnya dalam praktik keperawatan
penelitian merupakan proses yang dilakukan secara merupakan kebutuhan mendesak untuk mening-
sistematis untuk menghasilkan pengetahuan (know- katkan kualitas pemberian asuhan keperawatan yang
ledge), yang ditandai dengan dua proses yaitu : (1) lebih efektif dan efisien.
proses pencarian yang tidak pernah berhenti, dan (2)
2. Definisi Riset dan Riset Keperawatan
proses yang sifatnya subyektif karena topik pene-
litian, model penelitian, obyek penelitian dan alat Riset didefinisikan sebagai sistematik ilmu yang
analisnya sangat tergantung pada faktor subjektifitas menggunakan disiplin ilmu untuk menjawab sebuah
si peneliti. pertanyaan atau mengatasi masalah. Tujuan dari
riset ini adalah mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam dunia kesehatan khususnya keperawatan,
Riset keperawatan adalah sistematik ilmu yang di de-
praktik profesional seorang perawat sering didasar-
sain untuk mengembangkan tindakan keperawatan
kan pada evidence based practice (EBP). EBP terse-
melalui sebuah evidence mengenai isu penting dari
but melibatkan penggunaan evidence yang terbaik
profesi keperawatan termasuk area praktik kepera-
dalam membuat keputusan saat memberikan pera-
watan, pendidikan keperawatan, administrasi, infor-
watan kepada pasien. Ternyata evidence tersebut
masi keperawatan dan inovasi dalam tindakan dan
didapat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh
pelayanan keperawatan. Riset klinis keperawatan
perawat ataupun tenaga kesehatan lainnya.
adalah riset yang di desain sebagai panduan dalam
Dalam praktik keperawatan penggunaan Evidence-
praktik keperawatan dalam meningkatkan kualitas
Based Practice (EBP) yang sering digunakan dike-
hidup pasien. Riset ini biasa berfokus pada tatanan

 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 


pelayanan keperawatan seperti di rumah sakit atau- pasien. Seiring dengan tuntutan tersebut ternyata ilmu
pun klinik kesehatan. keperawatan juga mengikuti perkembangan zaman,
Secara umum, riset / penelitian dapat diartikan se- mengingat bahwa ilmu keperawatan ini merupakan
bagai proses pengumpulan dana analisis data yang ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan
dilakukan secara sistematis dan logis untuk menca- zaman sehingga perawat juga diharapkan untuk tetap
pai tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data mengupdate ilmu yang telah dimilikinya.
menggunakan metode-metode ilmiah baik yang ber- Untuk bisa menjawab fenomena tersebut serta per-
sifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau non kembangan yang diinginkan oleh komunitas pro-
eksperimental, interaktif atau non interaktif. fesional, maka upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menghasilkan masalah baru serta temuan-
3. Pentingnya Riset dalam Keperawatan temuan baru dalam keperawatan melalui proses
Perawat (nurse) merupakan garda terdepan dalam berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan pela-
memberikan pelayanan kesehatan dalam 24 jam, yanan keperawatan yang profesional. Dalam proses
sudah seharusnya mampu untuk memberikan pela- perkembangan, ilmu keperawatan pun dituntut untuk
yanan kesehatan yang prima dan profesional. Untuk melakukan penelitian dengan harapan didapatkan-
mencapai pelayanan profesional yang prima tentu- nya temuan baru mengenai pengembangan ilmu
nya perlu didukung dengan ilmu pengetahuan ke- keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi
sehatan, terutama ilmu keperawatan yang berdasar teknologi keperawatan serta adanya pengembangan
pada evidence base nursing. model pemberian asuhan keperawatan melalui
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan ter- inovasi yang dilakukan. Sejatinya inovasi itu muncul
hadap pasien haruslah dapat memberikan informasi dari adanya riset ataupun kegiatan yang dilakukan
tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan secara berkelanjutan di dalam memberikan pelayanan
komplit dan dalam waktu dan cara yang memung- keperawatan.
kinkan. Seorang klien tergantung pada pemberi Keperawatan sebagai profesi, kalimat tersebut memi-
perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang liki filosofi besar bagi semua perawat bahwa kepe-
lainnya serta dapat memastikan bahwa pelayanan rawatan harus memiliki ilmu dan kiat yang dipra-
yang diberikan tersebut memiliki mutu terbaik dari syaratkan untuk dapat secara otonom mengendalikan
perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan yang di- mutu pendidikan dan praktik keperawatan. Dengan
milikinya. Perawat selalu dituntut untuk memberikan dikaitkan kata profesi dalam keperawatan, itu arti-
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan nya bahwa perawat tidak lagi dianggap sebagai pe-

 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 


lengkap dari disiplin kesehatan lain dengan ketidak- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa riset
pastian tentang keperawatan sebagai suatu disiplin keperawatan memiliki peranan penting dalam
yang unik. Dengan demikian melalui penerapan riset meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya
keperawatan, keperawatan dapat mengembangkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan.
pengetahuan ilmiah terkait pelayanan keperawat-
an serta dapat menjadikan suatu landasan praktik 4. Jenis Penelitian
keperawatan. Banyak jenis penelitian yang kita kenal dalam kese-
Melalui landasan riset yang baik dan profesional maka hatan. Secara umum untuk jenis penelitian kuantitatif
dapat memberikan fakta (evidence) tentang tindakan di bidang keperawatan atau kesehatan dibagi men-
keperawatan yang efektif dalam meningkatkan hasil jadi beberapa bagian diantaranya.
asuhan pada pasien. Selain itu, riset tersebut juga a. Penelitian historis
dapat digunakan sebagai cara untuk mengevaluasi Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekon-
mutu pelayanan keperawatan serta program kesehat- struksi masa lalu secara sistematis dan obyektif
an yang diberikan kepada masyarakat sehingga mutu Penelitian Deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dapat menggambarkan adanya fenomena secara sis-
terjaga. Penerapan riset dalam hubungannya dengan tematik dan aktual.
teori dan praktik berperan untuk memvaliditas
Contoh :
kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan,
memprediksi dan mengendalikan fenomena. Misalnya peneliti ingin mengetahui gambaran pe-
Dengan adanya validasi tersebut sehingga seorang rilaku diet pada penderita dengan diabetes meli-
perawat dapat menetapkan apakah suatu teori tus. Sehingga penelitian ini akan dilakukan untuk
mampu untuk melakukan suatu kegiatan tersebut mengetahui riwayat dan bagaimana fenomena
sehingga bermanfaat dalam membuat keputusan. tersebut bisa terjadi.
Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset b. Penelitian / studi kasus
tidak hanya mempengaruhi pengembangan teori, Penelitian dengan metode studi kasus yaitu pene-
tetapi teori juga mempengaruhi desain riset dengan litian yang mempelajari proses interaksi suatu
menentukan variabel yang perlu diteliti tentang objek dalam sebuah fenomena baik merupakan
masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau
dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik sekelompok individu. Dalam penelitian, seorang
untuk diintegrasikan dalam praktik keperawatan.

 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 


peneliti melakukan kajian secara mendalam untuk f. Penelitian Komparatif
memperoleh data secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubung-
c. Penelitian Korelasi an sebab akibat, yang proses penelitiannya di-
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lakukan melalui pengamatan suatu variabel. Jenis
keterkaitan hubungan antara dua variabel atau lebih. penelitian ini dilakukan tanpa atau adanya proses
Penelitian ini digunakan hanya untuk mencari hu- intervensi.
bungan dari variabel tersebut namun tidak dapat me- g. Penelitian Survei
mutuskan variabel mana yang mempengaruhi vari- Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan in-
abel yang lainnya. formasi tentang suatu variabel. Jenis penelitian
d. Penelitian Eksperimental (True Experiment) ini biasanya dilakukan pada jumlah sampel yang
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bertujuan besar untuk mengungkap permasalahan suatu
untuk mengetahui kemungkinan adanya sebab aki- fenomena kesehatan. Jenis penelitian yang biasa
bat. Penelitian ini terdiri atas kelompok eksperimental dilakukan di Indonesia yaitu seperti sensus pen-
dan kelompok kontrol digunakan sebagai kelompok duduk atau yang lainnya.
pembanding yang di dalam proses penelitiannya bi-
5. Step dalam Penelitian Kuantitatif
asanya dilakukan intervensi. Penelitian ini dianggap
Metode ilmiah dalam penelitian atau riset kepera-
penelitian yang paling kuat secara kualitas penelitian
watan terdiri dari metode riset kuantitatif dan kuali-
karena dalam prosedurnya akan mengontrol semua
tatif. Metode riset kuantitatif ini digunakan untuk
variabel-variabel yang dianggap akan mengganggu
menguraikan variabel, memeriksa hubungan antara
atau mempengaruhi hasil penelitian nantinya.
variabel dan menentukan interaksi sebab dan aki-
e. Penelitian Eksperimental Semu (Quasy Experiment) bat antara variabel. Secara singkat dapat dijelaskan
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada- bahwa riset kuantitatif melibatkan pengumpulan in-
nya kemungkinan sebab akibat dalam suatu feno- formasi numerik yang sistematik, biasanya dalam
mena kejadian, jenis penelitian ini juga kadang meng- kondisi terkendali dan analisa informasi atau data
gunakan kontrol sebagai grup pembanding, namun menggunakan prosedur statistik yang disesuaikan
tidak mengontrol semua faktor yang dapat mem- dengan jenis penelitian dan metode yang digunakan
pengaruhi hasil penelitian sehingga berbeda dengan dalam penelitian tersebut. Dengan demikian maka
penelitian true experiment. penelitian jenis kuantitatif ini memiliki beberapa step
dapat digambarkan sebagai berikut :

 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 


a. Fase Konseptual pengukuran akan mempengaruhi hasil penelitian dan
Langkah awal dalam penelitian jenis kuantitatif di- menyebabkan terjadinya bias dalam penelitian se-
dasarkan pada elemen konseptual teori yang sesuai. hingga perlu cara yang tepat dalam melakukan peng-
Tehnik yang perlu dilakukan dalam tahap ini untuk ukuran variabel penelitian. Setelah semua langkah
memperkuat konseptual penelitian dengan banyak telah dilalui dengan benar, maka langkah selanjutnya
membaca dan mencari ide atau fenomena yang ter- dengan mematangkan rencana penelitian tersebut.
jadi. Dalam tahap ini seorang peneliti seharusnya c. Fase Empiris
memiliki penalaran deduktif, dan landasan pemikiran
Pada fase ini, proses pengumpulan data di lakukan
yang bagus dalam penelitian sebelumnya sehingga
untuk mengumpulkan data hasil penelitian. Proses
menghasilkan topik yang menarik.
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
b. Fase pembuatan desain penelitian dan penyusunan teknik tertentu yang telah di tetapkan sebelumnya.
rencana Setelah data telah terkumpul seluruhnya, persiapan
Setelah fase konseptual selesai, maka tahap selanjut- dalam analisis data perlu di lakukan sehingga analisis
nya yang perlu dilakukan yaitu dengan menentukan tersebut tepat. “coding” merupakan satu step dalam
desain penelitian. Dalam penelitian jenis kuantitatif fase empiris, yaitu proses mengubah data dalam ver-
desain penelitian menjadi salah satu yang penting bal menjadi bentuk nomor.
dan tidak boleh terjadi kesalahan dalam pemilihan- d. Fase Analisis
nya karena desain penelitian ini nanti akan dijadikan
Pada riset kuantitatif, seorang peneliti melakukan
acuan dalam menyusun intervensi atau program
analisa data melalui uji statistik secara simpel atau-
dalam penelitian khususnya pada penelitian yang si-
pun kompleks sesuai dengan jenis penelitian yang
fatnya adalah penelitian eksperimental. Setelah de-
dilakukan. Analisa data tersebut biasanya dilakukan
sain penelitian sudah fix, maka peneliti perlu meng-
dengan bantuan komputer.
identifikasi populasi penelitian yang akan dijadikan
Sedangkan untuk interpretasi data melibatkan hasil
sasaran dalam penelitian dengan tehnik pengambil-
penelitian serta implikasinya dalam keperawatan.
an sampel yang tepat sehingga bisa mewakili jumlah
Pada tahap ini Para peneliti mencoba untuk men-
populasi yang ada.
jelaskan temuan dalam terang bukti-sebelum-bukti,
Metode pengukuran variabel penelitian adalah salah
teori, dan pengalaman-klinis mereka dengan ber-
satu yang perlu menjadi perhatian dalam penelitian
bagai metode yang telah digunakan dalam penelitian
kuantitatif. Metode yang salah dalam melakukan
ini. Selain itu interpretasi juga menjelaskan bagaima-

10 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 11


na fakta (evidence) tersebut dapat digunakan dalam
1. Menentukan masalah atau
praktik keperawatan serta penelitian lanjutan yang fenomena penelitian.
seperti apa yang mesti dilakukan setelah temuan ini 2. Lakukan review yang terkait
dengan fenomena yang
didapatkan. Tahap 1 diangkat dalam penelitian.
Fase Konseptual 3. Mendesain kerangka konsep
e. Fase Desiminasi penelitian.
Pada tahap analisis, peneliti telah menjelaskan se- 4. Pengembangan defenisi
operasional.
mua proses dalam penelitian kuantitatif namun tang-
5. Penentuan hipotesis penelitian.
gung jawab peneliti tidak selesai hingga sampai hasil
studi ini disebarluaskan. Sebuah hasil penelitian tidak
1. Pemilihan disain penelitian.
dapat memberikan kontribusi yang baik untuk prak- 2. Mengembangkan acuan dalam
tik keperawatan jika hasilnya tidak disebarluaskan. Tahap 2
intervensi.
3. Identifikasi populasi penelitian.
Sehingga rangkuman hasil penelitian tersebut perlu Fase pembuatan
4. Mendisain tehnik pengambilan
dilakukan untuk menyebarkan informasi ataupun desain dan
sampel.
penyusunan
melalui konferensi. Laporan hasil penelitian tersebut Rencana 5. Menentukan metode untuk
mengukur variabel penelitian.
dapat dibuat dalam beberapa bentuk seperti dalam
6. Mematangkan rencana
bentuk artikel jurnal ataupun dalam bentuk skripsi penelitian.
atau tesis. Idealnya hasil penelitian yang baik dan
berkualitas seharusnya dapat digunakan sebagai Tahap 3 1. Pengumpulan data.
Fase Empiris 2. Persiapan dalam analisis data.
protokol dalam praktik keperawatan.

Tahap 4 1. Analisis data.


Fase Analisis 2. Interpretasi hasil.

1. Pemaparan hasil penelitian.


Tahap 5
2. Penerapan hasil penelitian
Fase Desiminasi
dalam praktik.

Skema tahap penelitian kuantitatif

12 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 13


Bab 2
Judul Penelitian, Rumusan Masalah
Dan Tujuan Penelitian


Tujuan Instruksional :
Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan
pembaca dapat :
1. Menentukan judul penelitian yang tepat.
2. Menjelaskan cara membuat rumusan
masalah penelitian.
3. Menjelaskan bentuk rumusan masalah
penelitian.
4. Menjelaskan kriteria rumusan masalah
yang baik.
5. Menentukan tujuan penelitian yang tepat
sesuai dengan judul penelitian.

14 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 15


pilih. Jangan memilih penelitian yang nantinya akan
1. Judul Penelitian
mempersulit diri peneliti.
Judul penelitian memiliki peranan penting dalam suatu
C. Singkat dan Jelas
penelitian khususnya penelitian yang terkait dengan ilmu
Judul penelitian seharusnya dirumuskan dengan
keperawatan atau kesehatan. Dari judul penelitian inilah
singkat, jelas, searah dan konsisten dengan rumusan
sehingga dapat dilihat maksud dan tujuan sebuah pene-
masalah. Judul penelitian yang baik itu tidak boleh
litian. Pemilihan judul penelitian akan menggambarkan
melebihi 15 kata, namun dengan judul tersebut se-
tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah penelitian
orang pembaca sudah mampu mengetahui arah dari
yang akan dibahas. Bagi pembaca, judul akan diang-
penelitian yang dilakukan.
gap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan
ditulis. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan D. Mengandung variabel-variabel yang akan diteliti
dalam merumuskan judul penelitian diantaranya adalah Judul penelitian itu harus terdiri atas variabel-vari-
sebagai berikut : abel yang akan diteliti dan harus menggambarkan
A. Judul penelitian harus menarik keseluruhan isi penelitian yang terdiri atas sifat dan
Mengapa judul penelitian harus menarik misalnya jenis penelitian, objek penelitian, subjek penelitian,
terkait fenomena yang saat ini sedang diperbincang- lokasi penelitian, bahkan waktu penelitian.
kan oleh orang banyak. Judul tersebut harus menarik
Ada beberapa cara dalam memilih topik penelitian :
karena jika judul tersebut menarik dan diminati akan
membuat seorang peneliti tersebut termotivasi dalam A. Talking with experts
melanjutkan penelitian. Dengan demikian hasilnya Salah satu cara dalam menentukan topik peneliti-
pun akan lebih baik karena si peneliti melakukannya an yaitu dengan cara diskusi dengan expert terkait
dengan tidak terpaksa. perkembangan pengetahuan dan fenomena yang ter-
jadi saat ini. Diskusi seperti ini bisa dilakukan dengan
B. Mampu dilaksanakan
dosen pembimbing. Dari hasil analisis ini sehingga
Judul penelitian yang dipilih mampu untuk dilaksa-
akan menimbulkan ide tentang isu yang bisa di-
nakan peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat
jadikan bahan penelitian, yang kemudian di dukung
melakukan penelitian dan cukup waktu yang ter-
dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
sedia untuk melakukan penelitian tersebut dengan
didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk
biaya penyelesaian penelitian dengan judul yang di-

16 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 17


B. Review topik penelitian an data. Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan
Cara ini cukup populer dilakukan terhadap kalangan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan
peneliti awal dalam menemukan ide topik penelitian. dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Melalui tehnik ini para peneliti akan melakukan re- Seorang peneliti perlu mengidentifikasi rumusan ma-
view dari beberapa artikel. Hasil review tadi kemudi- salah yang diminati dari topik area yang luas. Tujuan
an disintesis dan dibandingkan satu sama lain kemu- dari penelitian ini adalah mencari solusi dari masalah
dian dibuatkan kesimpulan terkait topik yang akan kesehatan.
dijadikan penelitian.
B. Bentuk Rumusan Masalah
C. Workshop, seminar, dan laporan kasus Secara umum bentuk rumusan masalah dalam pene-
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, kadang seorang litian di bidang kesehatan dibedakan menjadi 3 ben-
peneliti menemukan ide dalam mengangkat topik tuk diantaranya :
penelitian. 1. Rumusan Masalah Deskriptif
D. Pengalaman peneliti Rumusan masalah deskriptif dapat didefinisikan
Pengalaman menjadi salah satu sumber inspirasi sebagai gambaran keberadaan variabel secara
dalam menemukan ide topik penelitian. Melalui pen- mandiri baik hanya pada satu variabel atau le-
galaman ini, seorang peneliti dapat mengetahui ma- bih tanpa melakukan perbandingan antar variabel
salah penelitian yang nantinya akan dijadikan topik tersebut.
dalam penelitian. Misalnya seorang perawat yang Contoh :
bekerja dalam memberikan asuhan keperawatan, a) Bagaimana sikap perawat dalam menanggapi
melalui kegiatan yang dilakukan terus-menerus se- kebijakan yang dikeluarkan direktur Rumah
hingga mencetuskan ide fenomena yang bisa di- Sakit A?
bahas dalam penelitian.
b) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan peme-
rintah melarang masyarakat merokok pada
2. Rumusan Masalah tempat yang dinyatakan Kawasan Tanpa Rokok
A. Definisi (KTR).

Rumusan masalah itu didefinisikan suatu pertanyaan c) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat
yang muncul dari fenomena yang ada yang kemu- terhadap layanan Puskesmas Wonomulyo.
dian akan dicarikan jawabannya melalui pengumpul-

18 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 19


2. Rumusan Masalah Komparatif Contoh :
Rumusan masalah komparatif diartikan sebagai ru- 1) Adakah hubungan antara tingginya pendidikan de-
musan masalah yang tujuannya adalah memban- ngan tingkat pengetahuan perawat di puskesmas
dingkan variabel atau waktu yang berbeda. Dalam Kebunsari.
rumusan masalah ini variabelnya lebih dari satu se- 2) Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan
hingga hasilnya nanti merupakan hasil dari variabel mahasiswa STIKes Merendeng dengan ketepatan
yang telah dibandingkan. menjawab soal ujian akhir semester.
Contoh :
b) Hubungan yang sifatnya kausal atau sebab akibat
a) Adakah perbedaan pelayanan keperawatan yang
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
dilakukan perawat di RS tipe A dengan RS tipe B.
sebab akibat yang menyatakan apakah variabel in-
b) Adakah perbedaan kadar gula darah pada pende- dependen mempengaruhi variabel dependen sehing-
rita diabetes yang melakukan diet makanan de- ga hasil penelitiannya dapat diketahui variabel mana
ngan yang melakukan program olahraga. yang mempengaruhi variabel yang lainnya.
c) Adakah kesamaan tingkat kepercayaan diri se- Contoh :
orang anak yang dirawat dengan pola asuh otoriter
1) Adakah pengaruh metode kepemimpinan kepala
dan demokratis.
ruangan terhadap kedisiplinan perawat di puskes-
3. Rumusan Masalah Asosiatif mas Kebunsari.
Rumusan masalah asosiatif dapat didefinisikan se- 2) Adakah pengaruh tingkat penghasilan dengan
bagai rumusan masalah yang menggambarkan atau daya beli masyarakat.
menanyakan hubungan antara dua variabel atau
c) Hubungan timbal balik
lebih. Rumusan ini diklasifikasikan menjadi 3 bentuk
Rumusan masalah yang bersifat hubungan timbal ba-
yaitu :
lik adalah hubungan yang saling mempengaruhi di
a) Hubungan yang simetris
setiap variabel namun tidak diketahuinya yang mana
Rumusan masalah yang bersifat simetris yaitu variabel independen yang mempengaruhi dan vari-
suatu hubungan antara dua variabel atau lebih se- abel dependen yang dipengaruhi.
cara bersamaan tanpa adanya hubungan sebab
akibat ataupun timbal balik.

20 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 21


Contoh : 6. Rumusan masalah harus mengandung unsur data
1) Adakah hubungan antara kedisiplinan dan mo- yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
tivasi kerja perawat RSUD Dara. 7. Rumusan masalah harus dapat digunakan dalam
2) Adakah hubungan antara kegigihan dengan menyusun hipotesis penelitian.
kekayaan masyarakat Wonomulyo. 8. Masalah harus menjadi dasar bagi judul pene-
litian.
C. Kriteria Rumusan Masalah yang Baik
Rumusan masalah yang baik adalah rumusan masa- D. Cara Menemukan Masalah (Gap) dalam Penelitian
lah yang sesuai dengan kaidah penyusunan peneliti- Istilah “Gap” menjadi sangat penting dalam sebuah
an dengan kriteria sebagai berikut : penelitian, Gap dapat diartikan sebagai suatu perta-
1. Orisinil, artinya rumusan masalah tersebut se- nyaan penelitian atau masalah dalam penelitian yang
baiknya belum diteliti orang lain, namun bila harus dijawab dalam suatu penelitian lanjutan. Gap
penelitian tersebut sudah dilakukan oleh orang penelitian hal yang sangat penting dalam penelitian
sebelumnya sebaiknya cari Gap penelitiannya karena :
sehingga hal tersebut memang perlu dilakukan 1. Setelah melakukan penelitian biasanya seorang
penelitian lanjutan. peneliti akan mempublikasikan dalam sebuah
2. Diperoleh dengan cara-cara ilmiah seperti yang jurnal sehingga Gap ini menjadi hal yang sangat
telah dijelaskan ada beberapa cara yang dalam dipertimbangkan dalam publikasi manuskrip.
menentukan judul penelitian misalnya dengan dis- 2. Gap penelitian ini dapat memperkecil kemungkin-
kusi dengan dosen ataupun mengikuti kegiatan- an untuk menduplikasi penelitian yang sudah ada
kegiatan seminar lainnya. sebelumnya.
3. Jelas dan tidak ambigu yang bisa menyebabkan 3. Melalui gap ini seorang peneliti akan lebih mema-
penafsiran yang berbeda. hami alasan mengapa memilih penelitian ini.
4. Biasanya dirumuskan dalam bentuk kalimat Apakah penelitian tersebut belum pernah dilaku-
pertanyaan. kan ataupun penelitian tersebut dilakukan untuk
melengkapi penelitian sebelumnya, mungkin kare-
5. Tetap mempertimbangkan etis sehingga tidak ber-
na penelitian yang sebelumnya tidak bisa digene-
tentangan atau menyinggung adat istiadat, ideolo-
ralisasi atau menggunakan metode yang kurang
gi, dan kepercayaan agama.
tepat dan sebagainya.

22 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 23


Ada beberapa cara untuk mendapatkan gap / rumusan
3. Tujuan Penelitian
masalah dalam suatu penelitian diantaranya adalah :
1. Melalui literatur teori Dalam suatu penelitian ilmiah, tujuan penelitian itu
Salah satu teknik menemukan masalah (Gap) pene- harus memuat maksud yang ingin dicapai dalam suatu
litian khususnya pada penelitian di bidang kesehatan penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan dalam pernya-
yaitu dengan melakukan literatur review pada teori taan kongkrit yang dapat diamati (obserable) dan dapat
yang ada seperti masalah pada penelitian eksperi- diukur (measurable). Banyak peneliti melakukan ke-
mental. salahan karena tujuan yang ingin dicapai tidak sesuai
2. Literatur review dari penelitian sebelumnya dengan metode ataupun hipotesis yang akan dilakukan.
Hal yang mungkin dilakukan seorang peneliti sebelum Tujuan ini menjadi dasar dalam menyimpulkan hasil
melakukan penelitian yaitu dengan melakukan litera- penelitian nantinya sehingga harus disusun secara
tur review pada penelitian sebelumnya untuk menge- benar.
tahui masalah yang mungkin muncul dari penelitian
Selain itu tujuan penelitian itu harus disampaikan de-
tersebut. Cara ini cukup efektif untuk mendapat gap
ngan bahasa yang jelas dan tegas. Tujuan dalam pene-
masalah yang nantinya akan diteliti oleh peneliti se-
litian dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
lanjutnya. Dalam literatur review ini, seorang peneliti
dapat mengetahui apa yang telah diteliti orang lain A. Tujuan Umum
dan apa yang belum diteliti sehingga peneliti dapat Tujuan umum dalam suatu penelitian mencakup ke-
mengetahui bagian mana yang akan diteliti. seluruhan maksud yang ingin dicapai dari penelitian
3. Observasi Lapangan tersebut. Biasanya tujuan ini bersifat General.
Dari observasi langsung di lapangan, seperti yang B. Tujuan Khusus
sering dilakukan oleh para ahli mungkin perlu di-
lakukan untuk melihat kondisi nyata di lapangan. Tujuan khusus mencakup penjabaran dari tujuan
Jika masalah diperoleh di lapangan, maka sebaiknya umum penelitian yang sifatnya lebih spesifik sehing-
juga menghubungkan masalah tersebut dengan te- ga pembaca dapat mengetahui dengan jelas semua
ori-teori yang telah ada, sebelum masalah tersebut tujuan yang akan dilakukan dalam penelitian ter-
dirumuskan. Ini bukan berarti bahwa dalam memilih sebut.
penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak
Contoh kasus :
berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian
tersebut dapat menghasilkan fenomena baru dan da- Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara
pat membentuk sebuah teori. perilaku diet dan aktivitas fisik dengan kejadian dia-

24 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 25


kelompok eksperimen tersebut tidak berbeda secara
signifikan. Secara umum bagan penelitian eksperi-
men dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Bab 8
Non-Equivalen
Group Design
Teknik Sampling
Dalam Penelitian Kuantitatif
Equivalen pretest and
post test group design 
Quasy-
Experiment
Control time series
design

Tujuan Instruksional :
Design saparate
sample pretest-posttest Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan pem-
baca dapat memahami mengenai :
Experiment Pretest-Posttest Control 1. Definisi populasi.
Group Design
2. Definisi sampel.
Posttest-Only Control 3. Definisi sampling.
Group Design
4. Jenis sampling dan metode sampling :
a. Probability sampling
True The Salamon Three
Experiment Group b. Non Probability sampling
5. Metode pengumpulan data :
Randomized Solomon a. Metode Observasi.
Four-Group Design
b. Metode Wawancara.

Pretest Control Group


Design

Bagan desain penelitian eksperimen

100 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 101


Dalam penelitian yang sifatnya kuantitatif, peneliti akan 2. Definisi sampel
melakukan penarikan sampel yang nantinya digunakan Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu dari bagian
untuk menggambarkan validitas sebuah kesimpulan dan adalah suatu populasi yang dianggap dapat mewakili
untuk menggeneralisasi hasil penelitian tersebut. Peneliti secara keseluruhan dari sifat dan karakter dari populasi
tersebut nantinya akan membuat “sampling plan” atau tersebut. Sampel ini menjadi hal yang penting dalam
rencana penarikan sampel yang sesuai dengan peneliti- suatu penelitian bidang kesehatan karena populasi
annya terkait bagaimana sampel tersebut dipilih dan se- yang diperoleh dalam jumlah besar tentunya tidak
berapa banyak sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. mungkin di seleksi semua menjadi sampel. Populasi
Dalam hal ini tentunya seorang peneliti harus memahami tersebut bisa diambil sebagian dengan kualitas sam-
target populasi ataupun target sampel yang akan dipilih pel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari
sebelum memutuskan untuk melakukan penelitian. Hal populasi yang dianggap representatif dari populasi
ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya ke- tersebut. Ukuran dan keragaman sampel menjadi pe-
salahan dalam pemilihan sampel yang akan digunakan. nentu baik tidaknya sampel yang diambil.
Selain itu penentuan kriteria inklusi juga menjadi hal
penting untuk membuat sampel lebih spesifik. Semua itu 3. Definisi sampling
akan dijelaskan secara detail pada Bab ini. Berbeda dengan definisi dari sampel, sampling di
definisikan sebagai proses pengambilan sampel
1. Definisi Populasi
atau proses seleksi sampel dari populasi tersebut.
Populasi atau yang biasa dikenal dengan sebutan uni- Berbeda dengan definisi sampel seperti yang ter-
verse adalah keseluruhan dari suatu objek yang akan gambar di atas bahwa sampel itu adalah elemen dari
diteliti sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. populasi yang akan menjadi fokus dalam pengumpu-
Ciri-ciri atau kriteria populasi biasa disebut dengan lan data. Hal yang perlu diperhatikan dalam melaku-
parameter. Populasi dalam penelitian bisa berupa kan seleksi sampel dalam penelitian kuantitatif yaitu
orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas Representatif (keterwakilan jumlah sampel yang dipi-
dan masyarakat) dan lainnya. lih dalam populasi tersebut) dan size (jumlah sampel
Sebelum berbicara lebih jauh terkait teknik sampling, yang dipilih). Hal ini perlu untuk mencegah terjadinya
ada beberapa konsep lain terkait populasi yang per- bias dalam penelitian. Namun jika sampel dianggap
lu dipahami seorang peneliti yaitu jumlah populasi tidak representatif, maka peneliti perlu melakukan
(population number) dan ukuran populasi (popula- eksternal validity.
tion size).

102 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 103


4. Jenis Sampling dan Metode Sampling A. Probability Sampling
Teknik sampling probabilitas dibedakan menjadi lima
Teknik Sampling macam, diantaranya adalah :
1. Simple random sampling (acak sederhana)
Simple random sampling adalah jenis penarikan
Probability Nonprobability sampel dengan cara random sederhana yang bi-
Sampling Sampling
asanya penarikan ini menggunakan teknik undian
yang dianggap cara yang sederhana. Penarikan
sampel jenis ini dilakukan apabila populasi diang-
a. Simple Random a. Systematic
Sampling. Sampling (Sampling gap homogen (memiliki kesamaan karakteristik).
b. Proportionate Sistematis).
Teknik yang biasa digunakan dalam penarikan
Stratified Random b. Quota Sampling
Sampling. (Sampling Kuota). sampel ini yaitu dengan cara undian, kalkulator,
c. Disproportionate c. Incidental Sampling tabel angka acak dan komputer.
Stratified Random (Sampling Insidental).
Sampling. d. Purposive Sampling. Contohnya :
d. Cluster Sampling e. Sampling jenuh
(Sampling menurut (Sensus). Seorang peneliti ingin melakukan penarikan sam-
wilayah). f. Snowball Sampling. pel sebesar 124 orang sampel dari 400 jumlah
mahasiswa S1 keperawatan STIKes Mega Rezky
Makassar. Teknik yang digunakan peneliti terse-
Secara garis besar teknik sampling dalam peneliti-
but dengan melakukan undian terhadap 400 ma-
an khususnya penelitian di bidang kesehatan dapat
hasiswa tersebut sehingga didapatkan 124 orang
di kelompokkan menjadi 2 kelompok diantaranya
yang selanjutnya menjadi sampel.
probabilitas (random sampling) dan non-probabilitas
(non-random sampling). Probabilitas adalah teknik
penarikan sampel dengan menggunakan teknik ran- 45 34 91 04 91

dom atau acak sehingga representatif sampel yang 95


78 64 95 17
diperoleh lebih meyakinkan. Sedangkan non-proba-
bilitas sampling adalah jenis penarikan sampel tanpa 65
49 65 33 44
menggunakan teknik random sehingga tidak semua
Sample
sampel memiliki kesempatan yang sama untuk dipi-
Population Simple Random Sampling
lih menjadi sampel. Sumber gambar : Google

104 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 105


Kelebihan : ka yang menunjukkan jarak antara nomor-nomor
• Prosedur estimasi mudah dan sederhana. urut yang terdapat pada kerangka sampling yang
akan dijadikan patokannya.
• Setiap unsur dalam seluruh populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih. Proses dalam pemilihan sampel dengan teknik sis-
• Anggota sampel mudah dan cepat diperoleh. tematic random sampling :
a. Tentukan jumlah populasi yang akan di seleksi
Kekurangan :
menjadi sampel.
• Peneliti membutuhkan daftar seluruh anggota po-
b. tentukan ukuran sampel (jumlah sampel yang
pulasi yang nantinya akan diacak untuk dijadikan
akan diambil).
sampel.
c. Hitung jumlah item dalam populasi yang akan di-
• Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,
wakili oleh masing-masing sampel.
sehingga biaya transportasi besar.
d. Pilih item sebagai sampel pertama dan memilih
• Walaupun penarikan sampelnya dilakukan dengan
sampel berikutnya yang datang pada posisi ke-n
mudah, namun kadang tidak mendapatkan data
setelah sebelumnya.
populasi yang lengkap.
e. Kumpulkan sampel dan tariklah kesimpulan yang
2. Systematic random sampling (acak sistematis) tepat.
Metode pengambilan sampel acak sistematis (Syste-
Contohnya :
matic Random Sampling) adalah suatu metode pena-
rikan sampel dengan menggunakan kerangka inter- Seorang peneliti akan melakukan penarikan sam-
val. Dengan cara ini diharapkan jumlah sampel yang pel pada mahasiswa STIKes Mega Rezky Makassar
diambil bisa mewakili (representatif) dan proporsio- untuk dijadikan sampel penelitian. Penarikan sam-
nal dari jumlah populasi yang ada. Teknik penarikan pel dilakukan dengan cara undian. Semua peserta
sampel cara sistematik ini sebenarnya mirip dengan diberikan nomor sebagai dasar penarikan berdasar-
cara sampling random sederhana. Perbedaannya kan nomor interval. Undian pertama pada teknik ini
terletak pada teknik sampling randomnya atau pe- diandaikan didapat nomor “3” dan interval yang di-
ngundiannya hanya dilakukan sebanyak satu kali. lakukan misalnya juga “3” maka sampel selanjutnya
Pengundiannya hanya menentukan unsur pertama, dipilih berdasarkan kelipatan 3 sehingga didapatkan
unsur selanjutnya dilakukan dengan cara meman- hasil sampel nomor “6, 9, 12, 15” dan seterusnya
faatkan interval sampel. Interval sampel adalah ang- seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.

106 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 107


d. Pilih sampel dari setiap strata tadi dengan cara acak
01 02 03 04 sederhana atau cara acak sistematis sehingga di da-
03 06
patkan sampel yang mewakili setiap strata tadi.
05 06 07 08 Contoh :
09 12
Seorang peneliti akan melakukan penarikan sampel
09 10 11 12 dari 3 kelompok yang berbeda. Teknik penarikan sam-
Sample pel tersebut seperti gambar berikut ini :

Population
Systematic Random Sampling
Sumber gambar : Google Pilih sampel dari
Kelompokkan
Kelompokkan setiap stratum
Anggota Populasi
Anggota Populasi dengan cara acak
menjadi beberapa
Dan Beri Nomor sederhana atau
stratum
acak sistematis
3. Stratified random sampling (acak bertingkat)
Metode penarikan sampel dengan cara acak berting- STRATA 1
kat (Stratified Sampling) adalah suatu metode pemi-
5 6 9
lihan sampel yang dilakukan bila populasi yang akan POPULASI
10 14
dijadikan sampel bersifat heterogen sehingga perlu 14 3 4

dikelompokkan menjadi lebih sehingga kemudian 15 2


STRATA 2
1 SAMPEL TERPILIH
sampel dipilih secara acak dari kelompok yang hete- 9 13
12 1 3 8
rogen tersebut. 7
3
5
6 8 5 11 12

Proses dalam pemilihan sampel dengan teknik strati- 10 7 11 STRATA 3


fied random sampling yaitu :
2 7 4
a. Tentukan jumlah populasi yang akan di seleksi
13 15
menjadi sampel. Biasanya sampel terdiri dari 3
kelompok yang berbeda. Prosedur pemilihan sampel dengan metode Stratified Sampling
b. Kelompokkan anggota populasi tersebut dan beri Sumber gambar : Google

nomor sebagai pembeda diantaranya.


c. Setelah diberikan nomor, kelompokkan anggota
populasi menjadi 3 bagian / strata.

108 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 109


Kelebihan : pling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap,
• Secara teoritis hasil pendugaan parameter popu- yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah,
lasi lebih baik / teliti terutama untuk populasi yang dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang
kurang homogen. ada di daerah itu secara sampling juga.
• Sampel yang terpilih lebih representatif sehingga Contohnya :
mempresentasikan variasi dalam populasi, karena Seorang peneliti akan melakukan penarikan sampel
perbedaan kelompok diperhatikan dan dikontrol terhadap penderita diabetes yang ada di Indonesia yang
dengan baik. terdiri atas 33 provinsi. Agar sampel yang didapatkan
• Dalam pelaksanaannya relatif mudah dibanding bias mewakili maka peneliti menggunakan teknik klus-
acak sederhana. ter. Prosedur penarikannya sebagai berikut :
Kekurangannya : a. Susun sampling frame berdasarkan gugus (dalam
kasus di atas terdapat 33 provinsi).
• Dalam proses pengelompokan (stratifikasi), ka-
dang-kadang peneliti sulit melakukannya karena b. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai
adanya kesulitan dalam memperoleh informasi sampel penelitian.
awal sebagai dasar stratifikasi. c. Lakukan pemilihan sampel dengan cara random
• Perlu dibuatkan suatu kerangka sampel yang ter- atau acak.
pisah dan berbeda untuk setiap stratum (kelom- d. Dari hasil random tersebut sehingga didapatkan
pok). wilayah yang akan dijadikan sebagai sampel pene-
litian.
4. Cluster random sampling
Tetapi perlu diingat karena provinsi-provinsi di Indone-
Teknik penarikan sampel dengan cara kluster random
sia berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampel-
sampling adalah salah satu teknik penarikan sampel
nya perlu menggunakan Stratified Random Sampling.
yang didasarkan pada gugus. Gugus tersebut tidak
Kelebihan :
harus sama, namun gugus tersebut boleh memiliki
atau mengandung unsur dengan karakteristik ber- • Tidak perlu dibuat kerangka sampling dari seluruh
beda atau heterogen. Teknik sampel ini biasanya di- populasi yang diteliti.
gunakan untuk wilayah penelitian yang luas, misal- • Biaya akan lebih murah karena sampel yang terambil
nya melakukan penarikan sampel dari penduduk dari pada akhirnya secara fisik akan terletak berdekatan.
suatu Negara, provinsi atau kabupaten.Teknik sam-

110 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 111


• Cocok diterapkan apabila biaya pengukuran Pada kuota sampling jumlah banyaknya sampel yang
semakin meningkat seiring dengan semakin ditetapkan itu hanya sekedar perkiraan akan rela-
tersebarnya elemen dalam populasi. tif memadai namun untuk mendapatkan data yang
Kelemahan Cluster Sampling : diperlukan dan yang diperkirakan dapat mencer-
• Terdapat kecenderungan adanya kesamaan minkan populasinya, tidak bisa diperhitungkan se-
kondisi diantara dua sampel yang berdekatan. cara tegas proporsinya dari populasi, karena jumlah
Hal ini dapat menyebabkan semakin besarnya anggota populasi tidak diketahui secara pasti tadi.
kesalahan sampling (sampling error). Kuota sampling pasti, karenanya, non-random sam-
pling.
5. Multistage atau double random sampling
Kelebihan :
Metode pengambilan sampel yang proses peng-
ambilan sampelnya dilakukan dalam dua tahap • Kelebihan yang didapatkan menggunakan teknik
(two-stage sampling) atau lebih. Proses pengam- ini ialah murah dan cepat mudah.
bilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat Kekurangan :
dua maupun lebih. Kelebihan menggunakan cara
• Tidak representatif untuk mengambil kesimpulan
ini Biaya transportasi relatif sedikit, namun memi-
secara umum (generalisasi).
liki kekurangan pada Prosedur estimasi yang sulit,
Prosedur pengambilan sampel memerlukan pe- 2. Aksidental sampling
rencanaan yang lebih cermat. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
B. Teknik sampling Non-probabilitas
kebetulan / incidental bertemu dengan peneliti da-
1. Quota sampling
pat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
Teknik penarikan sampel dengan kuota sampling yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
adalah teknik pengambilan sampel dengan cara data.
menetapkan jumlah tertentu sebagai target peneli-
Kelebihan :
tian yang harus dipenuhi dalam pengambilan sam-
pel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga • Kelebihan yang biasa diperoleh dengan meng-
atau tidak jelas), kemudian dengan patokan jumlah gunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah
tersebut peneliti mengambil sampel secara bebas dilakukan.
namun tetap dalam koridor yang memenuhi per- Kelemahannya :
syaratan sebagai sampel dari populasi tersebut. • Teknik sampling ini kurang representatif.

112 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 113


3. Purposive sampling 5. Snowball sampling
Purposive sampling atau yang biasa disebut sebagai Teknik penarikan sampel dengan cara snowball sam-
judgmental sampling adalah teknik penarikan sam- pling adalah salah satu teknik non-probability sam-
pel yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu pling dimana penentuan sampelnya dilakukan de-
yang telah ditetapkan oleh peneliti. Alasan penggu- ngan memilih sampel dalam jumlah kecil kemudian
naan sistem ini karena adanya batasan peneliti untuk sampel tersebut dibuat membesar dengan cara
melakukan penarikan sampel dengan menggunakan menambah. Misalnya, seorang peneliti memilih sam-
teknik random (acak). Dengan menggunakan teknik pel satu atau dua orang sebagai sumber data namun
ini diharapkan sampel yang sesuai dengan kriteria karena sampel terlalu sedikit dan dianggap data
yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan tu- yang didapatkan juga tidak lengkap sehingga peneliti
juan dari penelitian. tersebut perlu menambah jumlah sampel dengan
Kelebihan metode purposive ini yaitu : cara menambah jumlahnya. Jika diistilahkan, teknik
a. Sampel dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ini diibaratkan sebagai bola salju yang menggelinding
ditetapkan oleh peneliti sehingga relevan dengan yang lama-lama menjadi besar.
desain penelitian tersebut. Teknik ini memiliki beberapa kelemahan yaitu jenis
b. Cara ini termasuk simpel dan sangat mudah di sampling ini memiliki risiko terjadinya bias karena di
lakukan karena dapat dilakukan sendiri oleh pilih sesuai dengan keinginan peneliti (convenience
peneliti. sampling).
Selain kelebihan tersebut, juga terdapat beberapa
kelemahan dalam penarikan sampel dengan meng-
gunakan teknik purposive sampling yaitu ada ke-
mungkinan sampel tidak representatif karena pemi-
lihannya tergantung keinginan si peneliti.

4. Total sampling
Total sampling atau yang biasa dikenal sebagai sam-
pling jenuh adalah teknik penarikan sampel yang di-
lakukan dengan mengambil semua populasi menjadi
sampel penelitian. Teknik ini biasanya dilakukan bi-
lamana jumlah populasi yang jumlahnya sedikit.

114 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 115


Jika nilai odds rasio mau dilihat dalam hasil perhitungan
SPSS, misalnya seperti contoh :
Bab 11
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate
Estimate 15.000
In (Estimate) 2.708
Std. Error of in (Estimate) 1.125 Statistic Inferensial
Asymp. Sig (2-sided)
Asymp 95% Confidence Common Odds Ratio Lower Bound
.016
1.652

Interval Upper Bound 136.172
In (Common Odds Ratio) Lower Bound .502
Upper Bound 4.914
Tujuan Instruksional :
The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymplotically normally
distributed under the common odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural
Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan pem-
log of the estimate. baca dapat memahami mengenai :
1. Hipotesis testing :
Dari hasil output tersebut menunjukkan bahwa Nilai OR • Hipotesis nol.
ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 15,000. Inter- • Type 1 dan type 2 error.
pretasi hasilnya pun sama dengan saat menggunakan
• Signifikansi level.
tabel crosstab
2. Uji parametrik dan non-parametrik kelompok
berbeda :
• Uji parametrik 2 kelompok berbeda.
• Uji non-parametrik 2 kelompok berbeda.
• Uji ANOVA.
• Uji repeated ANOVA.
• Uji non parametrik Analisis of Variance.
3. Uji beda proporsi.
4. Uji korelasi.

156 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 157


Statistik ini berkenaan dengan cara menyajikan data Contoh :
dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan Suatu Hipotesis menunjukkan partisipasi pasien dia-
analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, betes dalam program self-management akan me-
melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (es- ningkatkan perilaku diet diabetes pada pasien dengan
timasi atau prediksi), melakukan uji hubungan korelasi, diabetes melitus. Sampel terdiri atas 30 orang yang
regresi, ANOVA, ataupun deret waktu) dan sebagainya. mengikuti program dan 30 orang tidak mengikuti pro-
Sebelum melakukan uji statistik atau sebelum memu- gram self-management. Nilai rata-rata (mean) perilaku
tuskan statistik apa yang perlu digunakan dalam uji diet setelah mengikuti program tersebut pada kelompok
statistik, ada beberapa hal yang perlu dipahami dan ke eksperimental adalah 45,8 dan kelompok kontrol yang
semuanya akan dibahas secara detail pada Bab ini. tidak mengikuti program sebesar 38,4.
Pertanyaannya sekarang apakah hipotesis tersebut be-
T-Test
nar? Apakah hasil tersebut bisa direfleksikan pada grup
Parametrik Anova, Repeated Anova
populasi yang berbeda. Melalui hipotesis testing ini se-
orang peneliti dapat membuat keputusan dari suatu
Korelasi, Regresi tujuan apakah hasil penelitian tersebut dapat memiliki
Statistika hasil yang sama terhadap populasi yang berbeda dalam
Inferensial suatu penelitian.
Wilcoxon rank sum-test
a. Hipotesis Nol (Ho)
Non Parametrik Chi-square Hipotesis non menunjukkan tidak adanya hubungan
antara variabel dalam penelitian. Misalnya dalam
Kruskal-Wallis test contoh sebelumnya bahwa pasien yang berpartisi-
pasi dalam self-management program memiliki ni-
1. Hipotesis Testing lai mean yang lebih besar dari pada kontrol grup.
Dalam statistik, hipotesis testing ini menjadi hal Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
penting karena hal tersebut memberikan tujuan kri- dua kemungkinan penyebab hasil tersebut yaitu (1)
teria dalam memutuskan apakah hipotesis tersebut program self-management tersebut sukses dalam
didukung oleh data suatu penelitian atau tidak. meningkatkan perilaku diet, atau (2) memang telah
terdapat perbedaan hasil perilaku diet karena faktor
tertentu walaupun tidak mengikuti program tersebut.

158 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 159


Hipotesis nol biasanya ditunjukkan dengan lambang Dari tabel tersebut dapat dibuat kesimpulan bahwa :
sebagai berikut : • Jika keputusan menerima hipotesis nol yang be-
H0 : µE =µC nar, artinya seorang peneliti tidak membuat suatu
kesalahan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam hipotesis nol
• Jika keputusan menerima hipotesis nol yang salah,
(H0) terdapat nilai mean yang sama antara kelom-
artinya terjadi kesalahan tipe 2.
pok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga bila
• Jika keputusan menolak hipotesis nol yang benar,
seorang peneliti dapat mengetahui hipotesis alterna-
berarti terjadi kesalahan tipe 1.
tif seperti sebagai berikut :
• Jika keputusan menolak hipotesis nol yang salah,
H0 : µE ≠ µC
berarti tidak membuat kesalahan.
b. Type 1 dan Type 2 Error c. Signifikansi Level
Type I error adalah kesalahan yang dibuat oleh peneliti Dalam ilmu statistik istilah dengan sebutan tingkat
karena menolak hipotesis nol (H0), padahal hipotesis signifikansi (significance level) dan tingkat keper-
nol itu benar. Sedangkan type II error adalah kesalah- cayaan (confidence level) sangat sering digunakan
an yang dibuat oleh peneliti karena menolak hipo- dan sudah bukan barang baru lagi. Tingkat signi-
tesis alternatif (Ha), padahal hipotesis alternatif itu fikansi (α) menunjukkan probabilitas atau peluang
benar atau dengan kata lain adalah kesalahan karena kesalahan yang ditetapkan peneliti dalam mengam-
gagal menolak H0 (maksudnya, menerima H0), pa- bil keputusan untuk menolak atau mendukung hipo-
dahal hipotesis nol itu salah. tesis nol, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat
Keputusan dalam menerima ataupun menolak hipo- kesalahan atau tingkat kekeliruan yang masih bisa
tesis penelitian dapat digambarkan dalam tabel dimaafkan oleh peneliti, yang diakibatkan oleh ke-
berikut ini : mungkinan adanya kesalahan dalam pengambilan
sampel (sampling error) ataupun prosedur dalam
Keadaan sebenarnya penelitian tersebut.
Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan di-
Hipotesis diterima Tidak membuat Kesalahan tipe 2
kesalahan (Type 2 Error) (b)
lambangkan dengan α. Misalnya, ditetapkan tingkat
Hipotesis ditolak Kesalahan tipe 1 Tidak membuat
signifikansi α = 5% atau α = 10%. Artinya, keputusan
(Type 1 Error) (a) kesalahan peneliti untuk menolak atau mendukung hipotesis

160 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 161


nol memiliki probabilitas kesalahan sebesar 5% ruskan data tersebut harus terdistribusi normal sehingga
atau 10%. Dalam beberapa program statistik ber- uji ini kadang disebut sebagai distribution free statistic.
basis komputer, tingkat signifikansi selalu diser- Uji parametrik ini lebih meyakinkan / powerful diban-
takan dan ditulis sebagai Sig. (= significance), atau dingkan dengan uji non parametrik. Dapat dari bebe-
dalam program komputer lainnya ditulis ρ-value. rapa kondisi menunjukkan bahwa uji non-parametrik
Nilai Sig atau ρ – value, seperti telah diuraikan di lebih berguna ketika data tersebut bukan tergolong data
atas, adalah nilai probabilitas kesalahan yang di- interval, atau data tersebut tidak terdistribusi normal
hitung atau menunjukkan tingkat probabilitas ke- ataupun jumlah sampel penelitian sangat kecil.
salahan yang sebenarnya. Tingkat kesalahan ini
a. Uji Parametrik 2 Kelompok yang Berbeda
digunakan sebagai dasar untuk mengambil kepu-
tusan dalam pengujian hipotesis. Umumnya peneliti melakukan penelitian selalu meli-
batkan dua kelompok penelitian yang terdiri atas
Untuk tingkat kepercayaan suatu penelitian me-
kelompok eksperimental dan kelompok kontrol dan
nunjukkan seberapa besar keputusan hipotesis
kemudian membandingkan kedua kelompok terse-
nol dapat dipercaya kebenarannya jika dalam
but. Dalam uji parametrik untuk melihat perbedaan
penelitian bahwa tingkat kepercayaannya sebesar
nilai rata-rata (mean) pada suatu kelompok makan-
95%, ini berarti tingkat kepastian statistik sampel
ya digunakan uji “T-Test”. Misalnya peneliti mau
mengestimasi bahwa kebenaran populasi adalah
melihat perbedaan antara kedua kelompok (kelom-
95% untuk menolak atau mendukung hipotesis nol
pok eksperimen dan kelompok kontrol atau melihat
dan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% yang
perbedaan nilai mean pada kelompok sampel inde-
masih dapat ditolelir.
penden (misalnya melihat perbedaan pre-test dan
2. Uji Parametrik dan Non Parametrik Kelompok post-test setelah diberikan terapi tertentu).
Berbeda • T-Test untuk kelompok independen
Dalam statistik terdapat dua jenis uji statistik yang Independent Samples T-Test adalah uji statistik
dikenal dengan sebutan uji parametrik dan non-para- yang menggunakan dua kelompok yang anggota-
metrik. Uji parametrik adalah uji statistik yang biasa- nya berbeda satu dengan yang lain. Misalnya se-
nya digunakan pada data yang berskala interval. Uji orang peneliti akan melakukan penelitian dengan
statistik ini harus memenuhi beberapa asumsi yang melibatkan dua kelompok tertentu (kelompok A
umumnya adalah data harus terdistribusi normal. dan kelompok B). Kemudian peneliti memban-
Sedangkan untuk uji non-parametrik tidak mengha- dingkan nilai rata-rata dari kelompok A dengan

162 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 163


kelompok B setelah diberi perlakuan tersebut. Dari b. Uji Non-Parametrik 2 Kelompok yang Berbeda
contoh tersebut terlihat bahwa ada dua kelompok Uji non-parametrik ini menjadi uji alternatif dari para-
yang akan dibandingkan yaitu kelas A dan kelas metrik yang harus dipilih bila asumsi dari pengguna-
B, karena berbeda kelas maka tentunya berbeda an uji parametrik tidak dapat dipenuhi misalnya jika
pula anggotanya (between test), sehingga analisis skala data tersebut adalah data ordinal atau bila data
yang bisa digunakan adalah Independent Samples tersebut tidak terdistribusi normal. Alternatif dari in-
T-Test. Hipotesisnya dapat digambarkan sebagai dependen t-test itu dapat diganti dengan uji “ Mann-
berikut : Whitney U Test” dan uji paired t-test pun dapat di-
H0: μA = μB HA: μA ≠ μB ganti dengan Wilcoxon Signed-Rank Test jika asumsi
penggunaan uji parametrik juga tidak terpenuhi.
μA = Kelompok A
μB = Kelompok B c. Uji ANOVA dengan Lebih dari 2 Kelompok yang
Berbeda
• Paired t-test Analisis of variance (ANOVA) adalah jenis statistik
Paired Samples T-Test menggunakan dua kelom- yang digunakan untuk menguji perbedaan nilai rata-
pok tetapi anggota dari dua kelompok tersebut rata (mean) pada lebih dari 2 kelompok yang ber-
sama. Misalnya seorang peneliti akan melakukan beda. Uji statistik pada ANOVA ini dapat dilihat pada
penelitian dengan melibatkan kelompok A. Peneliti nilai “F Rasio”. Terdapat beberapa jenis ANOVA, yaitu
ini akan membandingkan nilai rata-rata kelompok : ANOVA satu jalur (one way ANOVA) dan ANOVA
tersebut sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. dua jalur (two way ANOVA). One way ANOVA digu-
Dari contoh tersebut terdapat satu kelas, tetapi nakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata
ada dua kelompok yang akan diberikan perlakuan k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri atas
yaitu kelompok sebelum dan kelompok setelah satu kategori. Seperti halnya pada uji 2 kelompok
diberikan perlakuan (within test). Hipotesisnya da- berbeda, pada uji ANOVA juga harus memenuhi be-
pat digambarkan sebagai berikut : berapa persyaratan yaitu :
• Data sampel yang digunakan terdistribusi normal
H0 μx1 = μx2 HA : μx1 ≠ μx2
atau dianggap normal.
X1 = Kelompok sebelum diberikan perlakuan (pretest) • Populasi tersebut memiliki varian yang homogen.
X2 = Kelompok setelah diberikan perlakuan (posttest)

164 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 165


• Sampel tidak berhubungan satu dengan lain (inde- Contoh :
penden), sehingga uji ANOVA tidak bisa diguna- Misalnya seorang peneliti akan melakukan pengukur-
kan untuk sampel berpasangan (paired). an terhadap tekanan darah seorang pasien dengan
hipertensi. Pengukuran tersebut dilakukan sebelum
Bahasa statistik hipotesis uji Anova dapat dituliskan
olahraga, saat olahraga dan setelah olahraga. Situasi
sebagai berikut :
seperti ini adalah pengukuran satu arah repeated
H0 : M1 = M2 = M3 = 0
measure ANOVA (one way repeated measures
Biasanya dengan harapan bahwa Anda akan dapat ANOVA), statistik hasil pengembangan dari paired
menolak H0 untuk memberikan bukti bahwa hipo- t-test.
tesis alternatif (H1 : Tidak H0) . Untuk menguji H0,
Pengukuran dengan menggunakan tehnik repeated
Anda mengambil sampel secara acak kelompok pe-
anova juga memiliki beberapa asumsi yang harus
serta / sampel / responden dan menetapkan ukur-
dipenuhi, mengingat uji ini juga tergolong uji para-
an-ukuran (variabel dependen). Kemudian melihat
metrik. Adapun asumsi yang harus dipenuhi yaitu :
apakah ukuran-ukuran tersebut berbeda berarti un-
• Variable harus berskala interval atau ratio.
tuk berbagai kondisi. Jika berbeda maka Anda akan
dituntun untuk menolak H0. Seperti pada uji statistik • Dependent variable harus terdistribusi normal.
yang lain, kita menolak H0 ketika mendapati statistik
e. Uji Non-Parametrik ANOVA (Analysis of Variance)
uji yang diukur melalui F-statistik yang melebihi F
Uji non-parametrik juga berlaku pada ANOVA bila
tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu. Cara lain
mana uji parametrik tidak mungkin dilakukan karena
dapat dilakukan dengan melihat p-value (nilai pro-
asumsi yang tidak memenuhi syarat dalam peng-
babilitas) yang mana lebih rendah dari 5%, misalnya
gunaan uji tersebut. Uji “Kruskal-Wallis Test” adalah
kita menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
uji alternatif yang digunakan untuk uji ANOVA bila
d. Repeated-Measures ANOVA mana uji tersebut tidak bisa digunakan untuk meng-
Repeated-measure ANOVA adalah jenis statistik analisis suatu data penelitian. Uji tersebut tentunya
yang biasa digunakan dari beberapa situasi. Ketika digunakan jika variabel melebihi dua variabel. Namun
seorang peneliti akan melakukan pengukuran ber- ketika pengukurannya dilakukan secara berulang dan
ulang sebanyak tiga kali atau lebih dengan variabel uji parametrik tidak bisa dilakukan maka alternatif-
dependen yang sama, maka repeated measures nya harus ke non-parametrik yaitu dengan memilih
ANNOVA menjadi solusinya. Friedman test.

166 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 167


3. Uji Beda Proporsi ngan rumus “Fisher Exact Test”. Namun ketika akan
Uji ini biasa digunakan ketika seorang peneliti ingin melakukan perbandingan proporsi dari dua kelom-
melihat perbedaan proporsi kelompok yang berbeda pok (misalnya pretest-posttest yang digunakan un-
dan variabel dependennya dikategorikan sebagai tuk membandingkan perubahan proporsi dari vari-
data yang nominal. Uji Chi-Square atau biasa dike- abel nominal, maka uji yang paling tepat adalah
nal dengan sebutan Kai Kuadrat adalah salah satu “McNemar’s test”.
jenis uji komparatif non parametrik yang dilakukan Perhitungan nilai x2 dilakukan dengan rumus berikut,
pada dua variabel, di mana skala data kedua vari- dan dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa
abel adalah nominal. Secara umum tidak ada asumsi nilai x2 adalah 1.0.
yang harus dipenuhi untuk uji x2, karena distribusi x2
ini termasuk free-distribution. 4. Uji Korelasi
Uji chi-square ini biasanya digunakan untuk sampel Uji korelasi Pearson’s digunakan ketika seorang pe-
yang jumlahnya besar karena ada beberapa syarat di neliti ingin melihat hubungan dari kedua variabel
mana chi-square dapat digunakan yaitu : tersebut dan data yang akan diukur minimal adalah
a. Bila tidak terdapat cell dengan nilai frekuensi ken- jenis data interval.Syarat atau Asumsi klasik un-
yataan atau disebut juga Actual Count (F0) sebe- tuk uji pearson antara lain : Linearitas, Normalitas,
sar 0 (Nol). Heteroskedastisitas.
b. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka ti- Rentang dari koefisien korelasi yang berkisar antara
dak boleh ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi -1, 0 dan 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa apa-
harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) bila semakin mendekati nilai 1 atau -1 maka hubung-
kurang dari 5. an makin erat, sedangkan jika semakin mendekati 0
maka hubungan semakin lemah.Nilai koefisien kore-
c. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3,
lasi uji pearson product moment dan makna keerat-
maka jumlah cell dengan frekuensi harapan yang
annya dalam sebuah analisis statistik atau analisis
kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
data. Nilai koefisien korelasi uji pearson product mo-
Kadang uji chi-square tidak dapat digunakan karena ment dapat dijelaskan sebagai berikut :
adanya beberapa kendala. Apabila tabel kontingensi
a. Nilai koefisien 0 = Tidak ada hubungan sama sekali
2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat
(jarang terjadi).
seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi ha-
rapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti de-

168 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 169


b. Nilai koefisien 1 = Hubungan sempurna (jarang
terjadi).
c. Nilai koefisien> 0 sd < 0,2 = Hubungan sangat ren-
dah atau sangat lemah.
d. Nilai koefisien 0,2 sd < 0,4 = Hubungan rendah Daftar Pustaka
atau lemah. 
e. Nilai koefisien 0,4 sd < 0,6 = Hubungan cukup be-
sar atau cukup kuat.
f. Nilai koefisien 0,6 sd < 0,8 = Hubungan besar atau
kuat,
g. Nilai koefisien 0,8 sd < 1 = Hubungan sangat besar Creswell, J. W. (2014). Research design : qualitative,
atau sangat kuat. quantitative, and mixed methods approaches. SAGE
h. Nilai negatif berarti menentukan arah hubungan, Publications, Inc. United Kingdom
misal: koefisien korelasi antara penghasilan dan Boonshuyar, C. (2007). Biostatistic : a foundation for
berat badan bernilai -0,5. Artinya semakin tinggi health science research 2nd sedition. Sena Printing.
nilai penghasilan seseorang maka semakin ren- Bangkok Thailand
dah berat badannya dengan besarnya keeratan
hubungan sebesar 0,5 atau cukup kuat (lihat tabel Imperial College London. (2016). Citing and referenc-
di atas). ing: Vancouver style. London

Polit, D. F & Beck, C. T. (2012). Nursing research :


Generating and assessing evidence for nursing prac-
tice. 19th edition. Lippincot J. B. Lippincott Company

Pamungkas, R. A. (2016). Statistik untuk perawat dan


kesehatan: Dilengkapi tutorial SPSS dan interpretasi
data. Trans Media Info. Jakarta Indonesia

170 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 171


Shi, S. (2006). Literature review : An overview. Cortland
: State University of New York

Center, T. R. Publication manual of the american psy-


chological association (APA) 6th edition.

Vogt, W. P., Vogt, E. R., Gardner, D. C., & Haeffele, L.


Indeks
M. (2012). Selecting the right analyses for your data

: Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods. The
Guilford Press A Division of Guilford Publications, Inc
A
abstrak, 31, 32
alternatif, 19, 20, 84, 90, 112, 116, 117
Analisa Data, 48
ANCOVA, 91, 92, 93
Angket, 83
Asosiatif, 13, 21
Asuhan Keperawatan, 5

B
bias, 7, 33, 47, 52, 53, 54, 57, 58, 69, 75, 79, 82, 83,
84
Bivariat, 105

C
case control, 54, 55, 91
case control., 54
checklist., 83
chi-square, 118

172 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 173


Citation Style, 37 frekuensi, 48, 97, 105, 118
Cluster, 75, 76 Friedman test., 118
coding, 8
G
confidence level, 113
Gap, 15, 16
confounding, 52, 54, 89, 90, 91, 92
Cronbach, 87, 89 H
cross-sectional, 46, 51, 52, 53, 125 heterogen, 73, 75
hipotesis, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 30, 47, 55, 80,
D
110, 111, 112, 113, 114, 116
Data Base, 37
hipotesis nol, 112, 114
Deskriptif, 5, 12, 20, 36, 44, 45, 48, 95, 105
homogen, 71, 75, 90, 116
diabetes, 5, 13, 17, 18, 20, 21, 27, 28, 75, 90, 91, 111
homogenity, 91
Distribusi, 97
I
E
inferensial, 60
eksklusi, 63
informed consent, 41
eksperimen, 35, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 90, 112,
inovasi, 2, 4
114
Insidental, 77
empiris, 8, 86, 89, 94
instrumen, 29, 33, 50, 58, 80, 84, 85, 86, 87, 88, 93,
Ethical Clearance, 39
94
evidence based practice, 2
Interpretasi, 86, 109
expert, 11
interval, 72, 73, 95, 97, 98, 114, 117, 119
F
J
fenomena, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 16, 17, 21, 23, 25,
Jurnal, 32, 35, 36
44, 45, 49, 51, 54, 81
Fisher Exact Test, 118

174 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 175


K metode, 3, 5, 6, 8, 14, 15, 17, 28, 29, 33, 37, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 57, 61, 62, 72, 73, 78, 81,
kode etik, 38, 39
86, 90, 105
koding, 41
mode, 98, 100, 105
koefisien, 86, 87, 88, 89, 119
Multistage, 76
Kohor, 53, 55, 58
Komparatif, 6, 13, 20 N
konsep, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 47, 69, 85 nominal, 95, 96, 100, 106, 118
Konseptual, 7 Non-Equivalent, 61

kontrol, 5, 6, 54, 57, 60, 61, 62, 64, 65, 66, 67, 91, 92, non-parametrik, 114, 116, 117
107, 111, 112, 114
O
Korelasi, 5, 21, 36, 49, 86, 87, 88, 105, 106, 110, 119
Observasi, 16, 36, 45, 50, 52, 81, 82
Kruskal-Wallis, 117
Odds Ratio, 108
kualitatif, 3, 6, 36
ordinal, 95, 96, 100, 106, 116
kuantitatif, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 22, 23, 26, 46, 68, 69, 95,
Orisinil, 14
96
outcome, 53
L output, 109
literatur, 16, 29, 31, 32, 34, 35
P
literature review, 29, 30
paired t-test, 116, 117
M Paradigma, 1
Mann-Whitney U, 116 parametrik, 114, 116, 117, 118
mean, 44, 49, 98, 99, 100, 111, 112, 114, 116 Pearson’s r, 119
measurable, 17 Plagiarisme, 42
median, 49, 98, 99, 100 populasi, 7, 19, 44, 45, 46, 48, 49, 52, 57, 58, 68, 69,
71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 85, 106, 107, 111,
114, 116

176 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 177


post-test, 61, 62, 64, 65, 66, 115 S
pre-test, 61, 62, 65, 66, 67, 115 sampel, 6, 7, 32, 33, 43, 46, 48, 49, 51, 52, 54, 58, 60,
Probabilitas, 56, 70 63, 64, 66, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77,
78, 81, 85, 86, 90, 91, 92, 103, 111, 113, 114, 115,
product moment,, 87
116, 118
prospective, 55
sampling, 63, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78,
Purposive, 78
79, 113
Q significance level, 113
quasi eksperimental, 28, 35 Sitasi, 37
Quasy Experiment, 6 Skala, 95, 96
Quota, 77 Snowball, 78
SPSS, 93, 94, 109, 120
R
standar deviasi, 49, 102, 103, 104, 105
random, 60, 61, 63, 64, 66, 67, 70, 71, 72, 73, 74, 75,
statistik, 6, 8, 19, 20, 44, 55, 86, 91, 92, 93, 95, 97, 98,
76, 77, 78, 90
105, 106, 110, 111, 113, 114, 115, 116, 117, 119
Range, 101, 102
Stratified, 73, 76
rasio, 95, 97, 98, 106, 108, 109
studi kasus, 5, 49, 50, 51
relative risk, 56
Survei, 6, 45, 46, 47, 48, 49, 50
reliabel, 84, 85, 86, 87, 89, 94
reliabilitas, 51, 80, 85, 86, 87, 88, 89, 93, 94 T
Repeated-measure, 117 Tendensi sentral, 98
representatif, 69, 70, 72, 75, 77, 78, 85, 98 True Experiment, 5, 63, 64
retrospective, 54, 55 true experimental, 35, 36
review, 11, 16, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 126 T-Test, 114, 115
riset, 1, 2, 4, 6, 8, 30, 33, 39, 92 Type I error, 112
type II error, 112

178 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 179


V
validitas, 33, 51, 57, 61, 66, 68, 80, 84, 85, 93, 94
validity, 70, 84, 85
variabel, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 17, 20, 21, 23, 24,
25, 26, 27, 32, 33, 45, 49, 53, 54, 60, 61, 63, 64,
84, 85, 89, 90, 91, 92, 93, 105, 106, 111, 116, 117,
118, 119
Variability, 101

W 
wawancara, 45, 46, 47, 50, 82, 83
Wilcoxon Signed-Rank, 116

P
Lampiran
ρ-value, 113 

180 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 181


Contoh Literature Review Contoh jurnal original penelitian
dengan desain Quasi-Experiment
Pamungkas RA, et al. Belitung Nursing Journal June;2(3): 34-39
Accepted : 20 June 2016
International Journal of Public health Science (IJPHS)
http://belitungraya.org/BRP/index.php/bnj/
Vol.5, No.4, December 2016, pp. 400-405
© 2016 Belitung Nursing Journal ISSN: 2252-8806 � 400
This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution
4.0 International License which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited Relaxation Progressive Muscle Program on Exercise Behavior
and Clinical Outcomes among Hypertension Patients
REVIEW ARTICLE ISSN: 2477-4073
Rian Adi Pamungkas, Wahyu Kirana, Florensa
SELF MANAGEMENT PROGRAM AMONG TYPE 2 Yarsi Nursing College, Pontianak, Indonesia
DIABETES MELLITUS PATIENTS: A LITERATURE
REVIEW
Article Info ABSTRACT

Rian Adi Pamungkas’, Dodik Limansyah, Sudarman, Brajakson Siokal Article history The objective of this study was to examine the effect
of relaxation progressive muscle program on exercise
Lecture, Marendeng Nursing Science, Indonesia Received May 9, 2016 behavior and clinical outcomes among Patients with
Revised Jul 18, 2016 Hypertension in a Community Setting, in Indonesia. A
Accepted Jul 30, 2016 quasi-esperimental, two group, pre test and post-test
‘Correspondence:
Rian Adi Pamungkas, S.Kep.Ns., MNS Keyword : design was used in this study. The experimental group
received relaxation progressive muscle program,
E-mail: adirian491@yahoo.com Blood pressure level whereas the control group did not receive the program.
Cholesterol total level 30 subjects in the experimental group and 30 subjects in
ABSTRACT
Exercise behavior the control group completed the program, respectively.
Hypertension The results of his study indicated that significantly
Background: Diabetes mellitus is a crucial problem that leads to serious multiple complication.
Relaxation progressive muscle differences on exercise behavior (p = 0.000), blood
Self-management program is a essential foundation for the empowerment approuch, and neces-
sary for patients to effectively manage their behaviors. program pressure level (p = 0.000) and cholesterol total level (p
Purpose: The purpose of this study is to describe, compare and critique six existing self-man- = 0.000) between the experimental group and control
agement programmes that are commonly used to guide self-management for type 2 Diabetes group. The relaxation progressive muscle program was
Mellitus (DM) patients. absolutely effective to improve the exercise behavior,
Method: An integrative review was conducted. Relevant studies published in English language blood pressure level and cholesterol total level among
and retrieved from CINAHL, PubMed, Science Direct, and Google search were included. patients with hypertension. Further studies should
Results: 5 Randomized control trial (RCT) studies and i quasy experimental study were re- be recognized by using larger groups over a longer
viewed. Goal setting and action planning combined with other strategies (brief counseling, prob- time frame and Health care providers also should
lem solving, and follow-up strategy) showed more effective to improve behavioral change and focus in promoting this program among patients with
several clinical outcomes. Continuing follow-up through telephone-call and face to face follow-up hypertension.
becomes the essential element for successful behavior change.
Copyright © 2016 Institute of Advanced Engineering and Science.
Conclusion: Diabetes self-management program is effective to improve behavioral change and All rights reserved
clinical outcomes among patients with type 2 DM. Further research isneeded to test the effec-
tiveness of self-management combined with other strategies which are goal setting strategy and Corresponding Author :
follow-up strategy in patients with type 2 DM.
Rian Adi Pamungkas,
Key words: self-management, type 2 diabetes mellitus, program Yarsi Nursing Collage,
Pontianak, Indonesia,
INTRODUCTION insulin production and glucose metabo- Email : Adirian491@yahoo.com
Diabetes mellitus is a endocrine system lism.1 Diabetes mellitus also leads to
disorder, which characterized by abnor- multiple long-term complications, such
mal fluctuations of blood glucose levels. as constriction of blood vessels, throm-
It was usually related with a defect of botic micro angiopathy (nephropathy

182 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 183


Contoh jurnal penelitian dengan desain cross-sectional

Research Article

DIETARY BEHAVIOR AMONG MUSLIM PATIENTS WITH


POORLY CONTROLLED TYPE 2 DIABETES MELLITUS
IN A COMMUNITY SETTING, IN INDONESIA
Riwayat Penulis
IJMPS
Set.Journal
Rian Adi Pamungkas1, Tippamas Chinnawong2, Charuwan Kritpracha3 
Impact Factor Master of Nursing Science Student, Faculty of Nursing, Prince of Songkla University Thailand,
5.001 Clinical instructure in Marendeng of Nursing College, West Sulawesi, Indonesia, ‘Lecture of
Medical Nursing Department, Prince of Songkla University Thailand, ‘Lecture of Medical Nursing
Department, Prince of Songkla University Thailand.

A BCTR A CT

Background : Dietary behavior is the cornersione of patients with poorly controlled type 2 DM. This
condition becomes a common problem in patients with type 2 DM.
Purpose : The objective of this study was to describe the dietary behavior in Muslim patients with poorly
controlled type 2 DM in a community setting, in Indonesia.
Methods : A quantitative descriptive study to describe the dietary behavior of 70 patients with poorly
controlled type 2 DM who met the inclusion criteria. These patients were selected by using random
sampling assignment from Kebunsari Public Health Center areas in Polewali Mandar Sub-District. West
Sulawesi, Indonesia. Dietary behavior was meassured by using the Dietary Behavior Questionnaire Rian Adi Pamungkas (Iyan)
(DBQ). The DBQ was modified from a previous study with adequate reliability (Chronbach’s alpha was.
B2). Descriptive statistics were used in terms of frequency, percentage, mean, and standard deviation to
describe patient’s characteristics and dietary behavior in this study.
Results : Subjects who participated in this study were middle aged with an average 53.91 years.
Penulis lahir di Sugihwaras 11 November 1987 dan mengawali pen-
More than half of subjects in this study were female (74.3%) who had been studied in the elementary didikan keperawatan pada jenjang Diploma III Keperawatan (D3) YPPP
level (60.0%). The majority of the patients had no experience of any previous educational program or
counseling program related to dietary behavior (85.7%). The results showed a moderate level of dietary Wonomulyo, Polewali Mandar (2006 - 2009) dan Sarjana Keperawatan
behavior in patients with poorly controlled type 2 DM.
(S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Marendeng Majene (2010
Discussion : Dietary behavior becomes a common issues in patients with poorly controlled type 2 DM.
Several factors contributed patients performing the dietary behavior including unstructured educational - 2012), Program Profesi Ners juga diselesaikan di Sekolah Tinggi Ilmu
program in the public health center, self-commitment, belief and perception, and local culture.
Kesehatan Marendeng Majene (2012 - 2014). Kemudian penulis melan-
Conclusion : The total level of dietary behavior in patients with poorly controlled type 2 DM was
moderate level. Two subscale of dietary behaviors including selecting a healthy diet and arranging a jutkan pendidikan Program Magister Keperawatan (S2) Internasional
meal plan were classified as a moderate level, whereas recognizing the amount of doof calories, and
managing dietary behaviors challenges were a low level. Program di Prince of Songkla University Thailand (2013 - 2015). Saat
Recommendation : Further research is needed to establish an intervention approach related to dietary ini penulis sementara menempuh pendidikan program Doctoral of Fami-
behaviors for improving the dietary behaviors of the patients with poorly controlled type 2 DM.
ly Health, konsentrasi diabetes melitus di Mahidol University, Bangkok
Key Words : Dietary behaviors, Poorly controlled type 2 diabetes mellitus, Indonesia.
Thailand (2016 sampai sekarang).
BACKGROUND 17.9 million adults have been diagnosed
The high percentage of diabetes mellitus with DM whereas 57 million were pre-dia- Saat ini penulis berstatus sebagai dosen tetap di STIKes Mega Rezky
(DM). has become a universal pheno- betic. In Indonesia, diagnosis of DM was
the seventh largest number with a preva-
Makassar dan aktif menjalani Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu,
menon. The World Health Organization
(WHO) estimated that more than 346 mil- lence in 7.6 million adults (Soewondo, penulis juga aktif sebagai akademisi, penulis buku dan dan beberapa
lion people have been diagnosed with DM Ferrario, & Tahapary, 2013). The high
(Song et al., 2012). The american Diabe- proportion of patients remains due to poor Project penelitian terkait Non-communicable diseases.
tes Association [ADA] (2013) reported that glycemic control.

184 Metodologi Riset Keperawatan Metodologi Riset Keperawatan 185


Andi Mayasari Usman (Maya)

Penulis lahir di Ujung Pandang 05 Oktober 1988 dan mengawali pen-


didikan keperawatan pada jenjang Sarjana Keperawatan (S1) pada
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar (2007 - 2011), Pro-
gram Profesi Ners juga diselesaikan pada universitas yang sama (2012
- 2013). Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Program Magister
Keperawatan (S2) di Universitas Hasanuddin Makassar (2015 - 2017).
Saat ini penulis berstatus sebagai dosen tetap di STIKes Mega Rezky
Makassar dan aktif menjalani Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu
penulis juga aktif mengikuti berbagai macam pelatihan dan workshop
terkait keperawatan medikal bedah serta aktif melakukan penelitian.

186 Metodologi Riset Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai