Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah endemis DBD dan mengalami
epidemic sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan dengan banyaknya genangan air
bersih yang menjadi sarang nyamuk dan mobilitas penduduk yang tinggi menjadikan
Indonesia termasuk dalam salah satu Negara yang endemic penyakit DBD karena
jumlah penderitanya yang terus menerus bertambah dan penyebarannya semakin luas
(Sungkar dkk, 2010).
DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis termasuk Indonesia, yang
menjadikan Indonesia tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty. Panas yang
ekstrim dapat membunuh nyamuk, tapi suhu yang hangat dapat meningkatkan
kelangsungan hidup nyamuk. Penyakit DBD pertama kali dicurigai sejak terjadinya
KLB yang pertama kali, yaitu di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1998 dengan jumlah
kasus 58 dan kematian 24 orang (Case Fatality Rate / CFR 41.5 %).

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi DHF
2. Mengetahui etiologi DHF
3. Mengetahui patofisiologi DHF
4. Mengetahui pathway DHF
5. Mengetahui tanda dan gejala DHF
6. Mengetahui komplikasi DHF
7. Mengetahui diagnosa keperawatan DHF
8. Mengetahui asuhan keperawatan DHF

C. Sistematika penulisan

Makalah ini terdiri dari 4 BAB. Di mana BAB I Pendahuluan yang berisi Latar
Belakang, Tujuan Penulisan dan Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teori yang
berisi Pengertian, Anatomi Fisiologi, Etiologi, Tanda dan Gejala, Patofisiologi,
Pathway, Penatalaksanaan, Komplikasi. BAB III Asuhan Keperawatan yang berisi
Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, dan Evaluasi. BAB IV Penutup yang berisi
Kesimpulan dan Saran.
2

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Ngastiyah, 2005). DHF adalah
penyakit yang terjadi pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam nyeri pada
persendian yang biasanya memburuk pada dua hari pertama (Mansjoer, 2000).
Penyakit dengue adalah penyakit infeksi yang banyak ditemukan di daerah tropis,
termasuk penyakit infeksi tropis (Misnadiarly, 2009). Demam Berdarah Dengue adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam
tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang
semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak. Penyakit ini juga
sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah (Nursalam, 2005).
B. Anatomi Fisiologi
Darah merupakan salah satu komponen penting yang ada di dalam tubuh manusia.
Sebab darag berfungsi mengalirkan zat-zat atau nutrisi yang dibutuhkan tubuh,
kemudian mengalirkan karbondioksida hasil metabolisme untuk dibuang. Ada empat
fungsi utama darah, yaitu memberikan suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh,
membawa nutrisi, membersihkan sisa-sisa metabolisme dan membawa zat antibody
(Pearce, 2009).
1. Komposisi darah
Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang tersangkut di dalam cairan
kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang
mengandung sari-sari makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-
sel darah.
Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah dan sel darah putih
disebut juga korpuskel.
2. Sel darah merah
Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya,
sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak
belakang. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Rata-
rata umurnya 120 hari. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan
3

zat besi. Warnanya yang merah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-
paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen
ke sel dan mengikat karbondioksida.
Sel darah merah yang tua akan pecah menjadi partikel kecil di dalam jati dan
limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos
dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang
kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah
merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap 4
bulam sekali.
3. Sel darah putih
Sel darah putih berupa bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari
sel darah merah namun lebih sedikit. Dalan setiap milimeter kubik terdapat 6.000-
10.000.
Fungsi sel darah putih :
Granulosit dan monosit mempunyai peran penting dalam perlindungan badan
terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit, mereka
memakan bakteri hidup yang masuk ke dalam peredarah darah.
Sebagai hasil fagostik sel darah putih, peradangan dapat dihentikan. Bila
kegiatannya tidak berjalan sempurna, maka berarti berkurangnya jumlah sel darah
putih kalah sampai 5.000 atau kurang leukopenia (Pearce, 2009)
4. Pembekuan darah
Proses yang mencegah kehilangan darah dari badan melalui luka disebut
hemostasis. Pembekuan sumbat trombosit untuk mencegah kebocoran darah.
Pembekuan fibrin di sekitar sumbat trombosit dan reaksi fibrin: untuk merekat
pembuluh darah yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat. (Watson,
2001)
5. Fungsi darah
Menurut Watson (2001) fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain
sebagai alat pengangkut (pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh.

C. Etiologi
Menurut Widoyono (2011), penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue dari
kelompok arbovirus B, yaitu Arthropod-borne virus atau virus yang disebarkan oleh
artropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus dari famili flaviviridae.
4

Ada empat serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Serotipe DEN-3 merupakan
jenis yang sering dihubungkan dengan kasus parah. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang bersangkutan (Misnadiarly, 2009).
Faktor utama penyakit DHF adalah nyamuk aedes aegypty. Nyamuk ini adalah nyamuk
yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia
(terdapat virus dalam darah). Menurut laporan terakhir, virus dapat menyalurkan secara
transovaliar dari nyamuk ke telur-telurnya (Ngastiyah, 2005)
Virus berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama pada kelenjar air
liurnya, dan jika nyamuk ini menggigit orang, maka dengan otomatis virus ini
berpindah ke orang tersebut dengan air liur nyamuk tadi. Dalam tubuh manusia virus
ini akan berkembang selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami demam
berdarah dengue. Virus ini memperbanyak dirinya dalam tubuh manusia dan berada
dalam darah selama satu minggu, sehingga dapat menularkan penyakit kepada orangt
lain di sekitar wilayah yang ada nyamuk penularnya. Sekali nyamuk terinfeksi, maka
myamuk akan menjadi infektif seumur hidupnya (Widoyono, 2011)

D. Tanda dan Gejala


1. Panas tinggi 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan melalui tourniquet menunjukkan hasil positif
3. Syok atau renjatan yang gejalanya cepat dengan nadi melemah.
4. Pembesaran hati.

E. Patofisiologi
Menurut Aris Tanaoka (2008), virus masuk melaui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Salah satu hal yang menentukan beratnya penyakit ada;ah meningkatnya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma darah, terjadinya hipotensi,
trombositopenia, dan diatesis hemoragic. Nilai hematokrit meningkat bersamaan
dengan hilangnya plasma melalui endotel pembuluh darah.
5

F. Pathway
Virus Dengue

Gigitan nyamuk Orang yang terinfeksi

Menyerang orang Gigitan nyamuk

Antibodi menurun Membawa virus

Tubuh terinfeksi dan terjadi proteksi dari sistem imun tubuh

Gg sist.
vermis Menyerang gastrointestinal Suhu naik
koagulasi

Kelemahan Asam lambung


trombositopenia fisik naik hipertermi

Nyeri akut Intoleransi


Perdarahan tubuh Anoreksia, mual
aktifitas
muntah
Syok hipovolemik
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kematian ansietas kebutuhan tubuh

Kurang pengetahuan

Kekurangan volume cairan

Sumber : Aristanaoka (2008), Carpenito (2000)


6

G. Klasifikasi
Demam berdarah dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu :
1. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas
2. Derajat II
Gejala yang timbul pada derajat I ditambah perdarahan spontan. Biasanya dalam
bentuk perdarahan dalam kulit
3. Derajat III
Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit
dingin dan pasien gelisah
4. Derajat IV
Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi.

H. Penatalaksanaan
1. Renjatan atau perdarahan
Pengawasan tanda vital (TD, nadi, pernapasan, suhu) secara kontinu. Pemeriksaan
hematokrit, hemoglobin, dan trombosit sesuai permintaan dokter.
2. Perdarahan gastrointestinal
Periksa hematokrit dan hemoglobin serta trombosit, ukur tekanan darah, periksa
nadi, pasang NGT untuk membantu pengeluaran darah dari lambung.
3. Muntah bercampur darah
Pasien perlu tindakan secepatnya. Pasien dikirim ke UGD apabila :
a. Terjadi perdarahan masif
b. Trombosit menurun sampai <50.000/mm3
c. Jika setelah pemberian cairan, terjadi perburukan kondisi klinis
d. Terjadi kejang, penurunan kesadaran atau lainnya

I. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau demam berdarah jika tidak segera di tangani
akanmenimbulkan kompikisi adalah sebagai berikut :
a. PerdarahanPerdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,
penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) < 100.000/mm3, dan koagulopati,
trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnya megakoriosit muda
dalamsumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan
7

terlihat pada uji tourniquet positif, petechi, purpura, ekimosis, dan perdarahan
saluran cerna, hematemesis dan melena.
b. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke
2 – 7, disebabkanoleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi
kebocoran plasma,efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum,
hipoproteinemia,hemokonsentrasi dan hipovolemi yang mengakibatkan
berkurangnya aliran balik vena (venous return), prelod, miokardium volume
sekuncup dan curah jantung,sehingga terjadi disfungsi atau kegagalan sirkulasi dan
penurunan sirkulasi jaringan.
c. Hepatomegali hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan
dengannekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel
kapiler.Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih
banyak dikarenakan adanya reaksi atau kompleks virus antibody.
d. Efusi pleuraEfusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan
ekstravasasialiran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea, sesak
napas.
8

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal
yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun
selama pasien dirawat di rumah sakit (Widyorini et al. 2017).
a. Identitas Pasien
Identitas pasien, meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin, alamat
ternapt tinggal, suku bangsa, agama, serta pekerjaan. Keluhan utama pasien
biasanya demam, mual dan muntah, nafsu makan menurun, nyeri otot, dan nyeri
persendian. Riwayat penyakit sekarang meliputi sejak kapan timbul demam,gejala
lain yang menyertai demam, (misalnya: mual, muntah, nafsumakan, diaforesis,
eliminasi, nyeri otot dan sendi). Riwayat penyakit dahulu yang perlu ditanyakan
yaitu riwayat penyakit yang pernah diderita oleh klien maupun keluarga. Apakah
dalam keluarga pernah mempunyai riwayat penyakit keturunan atau pernah
menderita penyakit kronis sehingga harus mengalami perawatan di rumah sakit.
b. Pengkajian Kesehatan
Pengkajian kesehatan dapat dikaji melalui pola Gordon, dimana pendekatan ini
dilakukan dengan cara mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan
pengkajian fisik pada masalah khusus. Adapun pengkajian kesehatan yang biasa
atau secara umum di dapatkan pada penderita Dengue Haemorrñagic Fever adalah
sebagai berikut :
1) Pola nutrisi Mual dan muntah, penurunan nafsu makan atau anoreksia, dengan
tanda-tanda tidak menghabiskan porsi makan, muntah, dan mukosa bibir kering.
2) Sirkulasi Terjadi takikardi, hipotensi, perdarahan, trombositopenia, leukopenia,
ekimosis, epitaksis, dan hematemesis.
3) Nyeri Nyeri tekan abdomen atau ulu hati, nyeri pada otot dan persendian. 4)
Eliminasi Melena, hematuria, konstipasi, diare.
5) Aktifitas Kelemahan, kelelahan, nyeri otot dan persendian, serta mengalami
gangguan pola tidur Karen ketidaknyamanan yang dirasakan.
6) Cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan sampai berat.
7) Neurosensori Penurunan kesadaran, pingsan, pusing.
8) Pernafasan Takipnea, pernapasan dangkal.
9) Integumen Petechiae, purpura, kulit dingin.
9

B. Diagnosa Keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus
dengue (viremia)
Tujuan : suhu tubuh normal
Kriteria hasil : suhu tubuh normal antara 36-37 celcius, membran mukosa basah,
nadi normal (80-100x/ menit), nyeri otot hilang.
Intervensi :
1. Berikan kompres air biasa
Rasional : kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi
2. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
Rasional : mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
3. Anjurkan menganakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat pada
pasien.
Rasional : memberikan rasa nyaman dan pakaian tipis tidak merangsang
peningkatan suhu tubuh.
4. Observasi intake dan output, tanda vital tiap 3 jam sekali atau lebih
Rasional : mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh. Tanda vital merupakan acuan mengetahui keadaan
umum pasien.
5. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat antipiretik sesuai
program.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang
tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan suhu tubuh pasien.

b. Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan berlebihan


Tujuan : tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
1. Monitor keadaan umum pasien
Rasional : untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat
terjadi perdarahan.
10

2. Observas tanda vital setiap 3 jam atau lebih


Rasional : perawat perlu terus mengobservasi tanda vital untuk memastikan
tidak terjadi syok.
3. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika
terjadi perdarahan.
Rasional : dengan melibatkan pasien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan
dapat segera diketahui.
4. Kolaborasi : pemberian cairan intravena
Rasional : cairan intravena diperlukan untukmengatasi kehilangan cairan tubuh
secara hebat.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake nutrisi tidak adekuat akibat mual muntah
Tujuan : tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria : tidak ada tanda-tanda malnutrisi, tidak terjadi penurunan beraat badan,
nafsu makan meningkat, mual muntah berkurang
Intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
Rasional : mengidentifikasi defisiensi, menentukan intervensi
2. Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional : mengawasi masukan makanan pasien
3. Timbang BB secara rutin
Rasional : mengawasi menurunan BB
4. Bantu oral hygiene
Rasional : meningkatkan nafsu makan
5. Hindari makanan asam/pedas
Rasional : mencegah mual muntah
6. Anjurkan makan sedikit tapi sering
Rasional : meningkatkan intake makanan

d. Nyeri akut berhubungan dengan injury


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri pasien berkurang
NOC : pain level, pain control, comfort level
11

Kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, frekuensi, tanda nyeri)

Keterangan skala :

1. Tidak pernah menunjukkan


2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

NIC : pain management

Intervensi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, durasi,


frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui nyeri pasien
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu, ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
NIC : analgesic administrasion
Intervensi :
1. Tentukan lokasi, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat.
2. Cek riwayat alergi
3. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
4. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan intoleransi aktivitas
teratasi
NOC : energi Conservation
Kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa peningkatan tanda vital
12

2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri


3. Tanda vital normal
4. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat
5. Sirkulasi status baik
6. Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat
NIC : activity therapy
Kriteria hasil :
1. Kolaborasi dalam merencanakan program therapy yang tepat
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3. Bantu pasien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologis dan sosial.
4. Bantu untuk melakukan aktivitas yang disukai

f. Kekurangan volume cairan


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kekurangan volume cairan teratasi
NOC : fluide balance
Kriteria hasil :
1. Mempertahankan urine output sesuai BB, usia, urine normal dan HT normal
2. Tanda vital dalam rentan normal
3. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus berlebihan.
NIC : Fluid management
Kriteria hasil :
1. Timbang popok jika diperlukan
2. Pertahankan catatan intake output yang akurat
3. Monitor status hidrasi
4. Monitor vital sign
5. Monitor status nutrisi
6. Dorong keluarga untuk bantu pasien makan
7. Dorong pasien untuk menambah intake cairan

g. Kurang pengetahuan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, kurang pengetahuan dapat
teratasi.
13

NOC : disesase process


Kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis, dan program pengobatan.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan dengan
benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat
dan tim kesehatan lainnya.
NIC : teaching : disease process
Intervensi :
1. jelaskan patofisiologi, dan penyakit
2. gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit.
3. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
4. Diskusikan perubahan gaya hidup dengan baik dan tepat.

C. Evaluasi
a. Suhu tubuh normal
b. Tidak terjadi syok hipovolemik
c. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
d. Nyeri pasien berkurang
e. Intoleransi aktivitas teratasi
f. Tidak kekurangan volume cairan
g. Kurang pengetahuan dapat teratasi
14

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. DHF adalah penyakit yang terjadi
pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam nyeri pada persendian yang
biasanya memburuk pada dua hari pertama. Penyakit dengue adalah penyakit infeksi
yang banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk penyakit infeksi tropis. Demam
Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus)
yang masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit
ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada
anak. Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami masih memiliki banyak kekurangan. Karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai