Anda di halaman 1dari 29

MINI RISET GEOGRAFI TANAH

ANALISIS SIFAT FISIKA, SIFAT BIOLOGI, SIFAT KIMIA, DAN PROFIL


TANAH DI DESA RAMBUNG BARU, KECAMATAN SIBOLANGIT
KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

DISUSUN OLEH :

Nabila Anggraini
Ririn Salsalita Br. Kemit
Sania Mutia
WindyWulandari
Nurul Aini
Helfrini Br. Sinaga
Miranti
Evelina Br. Gurning
Belfry Fernando Luiz Silitonga
KELAS C

DOSEN PENGAMPU : Elfayetti, MP.

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT., dimana atas segala
nikmat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang berjudul
“Analisis Sifat Fisika, Sifat Biologi, Sifat Kimiawi, dan Profil Tanah di Desa
Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara” sebagai pemenuhan salah satu tugas pada mata kuliah Geografi
Tanah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas, kepada Ibu Elfayetti, MP. selaku dosen pada mata
kuliah Geografi Tanah di Universitas Negeri Medan yang telah memberikan
arahan serta bimbingan kepada penulis.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri
khususnya.

Medan, 19 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Landasan Teori..........................................................................................6
2.1.1 Sifat Fisika Tanah...............................................................................6
2.1.2 Sifat Kimia Tanah............................................................................10
2.1.3 Sifat Biologi Tanah..........................................................................12
2.1.4 Profil Tanah......................................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................19
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................19
3.2 Waktu Penelitian......................................................................................19
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................19
3.4 Teknik Analisis Data...............................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................21
4.1 Profil Tanah.............................................................................................21
4.2 Sifat Fisika Tanah....................................................................................23
4.3 Sifat Kimia Tanah....................................................................................24
4.4 Sifat Biologi Tanah..................................................................................25
BAB V PENUTUP.................................................................................................26
5.1 Kesimpulan..............................................................................................26
5.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan salah satu komponen lahan yang mempunyai


peranan penting terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman, karena
tanah selain berfungsi sebagai tempat/media tumbuh tanaman, menahan dan
menyediakan air bagi tanamanjuga berperan dalam menyediakan unsur hara
yang diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, iklim, bahan
induk, topografi/relief, organisme dan waktu. Perbedaan pengaruh dari
berbagai faktor pembentuk tanah tersebut akan menghasilkan karakteristik
tanah baik karakteristik fisik, kimia maupun biologi yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap kesuburan tanah bersangkutan. Dan hal ini juga
menunjukkan bahwa suatu wilayah dapat mempunyai sifat tanah yang
berbeda-beda. Sifat tanah yang berbeda mengakibatkan setiap tanaman
mempunyai respon yang berbeda terhadap sifat tanah tersebut-beda. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian yang berjudul
Analisis Sifat Fisika, Sifat Biologi, Sifat Kimiawi, dan Profil Tanah di Desa
Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara. Dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik fisika, kimia,
biologi, serta morfologi tanah diwilayah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana profil tanah di Desa Rambung Baru, Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara?
2. Bagaimana sifat fisika tanah di Desa Rambung Baru, Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara?
3. Bagaimana sifat kimia tanah di Desa Rambung Baru, Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara?
4. Bagaimana sifat biologi tanah di Desa Rambung Baru, Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi profil tanah di Desa
Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui sifat fisika tanah di Desa Rambung Baru,
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara.
3. Untuk mengetahui sifat kimia tanah di Desa Rambung Baru,
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara.
4. Untuk mengetahui sifat biologi tanah di Desa Rambung Baru,
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara.

1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
dalam pengembangan :
a. Menambah pengetahuan, pemahaman serta pengalaman tentang
masalah yang diteliti.

b. Membentuk pola fikir yang dinamis serta untuk mengetahui


kemampuann peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan karya ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sifat Fisika Tanah

Ciri tanah berdasarkan sifat fisiknya meliputi: tekstur, struktur,


konsistensi, warna, suhu, lengas, udara, porositas, permeabilitas dan
drainase tanah.
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan partikel pasir, debu dan
lempung dalam suatu massa tanah. Partikel pasir berdiameter 0,05
– 2 mm, partikel debu berdiameter 0,002 – 0,05 mm, dan patikel
lempung berdiameter ± 0,002 mm.Menurut Hardjowigeno (1992)
tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah
merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur yang
dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara
manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol
dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang
meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan
cara sebagai berikut:
1) Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat,
dan tidak dapat dibentuk bola dan
gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Pasir.
2) Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat,
dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir
Berlempung.
3) Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat
dibuat bola tetapi mudah hancur,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Ber
pasir.
4) Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung.
5) Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan gulungan dengan permukaan
mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Berdebu.
6) Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat
dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan
permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Debu.
7) Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat.
8) Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar,
agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka
tergolong tanah bertekstur Lempung Liat Berpasir.
9) Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan
dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu.
10) Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar,
melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat
gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat Berpasir.
11) Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat,
dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat
gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat Berdebu.
12) Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat
dibentuk bola dengan baik, dan mudah
dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertek
stur Liat.

b. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir
tanah yang membentuk agregat tanah dalam berbagai bentuk,
ukuran dan kemantapan. Kegiatan petani seperti pembajakan,
pemupukan dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah
asli.

c. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menyatakan
besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembaban.
Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur, kadar bahan organik,
kadar koloid, dan terutama lengas tanah.

d. Warna tanah
Tanah memiliki warna yang bermacam-macam, perbedaan
warna tanah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar
bahan organik, kadar mineral dan lengas (kelembaban) tanah.
Semakin tinggi kadar bahan organik, semakin gelap atau hitam
warna tanah. Mineral kapur, kaolin, kuarsa, dan feldsfar menambah
putih warna tanah. Zat besi dan hematite, magnetik dan limonit
member warna merah , coklat atau kuning pada tanah. Semakin
tinggi tingkat kelembaban tanah, semakin gelap warna tanah
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah
berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya
dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin
tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap.
Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik
umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna
abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+).
Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah
terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya
dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau
Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.

e. Suhu tanah
Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kegiatan mikrobiologi dan percambahan jenis
tanaman. Secara umum, semakin tinggi suhu sampai batas tertentu
makin meningkatkan mikrobiologi dan percambahan biji tanaman.

f. Lengas tanah
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh
pori-pori tanah yang berada di atas muka air tanah. Air yang
terdapat di pori-pori tanah yang jenuh air dan air tanah tidak
termasuk dalam lengas tanah.

g. Udara tanah
Akar tanaman membutuhkan udara (O2) untuk bernapas,
udara tanah dipengaruhi oleh genangan air, beberapa tanaman,
seperti padi sawah, kangkung, dan bakau tidak terpengaruh
genangan air karena memiliki akar napas.

h. Porositas tanah
Porositas tanah adalah perbandingan pori-pori dalam tanah
dengan volume massa tanah yang dinyatakan dalam persen. Tanah
yang mudah atau yang cepat meresapkan air disebut
tanah porous karena memiliki rongga pori-pori yang dominan.
Tanah yang bertekstur pasir bersifat porous. Tanah yang bertekstur
lempung tidak porous.

i. Permeabilitas tanah
Permeabilitas tanah adalah kecepatan air merembes ke
dalam tanah ke arah horizontal dan vertikal melalui pori-pori tanah
atau pula dapat diartikan dengan kecepatan tanah meresapkan atau
meloloskan air dalam keadaan jenuh. Kecepatan perembesan air
dipengaruhi oleh tekstur tanah.

j. Drainase tanah
Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalirkan dan
mengatuskan kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada
permukaan tanah. Air berlebihan yang menggenangi tanah
disebabkan oleh pengaruh topografi, air tanah yang dangkal, dan
curah hujan. Untuk mengatasi sifat drainase yang buruk dilakukan
dengan membangun selokan-selokan.

2.1.2 Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan


peristiwa yang bersifat kimia dan terjadi di dalam maupun di atas
permukaan tanah sehingga akan menentukan sifat dan ciri tanah yang
terbentuk dan berkembang setelah peristiwa kimia tersebut. Peubah yang
termasuk sifat kimia tanah yang mempengaruhi pertumbuhan, produksi
dan kualitas tanaman antara lain pH tanah, ketersediaan unsur hara makro
dan mikro, serta kapasitas tukar kation (Abadi 2009). Proses
pembentukan tanah merupakan suatu masalah biologi dan kimia yang
rumit dan biasanya sulit untuk digambarkan dengan reaksi tunggal.
Reaksireaksi dapat terjadi secara serempak atau dapat terlibat sederetan
reaksi yang berlangsung berurutan (Tan 1991). Berikut ini kriteria
penilaian sifat-sifat kimia tanah.
N Sifat Satuan Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
o Tanah Rendah Tinggi
1 C-Organik % <1,00 1,00- 2,01- 3,01- >5,00
2,00 3,00 5,00
2 N-Total % <0,10 0,10- 0,21- 0,51- >0,75
0,20 0,50 0,75
3 P-Bray ppm <10,00 10,00- 16,00- 26,00- >35,00
15,00 25,00 35,00
4 KTK me/100 <5,00 5,00- 17,00- 25,00- >40,00
g 16,00 24,00 40,00
5 K me/100 <0,10 0,10- 0,30- 0,60- >1,00
g 0,20 0,50 1,00
6 Mg me/100 <0,40 0,40- 1,10- 2,10- >8,00
g 1,00 2,00 8,00
7 Ca me/100 <2,00 2,00- 6,00- 11,00- >20,00
g 5,00 10,00 20,00
Sumber : Pusat Penelitian Tanah (1983) dalam Hardjowigeno (2003)

a. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah


yang dinyatakan dengan nilai pH (potential of hydrogen). Nilai pH
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+ ) di dalam
tanah. Tanah masam memiliki nilai pH yang rendah atau kadar ion H+
yang tinggi. Namun sebaliknya, tanah basa memiliki nilai pH yang
tinggi atau kadar ion H+ yang rendah. Selain ion H+ dan ion-ion lain
di dalam tanah ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan ion H+ . Apabila kandungan H+ dan OH- adalah sama
maka tanah bereaksi netral (Hardjowigeno 2003). Menurut Dikti
(1991) reaksi masam-basa dalam tanah dapat mempengaruhi tingkat
penguraian mineral dan bahan organik, pembentukan mineral liat,
aktivitas jasad renik, ketersediaan hara bagi tanaman dan secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat ditentukan oleh
pH tanah.

b. Kapasitas Tukar Kation (KTK) suatu tanah dapat didefinisikan sebagai


suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation.
Kapasitas tukar kation merupakan banyaknya kation-kation yang
dijerap atau dilepaskan dari permukaan koloid liat atau humus dalam
miliekuivalen per 100 g contoh tanah atau humus (Hakim et al. 1986).
Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan kandungan
bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir. Nilai KTK tanah
sangat beragam serta tergantung pada sifat dan ciri tanah tersebut.
Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur atau
jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik, dan pengapuran atau
pemupukan (Hardjowigeno 2003).

c. Kejenuhan Basa (KB) adalah perbandingan dari jumlah kation basa


yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam
persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan
kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya
terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan
tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam
tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa
sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah
yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion
H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991).

2.1.3 Sifat Biologi Tanah

a. Total Mikroorganisme Tanah


Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme.
Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang
terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya
mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu
sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik
dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mikroorganisme tanah
mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Anas
1989). Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme yang paling
banyak jumlahnya. Dalam tanah subur yang normal, terdapat 10 –
100 juta bakteri di dalam tanah. Angka ini meningkat tergantung
dari kandungan bahan organik suatu tanah tertentu (Rao 1994).
Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total
mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai
indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan
hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah
mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya
suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan
temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi
ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada
tanah tersebut. Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam
menentukan tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem
perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah.

b. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)


Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di
sekitar perakaran yang jumlahnya berkisar 103- 106sel/g tanah.
Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-
asam organik yang dapat melarutkan fosfat tanah maupun sumber
fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2007).
Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan
bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu
nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi
karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan
tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas.
Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 – 4
milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim
(Soepardi, 1983).

c. Jumlah Fungi Tanah


Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak
berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan
energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga
golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur
mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini
maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masamtidak akan
terjadi (Soepardi 1983). Menurut penelitian Arianto (2008),
penurunan jumlah fungi tanah yang diakibatkan oleh pembakaran
hutan dalam proses penyiapan lahan telah mematikan fungi tanah
dan mengakibatkan menurunnya jumlah fungi tanah. Selain itu
penurunan jumlah fungi tanah juga diakibatkan karena semakin
berkurangnya ketersediaan unsur hara tanah yang membantu
perkembangan fungi tanah akibat diserapnya unsur hara tersebut
oleh tanaman kelapa sawit demi mendukung pertumbuhannya.

d. Total Respirasi Tanah


Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat
aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi
(mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali
digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme
tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik
dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas
mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi
N,hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas
1989). Penetapan respirasi tanah didasarkan pada penetapan :
1) Jumlah CO2yang dihasilkan, dan
2) Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah.
2.1.4 Profil Tanah

Proses pembentukan tanah (genesa) dimulai dari pelapukan


batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti pencampuran bahan
organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur
tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian
bawah, dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon-
horizon tanah. Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk
karena hasil proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-
horizon tanah tersebut akan menghasilkan tanah. Penampang tegak dari
tanah menunjukkan susunan horizon tanah yang disebut profil tanah.

Dalam pembeuatan profil tanah di lapangan, terdapat tiga syarat


yang harus diperhatikan yaitu : Vertikal, baru dan tidak terkena sinar
matahari secara langsung. Profil tanah yang sempurna berturut-turut dari
atas ke bawah memiliki horizon O, A, B, dan C. Berikut ini adalah
gambar profil tanah seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

O1
Horizon Organik Horizon O
O2
A1 Top soil

A2
Horizon A
A3 Solum tanah
Horizon mineral
B1

Horizon sub soil


B2 B

B3

Regolith Horizon C

Parent rock/bedrock
Pembentukan horizon tanah meliputi:

a. Horizon organik
Horizon organik adalah lapisan tanah yang sebagian
besar terdiri dari bahan organik, baik masih segar maupun
sudah membusuk, terbentuk paling atas di atas horizon
mineral.

b. Horizon mineral
Horizon mineral adalah lapisan tanah yang sebagian
besar mengandung mineral, terbentuk pada horizon A dan
B, di atas sedikit horizon C. Horizon ini memiliki ciri
sebagai berikut:
1) Akumulasi basa, lempung besi, aluminium, dan
bahan organik.
2) Terdapat residu lempung karena larutnya
karbonat dan garam-garam.
3) Hasil perubahan (alterasi) dari bahan asalnya.
4) Berwarna kelam.
5) Teksturnya berat dan strukturnya lebih rapat.

c. Regolith
Regolith adalah lapisan batuan yang cukup besar
yang terbentuk oleh pelapukan batuan induk, sementasi,
gleisasi, sedimentasi, dan sebagainya.

d. Lapisan O1
Lapisan O1 adalah lapisan tanah yang mayoritas
berwarna kehitaman sesuai dengan vegetasi penutup
(pengaruh dari humus). Sering pula dengan bahan asal,
misalnya tulang daun, batang, sisa rubuh hewan. Lapisan
ini dinamakan juga lapisan mulsa.

e. Lapisan O2
Lapisan O2 adalah lapisan tanah sisa organikme
yang terurai melalui pelapukan sehingga tidak seutuhnya
menampakkan lagi bahan asalnya. Lapisan ini disebut juga
lapisan humus.

f. Lapisan A1
Lapisan A1 adalah lapisan tanah yang strukturnya
lemah, warna bagian atas masih tersamar-samar
dipengaruhi kandungan lapisan organik dan kandungan
mineral masih campur dengan bahan organik.

g. Lapisan A2
Lapisan A2 adalah lapisan tanah yang sudah
ditemukan mineral silika tanah (kuarsa SiO2). Tanah agak
gumpal, warna cerah (kepucatan) karena mineral terlarut ke
bawah, tekstur kasar, struktur lebih longgar. Lapisan ini
disebut horizon eluviasi, artinya banyak mengalami
pencucian (pada musim hujan air yang meresap ke dalam
tanah melarutkan mineral).

h. Lapisan B1
Lapisan B1 adalah horizon peralihan dimana
mineral-mineral bahan induk masih nampak dan pencucian
masih kecil.

i. Lapisan B2
Lapisan B2 adalah horizon yang paling maksimal,
karena terjadi akumulasi Fe+Mg+Al. Tekstur halus (berat),
struktur gumpal (paling padat), dan warna coklat-merah.

j. Lapisan B3
Lapisan B3 adalah horizon peralihan dari B ke C
atau R. Butir-butir mineral dari batuan induk masih nampak
(percampuran antara B dengan C).

k. Lapisan C
Lapisan C adalah horizon mineral bukan dalam
bentuk batuan, tetapi tersusun bahan-bahan tersendiri dan
relatif tidak terpengaruh oleh proses perkembangan tanah.

l. Lapisan R
Lapisan R adalah lapisan yang belum terurai, masih
dalam bentuk batuan induk (asli) yang disebut juga parent
rock atau bedrock.

m. Top soil
Top soil adalah lapisan tanah paling atas yang subur
dan banyak mengandung bahan organik.

n. Sub soil
Sub soil adalah lapisan tanah di bawah lapisan
organik dan memiliki profil yang masih jelas dan yang
belum berkembang.

o. Solum tanah
Solum tanah adalah tubuh tanah yang mengalami
perkembangan secara genetik. Tubuh tanah meliputi lapisan
organik sampai di atas lapisan C.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Desa Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit


Kabupaten Deli serdang Provinsi Sumatera Utara. Dan pengolahan hasil data
dilakukan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri
Medan.

3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua hari yaitu penelitian di Desa


Rambung Baru pada Jumat, 9 November 2018, mulai dari pukul 08.00-
13.00 WIB dan pengolahan hasil data di Jurusan Pendidikan Geografi pada
Senin,12 November 2018 mulai dari pukul 14.30 – 16.00 WIB.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam pengumpulan data digunakan alat pengumpulan data


sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Dalam hal ini penulis menggunakan jenis observasi
partisipan, yaitu melakukan pengamatan dengan cara pengumpulan
data dan informasi dengan peneliti terlibat pada apa yang diamati
atau digunakan sumber dalam penelitian. Peneliti secara langsung
terjun ke lapangan dengan mengamati wilayah tertentu.

b. Survei Lapangan
Survei adalah semua upaya teknik berupa penelitian dengan
memberi informasi yang jelas atas data, penyelidikan, peninjauan,
disuatu wilayah, daerah tertentu. Survey tanah adalah semua
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan
tanah 1 dengan lain yang kemudian dikemas dalam berbagai peta
informasi.

c. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah suatu cara yang ditempuh untuk
memperoleh data melalui dokumen-dokumen yang ada, sertahal-
hal yang berhubungan dengan lokasi yang diteliti, metode ini
penulis gunakan sebagai metode pelengkap dalam mengumpulkan
data yang diinginkan. Pengambilan dokumentasi juga sebagai bukti
nyata dari penelitian yang telah dilakukan.

3.4 Teknik Analisis Data


Penelitian yang akan dilakukan adalah kualitatif deskriptif, artinya
penelitian ini berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan
menginterpretasikan apa yang diteliti, melalui observasi, survey dan studi
dokumentasi (Mardalis, 2004:26).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Tanah

Pada singkapan tanah yang lebarnya mencapai 10 meter tersebut


terlihat lah horizon tanah pembentuk profil, terdapat 3 horizon utama yang
teridentifikasi.
a. Horizon O
Horizon O merupakan horizon organik, yang didominasi
oleh material organik seperti sisa-sisa tumbuhan, jasad tanaman
dan hewan yang berada di permukaan tanah. Pada penelitian ini,
teridentifikasi dua jenis horizon, yaitu :
1) Horizon O1
Dimana terlihat bentuk asli sisa-sisa tanaman masih
terlihat berupa guguran daun-daun dan sisa-sisa organik
yang belum terombak
2) Horizon O2

Dimana bentuk asli sisa-sisa tanaman dan


organisme tidak terlihat lagi dan merupakan campuran
rombakan bahan organik.
b. Horizon A
Horizon A merupakan horison di permukaan yang tersusun
oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga
disebut sebagai horison eluviasi (pencucian).
1) Horizon A1
Horizon ini merupakan horizon percampuran antara
bahan organik dan mineral sehingga pada lapisan ini akan
terlihat berwarna kelam/gelap (dark).

2) Horizon A2
Horizon dimana terjadi pencucian (aluviasi)
maksimum terhadap liat Fe, Al dan bahan organik.
Sehingga pada lapisan ini ditandai dengan warna tanah
yang pucat/terang/cerah.

c. Horizon B
Horizon B adalah horison illuvial atau horison
pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang
tercuci dari horizon diatasnya.
1) Horizon B3
Lapisan B3 adalah horizon peralihan dari B ke C
atau R. Butir-butir mineral dari batuan induk masih nampak
(percampuran antara B dengan C)

4.2 Sifat Fisika Tanah


Dalam penelitian ini, dikarenakan keterbatasan alat maka sifat fisika
tanah yang diidentifikasi adalah tekstur tanah, struktur tanah, dan warna tanah.
Pencatatan warna tanah menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.

Horizon Tanah Tekstur Tanah Struktur Tanah Warna Tanah


Horizon O1 Lempung Granular 10 YR 3/2 (Very
dark grayish
berpasir
brown)
2,5 Y 3/1 (Very
Hoizon O2 Lempung Granular
dark gray)
Lempung 2,5 Y 4/4 (Olive
Horizon A1 Granular
berpasir brown)
10 Y 5/2 (Grayish
Horizon A2 Debu Lempeng
green)
10 YR 5/3
Horizon B3 Pasir Gumpal
(Brown)

Bedasarkan tabel tersebut, tekstur tanah secara keseluruhan dalam


singkapan lahan tersebut didominasi dengan tekstur “lempung”, sedangkan
struktur tanah didominasi dengan struktur granular yaitu struktur tanah
membulat, atau banyak sisi.

4.3 Sifat Kimia Tanah

Dalam penelitian ini, sifat kimia yang dapat diidentifikasi adalah nilai
Ph dengan menggunakan alat pH meter.
Horizon Tanah Nilai pH
Horizon O1 6,8
Hoizon O2 6,4
Horizon A1 6
Horizon A2 4,5
Horizon B3 5

pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur


dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Bedasarkan
tabel, maka pH tanah pada wilayah ini secara keseluruhan mendekati batas
normal yaitu bernilai 7.

4.4 Sifat Biologi Tanah

Dalam penelitian ini, organisme yang berhasil teridentifikasi adalah


cacing tanah dan beragam spesies semut yang termasuk dalam makrofauna.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Horizon yang teridentifikasi pada salah satu singkapan
tanah di Desa Rambung Baru, Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli serdang Provinsi Sumatera Utara adalah horizon O 1, horizon O2,
horizon A1, horizon A2, horizon B3.
b. Tekstur tanah secara keseluruhan dalam singkapan lahan tersebut
didominasi dengan tekstur “lempung”, sedangkan struktur tanah
didominasi dengan struktur granular. Dan warna tanah bervariasi dari
cokelat kehitaman, sampai pada warna keabu-abuan.
c. pH tanah pada wilayah ini secara keseluruhan mendekati batas normal
yaitu bernilai 7. Dan wilayah tersebut dapat digunakan sebagai lahan
pertanian dan perkebunan.
d. Organisme yang ditemukan di Desa Rambung Baru, Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli serdang Provinsi Sumatera Utara adalah
cacing tanah dan beragam spesies semut yang termasuk dalam
golongan makrofauna.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan penelitian harus dilengkapi dengan alat


yang mendukung dan uji laboratorium dalam menganalisis data sehingga hasil
penelitian dapat dipastikan akurat hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anas I. 1989. Petunjuk Laboratorium: Biologi Tanah dalam Prektek.
Bogor:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
Anonim. 1991. Kimia Tanah. Direktorat Jendral Pendidikan. Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Sartohadi, Junun, dkk. (2012). Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Sugharyanto, dkk. (2009). Diktat Mata Kuliah Geografi Tanah. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. (1992). Ilmu Tanah. Edisi ketiga. Jakarta : PT. Mediyatama
Sarana Perkasa.
Hanafiah, A, Kemas. (2010). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Internet :
Jenis-Jenis Horizon Tanah – Infomasi Ilmu Pertanian Indonesia (diakses pada
tanggal 19 November 2018)
https://www.academia.edu/5081150/GEOGRAFI_TANAH (diakses pada tanggal
20 November 2018)
PEMBENTUKAN_HORIZON_TANAH.docx (diakses pada tanggal 19
November 2018)
https://www.geologinesia.com/2016/03/jenis-dan-urutan-susunan-
lapisan-tanah.html (diakses pada tanggal 19 November 2018)
https://www.geologinesia.com/2017/08/horizon-tanah-yang-
harus-anda-ketahui.html (diakses pada tanggal 19 November 2018)
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/lapisan-tanah (diakses
pada tanggal 19 November 2018)
https://www.tneutron.net/blog/jenis-jenis-struktur-tanah/ (diakses
pada tanggal 19 November 2018)
LAMPIRAN

Kegiatan penelitian dan analisis data :

Anda mungkin juga menyukai