Anda di halaman 1dari 3

Pertanian Digdaya

Rukun tani pakel adalah kelompok tani tradisional yang menggarap lahan
pertanian di kawasan banyuwangi barat. Mereka memiliki hubungan erat dengan lahan
tersebut. Selain sebagai pencaharian utama meraka, lahan tersebut sudah diturunkan
secara turun temurun.
Rukun tani pakel mengklaim bahwa lahan yang mereka kelola secara tradisional
telah digunakan untuk kegiatan pertanian selama beberapa generasi. Namun, Perhutani
KPH banyuwangi Barat menganggap lahan tersebut sebagai bagian dari kawasan hutan
yang harus dikelola secara berkelanjutan.
Perhutani sendiri memiliki kewenangan dalam mengelola hutan-hutan kawasan
banyuwangi barat, termasuk melakukan penebangan kayu, pengelolaan hutan jati, dan
perlindungan lingkungan.
Permasalahan ini tentunya memberikan dampak terhadap masing-masing
kelompok, yaitu terjadi ketegangan sosial antar individual dan komunitas di kawasan
tersebut, banyak tindakan represif kepada para petani, mempengaruhi produktivitas
pertanian di daerah tersebut, dan tidak adanya kepastian hukum dalam mengelola lahan
dan sumber daya alam.
Dari permasalahan tersebut, kita dapat mencari solusi dan jalan tengahnya, yaitu
diantaranya pada Akta 1929, Masyarakat Pakel harus mendapatkan Hak dan Kewajiban
mereka secara penuh kemudian pemerintah wajib bersikap adil kepada masyarakat
pakel. Selain itu, pimpinan PT Sari Bumi harus ditangkap dan diadili karena telah
mengambil hak warga pakel dan melakukan tindakan kekerasan kepada warga pakel.
Penangkapan Kepala “oknum” Polisi yang melakukan tindakan represif kepada
masyarakat pakel juga perlu ditahan dan diberi sanksi. Kita sebagai mahasiswa juga
dapat berperan dalam permasalahan ini, contohnya mengajak seluruh kalangan, baik
dari petani itu sendiri, dari masyarakat, dan yang paling penting, mahasiswa itu sendiri,
karena ilmu mahasiswa untuk menyuarakan itu lebih dari pada para petani.

Anda mungkin juga menyukai