Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yuni Sarah Br Manjorang

NIM : 203020404042

Kelas : A

Dosen Pengampu : Rini Dwiastuti, S.Hut., M.Si

Mata Kuliah : Perhutanan Sosial

Hutan Desa di Kalimantan Tengah.

Hutan Desa Bawan

Potensi nya : Vegetasi alam hutan desa tersebut masih sangat terjaga dengan baik.
Pepohonan seperti kerangas, meranti, keruing, pelepek, benuas, jelutung rawa dan lainnya masih
banyak terhampar di hutan desa tersebut. satwa liar yang masih banyak ditemukan, seperti owa
salah satunya, suara nya terdengar, meski tak sempat melihat fisiknya langsung.

Secara letak geografis, Hutan Desa Bawan terletak di ketinggian 400 mdpl. Keadaan
topografinya berupa perbukitan. Tanahnya termasuk jenis podsolik merah kuning, tekstur
lempung berpasir, ultisol dengan tingkat kesuburan sedang.“Hutan Desa ini awalnya merupakan
hutan pendidikan yang dikelola oleh Universitas Palangkaraya, namun karena legalitasnya belum
ada, akhirnya disepakati untuk diusulkan kawasan ini menjadi hutan desa. Perlu ada keterlibatan
masyarakat dalam mengelola hutan desa ini.

Di sebelah utara Hutan Desa Bawan berbatasan dengan Desa Tumbang Tarusan, selatan
berbatasan dengan Desa Goha, Barat dengan Desa Rakumpit Kota Palangkaraya dan Timur
dengan Desa Mangkutup Kabupaten Kapuas.Jumlah penduduk Desa Bawan 656 jiwa, mayoritas
bermatapencaharian sebagai petani karet. Luas Desa Bawan sendiri mencapai 10 ribu hektar.

Kegiatan yang dilakukan masyarakat desa : dalam pengelolaan hutan desa ini, masyarakat
sepakat untuk tak melakukan penebangan pohon, meski satu pohon pun. Padahal jika merujuk
pada peraturan yang ada, sebenarnya masyarakat pengelola hutan desa bisa menebang pohon 50
kubik per tahun. Ketentuan larangan menebang pohon itu tertuang dalam Peraturan Desa yang
sudah mereka sepakati.

Tak hanya soal menebang pohon, berburu satwa yang dilindungi juga dilarang. Mereka
sudah bersepakat untuk melindungi hutan tersebut dari segala bentuk ancaman yang
ada.“Berburu atau kegiatan lainnya yang merusak, tak diperbolehkan lagi. Termasuk burung juga
dijaga. Menebang kayu juga hanya boleh untuk kepentingan orang banyak dan hanya untuk
kegiatan yang ada didesa saja seperti untuk membangun pondok. Kayu tak boleh dibawa keluar
dari kawasan hutan.

Untuk memanfaatkan kawasan hutan itu, masyarakat Desa Bawan lebih tertarik untuk
mengembangkan ekowisata dan jadi pusat penelitian. Masyarakat sepakat menerapkan konsep
ekowisata, bahkan telah mengikuti pelatihan ekowisata. Menurut masyarakat sekitar hutan,
kegiatan jasa lingkungan jauh lebih menguntungkan dibanding kegiatan eksploitatif.Di sisi
lain,pemanfaatan hasil hutan non kayu untuk menunjang kesejahteraan masyarakat juga bisa
dilakukan. Masyarakat bisa mengambil rotan, damar, madu dan sebagainya dengan cara yang
tentu saja harus ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai