MUHAMMAD HAEKAL
A451190131
SEKOLAH PASCASARJANA
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lanskap yang telah menjadi lingkungan hidup dan tempat tinggal masyarakat
merupakan lanskap budaya yang terbentuk dari hasil interaksi manusia secara turun
temurun dengan lingkungan/lanskapnya dalam waktu lama dengan berbasis pada
nilai, budaya dan tradisi yang berlaku pada masyarakat. Setiap kawasan
mempunyai karakter dan keunikan tersendiri, baik dari sisi lanskap alami secara
fisik dan ekologis maupun secara visual, juga keunikan lanskap dari hasil
proses/aktivitas budaya yang telah berlangsung lama, aktivitas dan tradisi budaya
masyarakat, dan kondisi sosial masyarakatnya..
Desa Malasari di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, merupakan salah
satu desa dengan beberapa kampung yang berada atau sebagai enclave di wilayah
Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Desa ini juga telah ditetapkan
sebagai desa wisata yang dikembangkan dan dikelola berbasis masyarakat.
Meskipun akses cukup sulit terjangkau, namun karena informasi daya tarik
pemandangan alam dan keunikan lanskap budaya semakin menyebar, permintaan
kunjungan ke kawasan ini semakin meningkat.
Pengembangan kawasan untuk wisata dan pengelolaan wisata oleh
masyarakat ini menarik untuk dipejalari. Sejauh mana masyarakat terlibat? Apakah
aktivitas wisata ini dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk? Dengan semakin
meningkatnya kunjungan, apakah pengelolaan sudah mempertimbangkan daya
dukung kawasan? Apakah aktivitas dan pengelolaan saat ini akan mendukung
keberlanjutan lanskap dan masyarakatnya?
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui karakteristik lanskap desa
Malasari dan mengetahui perkembangan perkampungan desa tersebut dari segi
social dan lingkungan.
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data
lapangan terhadap kondisi kecamatan Bontobahari dengan cara analisis dokumen
dan studi literatur.
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Wisata Malasari
Desa Malasari mempunyai luas desa yaitu sebesar 7.70 km2 dengan jumlah
penduduk sebanyak 8.267 jiwa dengan 4.236 penduduk berjenis kelamin laki-laki
dan 4.031 berjenis kelamin perempuan, dengan kepadatan penduduk 1.074
jiwa/km2 (BPS Bogor, 2018).
Sawah Terasering 1001 Unduk merupakan salah satu lanskap buatan di Desa
Malasari, yang telah ada sejak tahun 1942 yang merupakan pusat aktivitas
masyarakat turun temurun bukan hak milik masyarakat sebelum TNGHS
diresmikan, tumpang sari ada MoU dengan taman nasional dengan tidak merusak
alam taman nasional. Dalam MoU telah ada pembagian zona seperti zona rimba,
zona pemanfaatan dan zona inti. Di zona inti tidak boleh diganggu, dan masyarakat
diwajibkan menanam pohon 25 pohon perorang di lahan bekas pertanian yang
sudah tidak digunakan yang disebut leuwueng tutupan. Pembangunan jalur jalan
menggunakan dana desa yang dibangun hampir 1500 m dari desa Malasari ke
kampung Cijagur.
Salah satu lanskap buatan lain di Desa Malasari adalah perkebunan Teh
Nirmala Agung yang di bangun pada masa kolonialisme Belanda, terletak pada
ketinggian 1.200 – 1.900 mdpl dengan luas sekitar 971.22 hektar atau sekitar 11.8%
dari luas kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Mutaqin, 2015).
Dengan adanya Perkebunan Teh Nirmala Agung, tanah di Desa Malasari dapat
terkonservasi dengan baik karena adanya tanaman teh yang mengikat tanah dan air
sehingga meminimalisir erosi lingkungan yang dapat terjadi di kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun Salak.
Kawasan hutan taman nasional memiliki pengawas 11 orang dan sebanyak tiga
orang yang berkeliling di hutan setiap harinya dan memandu wisatawan yang ingin
memasuki hutan. Jumlah pengunnjung yang dapat ditampung oleh hutan taman
nasional adalah sebanyak 400 orang, dengan pengujung paling banyak perhari
adalah 200 orang yang didominasi oleh pelajar dan mahasiswa.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Desa Wisata Malasari merupakan desa wisata berbasis ekologis yang dikelolah
oleh masyarakat setempat dan menjadi sumber pendapatan desa untuk
membangun infrastruktur mereka sendiri.
2. Pengelolaan lanskap terasering mewujudkan jasa lingkungan seperti ketahanan
pangan masyarakat setempat dari hasil sawahnya, pelestarian keanekaragaman
hayati dari penggunaan padi varietas lokal dan remarkable landscape yang
terlihat dari terasering yang indah.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. 2007. Rencana Pengelolaan Taman
Nasional Gunung Halimun Salak 2007–2027. Balai TNGHS: Sukabumi.
BPS Bogor. 2018. Kecamatan Nanggung dalam Angka 2018. BPS Kabupaten
Bogor.
Mutaqin, Ade Zaenal. 2015. Sebaran Potensi Produk Wisata dan Kreatif. Pesona
Malasari: Bogor.
Wisata Halimun. 2019. Desa Wisata Malasari, Pesona Indonesia di Ujung Barat
Pulau Jawa [Website]. Dapat diakses di https://wisatahalimun.co.id/desa-
wisata/desa-wisata-malasari