Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Kecemasan dengan Tekanan Darah pada Lansia

Rismawati1, Eka Novitayanti2


Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Mitra Husada Karanganyar
E-mail: Rismawati.kama345@gmail.com1, exanovita@gmail.com2

Abstrak
Salah satu masalah kesehatan yang paling banyak di derita lansia adalah hipertensi. Lansia yang
mengalami kecemasan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan tekanan darah pada lansia. Rancangan penelitian
menggunakan jenis penelitian kuantitatif korelasional dan menggunakan metode pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 57 responden lansia, dengan menggunakan
purposive sampling. Instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner Geriatric Anxiety Scale dan alat
Sphygmomanomater. Teknik analisa data yang digunakan yaitu menggunakkan chi-square test. Hasil
penelitian dengan uji statistik didapatkan P-value sebesar 0.001 < 0.05 dengan nilai C = 0.488 termasuk
kedalam interval (0.26 < C < 0.50), maka korelasi antara tingkat kecemasan dengan peningkatan tekanan
darah termasuk kategori derajat asosiasi cukup kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan peningkatan tekanan darah
pada lansia.
Kata Kunci: Kecemasan, Tekanan Darah, Lansia

Abstrsct
One of the most common health problems in the elderly is hypertension. Elderly who experience
anxiety causes an increase in blood pressure. The purpose of this study was to determine the relationship
of anxiety with blood pressure in the elderly. The study design uses a quantitative correlational type
of research and uses a cross sectional approach. The number of samples in this study were 57 elderly
respondents, using purposive sampling. The instrument used consisted of a Geriatric Anxiety Scale
questionnaire and a Sphygmomanomater tool. The data analysis technique used is using the chi-square
test. The results of the study with statistical tests obtained a P-value of 0.001 <0.05 with a value of
C = 0.488 included in the interval (0.26 <C <0.50), then the correlation between anxiety levels and
increased blood pressure including the category of association is quite strong. Based on the results
of the study it can be concluded that there is a significant relationship between anxiety levels with
increased blood pressure in the elderly.
Keywords: Anxiety, Blood Pressure, Elderly

PENDAHULUAN lansia menurut Anggraini dkk, (2009) dalam


Semakin meningkatnya jumlah lansia Novitaningtyas, (2014) akan cenderung tinggi
menurut Efendi (2009) dalam Laka, (2018), sehingga lansia lebih besar beresiko terkena
akan menimbulkan permasalahan dalam segi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Terdapat
kesehatan baik fisik maupun psikososial yang dua macam kelainan tekanan darah, antara lain
banyak terjadi pada lansia. Tekanan darah pada yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan

STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed) 49


darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah Prevalensi tekanan darah tinggi di Indonesia
rendah. (Wachidah, 2014) menurut Riset Kesehatan Dasar (2018),
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan berdasarkan hasil pengukuran menurut usia 45-
tekanan sistolik atau tekanan diastolik atau 54 tahun sebesar 45,3%, usia 55-64 tahun sebesar
tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisikan 55,2%, usia 65-74 tahun sebesar 63,2% dan usia
sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana lebih dari 75 tahun sebesar 69,5%. Prevalensi
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan kasus lansia dengan hipertensi di Provinsi Jawa
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada Tengah menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan Tengah tahun 2014, sebesar 1,96%, mengalami
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013
mmHg. (Brunner & Suddarth, 2013). Beberapa sebesar 1,67%. (Eriyanti, 2016)
faktor yang dapat menyebabkan peningkatan Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
tekanan darah menurut Sudoyo et al (2006) tanggal 8 November 2018 di RSUD Karanganyar,
dalam Susiati (2016), diantaranya adalah usia, didapatkan data dari rekam medis jumlah lansia
ras, jenis kelamin, stress, medikasi, variasi diural, yang mengalami peningkatan tekanan darah
olah raga dan hormonal. sebanyak 131 lansia, yang diperoleh dari 3
Peningkatan tekanan darah merupakan salah bulan terakhir, terhitung dari bulan juli sebanyak
satu faktor risiko utama untuk kematian global. 26 lansia, bulan agustus sebanyak 37 lansia
World Health Organization (WHO, 2014). dan bulan september sebanyak 68 lansia yang
Memperkirakan peningkatan tekanan darah telah mengalami peningkatan tekanan darah. Hasil
menyebabkan 9,4 juta kematian dan 7% dari wawancara yang dilakukan pada 5 lansia yang
beban penyakit yang diukur dalam Disability mengalami peningkatan tekanan darah diketahui
Adjusted Life Year (DALY) pada tahun 2010. bahwa lansia mengeluh dalam menjalani
perawatan di rumah sakit, dan lansia cenderung
Salah satu masalah kesehatan yang paling
susah tidur di malam hari karena khawatir akan
banyak di derita lansia adalah hipertensi. 1 milyar
kondisi kesehatannya dan banyak memikirkan
lanjut usia di dunia 1 atau 4 lanjut usia menderita
sesuatu hal.
hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar
di tahun 2025 (Azizah, 2016). Hipertensi salah Peningkatan tekanan darah dapat terjadi
satu bentuk penyakit degeneratif yang banyak karena stress. Faktor stress menurut Kartika,
pada lansia. tekanan darah sistolik > 160 mmHg (2015) dari sudut pandang kognitif dan perilaku
menyebabkan kematian 2 x lipat akibat berbagai seperti kecemasan dapat menimbulkan penyakit
penyebab, kardiovaskuler 3 x lipat pada wanita yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
dan meningkatkan morbiditas kardiovaskuler 2,5 Lansia yang mengalami kecemasan menyebabkan
kali pada ke dua jenis kelamin (Dewi, 2016). terjadinya peningkatan tekanan darah. Pada
saat cemas, hormon adrenalin akan meningkat
Prevalensi tekanan darah tinggi di United
yang mengakibatkan jantung memompa darah
State sebesar 25% dialami oleh orang dewasa,
lebih cepat, sehingga tekanan darah meningkat.
pada tahun 2011-2012 tekanan darah tinggi
(Setyawan, 2017)
meningkat menurut usia terutama pada lansia
yaitu usia 40-59 tahun sebesar 26%, dan usia 60 Kecemasan menurut Stuart (2016) adalah
tahun keatas sebesar 59,6%. (Aoki et al, 2014 sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengan
dalam Syandra, 2016) perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya
dan merupakan suatu respon emosi yang tidak
Penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah
memiliki suatu obyek yang spesial. Kecemasan
Penyakit Tidak Menular (PTM) salah satunya
adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan
adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

50 STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed)


memberikan peringatan yang berharga, bahkan purposive sampling dimana peneliti menentukan
kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup. pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
Kecemasan menurut Suliswati dkk, (2012) tertentu dengan cara menetapkan sifat-sifat
dalam Pramana, dkk, (2016) merupakan populasi maupun ciri-ciri khusus yang sudah
kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang diketahui sebelumnya dan sesuai dengan
akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas tujuan penelitian sehingga dapat menjawab
dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu permasalahan penelitian. (Notoatmodjo, 2012)
dan tidak berdaya. Kecemasan pada lansia a. Kriteria Inklusi:
disebabkan karena kesulitan tidur atau istirahat,
1. Lansia ≥ 60 tahun
gugup atau gelisah, sering gemetar, kecewa, dan
2. Bersedia menjadi responden
khawatir, sering merasa risau apabila ada masalah
kecil, cemas saat beraktifitas, sering menyendiri 3. Berada diruang rawat inap RSUD
dan mudah cemas atau penakut, serta merasa Karanganyar
tidak nyaman. 4. Berbahasa Indonesia dan Jawa
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang 5. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
dilakukan oleh Pramana, dkk, (2016) dengan b. Kriteria Ekslusi:
judul hubungan tingkat kecemasan dengan
kejadian hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha 1. Mempunyai kekurangan penglihatan,
Senjarawi Bandung dengan jumlah responden pendengaran atau gangguan kognitif
40 usia lanjut dengan data 62,5% responden yang dapat menghalangi jalannya
mengalami tingkat kecemasan sedang, 27,5 % penelitian
responden mengalami tingkat kecemasan berat, 2. Sulit berkomunikasi
dan 10 % mengalami tingkat kecemasan ringan. 3. Penurunan kesadaran
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti Alat yang digunakan peneliti untuk mengukur
tertarik untuk melakukan penelitian terkait kecemasan adalah kuesioner Geriatric Anxiety
dengan tingkat kecemasan terhadap peningkatan Scale (GAS). Kuesioner GAS sudah terstandar
tekanan darah pada lansia. Penelitian ini bertujuan secara internasional. Instrumen pengukuran
untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan tekanan darah menggunakan tensimeter atau
terhadap peningkatan tekanan darah pada lansia. sphygmomanometer yaitu, suatu manset yang
dapat dikembungkan, dipakai secara eksternal,
METODE dan dihubungkan dengan pengukur tekanan.
Manset dilingkarkan mengelilingi lengan atas
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dan kemudian dikembungkan dengan udara,
kuantitatif dengan desain korelasional, yang
tekanan manset disalurkan melalui jaringan ke
merupakan penelitian untuk mengetahui
arteri brakhialis di bawahnya, yaitu pembluh
hubungan antara dua variabel atau lebih.
utama yang mengangkut darah ke lengan bawah.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
Stetoskop juga diperlukan pada saat pengukuran
cross sectional. Waktu penelitian dilaksanakan
tekanan darah, diletakan di atas arteri brakhialis
pada bulan Maret-April 2019. Populasi dalam
dilipat siku tepat di bawah manset, untuk
penelitian ini adalah semua pasien lansia yang
mendengar bunyi nadi untuk mengetahui tekanan
mengalami peningkatan tekanan darah di
sistolik dan diastolik.
RSUD Karanganyar pada bulan Juli sampai
September 2018 berjumlah 131 lansia. Teknik Analisis univariat dilakukan untuk
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah mendiskripsikan variabel bebas (kecemasan)

STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed) 51


dan variabel terikat (peningkatan tekanan darah) Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. rata-rata usia yang menjadi responden dalam
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini penelitian ini berkisar antara 60-74 tahun atau
didapatkan nilai P-value < 0.05, maka dapat tergolong lansia (elderly) sebesar (73,68%).
dikatakan data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Selanjutnya untuk melakukan uji hubungan yang dilakukan oleh Bura, (2018) menunjukkan
tingkat kecemasan dengan peningkatan tekanan sebagian besar responden berusia 60-74 tahun
darah dapat menggunakan uji statistik non sebesar (78.4%).
parametrik yaitu uji korelasi Chi-square dengan Seiring meningkatnya derajat kesehatan
batas kemaknaan a = 0.05. Kriteria ujinya adalah dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh
apabila nilai P-value < α maka hasil perhitungan pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH)
statistik bermakna. di Indonesia. Berdasarkan laporan World Health
Organization (WHO) pada tahun 1980 UHH
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah 55,7 tahun, angka ini meningkat pada
tahun 1990 menjadi 59,5 tahun dan pada tahun
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
2020 diperkirakan UHH menjadi 71,7 tahun.
Usia, Jenis Kelamin dan Pendidikan pada Lansia
di RSUD Karanganyar. Hasil penelitian ini Seseorang yang sudah memasuki usia lanjut,
diperoleh berdasarkan karakteristik responden secara alamiah akan mengalami penurunan fungsi
yang tercantum pada kuesioner tingkat organ tubuh. Terjadi peningkatan pravelensi
kecemasan. Karakteristik responden pada lansia penyakit degeneratif pada lansia. Hipertensi
di RSUD Karanganyar disajikan dalam bentuk merupakan salah satu penyakit degeneratif pada
table distribusi sebagai berikut: lansia yang akan menimbulkan penyakit jantung
koroner, stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden (Dewi, 2016)
Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, dan Pendidikan
Berdasarkan jenis kelamin sebagian
pada Lansia di RSUD Karanganyar
besar responden pada penelitian ini adalah
No. Karakteristik Frekuensi Persentase prempuan sebanyak 32 orang (56.14%). Lansia
%
perempuan memiliki jumlah distribusi lebih
1. Usia
60-74 tahun 42 73.68 tinggi dibandingkan lansia laki-laki disebabkan
75-90 tahun usia harapan hidup lansia perempuan lebih tinggi
15 26.32 dibandingkan lansia laki-laki. Menurut Kaplan &
Total 57 100
Sadock (2010), wanita cenderung lebih mudah
2. Jenis Kelamin
Laki-laki mengalami kecemasan, karena perempuan lebih
Perempuan peka terhadap emosinya, sehingga mekanisme
25 43.85 koping perempuan kurang baik dibandingkan
32 56.15
Total 57 100 dengan laki-laki.
3. Pendidikan Berdasarkan latar belakang pendidikan
Tidak Sekolah-
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hampir
SD 50 87.71
SLTP/SMP seluruh responden yang tidak berpendidikan
SLTA/SMA sampai dengan berpendidikan SD sebanyak 50
4 7.02 orang (87.71%). Hasil penelitian ini sama dengan
3 5.27 Pramana, (2016) yang menjelaskan bahwa
Total 57 100 hampir separuh responden berpendidikan SD
Sumber : Data Primer 2019 sebesar (42.5%).

52 STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed)


Menurut Notoadmodjo (2012), semakin berdasarkan pengukuran terhadap tekanan
rendah pendidikan akan semakin kurang darah sistol dan diastol dengan menggunakan
pengetahuan dalam menerima informasi yang sphygmomanometer dan stetoskop terhadap
berakibat pada pola atau perilaku dalam hidup responden. Analisa univariat pada variable
sehat. Peneliti mengasumsikan bahwa kurangnya peningkatan tekanan darah pada lansia di RSUD
pendidikan akan mempengaruhi pemahaman Karanganyar disajikan dalam bentuk distribusi
dalam menerima informasi yang berhubungan tabel 3 sebagai berikut:
dengan kesehatan dan cara menghadapi masalah
Tabel 3 Distribusi Responden Peningkatan
yang terjadi.
Tekanan Darah pada Lansia di RSUD
Distribusi Responden Tingkat Kecemasan
Karanganyar
pada Lansia di RSUD Karanganyar. Hasil nilai
tingkat kecemasan pada penelitian ini diperoleh No. Peningkatan Jumlah Persentase
Tekanan Darah %
berdasarkan jawaban responden terhadap 1. Ringan : 40 70.17
kuesioner tingkat kecemasan. Analisa univariat (140-150/90-99
pada variable tingkat kecemasan pada lansia mmHg )
di RSUD Karanganyar disajikan dalam bentuk 2. Sedang : 10 17.55
distribusi tabel 2 sebagai berikut: (160-170/100-109
mmHg)
Tabel 2 Distribusi Responden Tingkat Kecemasan
3. Berat : 7 12.28
pada Lansia di RSUD Karanganyar (180-210/110-119
mmHg)
No. Tingkat Frekuensi Persentase
Kecemasan % Total 57 100
1. Ringan 14 24.57
2. Sedang 38 66.66 Sumber : Data primer 2019
3. Berat 5 8.77
Berdasarkan data dari tabel 3 menunjukkan
Total 57 100
bahwa hampir seluruh responden lansia yang
Sumber : Data primer 2019
mengalami peningkatan tekanan darah ringan
Berdasarkan data dari tabel 2 menunjukkan sebesar 70.17% dan yang mengalami peningkatan
bahwa 38 (66.66%) dari 57 responden mengalami tekanan darah sedang sebesar 17.55%, sebagian
tingkat kecemasan sedang, sebagian kecil kecil responden lainnya mengalami peningkatan
responden mengalami tingkat kecemasan ringan tekanan darah berat sebesar 12.28%.
sebesar (24.57%) dan sebesar (8.77%) responden
Tekanan darah adalah tekanan dari darah
lainnya mengalami tingkat kecemasan berat.
yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
Hasil penelitian ini sejalan denga penelitian
arteri (Zunnur, 2016). Pengaturan tekanan darah
dari Bura, (2018) yang menjelaskan lebih dari
arteri meliputi kontrol sistem saraf yang kompleks
setengah responden mengalami cemas sedang
dan hormonal yang saling berhubungan satu
sebanyak 70 responden (60.3%). Cemas sedang
sama lain dalam mempengaruhi curah jantung
mengakibatkan individu lebih terfokus pada
dan tahanan vaskuler perifer. Hal lain yang ikut
pikiran dan terjadi penyempitan lapangan
dalam pengaturan tekanan darah adalah refleks
persepsi namun masih bisa mengikuti perintah
baroreseptor. Curah jantung ditentukan oleh
bila diarahkan.
volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan
Distribusi Responden Peningkatan Tekanan perifer ditentukan oleh diameter arteriol. Bila
Darah pada Lansia di RSUD Karanganyar. Hasil diameternya menurun (vasokonstriksi), tahanan
nilai pada peningkatan tekanan darah diperoleh perifer meningkat, bila diameternya meningkat

STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed) 53


(vasodilatasi), tahanan perifer akan menurun. kecemasan dengan peningkatan tekanan darah
(Muttaqin, 2012) pada lansia di RSUD Karanganyar dapat dilihat
Menurut Oktora (2007) dalam Setyawan pada tabel 4 berikut ini :
(2017), lansia yang berumur di atas 60 tahun, 50- Tabel 4 Analisis Data Hubungan Tingkat
60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau Kecemasan dengan Peningkatan Tekanan Darah
sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pada Lansia.
pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang
Tingkat Peningkatan Total Chi-
yang bertambah usianya. Menurut asumsi Kecemasan Tekanan Darah Square
Setyawan, (2017) hal ini terjadi karena pada lansia Tests
arteri kehilangan kelenturannya dan menjadi Ring Se- Be-
kehilangan elastisitas dan kaku karena itu darah an dang rat
Ringan F 14 0 0 14 X² hitung
pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui % cemas 100 0 0 100 17.781
pembuluh darah yang sempit daripada biasanya % Total 24.56 0 0 24.56
dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Sedang F 26 7 5 38
% cemas 18. 13.
Menilai suatu data berdistribusi normal atau 68.43 100 Df
43 14
4
tidak pada penelitian hubungan tingkat kecemasan % Total 12. 8.7
45.56 66.67
28 7
dengan peningkatan tekanan darah pada lansia Berat F 0 3 2 5 X²
di RSUD Karanganyar, perlu dilakukan uji % cemas tabel
60.0 40.0 9.487
normalitas data menggunakan Kolmogorov- 0
0 0
100
Smirnov dengan 57 responden lansia. Syarat uji
% Total 5.2 3.5
normalitas, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0
6 0
8.77
0.05 maka data dapat dikatakan berdistribusi
normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih Total F 40 10 7 57 Sig.
0.001
kecil dari 0.05 maka data tidak berdistribusi % 70.171 7.54 12. 100
normal. cemas 28
% 70.17 17. 12. 100
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini Total 54 28
didapatkan nilai p < 0.05, maka dapat dikatakan Sumber : Data Primer 2019.
data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya untuk Berdasarkan data dari tabel 4.4 dapat
melakukan uji hubungan tingkat kecemasan diketahui bahwa hasil perhitungan statistik
dengan peningkatan tekanan darah dapat tersebut diperoleh nilai X² hitung sebesar 17.781
menggunakan uji korelasi Chi-square. dan jika dilihat berdasarkan nilai P-value sebesar
Analisa bivariat dilakukan untuk membuk- 0,001 berarti menunjukkan bahwa asymsig < 0,05
tikan adanya hubungan antara tingkat kecemasan yang berarti H0 ditolak, Ha diterima sehingga
dengan peningkatan tekanan darah. Analisis dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang
Data Hubungan Tingkat Kecemasan dengan signifikan antara tingkat kecemasan dengan
Peningkatan Tekanan Darah pada Lansia di peningkatan tekanan darah pada lansia di RSUD
RSUD Karanganyar. Karanganyar. Untuk memperkuat sejauh mana
Berdasarkan kerangka konsep, maka analisis hubungan yang terjadi antara tingkat kecemasan
bivariat akan menguji hubungan antara variabel dengan peningkaan tekanan darah, maka
independen dengan dependen. Hasil analisa digunakan uji korelasi Contingency Coefficient,
bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji karena nilai C=0.488 termasuk ke dalam interval
korelasi Chi-square dengan batas kemaknaan (0.26 < C < 0.50), hasil tersebut termasuk kategori
a = 0.05. Untuk mengetahui hubungan tingkat derajat asosiasi cukup kuat.

54 STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed)


Angka koefisien korelasi dalam penelitian saraf pusat, proses tersebut melibatkan jalur
ini bernilai positif yaitu 0.488 sehingga hubungan Cortex Cerebri, Limbic sistem RAS (Reticular
kedua variabel tersebut bersifat simetris atau Activating System), Hypothalamus yang
searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa memberikan impuls kepada kelenjar hipofisis
semakin tinggi tingkat kecemasan seseorang untuk mensekresikan mediator hormonal terhadap
maka tekanan darah juga akan meningkat. target organ (kelenjar adrenal), sehingga memacu
Peneliti menyimpulkan dari hasil hubungan sistem saraf otonom melalui mediator hormonal
tingkat kecemasan dengan peningkatan tekanan yang lain (catecholoamine). Hiperaktivitas
darah pada lanisa, didapatkan hasil bahwa sistem saraf otonom menyebabkan timbulnya
responden lansia lebih banyak mengalami tingkat kecemasan. (Videbeck, 2010).
kecemasan sedang dengan peningkatan tekanan Ansietas, takut, nyeri dan stress, emosi
darah ≥ 140/90 mmHg. mengakibatkan stimulus simpatis secara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian berkepanjangan yang berdampak pada
Laka (2018), yang menyatakan bahwa hipertensi vasokonstriksi, peningkatan curah jantung,
memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan. tahanan vaskular perifer dan peningkatan
Terdapat sebagian besar 18 responden (50%) produksi renin. Peningkatan renin mengaktivasi
mengalami tingkat kecemasan sedang dan mekanisme angiotensin dan meningkatakan
hipertensi stadium II sebanyak 16 responden sekresi aldosteron yang berdampak pada
(44.4%). peningkatan tekanan darah. (Lewis, et al, 2005)
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Pramana K. D., (2016) bahwa terdapat hubungan KESIMPULAN
antara tingkat kecemasan dengan kejadian
Hasil uji korelasi menunjukkan nilai P-value
hipertensi pada usia lanjut di Panti Sosial Tresna
sebesar 0,001 berarti menunjukkan bahwa
Werdha Senjarawi Kota Bandung dengan nilai
asymsig < 0,05. Nilai C = 0.488 termasuk ke
X² hitung sebesar 27.273 dengan P-value sebesar
dalam interval (0.26 < C < 0.50), maka korelasi
0.000. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
antara tingkat kecemasan dengan peningkatan
asymsig < 0.05. Nilai C = 0.63 termasuk ke dalam
tekanan darah termasuk kategori derajat asosiasi
interval (0,51 < C < 0.75), maka korelasi antara
cukup kuat. Peneliti berasumsi bahwa semakin
tingkat kecemasan dengan hipertensi termasuk
tinggi tingkat kecemasan seseorang maka tekanan
kategori derajat asosiasi kuat.
darah juga akan meningkat.
Peningkatan tekanan darah menurut Kartika
(2015), dapat terjadi karena stress. Faktor stress
dari sudut pandang kognitif dan perilaku seperti DAFTAR PUSTAKA
kecemasan dapat menimbulkan penyakit yang Azizah, R, Hartanti, R.D. (2016). Hubungan
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Lansia antara Stres Dengan Kualitas Hidup Lansia
yang mengalami kecemasan menyebabkan Hipertensi Di wilayah kerja Puskesmas
terjadinya peningkatan tekanan darah. Pada Wiropringgo Pekalongan. ISSN 2407-
saat cemas, hormon adrenalin akan meningkat 9189.
yang mengakibatkan jantung memompa darah
Brunner, & Suddarth. 2013. Keperawatan
lebih cepat, sehingga tekanan darah meningkat.
Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
(Setyawan, 2017)
Kecemasan disebabkan oleh perubahan Bura Dua. A., P. 2016. Gambaran Tingkat
system saraf pusat pada lansia. Di dalam sistem Kecemasan Pada Lansia Dengan

STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed) 55


Hipertensi Di Puskesmas Nita Kabupaten Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Sikka NTT. Skripsi. Makasar : Universitas Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka Cipta
Hasanuddin. Remaja.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2014. Novitaningtyas. 2014. Hubungan Karakteristik
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat
2014. Semarang : Dinas Kesehatan Pendidikan) Dan Aktivitas Fisik Dengan
Provinsi Jawa Tengah. Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan
Makamhaji Kecamatan Kartasura
Dewi, Sofia R. 2016. Spritualitas dan Persepsi
Kabupaten Sukoharjo. Naskah Publikasi.
Kesehatan Lansia dengan Hipertensi
Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Diwilayah Kerja Puskesmas Mayang
Surakarta.
Jember. The Indonesia Journal Of Health
Science. Voumel 6, Nomor 2, Juni, 2016. Pramana D. K. 2016. Hubungan Tingkat
Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi
Eriyanti E. 2016. Pengaruh Senam Tera Terhadap
Di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol.
Dengan Hipertensi Di Posyandu Lansia
IV, No. 2, September 2016.
Kelurahan Pabelan Kartasura. Naskah
Publikasi. Surakarta : Universitas Riset Kesehatan Dasar. 2018. Hasil Riskesdas
Muhammadiyah Surakarta. 2018 Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kartika C. Duri. 2015. Hubungan Antara
Kecerdasan Emosi Dengan Stress Kaplan, & Sadock, J. B., dan Virginia A. S. 2010.
Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Gangguan Ansietas. Dalam : Kaplan &
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed Ke-
Skripsi. Surakarta : FK Universitas 2. Jakarta : ECG.
Muhammadiyah Surakarta.
Setyawan A., B. 2017. Hubungan antara tingkat
Laka K. O., Widodo D., H. Rahayu W. 2018. stress dan kecemasan dengan kejadian
Hubungan Hipertensi Dengan Tingkat hipertensi pada lansia di klinik Islamic
Kecemasan Pada Lansia Di Posyandu center samarinda. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Lansia Desa Banjarejo Kecamatan Vol. 5, No.1, Juni 2017.
Ngantang Malang. Nursing News. Volume
Stuart, G. W., 2016. Buku saku keperawatan jiwa.
3, Nomor 1, 2018.
Jakarta : EGC
Lewis, S. M., Margaret, M. H., and Shanon,
Susiati I. 2016. Perbandingan Pengaruh Terapi
N. D. 2005. Medical Surgical Nursing
Musik Tradisional dan Terapi Tertawa
Assessmen and Management of Clinical
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Problems vol. 1. St. Louis, Missouri :
Penderita Hipertensi Di Panti Werdha
Mosby inc.
Mojopahit Mojokerto. Tesis. Yogyakarta:
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Videbeck, S. L. 2010. Buku Ajar Keperawatan
Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi.
Jiwa. Jakarta : EGC.
Jakarta : Salemba Medika

56 STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed)


Wachidah N. 2014. Pengaruh Penambahan Terapi
Bekam Pada Terapi Relaksasi Nafas Dalam
(Deep Breathing) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

WHO. 2014. Maternal Mortality: World Health


Organization

Zunnur N. H. 2016. Kesesuaian Tipe Tensimeter


Air Raksa dan Tensimeter Digital Terhadap
Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia
Dewasa. Karya Tulis Ilmiah. Semarang :
Universitas Diponegoro.

STETHOSCOPE VOL. 1 NO. 1 - JUNI 2020 ISSN 2722-8118 (Printed) 57

Anda mungkin juga menyukai