Anda di halaman 1dari 2

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Pengertian
Model adalah konstruksi yang bersifat teoritisdari konsep. Banyak model yang dapat
digunakan dalam pengembangan kurikulum. Didalam pemilihan suatu model kurikulum bukan
hanya didasarkan pada kelebihan dan kekurangannya saja, tetapi juga harus mempertimbangkan
dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan mana yang dianut serta model
konsep pendidikan mana yang digunakan.

Kurikulum di desain dengan model yang di temtukan kemudian dilakukan


pengembangan setelah itu dilakukannya implementasi di dalem pembelajaran di kelas kelas,
penerapan kurikulum di Indonesia sebagian besar gagal dalam tahap ini, yakni implementasi
dalam belajar mengajar di kelas. Kebanyakan guru guru belum memahami betul perihal
kurikulum yang diajarkan kepada murid-muridnya.

2. Model Model Pengembangan


Model Pengembangan yang paling relevan adalah model pengembangan Tyler.
Berikut model pengembangan Tyler, Ralph Tyler (1949) “Tyler – Rationale” “Berorientasi
Tujuan”
1. What Educational Purposes Should the School Seek to Attain?
 Purposes : Tujuan
2. How Can Learning Experience Be Selected Which Are Likely to Be Useful in Attaining
These Objectives?
 Selection : Pemilihan Materi
3. How Can Learning Experience Be Organized for Effective Instruction?
 Organization : Organisasi
4. How Can the Effective of Learning Experience Be Evaluated?
 Evaluation : Evaluasi
Model pengembangan lainnya
a. Model Hilda Taba
Pada dasarnya Hilda Taba setuju dengan pendahulunya, yaitu Ralph Tyler, hanya
bedanya, Taba membuat deretan kegiatan sebagai perincian untuk masing-masing tahapan
sehingga akan lebih jelas bagi para pengembang dalam melaksanakan pengembangan
kurikulum. Secara detail langkah-langkah pengembangan kurikulum model Hilda Taba ini
dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Curriculum Development: Theory and Practice",
yang diterbitkan pada tahun 1962.

b. Model David Warwick


Berbeda dengan model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Hilda
Taba yang bersifat induktif, David Warwick mengemukakan model pengembangan kurikulum
yang bersifat deduktif.

c. Model Beauchamp
Model pengembangan kurikulum ini dikembangkan oleh Beauchamp seorang ahli
kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima langkah dalam pengembangan suatu
kurikulum. Pertama, menetapkan area atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh
kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi, ataupun
nasional. Penahapan area ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh pengambil
kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
Walaupun daerah yang menjadi wewenang kepala kanwil pendidikan dan kebudayaan
mencakup suatu wilayah provinsi, tetapi arena pengembangan kurikulum hanya mencakup
satu daerah kabupaten saja sebagai pilot proyek. Kedua, menetapkan personalia, yaitu
siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai