OLEH :
LUSI MEYLIZA, AMd.KL
NIP. 19900517 201903 2 006
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Upaya reuse Jerigen Hasil Kegiatan Dari Instalasi Haemodialisa menjadi Safety
Box di RSUD M. Natsir”.
Makalah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan dalam
meminimalisasi biaya yang dikeluarkan dalam pembeliaan safety box yang
penggunaannya rutin dan sangat dibutuhkan disetiap kegiatan pelayanan di rumah
sakit.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari berbagai
pihak guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
bernilai positif bagi semua pihak yang membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II DESKRIPSI LOKUS
BAB III KEGIATAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
pemakaian safety box 120-250 kotak / bulan) dengan harga berkisar Rp. 15.000 –
Rp. 18.000/kotak.
Dengan adanya isu diatas maka penulis berharap di bidang pengelolaan
sampah di RSUD M. Natsir teroptimalisasinya pengelolaan dan pemanfaatan jerigen
bekas kegiatan pelayanan di Haemodialisa untuk di reuse menjadi safety box siap
pakai yang diharapkan dengan upaya ini turunnya biaya pembelian safety box yang
rutin dikeluarkan oleh pihak RSUD M. Natsir. Dari isu diatas terkait maka penulis
menyusun makalah dengan judul “Upaya reuse jerigen Hasil Kegiatan Dari Instalasi
Haemodialisa menjadi Safety box di rsud M. Natsir”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Terwujudnya pelaksanaan pemilahan sampah dan mengoptimalkan upaya-
upaya pengurangan sampah dengan menerapkan konsep (reduce, reuse dan recyle).
4
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. DESKRIPSI UMUM
5
Pada tanggal 25 September 2019 RSUD Mohammad Natsir telah
terakreditasi oleh tim KARS dengan hasil RSUD Mohammad Natsir lulus
akreditasi dengan PARIPURNA.
6
3. Tugas Pokok Dan Fungsi
Instalasi Kesehatan Lingkungan yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan pengelolaan aspek lingkungan fisik, kimia, dan biologis rumah
sakit, sehinggga tercipta kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi standar
sanitasi, baku mutu lingkungan serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut kesehatan Lingkungan
mempunyai tugas dan fungsi :
1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
2. Pengawasan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
3. Penyehatan air
4. Pengelolaan limbah (limbah padat dan limbah cair)
5. Pengelolaan tempat pencucian linen (laundry)
6. Pengendalian serangga,tikus, dan binantang penganggu lainnya
7. Dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
8. Upaya promosi kesehatan dan aspek kesehatan lingkungan
7
BAB III
KEGIATAN
3.1 Pengertian
Alur pengelolaan upaya reuse jerigen hasil kegiatan dari instalasi haemodialisa
menjadi safety box sebagai berikut :
6. Petugas kesling merekap pada lembar control bukti keluar masuk safety box
yang telah di reuse
1.
8
B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi
Dalam pelaksanaan realisasi aktualisasi ini, ada beberapa faktor pendukung yang
mempengaruhi terlaksananya kegiatan ini:
1. Adanya dukungan, bimbingan, serta masukan dari mentor sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.
2. Adanya dukungan dan izin dari kepala ruangan serta masukan sehingga
kegiatan dapat dilakukan sbagaimana mestinya.
3. Adanya dukungan dan bantuan dari rekan kerja dalam menjalankan sosialisasi
dan proses kegiatan lainnya.
4. Peserta penyuluhan cukup kooperatif dalam kegiatan penyuluhan.
5. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung untuk setiap tahap kegiatan
yang dilakukan.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan aktualisasi pemberian sosialisasi pengelolaan botol infus kepada
karyawan dan cleaning service ini berjalan dengan baik
2. Penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dapat
diaktualisasikan dalam setiap tahap kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan.
3. Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan dimulai dari tahap
konsultasi hasil rancangan dengan mentor sampai dengan tahapan evaluasi
pelaksanaan kegiatan aktualisasi , akan memberikan dampak bagi organisasi
di tempat penulis mengabdi untuk bertumbuh dan berkembang menjadi lebih
baik.
4. Tahap pengumpulan botol infus dengan kuantitas yang banyak memerlukan
waktu yang lebih lama dibanding dengan waktu yang telah direncanakan pada
saat habituasi.
5. Hasil uji pemeriksaan laboratorium terhadap botol infus menunjukkan bahwa
tidak terdapat lagi mikroorganisme pada botol infuse, sehingga sampah
infeksius (botol infus) telah berhasil menjadi sampah non infeksius, dari
angka kuman sebelum di desinfeksi (3650 CFU/cm2) menjadi (0 CFU/cm2)
setelah didesinfeksi.
6. Proses jual beli berhasil dilakukan dengan Bank Sampah Kota Solok (agen
resmi).
7. Dari hasil evaluasi maka proses pengelolaan sampah infeksius (botol infus)
menjadi sampah non infeksius dan berdaya jual telah efektif dilaksanakan
dengan proses desinfeksi dengan menggunakan larutan klorin 1%.
10
B. Saran
Dari hasil aktualisasi yang dilakukan maka penulis menyarankan beberapa hal
berikut ini :
1. Diharapkan agar proses pengelolaan sampah infeksius (botol infus)
menjadi sampah non infeksius ini dapat dimanfaatkan dengan semestinya.
2. Diharapkan kepada seluruh petugas cleaning service untuk menggantar
semua botol infus yang ada diruangan menuju ke TPS.
3. Diharapkan kedepannya adanya anggaran rumah sakit untuk menyediakan
tempat sampah permanen diruang rawatan sebagai tempat khusus
pembuangan botol infus.
4. Penerapan nilai-nilai ANEKA dapat dilakukan dengan melakukan
diskusi/musyawarah dengan rekan sejawat agar pelayanan publik di Rumah
Sakit menjadi lebih baik.
5. Diharapkan pada pelaksanaan aktualisasi oleh penulis selanjutnya, agar
mampu merencanakan dan memanfaatkan waktu pelaksanaan aktualisasi
dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13