Anda di halaman 1dari 2

Perhitungan PPh Pasal 23 atas Royalti, Bunga Obligasi, dan

Hadiah
Soal 1

Pada 14 Mei 2020, PT. Ilmuwan membayar royalti kepada Tuan Burhanudin sebagai penulis buku sebesar
Rp100.000.000. Adapun Tuan Burhanudi merupakan wajib pajak yang telah memiliki NPWP. Hitunglah
besaran pajak penghasilan terutang atas royalti tersebut. Dan tentukan pihak pemotong, saat terutang, saat
penyetoran, dan saat pelaporannya.

Jawab:

PPh Pasal 23 = 15% x Rp100.000.000

= Rp15.000.000

Pajak penghasilan dipotong oleh PT. Ilmuwan selaku pemberi royalti

Saat terutang adalah akhir bulan saat dilakukan pembayaran yaitu 31 Mei 2020

Saat penyetoran paling lambat 10 Juni 2020

Saat pelaporan paling lambat 20 Juni 2020

Soal 2

PT. Mentari pada tanggal 21 April 2020 melakukan pembayaran bunga obligasi pada PT. Terang Benderang
sebesar Rp120.000.000. Adapun obligasi yang dimaksud tidak diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia.
Hitunglah berapa besaran PPh Pasal 23 serta tentukan pihak pemotong, saat terutang, saat penyetoran, dan saat
pelaporannya.

Jawab:

PPh Pasal 23 = 15% x Rp120.000.000

= Rp18.000.000

Pihak pemotong pajak penghasilan atas obligasi adalah PT. Mentari.


Saat terutangnya adalah akhir bulan saat dilakukan pembayaran bunga obligasi yaitu 30 April 2020

Saat penyetoran paling lambat 10 Mei 2020

Saat pelaporan paling lambat 20 Mei 2020

Royalti sendiri termasuk ke dalam jenis penghasilan yang merupakan objek pajak. Pajak royalti adalah
pungutan wajib atau pajak yang akan dikenakan dari penghasilan atas royalti yang diterima oleh wajib pajak
orang pribadi maupun wajib pajak badan. Pajak atas royalti yang diterima termasuk ke dalam kategori pajak
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23. PPh Pasal 23 yang dikenakan atas royalti merupakan pajak atas imbalan
yang diperoleh wajib pajak.

Sebagai wajib pajak yang baik, maka anda wajib untuk membayarkan pajak royalti. Dimana tarif yang akan
dikenakan atas pajak jenis ini sesuai dengan PPh 23 yaitu sebesar 15%. Tarif pajak tersebut akan dikenakan
atas nilai Dasar Pengenaan Pajak atau jumlah bruto dari penghasilan yang didapatkan. Dimana tarif tersebut
dikenakan atas penghasilan bruto yang bersifat tidak final. Royalti yang dimaksud merupakan jenis royalti
terhadap subjek pajak dalam negeri. Dimana subjek pajaknya bisa berupa orang pribadi maupun badan usaha,
termasuk yang dikenakan pada Badan Usaha Tetap (BUT).

Jika pihak yang menerima royalti tidak memiliki kartu NPWP, maka tarif pajak yang akan dikenakan
dinaikkan menjadi 30%. Bahkan tarif pajak tersebut bisa dinaikkan hingga 100% dari tarif yang telah
ditetapkan dalam ketentuan PPh pasal 23. Kaitannya dengan hal ini yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak yaitu
jumlah bruto dari royalti yang terutang atau yang akan bayarkan. Peraturan dan ketentuan pajak memang
cukup kompleks dan rumit dimengerti. Anda tidak perlu khawatir, karena anda bisa menggunakan layanan
mengurus pajak Jakarta Barat untuk membantu menyelesaikan pengurusan pajak anda. Solusi penyelesaian
pajak yang efisien adalah dengan menggunakan layanan mengurus pajak atau konsultan pajak.

Anda mungkin juga menyukai