Anda di halaman 1dari 5

A.

Negara

Pengertian secara Etimologi :

staat (Belanda & Jerman) ; state (Inggris) ; etat (Perancis) ; status atau

statum (latin). Yang berarti "menempatkan" atau "membuat berdiri".

Negara menurut para ahli

Aristoteles - "Negara adalah suatu politik yang mengadakan persekutuan

dengan tujuan untuk mencapai kehidupan sebaik mungkin'"

R. Kranenburg -"Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan

oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa"

Jean Bodin - "Negara adalah suatu persekutuan dari keluarga yang dipimpin

seorang pemimpin yang menggunakan akal sehat dan memilikí kedaulatan"

George Jellinek - "Negara adalah organisasi kekuasagn dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu".

Hegel-"Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sinteti dari kemerdekaan
universal"

Roger F. Soltau - "Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama atas nama rakyat".

Prof. R. Djokosoetono - "Negara adalah şuatu organisasi manusia atau

kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama".

Prof. Mr. Soenarto "Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, di mana
kekuasaan Negara yang berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan

a.SIFAT NEGARA
•Memaksa : Tentara, Politik, Alat Penegak Hukum.

•Monopoli : menetapkan tujuan bersama.

•Mencakup Semua : peraturan untuk semua orang tanpa kecuali.

b. Fungsi dan tujuan negara

Keamanan dan Ketertiban

• Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat

• Pertahanan

• Keadilan

c. Fungsi Negara menurut teori ahli

Montesquieu : Trias Politika ( Legislatif, Eksekutif, Yudikatif ) John Locke : Legislatif, Eksekutif,
Federatif Van Vollenhoven : Caturpraja ( Regelling, Bestuur, Rechtspraak, Politie ) Goodnow :
Dwipraja ( Policy Making , Policy Executing )

d. Fungsi Negara di indonesia

Presiden ( Eksekutif ) mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat


( Legislatif ), termasuk Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Presiden ( Eksekutif ) memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung ( Yudikatif ). Presiden ( Eksekutif ) memberi amnesti dan abolisi dengan
memperlihatkan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat ( Legislatif ). Presiden ( Eksekutif )
menyatakan perang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat ( Legislatif ).

B. Sistem Politik

Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam kgt dalam suatu sistem politik/negara yg
menyangkut proses menentukan & sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”.

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” – mrp segala aktivitas yg
dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkem-bangannya “politike techne” (politika). Politik
pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan ilmu memerintah.

a. Fungsi Sistem Politik

Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di


lingkungan yang lebih luas. Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi ouput
mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan,
pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi. Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi &
rekruitmen yg bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik.
b. Kapabilitas Sistem Politik

Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawa-san terhadap tingkah laku individu dan kelompok
yang ada di dalamnya. Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan dari
sistem politik. Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistri-busikan kepada masyarakat.
Responsif, kemampuan sistem politik dlm menang-gapi tekanan dari masyarakat. Simbolik, efektivitas
simbol dari sistem politik ter-hadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat. Domestik dan
Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di lingkungan domestik dan interna-sional.

c. Ciri-ciri Umum Sistem Politik

Sistem Politik Menurut Almond, Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :

Mempunyai kebudayaan politik . Menjalankan fungsi-fungsi . Memiliki spesialisasi. Merupakan sistem


campuran.

d. Macam-macam Sistem Politik

Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) katagori sistem politik yakni :

Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat). Tradisional dengan struktur-
struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”. Modern
di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda, berkembang dan mencerminkan aktivitas
budaya politik “participant”.

a. Partai Politik (Political Partai) di Indonesia

Eksistensi parpol mrp prasyarat, baik sbg sarana penyaluran aspi-rasi rakyat, mau-pun dalam proses
penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya di dalam badan perwakilan rakyat.

Cara Memperoleh Kekuasaan ;

Pertama, secara legal (ikut pemilu legislatif). Kedua, secara ilegal (melakukan subversib, revolusi atau
coup d`etat).

B. Kelompok Kepentingan (Interest Group)

Jenis-jenis kelompok kepentingan : Kelompok Anomik (kelompok spontan & tidak memiliki
nilai/norma), Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan kegiatannya kadang-kadang),
Kelompok Institusional ( mrp kelompok pendukung kepentingan institusional ; seperti partai politik,
korporasi bisnis, dll.), Kelompok Assosiasonal (mrp kelompok yg terorga-nisir yg menyatakan
kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki prosedur teratur).

C. Kelompok Penekan (Pressure Group)


Kelompok penekan, dpt dipergunakan rakyat untuk menyalurkan aspirasinya dgn sasaran
mempengaruhi atau membentuk kebijaksanaan pemerintah.

Contoh institusi Kelompok penekan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi sosial keagamaan, Organisasi Kepemudaan,


Organisasi Lingkungan Hidup, Organisasi pembela Hukum dan HAM, Yayasan atau Badan hukum
lainnya.

D. Media Komunikasi Politik (Political Communication Media)

Media komunikasi politik, dpt berfungsi utk menyam-paikan informasi dan persuasi mengenai politik
baik dari pemerintah kpd masyarakat maupun sebaliknya.

Media komunikasi ; surat kabar, telefon, faximile, internet, televisi, radio, film, dan sebagainya.

Dapat memainkan peran penting thd penyampaian informasi serta pembentukan /mengubah
pendapat umum dan sikap politik publik.

E. Tokoh Politik (Political Figure)

Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :

Transformasi dari peranan-peranan non-politis (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.) untuk
memainkan peranan politik yang bersifat khusus. Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan
tugas-tugas politik.

F. Suprastruktur Politik

Merupakan mesin politik resmi sebagai penggerak politik formal.

Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasi oleh keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai
lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dpt dibentuk berdasarkan pemilu (tergan- tung tkt
pendemokrasiannya).

Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga
banyak yang bersifat demokratis (tergantung Konstitusi/UUD negaranya).

D. Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara

a. Pendekatan Sistem Politik Negara

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Utk mempelajari proses politik suatu negara
diper-lukan beberapa pendekatan :

PENDEKATAN YANG DILAKUKAN DIDASARKAN PADA :

Sejarah Sosiologis Kultural / Budaya Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat) Filsafat Ideologi Konstitusi
dan Hukum
b. Perbedaan Sistem Politik Negara

a). Sistem Politik Negara Inggris

1. Latar Belakang Sejarah Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern. Para
politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga dihadapkan pada masalah upaya
memba-ngun kesejahteraan warganegaranya.

2. Kondisi Sosiologis Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing dengan negara–
negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat
kekotaan”, namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan banyak bangsa.

3. Kondisi Kultural/ Budaya Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang disiplin dan
taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik diwariskan dari generasi ke generasi melalui
suatu rangkaian pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.

4. Kondisi Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-


simbol kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Mereka senantiasa menunjukkan
ketaatannya kepada undang-undang politik azasi.

5. Pedoman Filsafat Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa, manakala para penguasa
juga mentaati undang-undang politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi perlawanan.
Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan masyarakat.

6. Paham atau Ideologi yang diterapkan Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam
kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan hak-hak asasi manusia.

7. Pedoman Konstitusi dan Hukum Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi dari
pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan kepastian hukum, karena pemerintah
memberikan perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap hak-hak asasi
warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun
masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan bersama.

Anda mungkin juga menyukai