Anda di halaman 1dari 13

PEMBIAKAN TANAMAN

Oleh:
TIM PENGAJAR

Nama Praktikan :………………………………


NRP : ……………………………...

Digunakan untuk kalangan sendiri

PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020

0
Kegiatan I

Tumbuhan melakukan perkembangbiakan untuk tujuan memperbanyak diri dan


mempertahankan kelestarian jenisnya. Perkembangbiakan bisa terjadi dengan cara tidak
kawin
(aseksual) dan cara kawin (seksual). Perkembangbiakan secara tidak kawin disebut juga
perkembangbiakan vegetatif dengan cara memanfaatkan sifat totipotensi sel. Totipotensi sel adalah
kemampuan sel tanaman untuk membentuk jaringan dan organ sehingga menjadi tanaman yang
utuh.
Sebab utama dilakukannya pembiakan vegetatif adalah untuk mendapatkan sifat tanaman
yang menyerupai induknya sehingga sifat unggul dari tanaman tersebut tidak hilang. Adapun sebab
lainnya karena :
1. Tanaman tertentu tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji, misalnya apel,
pisang dan nenas
2. Tanaman menghasilkan biji tetapi sulit berkecambah, misalnya mawar
3. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan jika
disambung dengan tanaman lain
4. Tanaman lebih ekonomis jika dibiakkan secara vegetatif, misalnya kentang
Perkembangbiakan vegetatif bisa dilakukan dengan cara alami dan buatan. Secara alami
pembiakan dilakukan dengan menggunakan biji apomiktik yaitu biji yang terbentuk tanpa proses
kawin yang sempurna dan menggunakan bagian-bagian khusus tanaman yang berupa perubahan
batang atau akar (stolon , umbi dan lain-lain). Sedangkan perkembangbiakan secara buatan
dilakukan dengan cara menstimulasi terbentuknya akar dan tuna baru atau melakukan
penyambungan antar organ tanaman.
Stimulasi terbentuknya akar dan tunas baru bisa dilakukan dengan cara layerage atau
membumbun di dalam tanah atau di atas tanah terhadap organ tertentu tanaman. Sedangkan
penyambungan dilakukan dengan cara menyambung batang tanaman yang satu dengan cabang atau
mata tunas tanaman lain.

1
“LAYERAGE” DI ATAS TANAH
(PENCANGKOKAN)

DASAR TEORI

Layerage di atas tanah ini disebut juga Air Layerage, Pot Layerage, Chinese Layerage,
Marcotted, atau secara umum dikenal sebagai Cangkokan. Kegiatan mencangkok dilakukan untuk
memperbanyak tanaman yang :
1. Mempunyai batang atau cabang-cabang yang berdiameter sangat tinggi sehingga tidak mudah
untuk dilengkungkan
2. Mempunyai batang yang mempunyai tunas latent pada atau dekat pangkal batang tetapi
tidak
mampu melakukan regenerasi dengan cara-cara layerage lainnya, misalnya dengan cara sobekan
(mound layerage).
Proses pembentukan akar pada cangkokan terjadi karena dibuangnya lapisan kambium pada
saat melakukan penyayatan dan pengupasan kulit batang sehingga hasil fotosintesa dan senyawa lain
yang berasal dari daun dibagian atas sayatan tidak dapat mengalir ke bagian bawah sayatan.
Senyawa-senyawa tersebut akan terbendung di bagian atas sayatan yang mengakibatkan kulit batang
akan mengembung. Pada bagian yang mengembung ini sesungguhnya terjadi penumpukan auxin dan
karbohidrat sehingga dengan adanya media tanah yang lembab akan mampu menstimulir
terbentuknya akar.
ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan adalah pisau yang tajam dan gergaji


2. Bahan yang digunakan adalah pohon mangga (atau buah-buahan lainnya), media tanah humus,
plastik, sabut kelapa, tali rafia.

PROSEDUR KERJA

Pemilihan Batang Cangkokan

Batang cangkokan sebaiknya dipilih dari pohon induk yang sudah diketahui kualitasnya berumur
sedang, kuat, sehat dan subur.

Cara Melakukan Pencangkokan

a. Menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang sehingga terlihat bagian kayunya, dalam arti
lapisan kambium batang harus dihilangkan. Lebar sayatan disesuaikan dengan jenis
tanamannya, misalnya 2 – 3 cm untuk tanaman jeruk atau 7 – 10 cm untuk tanaman mangga.
b. Luka sayatan dibiarkan atau dikeringanginkan selama 2 – 4 hari .

2
c. Setelah cukup kering, pada sekeliling luka tersebut diletakkan segumpal tanah humus, dan
dibalut/dibungkus dengan sabut kelapa, atau pembungkus lainnya seperti bambu, kaleng,
atau plastik.
Pemeliharaan Cangkokan

Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kelembaban media cangkokan sepanjang waktu, dengan
cara melakukan penyiraman.
Pemotongan Cangkokan

Apabila batang di atas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang cukup bagus (pada
umur cangkokan 2 – 3 bulan), batang dapat segera dipotong menggunakan gergaji tepat di bawah
pembungkus, karena apabila masih terdapat bagian batang di bawah pembunkus dapat menjadi
sarang hama anai-anai/rayap yang akhirnya akan merusak hasil cangkokan .
TUGAS MAHASISWA

1. Melakukan pencangkokan pada tanaman yang telah ditentukan.


2. Memelihara cangkokan tersebut sampai terbentuk perakaran.
3. Lakukan pengamatan pada umur berapa cangkokan sudah terbentuk akar.
4. Membuat laporan praktikum.

PERTANYAAN

1. Mengapa lapisan kulit batang harus disayat dan dikupas/dibuang ?


2. Mengapa bekas sayatan dikeringanginkan terlebih dahulu ?
3. Apa fungsi dari pembungkus media ?
4. Apa tujuan menjaga kelembaban media cangkokan ?
DATA PENGAMATAN
Tanggal Tanggal Hari Muncul
Kelompok Panjang Akar
Cangkok Muncul Akar Akar

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

3
Kegiatan II
“CUTTAGE” ATAU SETEK

DASAR TEORI
Setek merupakan bahan tanam yang berasal dari akar, batang, daun atau tunas yang telah
dipisahkan dari induknya sehingga kondisi setek yang demikian memerlukan persyaratan tertentu
untuk menstimulasi terbentuknya akar dari setek.
Persyaratan tertentu tersebut bertujuan agar setek mempunyai energi ataupun zat pengatur
tumbuh yang dibutuhkan untuk membentuk akar yang antara lain meliputi ukuran setek, asal setek,
umur stek.
Pembiakan dengan cara setek mampu menghasilkan tanaman yang sempurna (dengan akar,
daun dan batang) dalam waktu relatif singkat, mempunyai sifat serupa dengan induknya serta
merupakan cara yang sederhana dan tidak memerlukan teknik-teknik tertentu seperti pada
pembiakan dengan cara penyambungan.

ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan adalah pisau yang tajam, gunting pangkas, dan gembor.
2. Bahan yang digunakan adalah media tanah, polybag, batang ketela pohon.

PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan media setek, yaitu mengisi polibag dengan tanah (atau campuran tanah dan pupuk
kandang) dan menaruhnya di tempat yang teduh
2. Memilih batang ketela pohon ukuran sedang dan membuang daunnya
3. Batang dipotong menjadi 3 bagian dengan panjag yaitu bagian atas, tengah dan bawah
4. Masing-masing bagian batang ditanam pada media tanam.
5. Peliharalah setek dengan menjaga kelembabannya.

TUGAS MAHASISWA
1. Melakukan kegiatan sesuai dengan prosedur kerja.
2. Melakukan pengamatan terhadap parameter :
a. Saat terbentuknya daun dan akar pada setek
b. Jumlah dan panjang akar pada akhir pengamatan.
c. Prosentase keberhasilan setek.
3. Membuat laporan praktikum.

PERTANYAAN
Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyetekan.

4
DATA PENGAMATAN
Batang Kelompok Sampel Tunas Akar Jumlah Akar Panjang Akar
Pucuk 1 1
2
3
4
Rerata
2 1
2
3
4
Rerata
3 1
2
3
4
Rerata
Tengah 1 1
2
3
4
Rerata
2 1
2
3
4
Rerata
3 1
2
3
4
Rerata
Pangkal 1 1
2
3
4
5
Rerata
2 1
2
3
4
Rerata
3 1
2
3
4
Rerata

Batang Kelompok Pucuk Akar Jumlah Akar Panjang Akar


Pucuk 1
2
3
5
Rerata
Tengah 1
2
3
Rerata
Pangkal 1
2
3
Rerata

Batang Kelompok Persentase Keberhasilan


Pucuk 1
2
3
Rerata
Tengah 1
2
3
Rerata
Pangkal 1
2
3
Rerata
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

6
Kegiatan III
PENYAMBUNGAN TANAMAN

DASAR TEORI

Penyambungan merupakan suatu tindakan memasukkan, menempatkan atau menyambung


bagian dari satu tanaman ke bagian tanaman lain sedemikian rupa sehingga akan tercapai kombinasi
yang sesuai dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk tanaman baru. Bagian tanaman yang
dilengkapi dengan akar disebut stock atau rootstock atau batang bawah, dan bagian yang
ditambahkan disebut scion atau batang atas. Bila kombinasi penyambungan ini dibuat lebih dari dua
bagian, bagian tengah disebut interstock atau batang perantara.
Batang bawah berasal dari tanaman yang mempunyai sifat-sifat perakaran yang baik, antara
lain tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air
tanah tertentu yang kurang baik dan sebagainya. Sedang batang atas diambil dari tanaman yang
mempunyai sifat-sifat hasil yang diinginkan bisa berupa batang ataupun mata tunas.
Umumnya tanaman yang mempunyai hubungan botani atau kekerabatan yang dekat akan
memberikan kemungkinan berhasilnya sambungan akan tetapi hal ini tidak selamanya demikian
karena klasifikasi botani didasarkan pada sifat-sifat reproduksinya, sedangkan penyambungan
berhubungan dengan sifat-sifat vegetatif dari tanaman.
ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan adalah : pisau okulasi, gunting pangkas, dan gembor.
2. Bahan yang digunakan adalah : tanaman hias bougenvile sebagai batang bawah dan batang atas,
tali rafia dan kantong plastik.

PROSEDUR KERJA

Kegiatan I. Penyambungan batang atau grafting


1. Memotong batang bawah dengan menggunakan gunting pangka
2. Membuat sayatan berbentuk huruf V di tengah-tengah permukaan potongan batang bawah.
3. Membuat sayatan pada pangkal batang atas sehingga runcing membentuk huruf V
4. Memasukkan pangkal batang atas ke dalam sayatan batang bawah sehingga membentuk
sambungan.
5. Mengikat sambungan tadi dengan tali rafia sehingga rapi dan kuat.
6. Menutup batang atas dan hasil sambungan dengan kantong plastik .
7. Melakukan pemeliharaan/penyiraman terhadap tanaman hasil sambungan.

8. Melakukan pengamatan terhadap keberhasilan sambungan yang ditandai dengan terbenuknya


tunas pada batang atas.

7
TUGAS MAHASISWA

1. Melakukan penyambungan sesuai dengan prosedur kerja.


2. Membuat laporan praktikum.

PERTANYAAN

1. Sebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh batang bawah dan atas ?
2. Mengapa batang atas dan batang bawah sebaiknya merupakan satu kerabat?
3. Jelaskan tujuan dilakukan penutupan dengan kantong plastik terhadap batang atas?

DATA PENGAMATAN

Tanaman Keberhasilan Sambungan Muncul Tunas Keterangan

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

8
Kegiatan IV

PEMBIAKAN GENERATIF

Bagian tanaman yang digunakan untuk perkembangbiakan secara generatif adalah biji. Biji
merupakan suatu bentuk tanaman mini yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang.
Berdasarkan strukturnya, biji yang masak mengandung embrio yang terbentuk dari bersatunya sel
gamet jantan dan betina di dalam kandung embrio serta cadangan makanan yang mengelilingi
embrio.
Keberhasilan biji membentuk tanaman mini sangat tergantung pada kemampuan biji untuk
melakukan metabolisme perkecambahan. Proses perkecambahan biji merupakan suatu rangkaian
yang kompleks dari perubahan-perubahan biokimia, fisiologi dan morfologi. Tahapan proses
perkecambahan meliputi proses penyerapan air oleh biji, proses enzimatis/penguraian cadangan
makanan dan pertubuhan sel-sel baru sehingga terbentuk tanaman sempurna.

A. LETAK BIJI PADA BUAH


Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari
bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji.
Menurut strukturnya, biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu
tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel generative (gamet)
didalam kandung embrio (embryo sac) serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio (Sutopo,
2005).
Dalam ilmu Botani plasenta (tembuni) adala ovula yang melekat pada dinding ovarium.
Plasenta merupakan bagian bakal buah yang menjadi pendukung biji atau menjadi tempat duduknya
bakal-bakal biji.
Biji yang bermula dari bakal biji merupakan alat perkembangbiakan generatif. Di dalam biji
terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Pada biji umumnya terdapat kulit biji, tali pusat,
dan inti biji.

Tipe-tipe plasenta pada buah


Letak plasenta pada buah berbeda-beda. Dalam menyebutkan letak tembuni seringkali diperhatikan
pula letak tembuni itu pada daun buah yang menjadi penyusun bakal buah tadi.
Menurut letaknya Placenta ( tembuni) dibedakan menjadi
1.Plasenta Marginal
Tipe plasenta ini adalah tipe plasenta yang apabila letak ovulanya berada di tepi daun buah.
2.Plasenta Laminal
Plasenta parletal adalah plasenta yang letaknya berada pada helaian daun buah.

9
Untuk bakal buah satu ruang kemungkinan letaknya placenta ( tembuni) adalah :
1.Plasenta Parietal,
Plasenta terletak di dinding bakal buah
2.Plasenta Sentral,
Tembuni terletak di pusat atau dinding poros bakal buah
3.Plasenta Aksiler
Pada tipe ini, plasenta buah terletak di sudut tengah bakal buah

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui letak biji pada buah
2. Fungsi buah, plasenta terhadap biji
3. Untuk mengetahui tipe-tipe buah

ALAT DAN BAHAN


Alat : Pisau, Kaca pembesar, Pinset
Bahan : - Tomat
- Jeruk
- Mentimun
- Sirsak / Melon/
- Kacang koro

PROSEDUR KERJA
1.Ambil sampel buah atau sayur kemudian belah menjadi 2 bagian.
2.Gambarlah bahan tersebut, sebutkan bagian-bagiannya serta beri keterangan dan tentukan tipe
plasentanya.
3.Berilah contoh buah atau sayur selain diatas. Gambarlah serta tentukan tipe plasentanya

B. PERKECAMBAHAN BIJI DAN PERKEMBIAKAN


Perkecambahan (germination) adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi
tanaman baru. Dengan kata lain, munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Setelah kecambah
dihasilkan, selanjutnya kecambah akan berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sudah
mempunyai akar, batang, dan daun. Perkecambahan pada tumbuhan hanya terjadi apabila biji
berada dalam lingkungan yang sesuai. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup, suhu yang
optimum untuk kerja enzim, udara yang cukup, cahaya, dan kelembapan merupakan beberapa
syarat penting terjadinya perkecambahan.

Kualitas buah yang ada di pasar salah satunya ditentukan dengan ukuran atau bobot dari
buah. Buah yang berukuran besar biasanya dipengaruhi oleh ukuran biji yang besar, dimana biji
10
tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi embrio. Sehingga kualitas buah dalam hal
ukuran sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari biji. Biji merupakan sink yang kuat, artinya
untuk perkembangan calon embrio maka biji memperoleh prioritas utama dalam mendapatkan
pasokan fotosintat sebagai cadangan makanan. Jumlah biji yang banyak dalam buah akan
menimbulkan persaingan antar individu biji yang pada akhirnya mempengaruhi ukuran biji. Biji
yang berkembang sempurna akan lebih besar ukurannya dan mempunyai cadangan makanan lebih
banyak.
Biji yang berukuran besar diduga akan mempunyai kemampuan tumbuh lebih bagus dan
bisa beradaptasi dengan lingkungan ketika berkecambah. Untuk budidaya dalam hal ini memilih
jenis biji yang bagus merupakan keharusan, karena biji adalah awal segalanya. Maksud dari biji
awal dari segalanya adalah bahwa pertumbuhan tanaman setelah biji berkecambah sangat
ditentukan oleh kualitas biji tersebut. Tidak hanya pertumbuhan vegetatif saja, tetapi sampai pada
produksi dimana pertumbuhan tanaman mulai memasuki fase generative juga ditentukan dari
kualitas benih atau biji.
Antara buah dan biji ada saling keterkaitan dan akan membentuk suatu siklus panjang dalam
proses produksi dan budidaya. Pemilihan benih true to type menjadi sangat penting pada tingkat
ekonomi dan keefektifan di tingkat petani. Betapa kerugian petani sangat besar jika benih atau biji
yang ditanam kualitasnya sangat rendah, prosentase hidupnya rendah, belum lagi ketika sudah
tumbuh ternyata tanaman tersebut bukan yang diharapkan baik dari sisi morfologi maupun jenisnya.
Pernah ada kasus dalam perkebunan yang ditanam adalah jenis tanaman jantan saja, sehingga
setelah menunggu selama beberapa tahun tidak berbuah dan terpaksa harus dipotong. Sebuah
kerugian besar baik dari sisi waktu maupun tenaga.

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk Mengetahui persentase perkecambahan

ALAT DAN BAHAN


Bahan: Tanah, kompos, benih sawi dan kangkung
Alat: Gembor ,cetok, Bak perkecambahan

PROSEDUR KERJA
1. Siapkan media tanam yang diisi dengan tanah : sekam bakar dengan perbandingan 1 : 1
2. Sebarkan benih Kacang panjang dan benih sawi dengan perlakuan :
- Ditabur dipermukaan media
- Ditabur kemudian ditutup dengan media setipis mungkin
3. Siram media tersebut dan jaga kelembabannya
4. Amati setiap hari sampai berkecambah dan hari ke berapa mulai perkecambahan
5. Hitung persentase perkecambahan

11
Kegiatan V

POLINATOR

Di alam interaksi antara hewan dan tumbuhan mengalami perubahan yang perlahan, yang
disebut dengan evolusi. Salah satu interaksi antara hewan dan tumbuhan yang sangat berperan
penting adalah interaksi berupa polinasi atau penyerbukan bunga oleh hewan. Proses penyerbukan
sangatlah penting karena tanpa adanya penyerbukan, tumbuhan tidak dapat bereproduksi dan
menghasilkan buah. Secara ekologis buah yang mengandung biji dapat menjadi salah satu bentuk
regenerasi dari tumbuhan.
Penyerbuk adalah perantara penyerbukan tanaman. Penyerbukan tanaman merupakan proses
pemindahan serbuk sari (polen) dari anther ke stigma (kepala putik). Penyerbuk dibagi menjadi 2
yaitu penyerbuk abiotic seperti angin dan air, serta penyerbuk biotic yang terdiri dari berbagai jenis
hewan.
Penyerbuk biotic seperti serangga dapat mendatangi suatu tanaman karena umumnya
tanaman tersebut memiliki mantel luar yang lengket dan mengkilap untuk menarik perhatian
serangga. Keberhasilan penyerbukan itu tidak lepas dari Polinator.
Saat serangga bersentuhan dengan bunga, diharapkan ada sebagian tepung sari (polen) yang
menempel pada tubuhnya dan akan ditransfer ke kepala putik. Beberapa jenis serangga tertentu juga
memiliki kotak polen pada kaki belakang yang berfungsi untuk mengangkut polen.

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk Mengetahui jenis polinator yang ada disekitar kampus
ALAT DAN BAHAN
Bahan: Tanaman yang ada di sekitar kampus

TUGAS MAHASISWA ( mandiri )


1. Setiap kelompok praktikan mencari tanaman yang berbunga di sekitar kampus
2. Amatilah jenis penyerbuk dan pada jam berapa proses itu terjadi

PENGAMATAN
JENIS
NO NAMA BUNGA (DIGAMBAR ) JAM ∑ POLINATOR FREKWENSI
POLINATOR

12

Anda mungkin juga menyukai