Anda di halaman 1dari 17

PENGOLAHAN DATA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu:
1. Melakukan editing terhadap hasil pengumpulan data
2. Membuat coding terhadap hasil pengumpulan data
3. Membuat tabulasi terhadap hasil pengumpulan data

URAIAN MATERI

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi
berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga
menghasilkan informasi yang diperlukan. Setelah dilakukan pengumpulan data, seringkali orang
bingung mau diapakan data yang telah terkumpul, Bagaimana menghubungkan data di
kuesioner dengan tujuan penelitlan. Untuk itu data yang masih mentah perlu diolah sedemikian
rupa sehingga menjadi informasi dan memudahkan analisa data yang akhirnya dapat digunakan
untuk menjawab tujuan penelitian.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu:

A. EDITING / MEMERIKSA
Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.
Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:
 Menghitung jumlah lembaran daftar pertanyaan yang telah diiisi, apakah sesuai jumlah
yang dikehendaki. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan di lapangan atau di tempat yang
dekat dengan sumber data, sehingga bila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.
 Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun
jawaban hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 40


 Keterbacaan tulisan, tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau
berakibat pengolah data salah membaca.
 Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus
menolaknya.
 Koreksi, maksudnya membetulkan setiap kesalahan, kekurangan atau keraguan
jawaban/hasil pengamatan yang ditemui di lapangan. Kesalahan ini adalah kesalahan
yang tidak sesuai dengan tujuan pengumpulan data, semisal satuan berat badan adalah
cm, maka dibetulkan menjadi kg
 Verifikasi, memeriksa ulang kebenaran data yang dikumpulkan, semisal melakukan
kroschek ulang, seperti kroschek umur dengan jumlah anak yang dilahirkan. Hasil akhir
dari tahap ini, peneliti diyakinkan bahwa data sudah benar.
Jika terdapat beberapa kuesioner yang masih belum disisi, atau pengisian yang tidak sesuai
dengan petunjuk dan tidak relevannya jawaban dengan pertanyaan sebaiknya diperbaiki
dengan jalan menyuruh isi kembali kuesioner yang masih kosong pada responden semula.
Kalau itu tak mungkin dilakukan maka kita berusaha mencari responden lain sebagai
pengganti asal sesuai dengan polanya.
Untuk menghindari pekerjaan pengulangan maka sewaktu penyebaran instrumen, peneliti
dapat lakukan penambahan jumlah sampel sebesar 10 % untuk menutup jika terjadi
kerusakan atau tidak kembalinya instrumen.

B. CODING
Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari Contoh:
para responden kedalam bentuk angka/bilangan.  Kualitas Pelayanan
Sangat tidak baik diberi kode 1
Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi Tidak baik diberi kode 2
Cukup baik diberi kode 3
tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing Baik diberi kode 4
jawaban. Sangat baik diberi kode 5

Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga
mempercepat pada saat memasukkan (entry) data ke dalam perangkat lunak pengolah data.
Pemberian kode ini dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih sesuai dengan konteks
penelitian, jadi tanda-tanda tersebut bisa dibuat oleh peneliti sendiri. Pengklasifikasian data
dilakukan menurut kategori tertentu, sehingga data yang klasifikasinya memenuhi dapat
dikelompokan dan dihitung. Kadang kode yang sudah dibuat perlu dirubah terutama untuk

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 41


jawaban semi terbuka yang semula hanya memiliki satu kode kemudian dijadikan lebih dari
satu kode, cara pengkodean demikian disebut dengan “recoding”.
Selain itu juga tidak jarang diperlukan pembuatan kategori untuk data kontinyu, sehingga
masing-masing mempunyai kode sendiri-sendiri atau data kategori itu akan digunakan
sebagai penyajian data secara deskriptif. Pada langkah ini diperlukan disesuaikan dengan
skala data yang ada. Perlu diingat dan dibuat selalu daftar kode berikut keterangannya, agar
dalam uraian/ bahasan tentang hasil pengamatan tidak salah menerjemahkannya.

C. TABULASI
Tabulasi adalah mengorganisir data sedemikian rupa sehingga mudah untuk dijumlah,
disusun, dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Sesuai dengan fasilitas yang
digunakan, penyusunan data melalui komputer akan memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Sebelum era komputerisasi, pembuatan tabel yang berisi data secara keseluruhan dikenal
dengan nama “Master Table”, yang berisi tabulasi data secara keseluruhan, menjadi tabel
utama.
Contoh:

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 42


LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas!
Berikut adalah hasil pengumpulan data dari kuesioner pada 8 responden.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 43


1. Buatlah hasil editing!
2. Buatlah hasil coding!
3. Buatlah hasil tabulasi!

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 44


PENYAJIAN DATA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu:
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel
2. Menyajikan data dalam bentuk diagram garis
3. Menyajikan data dalam bentuk diagram batang
4. Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran

URAIAN MATERI

Penyajian data adalah pemaparan data hasil pengamatan yang telah disusun secara teratur,
sehingga hasil pengamatan tersebut dapat dipahami dengan baik. Penyajian dilakukan apabila
hendak mempresentasikan hasil analisis data yang telah dianalisis. Prinsip utama penyajian
adalah pada diterimanya informasi hasil penyajian oleh pihak, sebagai tujuan penyajian. Dengan
demikian penyajian yang terbaik adalah penyajian yang dimengerti oleh penerima penyajian,
dan sesuai dengan kebutuhan penerima penyajian. Ada dua jenis penyajian yaitu :

A. TABEL
Penyajian tabel digunakan sebagai pilihan yang sering dipakai oleh peneliti atau penyaji
informasi. Penyajian dalam bentuk angka (data numerik) yang disusun dalam kolom dan
baris ini bertujuan tujuan untuk menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang
berbeda.Pengolahan data untuk keperluan analisis awal atau analisis lanjutan akan lebih
baik apabila di sajikan terlebih dahulu dalam tabel yang baik.
1. STRUKTUR TABEL STATISTIK
Sebuah tabel yang formal umumnya terdiri dari beberapa bagian seperti yang terlihat
pada skema di bawah ini. Tabel statistik yang baik dan efisien harus bersifat sederhana
dan jelas.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 45


No.Tabel. Judul Tabel
Catatan Pendahuluan
Judul Judul Judul Judul Jumlah
Kompartemen Kolom Kolom Kolom
Judul Baris sel
Judul Baris
Judul Baris
Judul Baris
Catatan kaki
Sumber
Contoh
Tabel 2.1. Jumlah Mahasiswa KKN Politeknik LP3I
Di Kecamatan Coblong Tahun 2020
Laki-laki* Perempuan* Jumlah*
PRODI
orang persen orang persen orang persen
AB 30 43 25 42 55 42
AK 20 29 10 17 30 23
MI 15 21 20 33 35 27
HUMAS 5 7 5 8 10 8
Jumlah 70 100 60 100 130 100
Keterangan:
* Angka Sementara
AB=Administrasi Bisnis, AK=Akuntansi, MI=Manajemen Informatika, HUMAS=Hubungan Masyarakat
Sumber: LPPM Politeknik LP3I, 2020

a) Nomor Tabel
Bila tabel yang disajikan lebih dari satu makna hendaknya diberi nomor agar mudah
untuk mencari kembali bila dibutukan. Nomor tabel biasanya ditempatkan di atas
sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.
b) Nama/titel dan identifikasi
Tabel yang baik harus memiliki nama (titel) dan nama tersebut harus diletakkan di
atas tabel. Nama tabel harus jelas dan singkat, jika tidak maka yang utama adalah
kesederhanaan sedangkan catatan-catatan tambahan dapat diberikan dalam
catatan di bawah tabel. Umumnya susunan redaksi nama harus menggambarkan
tentang ciri-ciri data yang terdapat dalam tabel. Judul dapat menjawab tentang
"apa/siapa", dimana dan kapan dilakukan.
c) Catatan pendahuluan (prefatory note)
Catatan pendahuluan biasanya diletakkan langsung di bawah nama tabel sebagai
keterangan tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan
yang dilakukan. Catatan ini dalam bentuk yang kurang menonjol dibandingkan
dengan nama tabel.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 46


d) Badan Tabel
Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen dan sel.
e) Catatan kaki
Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau
ukuran yang digunakan. Bisanya dengan memberi tanda yang sesuai dengan tanda
yang terdapat di kanan atas singkatan yang digunakan. Tanda yang biasanya dapat
berupa *xxxx dan lain lain. Catatan kaki diletakkan di bawah kiri tabel.
f) Sumber data
Sumber data ditempatkan langsung di bawah tabel setelah catatan kaki. Sumber ini
mempunyai arti penting bila data yang disajikan berupa data sekunder. Penulisan
sumber data harus jelas dan lengkap, seperti darimana data tersebut diambil dan
tahun penerbitannya
g) Presentase
Bila angka presentase digunakan dalam tabel, maka pos-pos keterangan dalam
kompartemen tabel harus rinsi dan jelas. Istilah ‘presentase’ yang meragukan
dapat dihindari, misalnya dengan menggunakan istilah ‘presentase dari jumlah’,
‘presentase dari pertambahan atau penurunan’, dsb.
h) Jumlah
Jika jumlah angka merupakan hal yang penting, maka jumlah tersebut harus
diletakkan pada sisi atas dalam kompartemen tabel atau sisi kiri dalam nama kolom.
Cara lain adalah dengan menuliskannya dalam huruf tebal. Jika dianggap tidak
penting maka dapat diletakkan di bawah kompartemen atau pada sisi kanan nama
kolom.
i) Unit
Unit pengukuran angka-angka yang terdapat dalam kolom tabel harus jelas dan
tidak meragukan. Jika tidak, maka ciri-ciri unit pengukurannya harus dijelaskan
dalam nama kompartemen atau nama kolom.
j) Bentuk tabel
Tabel sebaiknya jangan terlalu panjang atau terlalu pendek, tetapi disesuaikan
dengan ruang laporan dimana tabel diletakkan.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 47


2. PENYUSUNAN JUDUL BARIS
a) Penyusunan secara alfabetis
Contoh:
Tabel ini menyajikan data Presensi Mahasiswa Mata Kuliah Statistik
Di Politeknik LP3I Tahun 2020
berdasarkan kolom nama NIM PERTEMUAN
Nama
kompartemen yang disusun 1 2
Aceng D. 201404080
menurut abjad dimulai dari abjad Asep S. 201404038
paling awal yang ada dalam kolom Cut N. 201404050
Dewi A 201404019
tersebut (ascending). Ellen S. 201404075
b) Penyusunan secara geografis
Tabel ini menyajikan data Contoh:
Tingkat Penggangguran Menurut Provinsi Di Pulau
berdasarkan kolom nama Sumatera dan Tingkat Pendidikan (Persen)
Tahun 2020
kompartemen yang disusun Pendidikan Pendidikan
Provinsi
secara geografis dimulai dari Dasar Ke Bawah Menengah
Aceh 2,17 7,98
lokasi paling barat, misalnya Sumatera Utara 3,00 6,46
Sumatera Barat 4,12 6,03
di Indonesia adalah provinsi
Riau 3,91 6,56
Banda Aceh. Jambi 2,25 7,06
Sumatera Selatan 1,76 7,40
Bengku 1.72 4,94
Lampung 2,75 7,41

c) Penyusunan menurut besaran angka-angka


Tabel ini menyajikan data Contoh:
Perubahan Pengeluaran Pada Komoditas
berdasarkan kolom yang diberikan Belanja Rumah Tangga Selama Pandemic
(persen) Pada Bulan April 2020
penekanan dan disusun menurut
Komoditas Belanja Perubahan
besarnya angka-angka, baik dari Rumah Tangga (persen)
Listrik 3
kecil ke besar (ascending) maupun Makanan/ Minuman jadi 8
dari besar ke kecil (descending). Pulsa/ Paket Data 14
Kesehatan 20
Bahan Makanan 51
d) Penyusunan secara historis
Data yang disajikan dalam tabel Contoh:
diklasifikasikan secara kronologis atau Tingkat Pengangguran Berdasarkan
Tingkat Pendidikan (persen)
historis, biasanya dimulai dari waktu Tahun 2016-2018
Sekolah Sekolah Sekolah
yang paling dahulu atau paling lama Tahun
Dasar Menengah Tinggi
untuk mengetahui perkembangan yang 2016 3,88 9,63 5,15
2017 3,61 9,48 5,57
terjadi bersamaan berjalannya waktu. 2018 2,79 7,58 5,92

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 48


3. JENIS-JENIS TABEL
a) Tabel Baris Kolom
Tabel yang hanya terdiri dari satu variabel. Tabel ini dapat dibedakan menjadi:
 Tabel satu arah Contoh:
Jumlah UMKM Berdasarkan Skala
Tabel yang berisi mengenai satu hal Usaha Pada Tahun 2020
atau satu karakteristik saja. Tabel ini JUMLAH USAHA
SKALA USAHA
(unit)
merupakan bentuk tabel yang paling Skala Mikro 10.000.000
Skala Kecil 800.000
sederhana.
Skala Menengah 60.000
Jumlah 10.860.000

 Tabel dua arah


Tabel yang berisi mengenai hubungan dua hal atau dua karakteristik yang
berbeda.
Contoh:
Jumlah UMKM Berdasarkan Skala Usaha Dan Kelompok Usaha Pada Tahun 2020
KELOMPOK USAHA (unit)
UMKM Jumlah
MAMIN KONVEKSI KERAJINAN JASA
Skala Mikro 5,000,000 3,000,000 1,500,000 500,000 10,000,000
Skala Kecil 350,000 250,000 150,000 50,000 800,000
Skala Menengah 25,000 20,000 10,000 5,000 60,000
Jumlah 5,375,000 3,270,000 1,660,000 555,000 10,860,000

 Tabel tiga arah


Tabel yang berisi mengenasi hubungan tiga hal atau tiga karakteristik yang
berbeda.
Contoh:
Jumlah UMKM Berdasarkan Skala Usaha, Kelompok Usaha dan Wilayah Pada Tahun 2020
KELOMPOK USAHA (unit)

UMKM MAMIN KONVEKSI KERAJINAN JASA Jumlah


Kota Kota Kota Kota
Cimahi Cimahi Cimahi Cimahi
Bandung Bandung Bandung Bandung
Skala Mikro 3,000,000 2,000,000 1,000,000 2,000,000 1,000,000 500,000 300,000 200,000 10,000,000
Skala Kecil 250,000 100,000 100,000 150,000 100,000 50,000 30,000 20,000 800,000
Skala Menengah 15,000 10,000 10,000 10,000 5,000 5,000 2,500 2,500 60,000
Jumlah 3,265,000 2,110,000 1,110,000 2,160,000 1,105,000 555,000 332,500 222,500 10,860,000

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 49


b) Tabel Kontingensi
Tabel ini bagian dari tabel baris
kolom, namun dalam tabel ini
Contoh:
memiliki ciri khusus, yaitu b=2 (laki-laki, perempuan)
k=3 (SD, SMP, SMA/K)
menyajikan data yang terdiri atas
Tingkat Pendidikan Responden
dua faktor atau dua variabel, Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis SD SMP SMA/K Jumlah
faktor yang satu terdiri atas b Kelamin
kategori dan lainnya terdiri atas k Laki-laki 25 20 15 60
Perempuan 20 12 8 40
kategori, dapat dibuat daftar Jumlah 45 32 23 100
kontingensi berukuran b x k
dengan b menyatakan baris dan k
menyatakan kolom.

c) Tabel Silang
Penyajian data dalam bentuk tabel
Contoh:
silang dapat memberikan informasi Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan
Kekhawatiran Terhadap Diri Sendiri Di
mengenai dua hal atau lebih yang Masa Pandemic Covid 19
berkaitan/ berhubungan secara Jenis Kelamin (persen)
Laki-laki Perempuan
bersamaan. Tabel silang dapat hanya Tidak 11,41 7,92
Khawatir
terdiri dari satu variable tetapi dapat
Cukup 43,92 40,08
juga terdiri dari dua variable. khawatir
Khawatir 44,67 52,00
Tergantung pertanyaan atau keadaan Jumlah 100 100
yang ingin dideskripsikan. Dengan
demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel silang satu atau dua variable
akan tergantung dari data yang diperoleh. Tabel silang satu variable digunakan
untukmenggambarkan data dengan menampillkan satu karakteristiknya saja. Misal
jumlah keseluruhan. Sementara tabel silang dua variable digunakan untuk
menggambarkan data dengan menampilkan dua karakteristiknya. Misalnya jumlah
keseluruhan dan jumlah per gender.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 50


B. GRAFIK/DIAGRAM
1. FUNGSI GRAFIK STATISTIK
Selain dapat disajikan dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk
diagram. Diagram adalah gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya
berasal dari tabel yang telah dibuat sebelumnya. Penyajian data dalam bentuk diagram
atau grafik biasanya lebih menarik dan mengesankan karena data disajikan dalam
bentuk visual. Diagram masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat memberikan
gambaran data secara mendetail, dimana angka-angka yang pasti dan rinci tentang
suatu peristiwa dimuat dalam tabel. Oleh karena itu, analisis dan interpretasi data
umumnya dilakukan terhadap data yang terdapat dalam tabel statistik.
Agar dapat membuat grafik yang baik hendaknya dibuat berdasarkan pedoman
sebagai berikut :
 Grafik terdiri dari 2 sumbu, yaitu horizontal yang disebut absis (sumbu x) dan
vertical yang disebut ordinat (sumbu y). Variabel bebas diletakkan disumbu X dan
variable terikat diletakkan di sumbu y.
 Sebaiknya tidak menampilkan angka dalam grafik.
 Grafik harus diawali dari titik nol agar tidak terjadi kesalahan interpretasi.
 Judul grafik ditulis dengan jelas, singkat dan sederhana (dapat diletakkan di
bagian atas atau bawah).
 Pembuatan grafik harus menarik dan bila perlu diberi warna.

2. JENIS GRAFIK STATISTIK


a) Diagram garis
Diagaram garis (line chart) adalah penyajian data dalam bentuk garis yang
menggambarkan perkembangan dan perubahan suatu keadaan. Biasanya diagram
garis digunakan untuk menyajikan data berdasarkan pengamatan dari waktu-ke
waktu secara berurutan. Sumbu horisontal (mendatar) menunjukkan waktu
pengamatan, sedangkan sumbu vertikal (tegak) menunjukkan nilai data
pengamatan untuk suatu waktu tertentu.
Diagram garis dapat dalam bentuk tunggal dan berganda.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 51


1) Diagram Garis Tunggal
PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG (unit)
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skala Mikro 20 30 35 40 50 65 70 85

PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG


85
90
80 70
65
70
60 50
50 40
35
40 30
30 20
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skala Mikro

2) Diagram Garis Berganda

PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG (unit)


TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skala Mikro 20 30 35 40 50 65 70 85
Skala Kecil 25 45 50 60 65 75 80 90
Skala Menengah 30 50 60 75 85 90 95 100
Jumlah 75 125 145 175 200 230 245 275

PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG


120
TINGKAT PERTUMBUHAN

100

80
(UNIT)

60

40

20

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skala Mikro 20 30 35 40 50 65 70 85
Skala Kecil 25 45 50 60 65 75 80 90
Skala Menengah 30 50 60 75 85 90 95 100

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 52


b) Peta balok/diagram batang (bar chart)
Diagram batang adalah penyajian data dalam bentuk persegi panjang tegak atau
persegi panjang mendatar. Pada umumnya, digunakan untuk menggambarkan
perkembangan data dari suatu obyek tertentu. Diagram batang juga dapat dalam
bentuk tunggal dan berganda.
a) Diagram Garis Tunggal
PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG (unit)
TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skala Mikro 20 30 35 40 50 65 70 85

PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG


90 85
80
70
TINGKAT PERTUMBUHAN

70 65
60
50
(UNIT)

50
40
40 35
30 Skala Mikro
30
20
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
TAHUN

b) Diagram Garis Berganda

PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG (unit)


TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Skala Mikro 20 30 35 40 50 65 70 85
Skala Kecil 25 45 50 60 65 75 80 90
Skala Menengah 30 50 60 75 85 90 95 100
Jumlah 75 125 145 175 200 230 245 275

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 53


PERTUMBUHAN UMKM DI KOTA BANDUNG

100
90

TINGKAT PERTUMBUHAN
80
70
60
Skala Mikro
(unit)

50
Skala Kecil
40
30 Skala Menengah
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
TAHUN

c) Diagram lingkaran (pie diagram)


Diagram lingkaran adalah gambaran grafik informasi kuantitatif menggunakan
lingkaran dimana dapat menunjukkan kontribusi dari masing-masing informasi yang
disajikan.

Status bekerja akibat pandemi covid 19 Persentase


bekerja 56.4%
bekerja, sementara dirumahkan 18.3%
terkena PHK 2.5%
tidak bekerja 22.7%
Jumlah 100.0%

STATUS BEKERJA AKIBAT PANDEMI COVID 19

22.7% bekerja

bekerja, sementara
2.5% dirumahkan
terkena PHK

tidak bekerja

18.3% 56.4%

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 54


3. BEBERAPA PERATURAN UMUM TENTANG MENGGAMBAR GRAFIK
a) Pemilihan jenis grafik
Jenis grafik statistik yang akan disajikan oleh pembuat laporan harus dipilih agar dapat
menyajikan gambaran mengenai suatu data secara efektif bagi pembaca. Jika dilihat
dari fungsinya, setiap jenis grafik statistik memiliki kelebihan-kelebihan khusus. Namun
demikian, grafik yang baik harus bersifat sederhana dan jelas. Grafik yang rumit
biasanya disajikan untuk orang yang sangat mengerti permasalahan atau yang sangat
mahir dalam ilmu statistik.
b) Nama (titel), skala sumbu, sumber dan catatan
Kegunaan serta pengaturan nama, sumber dan catatan dalam sebuah tabel berlaku
juga untuk grafik statistik. Nama grafik dapat diletakkan di atas atau di bawah gambar
grafik. Meski demikian peletakan nama di atas grafik akan lebih efektif jika
dibandingkan dengan di bawah grafik. Skala horizontal dan vertical dalam peta garis,
diagram kolom, dan peta balok sebenarnya memiliki kesamaan dalam arti dengan
nama kolom dan kompartemen dalam tabel statistik.
c) Skala dan garis kisi-kisi
Jarak yang sama pada skala grafik sebenarnya menyatakan jarak nilai yang sama pula.
Nilai skala bertujuan memberi gambaran yang aproksimatif tentang jumlah
kuantitatif, sedangkan jumlah yang eksak dan rinci secara seksama harus dibaca dari
tabel statistiknya. Garis kisi-kisi harus digambarkan secara lebih tipis dari pada garis
skalanya. Peta garis umumnya memiliki garis kisi-kisi baik yang bersifat mendatar
maupun vertikal. Peta kolom hanya membutuhkan garis kisi-kisi yang mendatar. Peta
balok mendatar membutuhkan garis kisi-kisi vertikal. Pada beberapa penyajian grafik,
garis kisi-kisi demikian dapat juga tidak digambarkan sama sekali atau hanya
digambarkan secara sebagian saja.
d) Pemberian tekanan pada penggambaran grafik
Penekanan tentang suatu peristiwa yang tertentu dalam penyajian grafik dapat
dilakukan dengan cara memberi warna yang berbeda, tanda silang, atau garis yang
berbeda. Garis dalam peta yang sama juga dapat dibedakan dengan menggunakan
warna yang berbeda, garis terputus- putus, garis padat (solid line) atau garis tebal.
Garis padat lebih memberi tekanan dari pada garis terputus-putus, sedangkan garis
tebal lebih menarik perhatian dari pada garis yang tipis.

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 55


LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas!
1. Buatlah contoh untuk tabel satu arah, dua arah, dan tiga arah!
2. Diketahui: hasil pengumpulan data dari kuesioner pada 3 responden

ITEM PERNYATAAN
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 5 5 4 5 4 3 4 5
2 3 3 2 5 2 4 3 3
3 4 5 2 3 5 5 4 2

a. Buatlah diagram garis berganda!


b. Buatlah diagram batang berganda!
3. Diketahui:

KOMPONEN PENILAIAN Persentase


Kehadiran 10.0%
Keaktifan 10.0%
UTS 30.0%
UAS 30.0%
Tugas 20.0%
Jumlah 100.0%

Buatlah diagram lingkaran!

MODUL STATISTIK DESKRIPTIF – POLITEKNIK LP3I | 56

Anda mungkin juga menyukai