Anda di halaman 1dari 4

UTS-TEORI ORGANISASI

Oleh :
PUTRI ALISYAH (07011182227031) / A-INDRALAYA
DOSEN PENGAMPU :
DRA.MARTINA,M.SI

MENGULAS KEMBALI JURNAL TERKAIT TEORI ORGANISASI


JURNAL :
ANALISIS KONSEPTUAL ORGANISASI PEMBELAJARAN (LEARNING
ORGANIZATION) SEBAGAI TEORI ORGANISASI KONTEMPORER

Sebuah organisasi harus mampu melakukan perubahan-perubahan dikarena dalam


menghadapi tekanan-tekanan terhadap globalisasi dan perkembangan pelayanan berbasis
online , serta penekanan pada aspek kualitas ketimbang kuantitas. Hal itu dilakukan agar para
pelaku yang mengelola suatu organisasi seperti manager dapat menyesuaikan dengan
perkembangan yang ada, oleh sebab itu para organisasi pemerintah harus menyesuaikan diri
dengan perubahan yang semakin kompleks dikarenakan organisasi publik belum mampu
untuk merealisasikan diri sebagai organisasi pembelajaran atau learning organization. Lalu
dalam organisasi menyatakan bahwa mereka harus beradaptasi, mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan, sebagai mana terlampir dalam pernyataan organisasi sebagai
sistem terbuka yang mengharuskan mereka untuk melakukan umpan balik jika sewaktu-
waktu ada ketidakseimbangan di dalam suatu oraganisasi tertentu.

Untuk melakukan suatu perubahan dalam beberapa permasalahan dari organisasi ialah
dengan pembahasan berkaitan dengan organisasi pembelajaran (learning organization),
penerapan ini dibuat untuk menghadapi tantangan serta perubahan lingkungan dimasa
sekarang maupun dimasa yang akan datang. Sebenarnya ada beragam cara dalam penerapan
organisasi pembelajaran namun, dengan istilah yang beragam learning organization telah
menjadi konsep utama dalam penerapan teori organisasi kontemporer terhadap berbagai
topik permasalahan dalam organisasi. Teori organisasi kontemporer juga merupakan
organisasi sistem terbuka yang penerapan pembelajaran organisasi ini bukanlah pergantian
konsep organisasi baru namun hanya pengembangan untuk mengarahkan para manajer agar

Referensi : Jubaedah, E. (2019). ANALISIS KONSEPTUAL ORGANISASI


PEMBELAJARAN (LEARNING ORGANIZATION) SEBAGAI TEORI ORGANISASI
KONTEMPORER. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek
Administrasi, 7(4), 04.
dapat membangun organisasi yang lebih kokoh. Dengan demikian, teori organisasi sebagai
sistem terbuka ini melakukan penyesuaian dengan perubahan lingkungan yang ada.

Dalam merealisasikan pembelajaran organisasi ini terdapat berbagai permasalahan


dan kendala, salah satunya ialah dari adanya masalah yang kurang dipahami secara utuh
bagaimana konsep organisasi pembelajaran dalam organisasi publik. Hal ini diakibatkan
karena dalam suatu organisasi, pegawai harus menjalankan visi perusahaan, jadi dengan
adanya pembelajaran organisasi (learning organization) dapat menjadi wadah bagi mereka
yang memiliki kemampuan khusus pada bidang lain diluar lingkup perusahan yang pada
akhirnya pembelajaran yang mereka dapatkan bisa digunakan sebagai pemberdayagunaan
untuk pengembangan perusahaan sendiri. Jadi dalam membangun organisasi pembelajaran
perlu diperhatikan hambatannya agar tidak mengganggu atau tidak tertinggal dari perubahan
perubahan lingkungan yang ada.

Kesimpulannya, dengan demikian dari hambatan-hambatannya hingga menjadi


perwujudan terealisasinya pembangunan suatu organisasi dalam organisasi
pembelajaran(learning organization), secara kritisi apa yang muncul terhadap konsep
organisasi pembelajaran dalam teori organisasi kontemporer. Lalu mengenai konsep learning
organization ialah upaya yang dilakukan organisasi agar menjadi sebuah pembelajaran yang
akhirnya menciptakan sebuah pelatihan bagi seluruh pegawai yang terlibat dalam organisasi
hingga mencapai kemampuan dalam penempatan diri serta meningkatkan inovasi dalam daya
saing dengan berfokuskan pada para pelaku organisasinya sendiri.

Sebagai para pelaku organisasi para pegawai juga ingin selalu mengembangkan diri
sesuai perubahan lingkungan yang ada atau menerapkan organisasi sistem terbuka seperti
pada teori organisasi kontemporer ini. Namun sebagai suatu konsep dalam teori organisasi
kontemporer masih menimbulkan berbagai kritisi dikarenakan dalam pengembangannya
individu-individunya mempunyai hambatan-hambatan khusus yang membuat mereka tidaklah
mudah untuk mencapai pembelajaran organisasi (learning organization).

Referensi : Jubaedah, E. (2019). ANALISIS KONSEPTUAL ORGANISASI


PEMBELAJARAN (LEARNING ORGANIZATION) SEBAGAI TEORI ORGANISASI
KONTEMPORER. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek
Administrasi, 7(4), 04.
UTS-TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
Oleh :
PUTRI ALISYAH (07011182227031) / A-INDRALAYA
DOSEN PENGAMPU : DRA. MARTINA, M.SI

KONSEP DAN TEORI NEW PUBLIK SERVICE

New Public Service sebagai paradigma baru dalam ilmu administrasi publik yang
didalamnya mencakup penekanan pada kepentingan masyarakat serta pernyataan yang
menyatakan bahwa perwujudan nilai-nilai demokrasi yang ada serta kewarganegaraan sebagai
dasar pelaksanaan kepentingan publik dalam pelayanan, karena warga negara terlibat dalam
sebuah kepentingan publik karena mereka sudah pasti memiliki komitmen yang lebih baik
untuk bersama daripada oleh pengusahaan yang merasa seolah-olah kekayaan publik itu milik
mereka dan mengutamakan kepentingan pribadi. Maka oleh sebab itu, pada paradigma New
Public Service ini ini berfokus pada apa yang dinginkan oleh masyarakat saat ini. Pada masa
ini para birokrasi juga tidak dapat lagi bersifat acuh dan anti kritik, dikarena masyarakat pada
saat ini dituntut untuk lebih menyadari akan hak-hak mereka sebagai masyarakat. Dengan
demikian para birokrasi pada masa ini mau tidak mau harus memperkuat posisi agar lebih
demokratis, akuntabel, jujur, merata serta responsif dalam merealisasikan tuntutan-tuntutan
oleh warga negaranya.
Konsep New Public Service, jika di dalam perkembangan ilmu teori administrasi
didalamya terdapat 2 pendekatan yang telah ditetapkan dalam masa reformasi birokrasi ,
berupa pendekatan New Public Management dan New Public service (NPS) keduanya tidak
dapat dipisahkan dari konsep awalnya. Yang menjelaskan bahwa dibangunnya New Public
Service (NPS) berawal dari konsep :
1. Teori Kewarganegaraan Demokratis (Democratic Citizenship Theory)
2. Bentuk komunitas dan masyarakat madani (community mode and civil society)
3. Organisasi Humanism (Humanism Organization).
4. Post Modern Ilmu Administrasi Publik.

Referensi : Soselissa, H., & Puturuhu, D. (2021). Penerapan Prinsip New Publik Service
dalam Pelayanan STNK pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap.
KEBIJAKAN PUBLIK; Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik Dan Bisnis , 2 (2), 315-330.
Dalam konsep NPS menjelaskan peran serta keterlibatan warga negara yang tidak
hanya sebagai penerimaan layanan publik saja ,namun juga ikutserta sebagai pemeran dalam
mewujudkan kepentingan publik bersama pemerintah sebagai suatu proses demokratis
reformasi terkait pelayanan yang dilandaskan pada nilai dan teori demokrasi karena
digerakkan ke arah pemerintahan demokratis yang menganggap bahwa tugas pemerintah
adalah untuk mensenjahterakan rakyat dan mempertanggungjawabakan kinerjanya kepada
rakyat pula, yang di mana jika kita simpulkan pemerintah harus merespond kebutuhan dan
keinginan warga negaranya. Salah satu kebijakan pemerintah dalam menerapkan new public
service dapat terlihat darituntutan masyarakat pada bentuk pelayanan satu atap atau samsat
(sistem administrasi manunggal satu atap), yang bertujuan untuk mempermudah dalam
pelayanan sebagai alternatif untuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait pengunaan
kendaraan. Sitem pelayanan satu atap ini dianggap efektif dan efisien karena telah melakukan
kebijakan-kebijakan dengan melewati Kerjasama antara Polri dan persero, Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), serta membagi-bagi kantor Samsat pada setiap provinsi. Pandangan New
Public Service diawali dengan adanya pemerintahn yang demokratis yang mengikutsertakan
warga negara untuk melakukan timbal balik demi kepentingan bersama.

Berdasarkan uraian paradigma, konsep hingga teori demokrasi dalam New Public
Service cukup memberikan perubahan dalam administrasi publik karena dari cara pandang
masyarakat, keterlibatan hingga tercipanya perubahan pada administrator dalam menjalankan
tugas untuk memenuhi kepentingan publik dapat menjawab kebutuhan bersama. Seperti pada
pelayanan yang ada pada kantor Samsat yang perlu ditetapakan prinsip-prinsip NPS agar
tercipta kepuaasan masyarakat dari kualitas pelayanan yang telah ditunjukkan. Pelayanan
publik model ini harus bersifat non-diskriminatif sebagaimana dimaksud oleh dasar teoritis
yang digunakan yaitu teori demokratis yang menjamin adanya persamaan warga negara tanpa
membeda-bedakan asal-usul, kesukuan, ras, etnik, agama, dan latar belakang kepartaian lalu
akuntabilitas dalam pelayanan publik merupakan bentuk pertanggungjawabnya dari berbagai
aspek. Sehingga bentuk pelayanan kepada warga negara tidak hanya terorientasi pada
mekanisme pasar atau warga negara dianggap sebagai pelanggan saja, tetapi juga aparatur
pelayan publik harus tetap memiliki rasa tanggung jawab berdasarkan aturan, secara
moralitas dan etika berdasarkan nilai-nilai dalam kehidupan sosial juga sebagai unsur penting
dalam melaksankan pelayanan publik.

Referensi : Soselissa, H., & Puturuhu, D. (2021). Penerapan Prinsip New Publik Service
dalam Pelayanan STNK pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap.
KEBIJAKAN PUBLIK; Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik Dan Bisnis , 2 (2), 315-330.

Anda mungkin juga menyukai