Oleh :
PUTRI ALISYAH (07011182227031) / A-INDRALAYA
DOSEN PENGAMPU :
DRA.MARTINA,M.SI
Untuk melakukan suatu perubahan dalam beberapa permasalahan dari organisasi ialah
dengan pembahasan berkaitan dengan organisasi pembelajaran (learning organization),
penerapan ini dibuat untuk menghadapi tantangan serta perubahan lingkungan dimasa
sekarang maupun dimasa yang akan datang. Sebenarnya ada beragam cara dalam penerapan
organisasi pembelajaran namun, dengan istilah yang beragam learning organization telah
menjadi konsep utama dalam penerapan teori organisasi kontemporer terhadap berbagai
topik permasalahan dalam organisasi. Teori organisasi kontemporer juga merupakan
organisasi sistem terbuka yang penerapan pembelajaran organisasi ini bukanlah pergantian
konsep organisasi baru namun hanya pengembangan untuk mengarahkan para manajer agar
Sebagai para pelaku organisasi para pegawai juga ingin selalu mengembangkan diri
sesuai perubahan lingkungan yang ada atau menerapkan organisasi sistem terbuka seperti
pada teori organisasi kontemporer ini. Namun sebagai suatu konsep dalam teori organisasi
kontemporer masih menimbulkan berbagai kritisi dikarenakan dalam pengembangannya
individu-individunya mempunyai hambatan-hambatan khusus yang membuat mereka tidaklah
mudah untuk mencapai pembelajaran organisasi (learning organization).
New Public Service sebagai paradigma baru dalam ilmu administrasi publik yang
didalamnya mencakup penekanan pada kepentingan masyarakat serta pernyataan yang
menyatakan bahwa perwujudan nilai-nilai demokrasi yang ada serta kewarganegaraan sebagai
dasar pelaksanaan kepentingan publik dalam pelayanan, karena warga negara terlibat dalam
sebuah kepentingan publik karena mereka sudah pasti memiliki komitmen yang lebih baik
untuk bersama daripada oleh pengusahaan yang merasa seolah-olah kekayaan publik itu milik
mereka dan mengutamakan kepentingan pribadi. Maka oleh sebab itu, pada paradigma New
Public Service ini ini berfokus pada apa yang dinginkan oleh masyarakat saat ini. Pada masa
ini para birokrasi juga tidak dapat lagi bersifat acuh dan anti kritik, dikarena masyarakat pada
saat ini dituntut untuk lebih menyadari akan hak-hak mereka sebagai masyarakat. Dengan
demikian para birokrasi pada masa ini mau tidak mau harus memperkuat posisi agar lebih
demokratis, akuntabel, jujur, merata serta responsif dalam merealisasikan tuntutan-tuntutan
oleh warga negaranya.
Konsep New Public Service, jika di dalam perkembangan ilmu teori administrasi
didalamya terdapat 2 pendekatan yang telah ditetapkan dalam masa reformasi birokrasi ,
berupa pendekatan New Public Management dan New Public service (NPS) keduanya tidak
dapat dipisahkan dari konsep awalnya. Yang menjelaskan bahwa dibangunnya New Public
Service (NPS) berawal dari konsep :
1. Teori Kewarganegaraan Demokratis (Democratic Citizenship Theory)
2. Bentuk komunitas dan masyarakat madani (community mode and civil society)
3. Organisasi Humanism (Humanism Organization).
4. Post Modern Ilmu Administrasi Publik.
Referensi : Soselissa, H., & Puturuhu, D. (2021). Penerapan Prinsip New Publik Service
dalam Pelayanan STNK pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap.
KEBIJAKAN PUBLIK; Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik Dan Bisnis , 2 (2), 315-330.
Dalam konsep NPS menjelaskan peran serta keterlibatan warga negara yang tidak
hanya sebagai penerimaan layanan publik saja ,namun juga ikutserta sebagai pemeran dalam
mewujudkan kepentingan publik bersama pemerintah sebagai suatu proses demokratis
reformasi terkait pelayanan yang dilandaskan pada nilai dan teori demokrasi karena
digerakkan ke arah pemerintahan demokratis yang menganggap bahwa tugas pemerintah
adalah untuk mensenjahterakan rakyat dan mempertanggungjawabakan kinerjanya kepada
rakyat pula, yang di mana jika kita simpulkan pemerintah harus merespond kebutuhan dan
keinginan warga negaranya. Salah satu kebijakan pemerintah dalam menerapkan new public
service dapat terlihat darituntutan masyarakat pada bentuk pelayanan satu atap atau samsat
(sistem administrasi manunggal satu atap), yang bertujuan untuk mempermudah dalam
pelayanan sebagai alternatif untuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait pengunaan
kendaraan. Sitem pelayanan satu atap ini dianggap efektif dan efisien karena telah melakukan
kebijakan-kebijakan dengan melewati Kerjasama antara Polri dan persero, Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), serta membagi-bagi kantor Samsat pada setiap provinsi. Pandangan New
Public Service diawali dengan adanya pemerintahn yang demokratis yang mengikutsertakan
warga negara untuk melakukan timbal balik demi kepentingan bersama.
Berdasarkan uraian paradigma, konsep hingga teori demokrasi dalam New Public
Service cukup memberikan perubahan dalam administrasi publik karena dari cara pandang
masyarakat, keterlibatan hingga tercipanya perubahan pada administrator dalam menjalankan
tugas untuk memenuhi kepentingan publik dapat menjawab kebutuhan bersama. Seperti pada
pelayanan yang ada pada kantor Samsat yang perlu ditetapakan prinsip-prinsip NPS agar
tercipta kepuaasan masyarakat dari kualitas pelayanan yang telah ditunjukkan. Pelayanan
publik model ini harus bersifat non-diskriminatif sebagaimana dimaksud oleh dasar teoritis
yang digunakan yaitu teori demokratis yang menjamin adanya persamaan warga negara tanpa
membeda-bedakan asal-usul, kesukuan, ras, etnik, agama, dan latar belakang kepartaian lalu
akuntabilitas dalam pelayanan publik merupakan bentuk pertanggungjawabnya dari berbagai
aspek. Sehingga bentuk pelayanan kepada warga negara tidak hanya terorientasi pada
mekanisme pasar atau warga negara dianggap sebagai pelanggan saja, tetapi juga aparatur
pelayan publik harus tetap memiliki rasa tanggung jawab berdasarkan aturan, secara
moralitas dan etika berdasarkan nilai-nilai dalam kehidupan sosial juga sebagai unsur penting
dalam melaksankan pelayanan publik.
Referensi : Soselissa, H., & Puturuhu, D. (2021). Penerapan Prinsip New Publik Service
dalam Pelayanan STNK pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap.
KEBIJAKAN PUBLIK; Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik Dan Bisnis , 2 (2), 315-330.