Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KAUSALITAS DAN PERIODISASI SEJARAH

DISUSUN OLEH:
ADE HERIANTO
SAIFUR RAHMAN
MUHAMAD TAUFIQ YUNUS

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.LATAR BELAKANG.................................................................................................................................4
BAB 2...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
A.Pengertian dan Contoh............................................................................................................................5
1.Kausalitas..........................................................................................................................................5
2.Periodisasi........................................................................................................................................7
BAB 3.........................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.............................................................................................................................................14
BAB 4.........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul kausalitas dan periodisasi sejarah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar,4 September 2023

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Latar belakang kausalitas dan periodisasi dalam studi sejarah memiliki akar sejarah
panjang dan berkembang seiring waktu.
Filsafat Yunani Kuno: Konsep kausalitas pertama kali dibahas oleh para filsuf
Yunani kuno seperti Aristoteles. Aristoteles mengembangkan ide bahwa setiap
peristiwa memiliki penyebab dan akibat yang melekat padanya. Ide-ide ini menjadi
dasar bagi pemikiran tentang hubungan sebab-akibat dalam sejarah.
Pemikiran Abad Pertengahan: Pemikiran tentang kausalitas juga ada dalam
pemikiran abad pertengahan, terutama dalam konteks teologi Kristen. Banyak
sarjana abad pertengahan mempertimbangkan konsep kausalitas dalam rangka
memahami hubungan antara tindakan manusia dan kehendak Tuhan.
Ilmu Pengetahuan Modern: Konsep kausalitas semakin berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan modern, terutama selama Abad Pencerahan.
Filosof dan ilmuwan seperti Isaac Newton memainkan peran penting dalam
mengembangkan pemahaman tentang hukum alam yang berdasarkan sebab-akibat.
Latar Belakang Periodisasi dalam Sejarah:
Herodotus: Sejarawan Yunani Herodotus, yang dikenal sebagai "Bapak Sejarah,"
sering dianggap sebagai salah satu pelopor konsep periodisasi dalam sejarah. Dia
mengorganisir sejarah dalam bentuk kronologis dan membaginya menjadi periode
berdasarkan perubahan politik, budaya, dan geografis.
Zaman Klasik Romawi: Sejarawan Romawi seperti Livius juga mengembangkan
pemikiran tentang periodisasi dalam sejarah. Mereka sering mengklasifikasikan
sejarah Romawi menjadi periode-periode penting.
Pencerahan Eropa: Pemikiran tentang periodisasi semakin berkembang selama
Abad Pencerahan Eropa. Tokoh seperti Voltaire dan Montesquieu
mengkategorikan sejarah ke dalam periode-periode yang berbeda, seperti zaman
kuno, abad pertengahan, dan zaman modern.
BAB 2
PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Contoh


1.Kausalitas
Kausalitas adalah konsep dalam filsafat dan ilmu pengetahuan yang mengacu pada
hubungan sebab-akibat antara dua peristiwa atau fenomena. Ini berarti bahwa satu
peristiwa menjadi penyebab langsung atau faktor yang mempengaruhi terjadinya
peristiwa lain. Kausalitas adalah aspek penting dalam banyak bidang seperti ilmu
pengetahuan, kedokteran, dan filsafat, karena membantu kita memahami
bagaimana suatu peristiwa atau tindakan dapat mempengaruhi yang lain.
Kausalitas memiliki beberapa teori berikut 2 teori yang akan kami presentasikan:
1. Teori monokausalitas adalah bagian dari teori kausal atau berpikir kausalitas
dalam ilmu sejarah. Kausalitas adalah menghubungkan sebab dan akibat dari
satu, dua atau lebih dalam peristiwa sejarah. Kausalitas sangat penting dalam
intrepetasi pembelajaran sejarah, terlebih dalam memahami suatu peristiwa.
2. Multikausalitas, merupakan teori kausalitas yang menjelaskan suatu
peristiwa dengan memperhatikan berbagai penyebab. Teori ini didasarkan
pada perspektivisme, yaitu mendekati permasalahan dari berbagai segi atau
aspek dan perspektif.
Berikut contoh dari teori diatas:
1. Contoh penggunaan teori monokausalitas dalam memandang penyebab
Perang Diponegoro adalah ketika Belanda memasang patok di tanah leluhur
Diponegoro. Jika menggunakan teori monokausalitas, maka insiden itu
menjadi penyebab atau pemicu Perang Diponegoro. Namun jika
menggunakan teori multikausalitas, sesungguhnya, Perang Diponegoro
merupakan puncak akumulasi konflik antara Pangeran Diponegoro dengan
Belanda. Terdapat beberapa faktor yang muncul sebelum terjadinya Perang
Diponegoro. Pertama, sikap politik pemerintah kolonial Belanda pada
pemerintah lokal yang selalu mengadu domba dan bertindak sebagai
penolong. Cara ini dilakukan untuk memperkuat kekuasaan dan
pengaruhnya pada pemerintah lokal, terutama di dalam Keraton Yogyakarta.
Hal ini berakibat Sultan Hamengkubuwono III menjadi sekuler dan
cenderung ke Belanda. Sehingga Pangeran Diponegoro merasa malu dan
menjauh dari keraton. Kedua, campur tangan pihak Belanda ke dalam
permasalahan Internal keraton Yogyakarta. Pihak Belanda berperan dalam
penunjukkan Sultan Yogyakarta untuk menggantikan Sultan
Hamengkubuwono IV yang wafat. Belanda mengangkat anak Sultan
Hamengkubuwono IV yang masih berusia 2 tahun menjadi Sultan
Yogyakarta.

2. Contoh multikausalitas adalah berbagai peristiwa yang secara kompleks


dianggap menjadi pemicu Perang Dunia II yang berlangsung dari tahun 1939
hingga 1945.
Perang Dunia II dinilai merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor
seperti munculnya faham fasisme di Italia pada 1920-an, munculnya
militerisme di Jepang dan invasi China oleh Jepang di tahun 1930an, dan
naiknya Hitler dan Partai Nazi pada tahun 1933 di Jerman yang memiliki
kebijakan luar negerinya yang agresif. Selain itu perang ini juga dipicu
dampak Perjanjian Versailes yang terlalu keras dan membuat Jerman ingin
membalas dendam, serta meningkatnya pengangguran dan radikalisme
akibat krisis ekonomi yang muncul saat terjadi Depresi Berat pada tahun
1929.
Berdasarkan teori multikausalitas semua faktor diatas saling berkaitan dan
ikut serta mendorong terjadinya Perang Dunia II, dan perang ini tidak terjadi
karena satu faktor saja.
2.Periodisasi
Periodisasi adalah proses atau konsep yang digunakan untuk mengelompokkan
sejarah atau peristiwa ke dalam periode-periode tertentu berdasarkan ciri-ciri atau
karakteristik khusus. Hal ini membantu kita untuk memahami perkembangan
sejarah, budaya, atau fenomena dalam konteks waktu. Contohnya, dalam sejarah,
kita sering menggunakan periodisasi untuk membagi sejarah manusia menjadi
periode zaman prasejarah, zaman kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern.

Periodisasi juga dapat ditemukan dalam bidang lain, seperti olahraga, seni, dan
ilmu sosial, di mana kita mengelompokkan peristiwa atau karya seni ke dalam
periode-periode tertentu untuk memahami perubahan atau perkembangan dalam
suatu domain tertentu.
Secara etimologis, kata periode berasal dari bahasa Yunani. Berawal dari kata
“periodos”yang memiliki arti “sirkulasi”. Makna kata tersebut adalah menunjukan
pandangan pada siklus-siklus sejarah. Sebagai pengganti, disebut dengan nama
“strukur sejarah”.
Periodisasi akan menghasilkan sebuah abstraksi deskriptif. Hal itu akan
memberikan istilah yang sesuai untuk suatu periode waktu. Melalui karakteristik
yang relative terbilang stabil.
Akan tetapi, menentukan awal dan akhir yang tepat pada setiap periode seringkali
bersifat arbitrer. Pasalnya, telah berubah dari satu waktu ke waktu lain selama
perjalanan sejarah. Selama sejarah memiliki sifat yang tidak digeneralisasi dan
berkelanjutan, maka semua sistem periodisasi akan bersifat arbitrer.
Periodisasi di dalam sejarah akan dilakukan oleh banyak pihak. Seperti
masyarakat, negara atau bangsa yang ada di seluruh dunia. Periodisasi di dalam
sejarah juga dilaksanakan.
Pasalnya, setiap periode sejarah akan mengandung beberapa rangkaian peristiwa.
Seperti kejadian-kejadian dalam jumlah banyak. Contohnya periodisasi bangsa
Eropa.
Setelah mengetahui mengenai pengertian periodisasi, pembahasan selanjutnya
adalah tujuan periodisasi.
 Tujuan periodisasi adalah sebagai berikut:

1. Mempermudah mendapat sebuah gambaran


Salah satu tujuan yang penting terhadap periodisasi adalah mempermudah
mendapat sebuah gambaran. Melalui periodisasi, maka seseorang dapat
melihat sebuah peristiwa atau kejadian berdasarkan periodisasinya.
Seseorang dapat mendapatkan gambaran secara menyeluruh melalui
periodisasi.

(M. Ali, 2006: 49) menyebutkan bahwa jumlah tahun kejadian sebuah
peristiwa sangat banyak. Hal ini membuat rangkaian-rangkaian tahun dan
hal lainnya menjadi deretan yang tak berujung. Rangkaian peristiwa tersebut
tidak memiliki pangkal. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan sebuah
gambaran atau pandangan maka deretan itu dibagi-bagi lagi.
2. Menyederhanakan kisah sejarah
Sejarah adalah sesuatu yang panjang. Tidak hanya itu, sebuah kejadian di
dalam sejarah juga adakalanya terbilang rumit. Hal-hal seperti ini seringkali
tidak menemukan titik temu. Oleh karena itu, munculah sebuah periodisasi.
Tujuannya agar dapat menyederhanakan kisah sejarah yang rumit dan
panjang.
(Sidi Gazalba, 1981: 62) menyebutkan bahwa untuk menghadapi sebuah
keruwetan, pikiran mengurai-uraikan, melakukan sebuah pembagian dan
penggolongan. Gambaran yang terlihat rumit tersebut kemudian
disederhanakan. Selain itu, akan diikhtisarkan menjadi satu tatanan atau
orde. Hal itu akan memudahkan pengertian.
3. Memenuhi syarat sistematika ilmu pengetahuan
Tujuan ketiga dari periodisasi adalah memenuhi persyaratan sistematika di
dalam ilmu pengetahuan. Salah satu syarat sebuah ilmu pengetahuan adalah
sifatnya yang sistematis. Setiap ilmu pengetahuan memiliki sifat sistematis.
Semua kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau akan dikelompokan.
Setelah itu akan dihubungkan satu sama lain. Kemudian akan dikaitkan, dan
berakhir disusun secara sistematis.
4. Dasar penyusunan cerita sejarah
Sejarah yang panjang dan rumit perlu disusun. Tujuannya supaya memudahkan
seseorang dalam mengkajinya. Peristiwa atau kejadian itu akan disusun
berdasarkan waktu atau periodisasinya.
5. Mengetahui peristiwa secara kronologis
Tujuan periodisasi juga untuk mengetahui peristiwa sejarah berdasarkan
kronologisnya. Penyusunan cerita-cerita sejarah yang dilakukan dengan cara
kronologis akan memudahkan. Seseorang akan mudah mengetahui urutan
terjadinya suatu peristiwa tersebut.
Kronologi akan menghindarkan kita dari keharusan mengulang kisah. Seperti
mengenai peristiwa yang sama. Periodisasi yang disusun secara kronologi juga
akan mengungkapkan serta menjelaskan sebab dan akibat dari suatu peristiwa.
 Jenis-jenis periodisasi:
1. Periodisasi berdasarkan satuan waktu kronologis
Periodisasi yang dibagi berdasarkan waktu adalah cara yang sangat
sederhana untuk melakukan periodisasi. Periodisasi ini umumnya akan
dibulatkan berdasarkan beberapa hal. Seperti berdasarkan tahun kejadian
atau abad kejadian. Contohnya seperti di bawah ini:
a. Perang tentara Portugis dengan tentara Spanyol di Indonesia
Pada tahun 1529 terjadis ebuah peperangan. Peperangan tersebut terjadi di
antara tentara Potugis dengan tentara Spanyol di Indonesia. Pada tahun
1546, Filipina jatuh ke tangan Spanyol. Sementara itu, Ambon dan Ternate
jatuh ke tangan Portugis.
b. Sejarah Perancis pada abad ke-9
Ini adalah salah satu periodisasi berdasarkan satuan kronologisnya. Akan
tetapi, periodisasi melalui cara ini dinilai kurang efektif. Hal tersebut
diibaratkan seperti memasang patok kilometer yang konstan terhadap sebuah
jalan.
Patok-patok waktu itu tidak akan berbicara apapun tentang yang terjadi di
dalam sana. Periodisasi ini ternyata tidak memberikan sebuah corak atau
perbedaan pada peristiwa. Tidak juga memberikan sebuah klasifikasi
kejadian yang terkandung di dalamnya. Namun, periodisasi ini hanya
menyangkut perbedaan itu sendiri.
2.Periodisasi berdasarkan ciri-ciri yang terkandung oleh kejadian
Pada periodisasi ini, tidak menjadikan waktu sebagai pembatas yang utama.
Waktu bukanlah pembatas utama ketika proses pengelompokan sejarah.
Melainkan akan melihat berdasarkan ciri-ciri yang utama pada suatu
kejadian.
Hal itu dilakukan untuk menjadi pembatas pada sejarah itu sendiri.
Walaupun demikian, setiap periodisasi tidak akan lepas dari sebuah waktu.
Setiap kejadian atau peristiwa pasti terikat dengan waktu. Pasalnya, setiap
kejadian akan berlangsung di dalam sebuah waktu.
Oleh karena itu, meskipun waktu bukan pembatas utama, tetapi periodisasi
jenis ini tetap akan dihubungkan dengan waktu. Contohnya seperti yang
diungkapkan oleh Prof. Moh. Yamin di dalam bukunya yang berjudul 6000
Tahun Sang Saka Merah Putih (1957). Periodisasi sejarah bangsa Indonesia
dibagi menjadi enam bagian, berikut penjelasannya:
Zaman prasejarah sampai dimulainya Tarikh Masehi
Zaman Protohistoris atau saat dimulainya sejarah Indonesia (permulaan
Tarikh Masehi sampai abad ke-7)
Zaman Sriwijaya Syailendra (abad ke-7 sampai abad ke-12)
Zaman Singasari Majapahit (abad ke-13 sampai abad ke-16)
Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia (abad 16-19)
Abad Proklamasi Kemerdekaan (awal abad ke-20 sampai pertengahan abad
20)
3. Periodisasi berdasarkan ranting
Jenis periodisasi selanjutnya berdasarkan ranting. Ilmu pengetahuan yang
semakin lama semakin berkembang luas serta kaya ilmu membutuhkan
diferensiasi. Hal ini juga sama halnya dengan sejarah.

Sejarah sebagai ilmu pengetahuan juga melakukan diferensiasi di dalam


“ranting”. Hal tersebut jadi memudahkan kita ketika memusatkan perhatian
pada bagian yang khusus di dalam sebuah sejarah. Maka memungkinkan
dalam mensejarahkan atau meriwayatkan bidang kegiatan manusia secara
lebih saksama dan mendalam.

Tujuannya untuk memudahkan menguasai seluruh fakta dari masa lalu.


Mengingat bahwa fakta-fakta tersebut terdapat berbagai macam dan secara
terperinci. Adapun ranting-ranting di dalam ilmu sejarah dapat dibagi
menjadi berikut:

Sejarah ekonomi
Sejarah perang
Sejarah politik
Sejarah konstitusi
Sejarah sosial
Sejarah budaya
Sejarah pendidikan
DLL
Ranting-ranting tersebut akan saling berhimpun di dalam sejarah sebagai
sebuah ilmu. Pada kedudukan yang paling tinggi, semua ranting akan
bersatu ke dalam sejarah manusia. Di samping jenis-jenis periodisasi di atas,
periodisasi pada setiap negara kemungkinan akan berbeda sesuai dengan
yang ada pada negara tersebut.
 Faktor yang Mempengaruhi Periodisasi
Periodisasi sejarah merupakan dasar penyusunan terhadap cerita sejarah.
Penyusunan periodisasi ini sangat dipengaruhi oleh sejarawan atau pakar itu
sendiri. Di samping pengukuran periodisasi, pasti terdapat perbedaan-
perbedaan.

Misalnya seperti perbedaan batas pengukuran antara sejarawan satu dengan


sejarawan yang lain. Periodisasi sejarah adalah sebuah pendapat dari para
sejarawan. Pendapat tersebut didasarkan oleh pengamatan dan tafsirannya
sendiri.
Oleh karena itu, periodisasi adalah hal yang bersifat subjektif. Seringkali
periodisasi ini akan menimbulkan sebuah perbedaan pandangan atau
pendapat antar sejarawan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh berbagai hal.
Seperti karena subjek permasalahannya, adanya perbedaan dalam cara
penilaian, serta perbedaan cara berpikir dari masing-masing sastrawan itu
sendiri. oleh karena itu, periodisasi adalah hal yang erat kaitannya dengan
filsafat, agama, keyakinan, kepercayaan atau, pandangan hidup.
Selain perbedaan mengenai hal tersebut, ada hal lain yang menjadi faktor
pembeda. Seperti perbedaan kebudayaan dan perbedaan sikap. Perbedaan
politik pada masanya juga menjadi salah satu hal yang akan mempengaruhi
cara berpikir seorang sejarawan.
BAB 3
KESIMPULAN
Kedua konsep ini, kausalitas dan periodisasi, memiliki peran penting dalam
memahami dan menganalisis peristiwa sejarah. Mereka membantu sejarawan
mengembangkan narasi yang koheren dan konteks yang lebih dalam untuk
menjelaskan mengapa dan bagaimana perubahan sejarah terjadi.
BAB 4
PENUTUP

Seorang sejarawan dalam


melakukan penelitian tidak
hanya mencari jawaban
dari pertanyaan siapa,apa,
kapan dimana, tetapi
mencari tahu terkait mengapa
peristiwa itu terjadi. Dalam
pertanyaan sejarawan mengapa
hendaknya mencari
sebab akibat dari peristiwa atau
suatu kejadian maka akan
diperoleh jawaban dari
pertanyaan sejarawan
dinamakan teori kausalitas
(sebab-akibat). Sebab kausalitas
dalam sejarah itu harus logis
yang kita pergunakan dalam
menginterpretasikan
sejarah mampu memberikan
kepada kita hukum-hukum
umum yang
memungkinkan kita untuk
meramalkan apa yang akan
terjadi pada masa depan.
Kausalitas merupakan hukum
sebab akibat. Konsep
“sebab” dalam sejarah
mengarah pada tindakan suatu
kejadian yang akan
menimbulkan suatu peristiwa
lainya. Hasil dari tindakakn
“sebab” adalah tindakan.
Konsep sebab dan akibat
dalam sejarah berlangsung
dalam waktu tertentu. Tetapi
tidak semua peristiwa
sejarah menggunakan konsep
sebab akibat melainkan adanya
bentuk hubungan
antar peristiwa/ korelasi secara
bersam BAB PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai