Anda di halaman 1dari 4

BAB XI

PEMERIKSAAN KELEKATAN AGREGAT OLEH ASPAL

11.1 Maksud
Pemeriksaan kelekatan agregat oleh aspal dimaksudkan untuk menentukan
kelekatan agregat terhadap aspal. Kelekatan agregat terhadap aspal adalah
persentase luas permukaan batuan yang diselimuti aspal terhadap keseluruhan luas
permukaan agregat. Pengujian ini menggunakan metode pengujian yang mengacu
pada SNI 2439:2011.

11.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
1. Wadah untuk mengaduk, kapasitas minimal 500 ml.
2. Timbangan dengan kapasitas 2000 gram, dengan ketelitian 0,1 gram.
3. Pisau pengaduk (spatula) dengan lebar 1" panjang 4".
4. Tabung gelas kimia (beker glass) kapasitas 600 ml.
5. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (150 ± 1) º C.
6. Saringan 6,3 mm (1/4 ") dan 9,5 mm (3/8 ").
7. Termometer logam ± 200 º C sampai dengan 300º C.
8. Aquadest / air suling dengan ph 6,0 sampai 7,0.

11.3 Benda Uji


Benda uji yang digunakan dalam pengujian kelekatan agregat oleh aspal
adalah sebagi berikut.
1. Benda uji berupa agregat yang lewat saringan 9,55 mm (3/8 ") dan tertahan
pada saringan 6,3 mm (1/4 ") sebanyak kira-kira 100 gram.
2. Agregat dicuci dengan air aquadest atau air suling kemudian dikeringkan
pada suhu 135º C sampai 149º C hingga berat tetap. Setelah kering tetap
kemudian disimpan di tempat yang tertutup rapat dan siap untuk diperiksa.
3. Untuk pelapisan agregat basah perlu diketahui berat jenis kering permukaan
jenuh (SSD) dan penyerapan dari agregat kasar.
11.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengambil benda uji / agregat sebanyak 100 gram, dan memasukkannya ke
dalam wajan aspal sebanyak 5,5 ± 0,2 gram yang sudah dipanaskan pada suhu
yang diperlukan (Tabel 11.1). Mengaduk aspal dan benda uji dengan spatula
hingga merata selama kurang lebih 2 menit.
2. Memasukkan adukan beserta wadahnya ke dalam oven dalam suhu 60º C
selama 2 jam, selama proses ini lubang angin pada oven harus dibuka. Setelah
2 jam, mengeluarkan adukan beserta wadahnya dari oven dan mengaduk
kembali hingga dingin (suhu ruang).
3. Memindahkan adukan tadi ke dalam beker glass yang telah disediakan.
4. Kemudian mengisi dengan air aquadest / air suling sebanyak 400 ml,
kemudian mendiamkan pada suhu ruang selama 16 - 18 jam.
5. Mengambil selaput aspal yang mengembang di permukaan air dengan tidak
mengganggu agregat yang berada di dalam tabung. Menerangi agregat tadi
dengan lampu (75 watt) yang pakai kap, tempat lampu diatur sehingga tidak
menyilaukan akibat dari pantulan cahaya dari permukaan air. Dengan melihat
dari atas menembus air, persentase luas permukaan yang masih berselaput
aspal atau buram dianggap diselaputi penuh.

11.5 Hasil Pengujian


Dari hasil pengujian didapatkan hasil pengamatan seperti yang terdapat pada
Tabel 11.1 dan Tabel 11.2 di bawah ini.

Tabel 11.1 Kelekatan Agregat Terhadap Aspal


Pembacaan Sampel Pembacaan Suhu Pembacaan Waktu
Mulai Pemanasan ºC WIB
Selesai Pemanasan ºC WIB
Didiamkan pada suhu ruang
Mulai ºC WIB
Lanjutan Tabel 11.1 Kelekatan Agregat Terhadap Aspal
Pembacaan Sampel Pembacaan Suhu Pembacaan Waktu
Selesai ºC WIB
Direndam dalam aquadest
Mulai ºC WIB
Selesai ºC WIB

Tabel 11.2 Hasil Pengamatan


Benda Uji Persen Yang Diselimuti Aspal
I 95%
II 97%
Rata-rata 96%

11.6 Analisis Hasil Pengujian


Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan persentase
kelekatan agregat oleh aspal sebesar 95% untuk sampel I dan 97% untuk sampel II
sehingga persentase rata-rata sebesar 96%. Hasil tersebut didapatkan dengan cara
melakukan pengamatan secara visual dan melakukan penilaian hasil pengujian
yang subjektif.

11.7 Pembahasan
Pemeriksaan kelekatan agregat oleh aspal dimaksudkan untuk menentukan
kelekatan agregat terhadap aspal. Kelekatan agregat terhadap aspal adalah
persentase luas permukaan batuan yang diselimuti aspal terhadap keseluruhan luas
permukaan agregat. Kelekatan agregat dipengaruhi oleh sifat agregat itu sendiri
yaitu permukaan agregat yang kasar akan memberi ikatan dengan aspal yang lebih
baik dari pada agregat yang memiliki permukaan licin. Kelekatan agregat terhadap
aspal juga dipengaruhi sifat agregat dengan air. Agregat yang baik adalah yang
tidak mudah lepas dengan air, sehingga ikatan antara aspal dengan agregat cukup
baik. Agregat berpori akan menyerap aspal sehingga ikatan aspal dengan agregat
baik. Tetapi terlalu banyak pori dalam suatu agregat akan menyebabkan terlalu
banyak aspal yang terserat yang berakibat lapisan aspal sebagai pengikat antar
agregat terlalu tipis. Banyaknya pori-pori diperkirakan dari banyaknya air yang
terabsorpsi atau terserap oleh agregat.
Direktorat Jenderal Bina Marga (2018) menyatakan bahwa nilai persyaratan
untuk kelekatan agregat oleh aspal minimal 95%. Berdasarkan analisis pengujian
yang telah dilakukan, didapatkan persentase kelekatan agregat oleh aspal sebesar
95% untuk sampel I dan 97% untuk sampel II sehingga persentase rata-rata
sebesar 96%. Hasil tersebut menandakan bahwa agregat yang diuji telah
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga (2018).
Apabila benda yang diuji tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional (2011), maka dapat disebabkan dari beberapa kemungkinan
yaitu agregat dalam pengujian memiliki tekstur yang licin atau memiliki pori-pori
sedikit sehingga aspal susah untuk berikatan dengan agregat yang ada.

11.8 Kesimpulan
Berdasarkan analisis pengujian yang telah dilakukan, didapatkan persentase
kelekatan agregat oleh aspal sebesar 95% untuk sampel I dan 97% untuk sampel II
sehingga persentase rata-rata sebesar 96%. Hasil tersebut menandakan bahwa
agregat yang diuji telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga (2018). Apabila benda yang diuji tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga (2018), maka dapat disebabkan
dari beberapa kemungkinan yaitu agregat dalam pengujian memiliki tekstur yang
licin atau memiliki pori-pori sedikit sehingga aspal susah untuk berikatan dengan
agregat yang ada.

Anda mungkin juga menyukai