"capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala di tahun 2023 2) 2090 2096
bulan Januari 2023, 77,68% Meningkat berkoordinasi dengan bagian
dibandingkan bulan desember tahun keperawatan untuk menjadikan
2022, tetapi masih di bawah target yang kepatuhan HH sebagai IKI 3) Melakukan
ditentukan. Hal ini disebakan tidak Audit Hand hygiene "
konsistennya petugas dalam melakukan
hand hygiene. fasilitas hand hygiene
sudah dilengkapi dengan hand sanitizer
100cc dan handsanitizer di tensimeter. "
"capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala 2) berkoordinasi 1772 1828
bulan Februari 2023, 73% Turun dengan bagian keperawatan untuk
dibandingkan bulan Januari dan masih di menjadikan kepatuhan HH sebagai IKI 3)
bawah target yang ditentukan. Hal ini Melakukan Audit Hand hygiene "
disebakan tidak konsistennya petugas
dalam melakukan hand hygiene. fasilitas
hand hygiene sudah dilengkapi dengan
hand sanitizer 100cc dan handsanitizer di
tensimeter. "
Capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala di tahun 2023 2) 3224 3283
bulan Maret 2023 71% dibandingkan berkoordinasi dengan bagian
bulan februari dan masih dibawah target keperawatan untuk menjadikan
yg ditentukan . Hal ini disebabkan 1. kepatuhan HH sebagai IKI 3) Melakukan
Tidak konsistennya petugas dalam Audit Hand hygiene
melakukan hand hygiene 2. Hand
hygiene belum menjadi budaya
"capaian kepatuhan hand hygiene pada "1) Reedukasi berkala 2) Melakukan 2090 2096
bulan April 2023, 76,94% meningkat Audit Hand hygiene 3) Memberikan
dibandingkan bulan Maret, namun belum feedback
mencapai standar yang ditetapkan yaitu
85%. Penyebab kurangnya kepatuhan
hand hygiene adalah kurangnya
kesadaran petugas terhadap budaya hand
hygiene.
capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala di tahun 2023 2) 3823 3872
bulan Mei 2023, 71% Turun Melakukan Audit Hand hygiene "" "
dibandingkan bulan Maret dan masih di
bawah target yang ditentukan. Hal ini
disebakan 1) tidak konsistennya petugas
dalam melakukan hand hygiene. 2) Hand
Hygiene belum menjadi budaya 3) Area
audit ditambah, dengan area Farmasi "
capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala di tahun 2023 2) 3997 4029
bulan Juni 2023, 71%. masih di bawah Melakukan Audit Hand hygiene secara
target yang ditentukan. Hal ini disebakan berkala
1) tidak konsistennya petugas dalam
melakukan hand hygiene. 2) Hand
Hygiene belum menjadi budaya 3) Area
audit ditambah, dengan area Farmasi
capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala 2) Melakukan 2090 2096
bulan Juli 2023, 80% meningkat Audit Hand hygiene 3) Memberikan
dibandingkan bulan Juni , namun belum feedback
mencapai standar yang ditetapkan yaitu
85%. Penyebab kurangnya kepatuhan
hand hygiene adalah kurangnya
kesadaran petugas terhadap budaya hand
hygiene.
capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala 2) Melakukan 2665 2670
bulan Agustus 2023, 80% meningkat Audit Hand hygiene 3) Memberikan
dibandingkan bulan Juli , namun belum feedback
mencapai standar yang ditetapkan yaitu
85%. Penyebab kurangnya kepatuhan
hand hygiene adalah kurangnya
kesadaran petugas terhadap budaya hand
hygiene.
capaian kepatuhan hand hygiene pada 1) Reedukasi berkala 2) Melakukan 2670 2680
bulan September 2023, 80% meningkat Audit Hand hygiene 3) Memberikan
dibandingkan bulan Agustus , namun feedback
belum mencapai standar yang ditetapkan
yaitu 85%. Penyebab kurangnya
kepatuhan hand hygiene adalah
kurangnya kesadaran petugas terhadap
budaya hand hygiene.
Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (100%)
Capaia Analisa Rencana Tindak Lanjut Num
n
100 Capaian kepatuhan APD pada bulan 1) Reedukasi mengenai penggunaan APD 382
Januari tahun 2023 belum mencapai si unit laundry 2) koordinasi dengan
standar yang ditetapkan yaitu 99,08% kepala ruangan dan IPCLN untuk
dari standar 100%. Penyebab kurangnya monitoring penggunaan APD 3)
kepatuhan APD adalah: 1) Kepatuhan melakukan audit kepatuhan penggunaan
terendah adalah petugas laundry, 85% . APD"
masih sering ditemukan petugas laundry
yang tidak memakai APD lengkap saat di
area kotor. 2) Perawat tidak memakai
sepatu ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 3) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi Reedukasi pada petugas laundry
sudah dilakukan saat IPCN supervisi ke
unit laundry"
97 "capaian kepatuhan APD pada bulan 1) Reedukasi mengenai penggunaan APD 329
Februari tahun 2023 belum mencapai di unit laundry 2) koordinasi dengan
standar yang ditetapkan yaitu 96,94% kepala ruangan dan IPCLN untuk
dari standar 100%. Penyebab kurangnya monitoring penggunaan APD 3)
kepatuhan APD adalah: 1) Kepatuhan melakukan audit kepatuhan penggunaan
terendah adalah petugas laundry, 77% . APD"
masih sering ditemukan petugas laundry
yang tidak memakai APD lengkap saat di
area kotor. 2) Perawat tidak memakai
sepatu ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 3) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi Reedukasi pada petugas laundry
sudah dilakukan saat IPCN supervisi ke
unit laundry"
98 capaian kepatuhan APD pada bulan 1) koordinasi dengan kepala ruangan dan 332
Maret tahun 2023 belum mencapai IPCLN untuk monitoring penggunaan
standar yang ditetapkan yaitu 98,20% APD 2) melakukan audit kepatuhan
dari standar 100%. Penyebab kurangnya penggunaan APD
kepatuhan APD adalah: 1) Perawat tidak
memakai sepatu ketika sedang
melakukan tindakan berisiko terpapar
cairan tubuh, seperti melakukan tindakan
infus, melakukan penyuntikan. 2) Masih
ditemukan dokter yang memakai sarung
tangan tidak sesuai indikasi
100 "capaian kepatuhan APD pada bulan "1) Reedukasi mengenai penggunaan 295
April tahun 2023 belum mencapai APD si unit laundry 2) koordinasi dengan
standar yang ditetapkan yaitu 99,71% kepala ruangan dan IPCLN untuk
dari standar 100%. Penyebab kurangnya monitoring penggunaan APD 3)
kepatuhan APD adalah: 1) Kepatuhan melakukan audit kepatuhan penggunaan
terendah adalah petugas laundry, 85% . APD
masih sering ditemukan petugas laundry
yang tidak memakai APD lengkap saat di
area kotor. 2) Perawat tidak memakai
sepatu ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 3) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi Reedukasi pada petugas laundry
sudah dilakukan saat IPCN supervisi ke
unit laundry
99 capaian kepatuhan APD pada bulan 1) koordinasi dengan kepala ruangan dan 313
Januari tahun 2023 belum mencapai IPCLN untuk monitoring penggunaan
standar yang ditetapkan yaitu 98,73% APD 2) melakukan audit kepatuhan
dari standar 100%. Penyebab kurangnya penggunaan APD"
kepatuhan APD adalah: 1) Perawat tidak
memakai sepatu ketika sedang
melakukan tindakan berisiko terpapar
cairan tubuh, seperti melakukan tindakan
infus, melakukan penyuntikan. 2) Masih
ditemukan dokter yang memakai sarung
tangan tidak sesuai indikasi 3) Petugas
laundry tidak konsisten dalam
penggunaan APD"
99 capaian kepatuhan APD pada bulan Juni 1) koordinasi dengan kepala ruangan dan 361
tahun 2023 belum mencapai standar yang IPCLN untuk monitoring penggunaan
ditetapkan yaitu 99,21% dari standar APD 2) melakukan audit kepatuhan
100%. Penyebab kurangnya kepatuhan penggunaan APD
APD adalah: 1) Perawat tidak memakai
sepatu ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 2) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi 3) Petugas laundry tidak
konsisten dalam penggunaan APD
100 capaian kepatuhan APD pada bulan Juli 1) Reedukasi mengenai penggunaan APD 333
tahun 2023 belum mencapai standar yang si unit laundry 2) koordinasi dengan
ditetapkan yaitu 99,71% dari standar kepala ruangan dan IPCLN untuk
100%. Penyebab kurangnya kepatuhan monitoring penggunaan APD 3)
APD adalah: 1) Kepatuhan terendah melakukan audit kepatuhan penggunaan
adalah petugas laundry, 85% . masih APD
sering ditemukan petugas laundry yang
tidak memakai APD lengkap saat di area
kotor. 2) Perawat tidak memakai sepatu
ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 3) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi Reedukasi pada petugas laundry
sudah dilakukan saat IPCN supervisi ke
unit laundry
100 capaian kepatuhan APD pada bulan 1) Memberikan teguran langsung pada 403
Agustus tahun 2023 belum mencapai petugas laundry yang tidak menggunakan
standar yang ditetapkan yaitu 99,81% APD 2) koordinasi dengan kepala
dari standar 100%. Penyebab kurangnya ruangan dan IPCLN untuk monitoring
kepatuhan APD adalah: 1) Kepatuhan penggunaan APD 3) melakukan audit
terendah adalah petugas laundry, 85% . kepatuhan penggunaan APD
masih sering ditemukan petugas laundry
yang tidak memakai APD lengkap saat di
area kotor. 2) Perawat tidak memakai
sepatu ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 3) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi
100 capaian kepatuhan APD pada bulan "1) Memberikan teguran langsung pada 389
September tahun 2023 belum mencapai petugas laundry yang tidak menggunakan
standar yang ditetapkan yaitu 99,63% APD 2) koordinasi dengan kepala
dari standar 100%. Penyebab kurangnya ruangan dan IPCLN untuk monitoring
kepatuhan APD adalah: 1) Kepatuhan penggunaan APD 3) melakukan audit
terendah adalah petugas laundry, 85% . kepatuhan penggunaan APD"
masih sering ditemukan petugas laundry
yang tidak memakai APD lengkap saat di
area kotor. 2) Perawat tidak memakai
sepatu ketika sedang melakukan tindakan
berisiko terpapar cairan tubuh, seperti
melakukan tindakan infus, melakukan
penyuntikan. 3) Masih ditemukan dokter
yang memakai sarung tangan tidak sesuai
indikasi
Kepatuhan identifikasi pasien (100%)
Denum Capaia Analisa Rencana Tindak Lanjut
n
382 100 Kepatuhan Identifikasi Pasien tercapai 1. Koordinasi dengan PIC Sub Komite
100% Keselamatan untuk melakukan
Identifikasi Pasien Di Unitnya 2.
Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
bulan berikutnya
329 100 Angka capaian kepatuhan identifikasi Koordinasi dengan PIC untuk selalu
pasien tercapaia 100% melakukan identifikasi pasien Lanjutkan
monitoring & evaluasi pada bulan
berikutnya.
332 100 Angka Capaian Kepatuhan Identifikasi Koordinasi Dengan PIC Rawat Inap
pasien pada bulan maret tercapai 100% untuk melakukan implementasi
Identifikasi Pasien. Lanjutkan Monitoring
dan Evaluasi pada bulan selanjutnya.
295 100 Kepatuhan Identifikasi Pasien tercapai Koordinasi Dengan PIC Rawat Inap
100 % untuk melakukan implementasi
Identifikasi Pasien. Lanjutkan Monitoring
dan Evaluasi pada bulan selanjutnya.
313 100 Kepatuhan Identifikasi Pasien Tercapai Koordinasi dengan PIC Rawat Inap untuk
100 % selalu melakukan Identifikasi Pasien.
Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
bulan selanjutnya.
361 100 Kepatuhan Identifikasi Pasien Tercapai Koordinasi dengan PIC Rawat Inap untuk
100 % selalu melakukan Identifikasi Pasien.
Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
bulan selanjutnya.
333 100 Kepatuhan Identifikasi Pasien tercapai Koordinasi dengan PIC Rawat Inap untuk
100 % selalu melakukan Identifikasi Pasien.
Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
bulan selanjutnya.
403 100 Kepatuhan Identifikasi pasien tercapai Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
100% bulan selanjutnya.
389 100 Kepatuhan Identifikasi pasien tercapai Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
100% bulan selanjutnya.
Waktu tanggap seksio sesarea emergensi (>80%)
Num Denum Capaia Analisa
n
1 1 100 waktu tanggap sc emergensi tercapai
sesuai target
pencapaian target untuk waktu tunggu Terus berkoordinasi dengan bagian IT 13 353
rawat jalan hanya tercapai 63.49 untuk mengoptimalkan pendaftaran
%Pencapaian target melalui call center tanpa harus daftar
ulang. Berkoordinasi dengan bagian
pendaftaran, agar pasien daftar langsung
sesuai dengan jadwal praktek dokter saat
itu, optimalisasi penggunaan APM untuk
menguari antrian di pendaftaran
Pencapaian target untuk waktu tunggu Terus berkoordinasi dengan bagian IT 13 312
rawat jalan hanya tercapai 60.00 untuk mengoptimalkan pendaftaran
%Pencapaian target melalui call center tanpa harus daftar
ulang. Berkoordinasi dengan bagian
pendaftaran, agar pasien daftar langsung
sesuai dengan jadwal praktek dokter saat
itu, optimalisasi penggunaan APM untuk
menguari antrian di pendaftaran
Pencapaian target untuk waktu tunggu Terus berkoordinasi dengan bagian IT 10 289
rawat jalan hanya tercapai 58,97 % untuk mengoptimalkan pendaftaran
melalui call center tanpa harus daftar
ulang. Berkoordinasi dengan bagian
pendaftaran, agar pasien daftar langsung
sesuai dengan jadwal praktek dokter saat
itu, optimalisasi penggunaan APM untuk
mengurai antrian di pendaftaran dengan
cara kita akan membuka stand khusus
pely pendaftran online, untuk
meningkatkan pendaftran pasien secara
online, selain itu untuk pasien konytrol
kita sudah buatkan pendaftran secara
otomatis yang dikirimkan kepada pasien
melalui WA
Pencapaian target untuk waktu tunggu Berkoordinasi dengan bagian pendaftaran 12 326
rawat jalan hanya tercapai 61,98 % untuk bisa merealisasikan program
junjungan pasien mendaftar sesuai
dengan jadwal praktek dokter saat itu,
optimalisasi penggunaan APM untuk
mengurai antrian di pendaftaran selain
dengan pendaftran pada mesin APM, kita
juga sudah memberlakukan nomor
antrian otomatis untuk pasien yang
kontrol yang dikirimkan kepada pasien
melalui WA
Pencapaian target untuk waktu tunggu Berkoordinasi dengan bagian pendaftaran 5 319
rawat jalan hanya tercapai 51,73 % untuk bisa merealisasikan program
kunjungan pasien mendaftar sesuai
dengan jadwal praktek dokter saat itu,
nomor antrian pasien kontrol yang sudah
autoregist juga menjadi salah satu
penyebaba waktu tunggu menjadi
bertambah, karena pasien yang daftar
langsung harus menunggu nomor antrian
poli dengan pasien yang daftar melalui on
line, pasien yang daftar langsung tidak
bisa masuk keruang periksa langsung saat
itu
Penundaan operasi elektif (<5%)
Capaia Analisa Rencana Tindak Lanjut Num
n
3.68 Penundaan operasi elektif tercapai sesuai lanjutkan monitoring dan evaluasi 1981
target yaitu sebesar 3,7% atau hasil
kurang dari 5%
4.17 hasil kejadian penundaan operasi elektif mengatur jadwal operasi tidak bentrok 1239
dibawah 5%, masih terjadinya penundaan dengan jadwal poli dengan menggeser
disebabkan bentroknya waktu operasi slot waktu operasi setelah selesai praktek
dengan jadwal poli, poli
3.46 Pencapaian jumlah penundaan operasi Melanjutkan monitoring dan evaluasi 2093
elektif sesuai target dibawah 5%, 0.74 pada bulan berikutnya
lebih baik dari capaian senelumnya
2.99 Pencapaian jumlah penundaan operasi Melanjutkan monitoring dan evaluasi 986
elektif sesuai target dibawah 5% pada bulan berikutnya
1.59 sesuai target capaian <5% Melanjutkan monitoring dan evaluasi 987
pada bulan berikutnya
2.74 Kejadian penundaan operasi elektif Melanjutkan monitoring dan evaluasi 987
sebanyak 2,7% pada bulan berikutnya
2.56 kejadian Penundaan Operasi Elektif Melanjutkan monitoring dan evaluasi 2095
sebesar 2,6% pada bulan berikutnya
3.68 Pencapaian jumlah penundaan operasi Melanjutkan monitoring dan evaluasi 2232
elektif pada bulan Agustus tercapai pada bulan berikutnya
3,68%, sesuai target dibawah 5%
1.57 Penundaan operasi elektif bulan Melanjutkan monitoring dan evaluasi 2411
September sebesar 1,6%, alhamdulilah pada bulan berikutnya
dibawah target 5%
Kepatuhan waktu visite dokter (>=80%)
Denum Capaia Analisa Rencana Tindak Lanjut
n
3338 59.35 Kepatuhan visite DPJP pencapaiannya Monitor kepatuhan visite dokter,
59,35% ini tidak sesuai dengan target komunikasikan dengan dokter yang DPJP
yang bersangkutan
1713 72.33 Kepatuhan visite dokter pencapainnya Mencatat semua kegiatan visite dokter
72,23% , ini tidak sesuai dengan standar DPJP, dan menginfokan mutu kepatuhan
yang ditentukan viste ke direktur\
3194 65.53 Pencapaian target kepatuhan visite dokter Melakukan evaluasi kegiatan visite
65.5% . dokter DPJP yang berkoordinasi dengan
ruamg rawat inap, berkoordinasi hasil
pencapaian kegiatan dengan dokter DPJP
1472 66.98 Kepatuhan visite DPJP pencapaianya Mencatat angak kepatuhan visite dan
66,9% merekapnya dan melaporaknnya
1962 50.31 Kepatuhan visite dokter DPJP Mencatat laporan mutu kepatuhan visite,
pencapaian targetnya 50.31%, ada menginformasikan hasil pencatan dan
beberapa dokter yang masih visite diatas pelapaoran k dr DPJP yang belum sesuai
jam 14 .00 dengan standar
1685 58.58 Pencapaian kepatuhan waktu visite DPJP Menginformasikan hasil data yang
58,58 % masih belum mencapai target diperoleh dari rawat inap
dengan bebgaagai alasan karena jam
visite dPJP rata diatas jam 16.00 wib
3092 67.76 Kepatuhan visite DJP pencapainya Melanjutkan monitoringan dan
67,76% , ini hal ini dsebabkan pasien menginfokan hasil audit
yang di rawat oleh DPJP visitenya diatas
jam 14
3482 64.1 Pencapaian angka kepatuhan visite DPJP Mengkomunikaskan dengan DPJP
64,10 %, karena dokter masih banyak yg
visite dibawah jam 14 ( bukan home
dokter ) praktek dan visit dilakukan
setelah selesai praktek di rs pemerintah
3612 66.75 Kepatuhan visite DPJP pencapaianya koordinasi dengan dokter DPJP untuk
66,75% , artinya belum tercapai target jam visite
karena ada bebera dokter DPJP yang
visite diatas jam 14.00 karena berbagai
alasan
Pelaporan hasil kritis laboratorium (100%)
Num Denum Capaia Analisa
n
47 49 95.92 Pelaporan hasil kritis laboratorium yang
sampai ke DPJP kurang dari 30 menit
sebanyak 95,92%. hal ini disebabkan
karena waktu lapor dari perawat ke DPJP
lupa tidak ditulis
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 240 240
Formularium Nasional adalah 83,11%. obat diluar Formularium Nasional kepada
Hal ini disebabkan faktor (1) Adanya Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
peresepan dokter untuk obat yang tidak melakukan konsultasi jika dokter menulis
termasuk dalam daftar obat Formularium obat diluar Formularium Nasional (3)
Nasional, adanya peresepan obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
kombinasi yang tidak ada dalam segera menyediakan obat e-katalog yang
Formularium Nasional, adanya peresepan sedang dibutuhkan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 245 245
Formularium Nasional adalah 83,33%. obat diluar Formularium Nasional kepada
Hal ini disebabkan faktor (1) Adanya Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
peresepan dokter untuk obat yang tidak melakukan konsultasi jika dokter menulis
termasuk dalam daftar obat Formularium obat diluar Formularium Nasional (3)
Nasional, adanya peresepan obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
kombinasi yang tidak ada dalam segera menyediakan obat e-katalog yang
Formularium Nasional, adanya peresepan sedang dibutuhkan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 320 320
Formularium Nasional adalah 76%. lebih obat diluar Formularium Nasional kepada
rendah 7,33% dari capaian bulan Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
sebelumnya. Hal ini disebabkan faktor melakukan konsultasi jika dokter menulis
(1) Adanya peresepan dokter untuk obat obat diluar Formularium Nasional (3)
yang tidak termasuk dalam daftar obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
Formularium Nasional, adanya peresepan segera menyediakan obat e-katalog yang
obat kombinasi yang tidak ada dalam sedang dibutuhkan
Formularium Nasional, adanya peresepan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 265 265
Formularium Nasional adalah 81,33%. obat diluar Formularium Nasional kepada
Hal ini disebabkan faktor (1) Adanya Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
peresepan dokter untuk obat yang tidak melakukan konsultasi jika dokter menulis
termasuk dalam daftar obat Formularium obat diluar Formularium Nasional (3)
Nasional, adanya peresepan obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
kombinasi yang tidak ada dalam segera menyediakan obat e-katalog yang
Formularium Nasional, adanya peresepan sedang dibutuhkan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 80 80
Formularium Nasional adalah 70,44%. obat diluar Formularium Nasional kepada
Hal ini disebabkan faktor (1) Adanya Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
peresepan dokter untuk obat yang tidak melakukan konsultasi jika dokter menulis
termasuk dalam daftar obat Formularium obat diluar Formularium Nasional (3)
Nasional, adanya peresepan obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
kombinasi yang tidak ada dalam segera menyediakan obat e-katalog yang
Formularium Nasional, adanya peresepan sedang dibutuhkan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 200 200
Formularium Nasional adalah 69,78%. obat diluar Formularium Nasional kepada
Hal ini disebabkan faktor (1) Adanya Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
peresepan dokter untuk obat yang tidak melakukan konsultasi jika dokter menulis
termasuk dalam daftar obat Formularium obat diluar Formularium Nasional (3)
Nasional, adanya peresepan obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
kombinasi yang tidak ada dalam segera menyediakan obat e-katalog yang
Formularium Nasional, adanya peresepan sedang dibutuhkan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut (4) Adanya bentuk sediaan obat
yang tidak termasuk dalam daftar obat
Formularium Nasional, Adanya Jumlah
Dosis yang tidak termasuk dalam daftar
Formularium Nasional
Angka capaian Kepatuhan Penggunaan (1) Menginformasikan data penulisan 405 405
Formularium Nasional adalah 74,44%. obat diluar Formularium Nasional kepada
Hal ini disebabkan faktor (1) Adanya Tim KFT (2) Petugas Farmasi aktif
peresepan dokter untuk obat yang tidak melakukan konsultasi jika dokter menulis
termasuk dalam daftar obat Formularium obat diluar Formularium Nasional (3)
Nasional, adanya peresepan obat Kordinasi dengn Tim Pengadaan untuk
kombinasi yang tidak ada dalam segera menyediakan obat e-katalog yang
Formularium Nasional, adanya peresepan sedang dibutuhkan
Food Suplemen dan Multivitamin (3)
Hasil konsultasi dengan dokter, terapi
obat pasien tidak bisa diganti dengan obat
yang lain. Harus menggunakan obat
tersebut (4) Adanya bentuk sediaan obat
yang tidak termasuk dalam daftar obat
Formularium Nasional, Adanya Jumlah
Dosis yang tidak termasuk dalam daftar
Formularium Nasional
Kepatuhan terhadap clinical pathway (>=80%)
Capaia Analisa Rencana Tindak Lanjut Num
n
100 capaian kepatuhan alur clinikal pathway pertahankan dan lanjutkan observasi 346
pada bulan Oktober tercapai 100% sesuai clinikal pathway
standar capaian nilai yang sudah di
tentukan
100 Capaian kepatuhan alur clinikal pathway Mempertahan dan lanjutkan observasi 305
pada bulan Februari tercapai 100% sesuai serta kolaborasi dengan PPA terkait
standar capaian nilai yang sudah di kepatuhan clinikal pathway
tentukan
100 Capaian kepatuhan alur clinikal pathway Mempertahan dan lanjutkan observasi 296
pada anak dan dewasa pada bulan Maret serta kolaborasi dengan PPA terkait
tercapai 100% sesuai standar capaian kepatuhan clinikal pathway
nilai yang sudah di tentukan
100 Capaian kepatuhan alur clinikal pathway "Mempertahan dan lanjutkan observasi 255
pada anak dan dewasa pada bulan Maret serta kolaborasi dengan PPA dan DPJP
tercapai 100% sesuai standar capaian terkait kepatuhan clinikal pathway
nilai yang sudah di tentukan
100 Capaian kepatuhan alur clinikal pathway Mempertahan dan lanjutkan observasi 264
pada anak dan dewasa pada bulan Maret serta kolaborasi dengan PPA dan DPJP
tercapai 100% sesuai standar capaian terkait kepatuhan clinikal pathway
nilai yang sudah di tentukan "" "
100 Angka capaian kepatuhan terhadap alur Mempertahan dan lanjutkan observasi 331
klinis bulan Juni adalah 100% serta kolaborasi dengan PPA dan DPJP
terkait kepatuhan clinikal pathway
100 Angka capaian kepatuhan terhadap alur Mempertahan dan lanjutkan observasi 329
klinis bulan Juli 100% serta kolaborasi dengan PPA dan DPJP
terkait kepatuhan clinikal pathway
100 Capaian kepatuhan alur klinis pada bulan melanjutkan audit dibulan berikutnya 384
Agustus adalah 100%. Capaian tersebut
adalah ICP pada anak, untuk bulan
Agustus tidak ada kasus dengan diagnosa
tunggal pada TB,Hipertensi dan DM
100 Capaian kepatuhan alur clinikal pathway Mempertahan dan lanjutkan observasi 363
pada anak dan dewasa pada bulan Maret serta kolaborasi dengan PPA dan DPJP
tercapai 100% sesuai standar capaian terkait kepatuhan clinikal pathway
nilai yang sudah di tentukan. untuk
diagnosa sesuai yang diminta oleh
kemkes . Hipertensi, TB, DM, tidak ada
sampel, karena tidak ada pasien yang
dirawat dengan diagnosa tersebut diatas
( TB,DM,HT )
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh (100%)
Denum Capaia Analisa Rencana Tindak Lanjut
n
346 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko 1. Koordinasi dengan Sub Komite
Pasien Jatuh Tercapai 100 % Keselamatan Pasien untuk selalu
melakukan Upaya Pencegahan Risiko
Pasien Jatuh di Unitnya 2. Lanjutkan
monitoring & Evaluasi pada bulan
selanjutnya
305 100 Angka Capaian Kepatuhan Upaya Koordinasi dengan PIC Unit rawat inap
Pencegahan Risiko Pasien Jatuh pada unutuk selalu melakukan kepatuhan
bulan Februari tahun 2023 adalah 100%, upaya pencegahan risiko pasien jatuh.
sudah sesuai dengan target yang Lanjutkan monitoring & evaluasi pada
diharapkan. bulan berikutnya.
296 100 Angk capaian Kepatuhan upaya Koordinasi dengan PIC rawat inap untuk
pencegahan risiko pasien jatuh tercapai melakukan implementasi upaya
100% pencegahan risiko pasien jatuh .
Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
bulan selanjutnya.
255 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Koordinasi dengan PIC rawat inap untuk
Pasien Jatuh tercapai 100 % melakukan implementasi upaya
pencegahan risiko pasien jatuh .
Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
bulan selanjutnya.
264 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Koordinasi dengan PIC Rawat Inap untuk
Pasien Jatuh Tercapai 100% selalu melakukan Upaya Pencegahan
Risiko Pasien Jatuh. Lanjutkan
Monitoring & Evaluasai pada bulan
selanjutnya.
331 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Koordinasi dengan PIC Rawat Inap untuk
Pasien Jatuh Tercapai 100% selalu melakukan Upaya Pencegahan
Risiko Pasien Jatuh. Lanjutkan
Monitoring & Evaluasai pada bulan
selanjutnya.
329 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Koordinasi dengan PIC Rawat Inap untuk
Pasien Jatuh tercapai 100 % selalu melakukan Upaya Pencegahan
Risiko Pasien Jatuh. Lanjutkan
Monitoring & Evaluasi pada bulan
selanjutnya.
384 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Lanjutkan Monitoring & evaluasi pada
Pasien Jatuh tercapai 100%. bulan selanjutnya.
363 100 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Lanjutkan Monitoring & Evaluasi pada
Pasien Jatuh tercapai 100%. bulan selanjutnya.
Kecepatan waktu tanggap terhadap Komplain (>=80%)
Num Denum Capaia Analisa
n
6 6 100 Angka capaian Kecepatan Waktu
Tanggap Komplain bulan januari adalah
100%
lanjutkan monitoring dibulan berikutnya 86.94 Angka capaian Kepuasan pasien pada
TW II adalah 86,94. Sudah sesuai dengan
Monitoring dan observasi dilanjut 87.51 Angka capaian kepuasan pasien pada
dibulan berikutnya bulan juli tercapai 87,51, sudah sesuai
dengan target yang ditentukan Kemenkes