Anda di halaman 1dari 11

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT

(K3RS)
(Konsep Teori Health Risk Assessment (HRA) dan Pengapliasiannya di Puskesmas)

Dosen Pembimbing
Lina Yuliana S.kep.,M.KKK.

Disusun Oleh :
Nama : Rico Aditya
Npm : 227053126
Kelas : A2

FAKULTAS VOKASI
DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat,
karunia, kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam penyusunan tugas individu
dengan judul, Konsep Teori Health Risk Assessment (HRA) dan Pengapliasiannya
di Puskesmas

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas individu di


program studi D4K3, Fakultas Vokasi, Universitas Balikpapan. Di samping itu
tugas individu ini dilaksanakan untuk membina dan menambah wawasan guna
mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme serta mencoba
mengaplikasikan pengetahuan penulis dalam mengamati permasalahan dan
hambatan yang ada tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak


kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
untuk penyempurnaan tugas individu. Kiranya penyusunan tugas individu ini
dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya.

Balikpapan, 9 Oktober 2023

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Health Risk Assessment (HRA) adalah alat penting dalam upaya untuk
mengidentifikasi dan mengelola risiko kesehatan pada tingkat individu maupun
masyarakat secara holistik. HRA memungkinkan penilaian terhadap risiko-risiko
yang mungkin dihadapi individu atau kelompok, sehingga memungkinkan
perencanaan intervensi yang tepat guna. Di tingkat masyarakat, HRA membantu
dalam perancangan program-program kesehatan yang dapat menyasar faktor-
faktor risiko dominan di suatu wilayah.

Tujuan makalah ini adalah untuk menguraikan konsep HRA yang mencakup
tahapan identifikasi risiko, penilaian risiko, dan pengelolaan risiko. Selanjutnya,
makalah ini akan membahas aplikasi konsep HRA di Pusat Kesehatan Masyarakat
(puskesmas), salah satu lembaga penting dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Health Risk Assessment (HRA)?

2. Apa saja tahapan tahapan dalam penerapan Health Risk Assessment (HRA)?

3. Apa manfaat dan keuntungan dari penerapan Health Risk Assessment (HRA)?

4. Bagaimana Pengaplikasian Health Risk Assessment di Puskesmas?


1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan makalah ini adalah untuk menguraikan konsep HRA yang


mencakup tahapan identifikasi risiko, penilaian risiko, dan pengelolaan risiko.
Selanjutnya, makalah ini akan membahas aplikasi konsep HRA di Pusat
Kesehatan Masyarakat (puskesmas), salah satu lembaga penting dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia.

1.4 MANFAAT

Bagi Mahasiswa

1. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga bisa merencanakan


tindakan pengendalian secara praktis agar kecelakaan tidak terjadi.

2. Sebagai tambahan ilmu khususnya mengenai konsep HRA yang mencakup


tahapan identifikasi risiko, penilaian risiko, dan pengelolaan risiko.

Bagi Fakultas

1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan mempraktikkan


konsep teori HRA dan Pengapliasiannya di Puskesmas.

2. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang


konsep teori HRA dan Pengapliasiannya di Puskesmas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Health Risk Assessment (HRA)

Health Risk Assessment (HRA) adalah suatu proses sistematis yang


digunakan untuk menilai dan mengidentifikasi risiko kesehatan individu atau
kelompok. Tujuan utama HRA adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang
mempengaruhi kesehatan dan membantu merencanakan intervensi yang tepat
untuk mengelola risiko tersebut. HRA membantu tenaga kesehatan dalam
mengambil keputusan yang berbasis bukti untuk mempromosikan kesehatan dan
pencegahan penyakit, baik di tingkat individu maupun populasi.

2.2 Tahap-tahap HRA

a. Identifikasi Risiko

Tahap identifikasi risiko melibatkan pengumpulan data terkait faktor-


faktor risiko kesehatan. Ini mencakup perilaku seperti merokok, pola makan,
tingkat aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor risiko utama yang mungkin mempengaruhi individu atau populasi.

b. Penilaian Risiko

Pada tahap penilaian risiko, data yang terkumpul digunakan untuk menilai
tingkat risiko kesehatan. Metode penilaian risiko bisa meliputi pemberian skor
risiko berdasarkan data yang terkumpul, seperti skor risiko kardiovaskular atau
risiko diabetes. Penilaian ini membantu dalam memahami tingkat risiko kesehatan
yang dihadapi individu atau kelompok.

c. Pengelolaan Risiko

Tahap pengelolaan risiko melibatkan merencanakan dan melaksanakan


strategi serta intervensi untuk mengelola risiko kesehatan yang telah
diidentifikasi. Ini termasuk pengembangan rencana perawatan, perubahan gaya
hidup, edukasi kesehatan, dan intervensi medis yang sesuai.

2.3 Manfaat dan Keuntungan HRA

Health Risk Assessment (HRA) memiliki manfaat yang signifikan, termasuk:

a. Deteksi Dini Penyakit: HRA membantu mendeteksi dini penyakit atau


faktor risiko penyakit yang dapat diatasi sebelum menjadi lebih serius.

b. Pencegahan Penyakit: Dengan mengidentifikasi faktor risiko, HRA


memungkinkan pencegahan penyakit melalui perubahan gaya hidup dan
intervensi yang sesuai.

c. Efisiensi Sumber Daya Kesehatan: HRA membantu dalam alokasi sumber


daya kesehatan secara lebih efisien dengan fokus pada intervensi yang
tepat dan prioritas kesehatan.
BAB III
STUDY KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaplikasian Health Risk Assessment di Puskesmas

Prosedur Implementasi di Puskesmas

Implementasi Health Risk Assessment (HRA) di Pusat Kesehatan


Masyarakat (puskesmas) melibatkan beberapa langkah penting:

a. Identifikasi Risiko:

Tim kesehatan di puskesmas melakukan survei dan wawancara


untuk mengidentifikasi faktor risiko kesehatan pada masyarakat setempat.
Hal ini mencakup analisis perilaku kesehatan, pola makan, aktivitas fisik,
dan kondisi kesehatan lainnya.

b. Penilaian Risiko:

Data yang terkumpul digunakan untuk menilai tingkat risiko


kesehatan masyarakat. Metode penilaian risiko seperti pemberian skor
risiko digunakan untuk mengkategorikan tingkat risiko individu atau
kelompok. Penilaian ini membantu mengidentifikasi prioritas intervensi.

c. Pengelolaan Risiko:

Berdasarkan hasil penilaian risiko, puskesmas merencanakan dan


melaksanakan program intervensi. Ini meliputi penyuluhan kesehatan,
kampanye gaya hidup sehat, konseling, dan pengawasan kesehatan
berkala. Puskesmas juga dapat berkolaborasi dengan komunitas untuk
mengoptimalkan upaya pengelolaan risiko.

3.2 Contoh Study Kasus Penerapan Health Risk Assessment di Puskesmas

Di sebuah puskesmas di daerah perkotaan, tim kesehatan memfokuskan


Health Risk Assessment (HRA) pada penyakit jantung dan diabetes, dua masalah
kesehatan utama yang sering terjadi di komunitas tersebut. Berikut adalah contoh
kasus penerapan HRA:

a. Identifikasi Risiko:

 Tim kesehatan melakukan wawancara dan pemeriksaan kesehatan rutin


kepada warga setempat.

 Mereka mengumpulkan data mengenai kebiasaan makan, tingkat aktivitas


fisik, riwayat keluarga terkait penyakit jantung dan diabetes, serta
parameter kesehatan seperti tekanan darah, gula darah, dan indeks massa
tubuh (IMT).

b. Penilaian Risiko:

 Data yang terkumpul digunakan untuk menilai risiko kesehatan


masyarakat terkait penyakit jantung dan diabetes.

 Individu diberi skor risiko berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat


aktivitas fisik, pola makan, tekanan darah, dan kadar gula darah.

c. Pengelolaan Risiko:

 Berdasarkan penilaian risiko, individu yang diidentifikasi dengan risiko


tinggi untuk penyakit jantung dan diabetes diberikan intervensi khusus.

 Mereka diberikan sesi edukasi tentang diet sehat, porsi makan yang tepat,
dan manfaat mengontrol gula darah.

 Program olahraga teratur dirancang dan didukung untuk membantu


individu dalam meningkatkan tingkat aktivitas fisik mereka.

 Monitoring kesehatan berkala dilakukan untuk mengawasi kemajuan dan


memastikan efektivitas intervensi.

d. Hasil dan Evaluasi:

 Setelah periode intervensi, dilakukan evaluasi ulang untuk menilai


perubahan tingkat risiko kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
 Hasil evaluasi menunjukkan penurunan risiko penyakit jantung dan
diabetes di antara individu yang mengikuti program intervensi.

 Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola


kesehatan mereka juga tercatat.

 Penerapan HRA di puskesmas ini menghasilkan manfaat yang positif,


termasuk peningkatan kesehatan masyarakat dan pengurangan risiko
penyakit yang diidentifikasi sebelumnya. Hal ini mencerminkan efektivitas
HRA sebagai alat yang bermanfaat untuk mendukung tindakan
pencegahan dan peningkatan kualitas kesehatan di tingkat komunitas.

3.3 Tantangan dan Peluang

Tantangan:

a. Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan anggaran dan tenaga medis


dapat menjadi tantangan serius dalam menerapkan HRA secara
menyeluruh.

b. Kesadaran Masyarakat: Mendapatkan partisipasi dan kesadaran


masyarakat tentang manfaat HRA dapat sulit.

c. Data yang Tidak Memadai: Dalam beberapa kasus, data untuk penilaian
risiko mungkin tidak lengkap atau akurat.

Peluang:

a. Teknologi Kesehatan: Pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi kesehatan,


dapat mempermudah pengumpulan data dan pelaporan hasil HRA.

b. Kemitraan dengan Pihak Eksternal: Berkolaborasi dengan organisasi non-


profit atau institusi pendidikan dapat membantu mengatasi keterbatasan
sumber daya.

c. Kampanye Edukasi yang Kuat: Edukasi yang kuat dan berkesinambungan


dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat HRA.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan

Health Risk Assessment (HRA) merupakan alat yang penting dalam


mendukung tindakan pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas kesehatan di
Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas). HRA memberikan pendekatan yang
sistematis untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko kesehatan pada tingkat
individu maupun populasi.

Dengan menerapkan HRA, puskesmas dapat mengidentifikasi faktor-


faktor risiko kesehatan yang dominan di masyarakat, mengkategorikan tingkat
risiko, dan merencanakan intervensi yang sesuai. Ini mencakup edukasi kesehatan,
advokasi untuk perubahan perilaku, dan pengelolaan penyakit kronis. Dengan
demikian, HRA membantu masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan
memitigasi risiko penyakit.

4.2 Saran

Disarankan agar puskesmas mempertimbangkan penerapan HRA sebagai


strategi efektif dalam memajukan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan
HRA secara optimal, puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih terfokus dan tepat sasaran, serta berkontribusi pada upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Melalui penerapan HRA yang terarah dan berkesinambungan, puskesmas


dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat
dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Hughes, M. C., Probst, J. C., Martin, A. B., & Bennett, K. J. (2018). Telehealth
use and health-related outcomes: A population-level analysis of rural disparities.
Health Affairs, 37(12), 1931-1937.

American Heart Association. (2018). Assessing Cardiovascular Risk: Systematic


Evidence Review from the Risk Assessment Work Group, 2017. Circulation,
137(15), e15-e28.

World Health Organization. (2019). Health Risk Assessment Toolkit: Chemical


Hazards. World Health Organization

Centers for Disease Control and Prevention. (2019). Using Health Assessments to
Curb Chronic Diseases. Retrieved from
https://www.cdc.gov/chronicdisease/resources/publications/factsheets/using-
health-assessments-to-curb-chronic-disease.htm

Anda mungkin juga menyukai