Anda di halaman 1dari 22

Nama: Rendi Destian

Kelas : B Semester 3 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan global mengetahui bahwa dasar keberadaan sebuah organisasi adalah barang
atau jasa yang disajikan kepada masyarakat. Produk yang baik merupakan kunci keberhasilan.
Strategi yang kurang baik dapat menghancurkan perusahaan. Untuk memaksimalkan potensi
keberhasilan, perusahaan unggulan memfokuskan diri hanya pada beberapa produk dan
berkonsentrasi pada produk-produk tersebut. Walaupun demikian, karena hampir semua
produk mempunyai siklus hidup yang tebatas dan bahkan dapat diprediksi, perusahaan harus
secara terus-menerus menemukan produk baru untuk didesain, dikembangkan, dan dipasarkan.
Manajer operasi yang baik menuntut adanya komunikasi yang kuat antara pelanggan, produk,
proses, dan pemasok yang menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk produk
mereka.

Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan investasi
pangsa pasar, dan siklus hidup produk, dan menggambarkan luasnya suatu lini produk. Tujuan
dari suatu keputusan produk adalah untuk mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi
produk yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan keunggulan bersaing.

Agar perusahaan dapat besaing pada pangsa pasar yang besar, maka perlu adanya teori
mengenai permasalahan tersebut, yang penyusun sajikan dalam sebuah makalah dengan judul
“Desain Produk dan Jasa”.

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang terjadi di dalam memaksimalkan kepuasan yang didapat oleh
konsumen, diantaranya karena perbedaan selera dan tingkat finansial serta beberapa variabel
lain yang mengakibatkan adanya kesulitan untuk menyeragamkan harga atau tingakatan yang
dibutuhkan untuk menyeregamkan teori tersebut.

Page | 1
Bahkan sering kali tampilan awal adalah faktor utama yang sering kali dilihat oleh para
konsumen. Jadi bagaiman seorang manajer operasional membuat produk yang dibuat oleh
perusahaan mendapat kesan yang baik dan menjadi trade-mark bagi produk-produk lain.

C. Tujuan
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasikan atau mendefinisikan siklus produk, tim pengembangan produk,
kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai, desain yang tangguh, persaingan
berdasarkan waktu, analisis nilai dan manajemen konfigurasi.
2. Menjelaskan aliansi, rekayasa yang terjadi berbarengan, analisis product-by-value dan
dokumentasi produk.

Page | 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pemilihan Produk dan Jasa

Pemilihan produk adalah proses pemilihan produk barang atau jasa untuk dapat disajikan
pada pelanggan atau klien. Sebagai contoh, asuransi melakukan spesialisasi yaitu, ada asuransi
yang berada pada bidang khusus mobil atau asuransi dengan jenis umum seperti Prudential.
Organisasi melakukan pembedaan melalui produk yang dihasilkan oleh mereka. Keputusan
produk merupakan asas bagi strategi organisasi dan memilki dampak yang luas pada seluruh
fungsi operasi.

a. Siklus Hidup dan Strategi

Seorang manajer operasi harus siap untuk mengembangkan produk baru, mereka juga harus
siap untuk mengembangkan strategi untuk produk baru dan produk yang sudah ada. Pengujian
berkala produk sangat diperlukan karena strategi berubah sejalan dengan perubahn poduk
melintasi siklus hidupnya.

Siklus Hidup Produk

Biaya Pengembangan dan Pendapatan


Produksi Penjualan

Pendapatan Bersih
(Laba )

Kerugian

Arus Kas

Arus Kas Negatif

Perkenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan

Page | 3
Fase Perkenalan, karena produk pada fase ini masih sedang ‘disesuaikan’ dengan
pasar. Biasanya pada kondisi ini sering dilakukan (1) penelitian (2) pengembangan
produk, (3) modifikasi dan perbaikan proses, dan (4) pengembangan pemasok.

Fase Pertumbuhan, design mulai stabil dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas
yang efektif. Penambahan kapasitas yang sudah ada untuk menampung peningkatan
permintaan produk mungkin diperlukan.

Fase Kematangan, pada saat produk dewasa, pesaing mulai bermunculan. Produksi dalam
jumlah besar serta inovasi sangat dibutuhkan pada fase ini.

Fase Penurunan, produk yang hampir mati biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber
daya dan kemampuan manajerial.

b. Analisis Produk Berdasarkan Nilai

Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini
merupakan prinsip Pareto (yakni, fokus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting dan
bukan pada permasalahan yang banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk:
sumber daya diinvestasikan pada permasalahan yang sedikit tetapi penting. Analisis produk
berdasarkan nilai mengurutkan produk secara menurun berdasarkan kontribusi nilai uang
individu masing-masing produk bagi perusahaan. Kontribusi rendah per unit dari suatu produk
tertentu mungkin terlihat sama sekali berbeda jika mewakili sebagian besar penjualan
perusahaan.

B. Menghasilkan Produk Baru

Ketika produk mati, karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan, karena
perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan dan keuntungannya dari produk baru,
maka pemilihan produk, definisi, dan desain dilakukan secara terus-menerus. Mengetahui
bagaimana menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan suatu
keharusan.

Page | 4
a. Peluang Produk Baru

Satu teknik untuk menghasilkan produk baru adalah brainstorming. Brainstorming adalah
sebuah teknik dimana kelompok orang yang berbeda saling berbagi ide pada topik tertentu
tanpa mengkritik. Tujuan brainstorming adalah untuk membangkitkan diskusi terbuka yang
menghasilkan ide kreatif mengenai produk yang mungkin dan perbaikan produk. Umumnya
brainstorming bermanfaat bila secara langsung memusatkan pada keadaan ini:

1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk baru.


2. Perubahan ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang
tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek.
3. Perubahan secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada beberapa faktor seperti
berkurangnya ukuran keluarga.
4. Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari laptop, telepon genggam
hingga jantung buatan.
5. Perubahan politik/ pertauran menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tarif dan juga
persyaratan kontrak dengan pemerintah.
6. Perubahan lainnya dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar professional, pemasok dan
distributor.

Manajer operasi harus memahami faktor-faktor ini dan dapat mengantisipasi perubahan dalam
peluang produk, produk itu sendiri, volume produk dan bauran produk.

C. Pentingnya Produk Baru

Pentingnya produk baru tidak dapat ditaksirkan terlalu tinggi sebagaimana pada
gambar, perusahaan yang memimpin pasar mendapatkan sebagian besar penjualannya dari
produk yang berumur kurang dari 5 tahun. Sebagaimana dapat disaksikan, seleksi, definisi, dan
desain produk sangat sering dilakukan mungkin hingga ratusan kali untuk setiap produk yang
berhasil. Manajer operasi dan organisasinya harus dapat menerima resiko dan kegagalan.
Mereka harus dapat menampung banyak produk baru sambil mempertahankan aktivitas yang
sudah mereka jalankan. Persentase Penjualan dari Produk yang Diperkenalkan dalam 5 Tahun
Terakhir

Page | 5
50% Semakin tinggi
persentase penjualan
40% dari produk yang
diperkenalkan dalam
30% waktu 5 tahun terakhir,
semakin besar
20% kemungkinan
perusahaan menjadi
10% pemimpin .

Pemimpin Tiga Tiga Tiga


Industri besar besar besar
Teratas Menengah Terbawah

Posisi Perusahaan dalam Industrinya

a. Pengembangan Produk Baru


• Sistem Pengembangan Produk
Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan
arus kas, dinamika pasar, siklus hidup produk, dan kemampuan organisasi. Sebuah
perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk, memahami
perubahan yang terus menerus terjadi di pasar, mempunyai potensi yang diperlukan,
dan juga sumber daya.
Proses penyaringan diperluas pada fungsi operasi. Pengembangan produk yang
optimal bergantung pada dukungan bagian lain dalam perusahaan, dan juga gabugan
kesepuluh keputusan MO yang berhasil, mulai dari desain produk hingga pemeliharaan.
Mengenali produk yang terlihat akan meraih pangsa pasar, berbiaya efektif, dan
menguntungkan, tetapi pada kenyataannya sulit untuk diproduksi, dapat menyebabkan
kegagalan dan bukan keberhasilan.

• Quality Function Deployment (QFD)


Quality Function Deployment (QFD) berkaitan dengan (1) menetapkan apa
yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada
desain yang ditargetkan. Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu proses
menetapkan keinginan pelanggan (apa yang “diinginkan” pelanggan) dan
menerjemahkannya menjadi atribut (‘bagaimana“) agar tiap area fungsional dapat

Page | 6
memahami dan melaksanakannya. Kegunaan lain dari QFD adalah untuk menunjukan
bagaimana usaha yang berkualitas akan disebarkan .

• Membuat Organisasi untuk Pengembangan Produk


Tim pengembangan produk bertanggung jawab untuk mengubah permintaan
pasar menjadi sebuah produk yang dapat mencapai keberhasilan produk. Tim ini terdiri
dari perwakilan dari pemasaran, produksi, pembelian dan penjaminan kualitas, dan
karyawan pelayanan lapangan. Pengguanaan tim seperti ini disebut sebagai rekayasa
menyeluruh (concurrent engineering) dan menunjukan sebuah tim yang mewakili
semua bidang yang terpengaruh (dikenal sebagai tim lintas fungsi).
Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas
merupakan bagian dari proses quality function deployment yang menggunakan sebuah
matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan” pelanggan dengan
“bagaimana” perusahaan melakukan sesuatu untuk memenuhi “keinginan” tersebut.
1. Kenali keinginan pelanggan.
2. Kenali bagaimana produk akan memuaskan keinginan pelanggan.
3. Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk memenuhi
keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingan.
6. Evaluasi produk pesaing

• Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai


Kemampuan untuk diproduksi dan rekayasa nilai memperhatikan perbaikan desain
dan spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai dari penelitian,
pengembangan, desain dan produksi. Keuntungan lain selain pengurangan biaya yang
nyata yaitu :
1. Mengurangi kompleksitas produk.
2. Standarisasi tambahan komponen.
3. Perbaikan aspek fungsional produk.
4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan.
5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.
6. Desain yang tangguh.

Page | 7
Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa nilai mungkin merupakan
teknik terbaik yang ada untuk menghindari biaya pada manajemen operasi. Hal itu dapat
menghasilkan peningkatan nilai dengan memusatkan perhatian untuk mencapai
spesifikasi fungsional yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
cara yang optimum. Desain produk mempengaruhi semua aspek pengeluaran
operasional.

D. Permasalahan Desain Produk • Desain yang tangguh


Berarti produk di desain sedemikian rupa sehingga sedikit variasi pada produksi atau perakitan
tidak berdampak banyak pada produk.
• Desain Modular
Produk yang di desain dalam komponen yang terbagi-bagi dikenal dengan desain
modular (modular design). Desain modular menawarkan fleksibilitas pada produksi
dan pemasaran.
• Computer-Aided Design (CAD)
Perancangan dengan bantuan komputer adalah penggunaan komputer untuk merancang produk
secara interaktif dan menyiapkan dokumentasi teknis.
• Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Produksi dengan bantuan komputer merujuk pada penggunaan program komputer khusus untuk
memandu dan mengendalikan peralatan produksi.
Keuntungan dari CAD dan CAM :
1. Kualitas produk. CAD menjadikan perancang dapat meneliti lebih banyak alternatif,
kemungkinan masalah, dan bahaya yang mungkin terjadi.
2. Waktu desain yang lebih pendek. Fase desain yang lebih pendek menyebabkan biaya
menjadi lebih murah, dan menyebabkan respons cepat pada pasar.
3. Pengurangan biaya produksi. Pengurangan persediaan , penggunaan persediaan,
pengguanaan karyawan yang lebih efisien dengan penjadwalan yang lebih baik, serta
penerapan perubahaan desain yang lebih cepat, kesemuanya dapat mengurangi biaya.
4. Ketersediaan data. Konsolidasi data produk yang akurat, sehingga semua orang beroperasi
dengan informasi yang sama, dapat menghasilkan pengurangan biaya yang sangat besar.
5. Kemampuan baru dalam teknologi.
• Analisis Nilai
Walaupun rekayasa nilai memusatkan perhatian pada perbaikan desain sebelum produk
diproduksi, analisis nilai, yang juga merupakan teknik yang berkaitan, berada selama

Page | 8
proses produksi di saat sudah jelas bahwa produk baru tersebut akan sukses. Analisis
nilai (value analysis) berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk yang
lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis nilai sama dengan yang
terdapat pada rekayasa nilai, walaupun perubahan kecil pada penerapannya mungkin
diperlukan karena analisis nilai terjadi saat produk sedang diproduksi.
• Desain yang Ramah Lingkungan
Satu aktivitas penting manajer operasi yang peka terhadap lingkungan adalah
meningkatkan produktivitas. Planet bumi memang terbatas, karenanya manajer yang
meminimalkan penggunaan sumber daya adalah ‘pahlawan’. Manajer operasi yang baik
dapat menurunkn biaya selagi membatasi sumber daya tersebut.

E. Persaingan Berdasarkan Waktu

Pada saat siklus hidup produk menurun, kebutuhan pegembangan produk yang lebih
cepat menjadi meningkat. Ditambah lagi di saat produk yang menggunakan teknologi yang
lebih canggih bertambah banyak, pengeluaran dan resiko yang ada juga meningkat. Manajer
operasi yang menguasai seni pengembangan produk secara bertahap akan memenangkan
persaingan dari para pengembang produk yang lebih lambat. Inilah yang disebut dengan
Persaingan Berdasarkan Waktu.

Rangkaian Kesatuan Pengembangan Produk

Strategi
Pengembangan
Eksternal
Aliansi
Joint Ventures
Membeli
Teknologi atau
Keahlian dengan
Mengambil Alih
Pengembang
Strategi
Pengembangan
Internal
Perpindahan dari
Produk yang Ada
Sekarang
Peningkatan
Produk yang Ada
Sekarang

Page | 9
Produk Baru yang
Dkembangkan secara
Internal

Page | 10
Internal Biaya
Pengembangan
Dibagi Cepat dan/atau yang sekarang
Produk
Panjang Kecapaian
Pengembangan Produk

Tinggi Risiko Pengembangan Produk Dibagi a. Joint Ventures

Join ventures adalah kepemilikan bersama, biasanya di antara hanya dua


perusahaan untuk membentuk satu kesatuan yang baru. Kepemilikan bisa jadi
masing-masing lima puluh persen atau satu pemilik mendapatkan porsi yang lebih
besar untuk memastikan pengendalian yang lebih besar. Join ventures sering kali
sesuai untuk memanfaatkan peluang produk khusus yang mungkin tidak menjadi
pusat perhatian dari misi suatu perusahaan. Join ventures semacam ini akan lebih
dapat bekerja apabila resiko diketahui dan dapat dibagi secara seimbang.
b. Aliansi
Aliansi adalah perjanjian kerja sama yang menjadikan perusahaan tetap bebas,
tetapi menggunakan kekuatan tambahan untuk mencapai strategi yang sesuai
dengan misi individu mereka. Di saat produk baru menjadi misi utama, tetapi
sejumlah sumber daya dibutuhkan dan terdapat resiko yang dapat diukur, maka
aliansi mungkin menjadi sebuah strategi yang bagus untuk pengembangan produk.
Aliansi biasanya menguntungkan saat produk yang akan dikembangkan juga
mempunyai teknologi yang ada dalam tahap pemrosesan. Sebagai tambahan, jika
batasan di antara perushaan sulit untuk dijelaskan, aliansi mungkin menjadi strategi
yang terbaik.

F. Menetapkan Produk

Di saat barang dan jasa baru dipilih untuk diperkenalkan, pertama barang dan jasa harus
ditetapkan dari segi fungsinya yaitu, apa yang dapat dilakukan produk atau jasa tersebut. Prosuk
kemudian didesain dan perusahaan menentukan bagaimana fungsi dapat dicapai. Manajemen
biasanya mempunyai beragan pilihan bagaimana sebuah produk dapat mecapai tujuan
fungsionalnya.

Page | 11
Spesifikasi yang teliti diperlukan untuk memastikan produksi yang efisien karena
peralatan, tata letak dan SDM tidak dapat ditentukan hingga produk ditetapkan, didesain dan
didokumentasikan. Karenanya setiap organisasi memerlukan dokumen untuk menetapkan
produksinya. Hampir semua barang yang diproduksi, dan juga komponennya ditetapkan dalam
sebuah gambar teknik yang biasa disebut BOM ( Bill Of Material), yang mendata komponen,
penjelasan mereka dan kuantitas yang dibutuhkan masing – masing untuk membuat sebuah
unit produk.

Pada jasa industri makanan, bill of material diwujudkan dalam pengendalain porsi.
Pada sebuah produk yang lebih kompleks, sebuah bill of material ditunjukkan pada bill of
material lain yang merupakan bagiannya. Dalam hal ini subunit (subperakitan) merupakan
bagian dari unit selanjutnya yang lebih tinggi ( induk bill of material) yang pada akhirnya
membuat produk jadi. Contoh bill of material yang diwujudkan dalam standar pengendalain
porsi untuk roti keju BBQ Hard Rock Café.
Keterangan Jumlah
Roti 1
Daging cincang 8 gram
Keju cheddar 2 lembar
Bacon 2 lembar
Bawang BBQ ½ cangkir
Saus BBQ Hickory 1 gram
Set roti
Selada 1 helai
Tomat 1 potong
Bawang merah 4 buah
Acar 1 potong
Kentang goring 5 gram
Garam 1 sendok teh
Piring 11 inci 1
Bendera HRC 1

a. Keputusan Membuat atau Membeli


Perusahaan memiliki pilihan untuk memproduksi komponen mereka sendiri,
atau membeli dari perusahaan lain. Pemilihan ini dikenal sebagai keputusan membuat
atau membeli (meke-or-buy). Keputusan membuat atau membeli ( make-or-buy
decision ) membedakan antara apa ynag perusahaan inginkan untuk diproduksi dan apa
yang dibeli.

Page | 12
b. Teknologi Kelompok
Teknologi kelompok (group technology) mensyaratkan agar komponen-komponen
diidentifikasi dengan sebuah skema kode yang menyatakan tipe proses dan parameter
proses. Berikut ini beberapa keuntungan teknologi kelompok :
1. Perbaikan desain.
2. Mengurangi bahan baku dan pembelian.
3. Menyederhanakan proses perencanaan dan pengendalian produksi.
4. Memperbaiki tata letak, rute, dan pembebanan mesin.
5. Mengurangi waktu penyetelan , bahan setengah jadi dan waktu produksi.

G. Dokumen Untuk Produksi

Saat sebuah produk dipilih dan didesain, produksinya dibantu oleh dokumen yang
bermacam-macam. Beberapa dokumen yang dikaji secara sekilas antara lain:

1. Gambar perakitan : memperlihatkan gambar produk yang terlepas atas


Komponennya.
2. Diagram perakitan : menunjukan bentuk skematis bagaimana sebuah produk dirakit
3. Lembar rute : Mendata operasi yang dibutuhkan.
4. Perintah kerja : instruksi untuk membuat sejunlah produk tertentu.
5. Engineering change notices ( ECN ) : Mengubah suatu aspek definisi produk atau
dokumentasi.
H. Desain Jasa

Banyak pembahasan sejauh ini memusatkan perhatian pada apa yang disebut sebagai
produk nyata, yakni barang. Di sisi lain, terdapat produk yang tidak nyata, yaitu jasa.
Merancang jasa merupaka suatu tantangan, karena umumnya mempunyai karakteristik yang
unik karena pelanggan bisa berperan langsung dalam desain jasa. Spefikasi desain dapat berupa
sebuah kontrak atau penjelasan tertulis dengan foto . Beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
antara lain :

a. Merancang produk sehingga penyelarasan selera dapat ditunda.


b. Produk modul ( mengambil bentuk pada perubahan modul ).

Page | 13
c. Membagi jasa menjadi bagian – bagian kecil dan mengidentifikasi bagian tersebut
sehingga menyebabkan otomatisasi atau mengurangi interaksi pelanggan.
d. Memfokuskan desain pada moment-of-truth.

a. Dokumen untuk jasa

Karena interaksi pelanggan yang tinggi pada hampir semua industri jasa, dokumen
untuk memindahkan produk menjadi produksi, berbeda dengan yang digunakan pada operasi
pembuatan barang. Dokumentasi pada jasa sering berbentuk perintah kerja yang eksplisit yang
merinci apa yang akan terjadi pada moment-of-truth yang biasanya berbentuk storyboard.

I. Penerapan Pohon Keputusan pada Desain Produk

Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat keputusan produk baru, juga untuk
beragam permasalahan manajemen lainnya. Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat
terdapat serentetan keputusan dan hasil yang juga beragam yang mengakibatkan keputuan
selanjutnya yang diikuti hasil yang lain. Untuk membentuk sebuah pohon keputusan,
digunakan prosedur berikut :

1. Pastikan bahwa semua alternatif yang mungkin sudah dimasukan ke dalam pohon.
Termasuk alternatif untuk “tidak melakukan apa-apa”.
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukan pada akhir setiap cabang yang bersesuaian.
Ini merupakan tempat untuk menghitung pengembalian hasil dengan mencapai
cabang ini.
3. Tujuannya adalah untuk menetapkan nilai yang diharapkan dari setiap tindakan yang
ada. Hal ini dicapai dengan memulainya pada akhir pohon ( sebelah kanan ) dan
bekerja menuju awal pohon (sebelah kiri), menghitung nilai pada setiap langkah dan
“memotong” alternatif yang tidak sebaik aternaif lainnya dari titik yang sama.

J. Transisi Menuju Produksi

Akhirnya suatu produk baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, dideain, dan
ditetapkan. Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi definisi yang fungsional, dan
kemudian mungkn menjadi sebuah desain. Sekarang, manajemen harus memutuskan untuk
mengembangkan lebih lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide produk. Satu dari seni

Page | 14
manajemen modern adalah menegetahui kapan memindahkan sebuah produk dari tahap
pengembangan ke tahap produksi (transition to production). Saat keputusan dibuat, biasanya
membutuhkan satu proses produksi untuk memastikan desain benar – benar dapat diproduksi.
Percobaan ini juga memberikan staf produksi kemungkinan untuk mengembangkan peralatan
yang sesuai, prosedur pengedalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa
produk dapat dimulai dengan sukses.

Beberapa perusahaan menggunakan manajer proyek (1) atau menggunakan tim


pengembangan produk (2) untuk memastikan transisi dari pengembangan ke produk berjalan
dengan sukses. Kedua pendekatan ini memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya
dan potensi yang sukses untuk memastikan produk yang memuaskan dari sebuah produk yang
masih dalam kondisi berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan pengembangan produk
dan organisasi manufaktur. Tugas manajer operasi adalah membuat perpindahan dari litbang
ke produksi tanpa gejolak sehalus mungkin.

K. Tips Peluncuran Produk Baru

Peluncuran produk baru merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi para


profesional: Public Relations. Alasan utama untuk ini adalah bahwa pekerjaan ini mempunyai
tantangan yang menarik. Selain itu, peluncuran produk baru bisa diaplikasikan berbagai ilmu
public relations mulai dari mendesain kegiatan, membuat siaran pers, menentukan undangan,
riset produk, sampai pada acara jumpa pers itu sendiri. Akan halnya kesalahan dalam
peluncuran produk baru. Terdapat lima kesalahan klasik seperti berikut :

1. Jangan merencanakan peluncuran sebelum adanya kepastian bahwa produknya siap


diluncurkan.
2. Buat acara peluncuran agar tidak kaku dan bisa menggunakan jasa Event Promotion
untuk mengelolanya.
3. Jangan mendidik karyawan tentang produk dan kampanye peluncuran sebelum
beritanya beredar dipasaran.
4. Memakai media yang sama yang pernah digunakan.
5. Lewati rencana krisis.

Page | 15
L. Perancangan Produk

Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa


produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek
desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap
penting dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk
teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.

Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu
kebutuhan dan memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan
oleh faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk
menggambarkan produk yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri adalah
istilah Industrial Design Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson
misalnya dapat dianggap dalam kategori ini.
Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki perasaan yang kuat terutama untuk
mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain. Dalam dunia modern ini termasuk
teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti iRobot, Google atau Nokia. Banyak
desainer produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan yang perlu untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif dalam inovasi.

1. Perancangan dan Pengembangan Produk

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan


untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan
tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yang melibatkan
banyak fungsi dalam suatu perusahaan

2. Pengembangan Produk

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa


persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang
membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi
yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk adalah

Page | 16
• Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan.
Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian
segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara
khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target
harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
• Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik
produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas
bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan
lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface).
• Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan
system produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian,
instalasi, dan distribusi. Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan
umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :

1. Fase 0 : Perencanaan Produk

Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini
mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2. Fase 1 : Pengembangan Konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif


konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk
pengembangan dan percobaan lebih jauh.

3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem

Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk
menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen

4. Fase 3 : Perancangan Detail

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen
standar yang dibeli dari pemasok.

Page | 17
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan


evaluasi dari bermacam macam versi produksi awal produk.

6. Fase 5 : Produksi Awal

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari
produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik
pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan

3. Pengembangan Konsep

Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk
prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan/kerugiannya. Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan
ditingkatkan dengan kondisi konsep adalah :

1. Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan
sebagainya.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan,
dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang
dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut

Proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan konsumen dan


mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini

Page | 18
adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar
secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan.

Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :

a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.


b. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tersembunyi dan tidak terucapkan
(latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota
tim pengembang.
2. Penetapan spesifikasi target

Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan secara


teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Proses pembuatan target
spesifikasi terdiri dari 3 langkah :

a. Menyiapkan daftar metrik kebutuhan dengan tingkat kepentingan yang diturunkan dari
tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya.
b. Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat
kepuasan dari pelanggan produk pesaing..
c. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan konsep

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip
kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep
konsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan
gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen.

Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah :

a. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi


b. Pencarian eksternal
c. Pencarian internal
d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi.

Page | 19
4. Pemilihan konsep

Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara


berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu :

a. Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan
untuk memperbaiki konsep.
b. Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi
dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada
setiap kriteria.

5. Pengujian konsep

Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah
terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa
kelemahan yang harus diperbaiki selama proses pengembangan selanjutnya.

6. Penentuan spesifikasi akhir

Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses
dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang
mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang
diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.

7. Perencanaan proyek

Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal
pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu pengembangan, dan
mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan proyek.

8. Analisis ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan


menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan

Page | 20
biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap
pengembangan.

9. Analisa produk-produk pesaing

Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk
baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses
produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir.

10. Pemodelan dan pembuatan prototipe

Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model
dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu
tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model ‘hanya bentuk’ yang ditunjukkan
kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar
kerja adalah untuk pilihan teknis.

M. Analisis Rantai Pasok

Rantai Pasok (Supply Chain) adalah jaringan produsen, agen, distributor dan pengecer
yang memproduksi dan menyediakan barang jadi atau jasa kepada konsumen. Menurut Simchi-
Levi et. al (2000), Supply Chain (SC) adalah suatu jaringan dari organisasi-organisasi
independen dan saling terhubung yang bekerjasama secara kooperatif dan saling
menguntungkan dalam mengontrol, mengatur dan memperbaiki aliran material dan informasi
dari pemasok sampai pemakai. Sedangkan Supply Chain Management (SCM) merupakan
sekumpulan metode dan pendekatan guna meningkatkan integritas dan efisiensi antara
pemasok, manufaktur, gudang dan toko sehingga barang dagangan dapat diproduksi dan
didistribusikan dengan akurat baik dari sisi jumlah, lokasi maupun waktunya.

BAB III PENUTUP

Page | 21
A. Kesimpulan
Strategi produk yang efektif membutuhkan pemilihan, desain, serta penetapan sebuah
produk dan kemudian memindahkan produk tersebut pada bagian produksi. Hanya bila strategi
ini dijalalankan secara efektif maka fungsi produksi dapat berkontribusi secara maksimum pada
organisasi. Manajer operasi harus membangun sebuah sistem pengembangan produk yang
memilki kemampuan untuk melahirkan, merancang, dan memproduksi produk yang membuat
perusahaan memiliki keunggulan bersaing. Disaat produk berjalan melintasi siklus hidupnya
(perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan), pilihan yang harus diambil oleh
manajer operasi berubah-ubah. Baik produk yang diproduksi maupun jasa mempunyai teknik
yang bervariasi untuk membantu menjalankan aktifitas ini secara efisien. Spesifikasi tertulis,
bill of material, dan gambar teknik membantu menetapkan produk, sama halnya dengan
gambar dan diagram perakitan, lembar rute, dan urutan kerja yang sering digunakan untuk
membantu produksi aktual produk tersebut. Saat sebuah produk mulai diproduksi, analisis nilai
dilaksanakan untuk menyakinkan nilai produk yang maksimum.

B. Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai
konsep desain produk dan jasa karena hal tersebut dapat membantu dalam pengambilan
keputusan bagi seorang manajer, sama halnya dengan eksekutif dan mahasiswa manajemen.
Pengaruh desain produk dan jasa sangat penting karena desain merupakan faktor yang tidak
mungkin dapat terlewatkan dan tak terpisahkan dari sebuah bisnis/perusahaan dalam rangka
menghasilkan produk maupun jasa.

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai