(BUATAN)
Oleh Muhammad Lutfi Dwi Kurniawan
mulutdk@gmail.com
Aku
4
Selanjutnya akan disebut AI.
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Ketika Chat GPT diminta mengubahnya, kemudian menjadi puisi seperti ini:
Dalam Diri
DAFTAR PUSTAKA
Aarseth, Espen. 1997. Cybertext: Perspectives on Ergodic Literature. JHU Press.
Yayasan Multimedia Sastra. 2001. Graffiti Gratitude: Sebuah Antologi Puisi Cyber.
Joyce, Michael. 1995. Of Two Minds: Hypertext Pedagogy and Poetics. University of
Michigan Press.
Situmorang, Saut, ed. 2004. Cyber Graffiti: Polemik Sastra Cyberpunk : Kumpulan
Esei.