Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Nabi akhir zaman yang telah menunjukkan kita ke jalan yang diridhoi
Allah SWT.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Sosiologi
Sastra dengan judul “Analisis Cerpen “Mencintai Boneka” Karya Kurnia Effendi
Sebuah Tinjauan Mimetik” di Universitas Jember. Pemakalah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan pemakalah dalam penyusunan
makalah ini. Namun sebagai manusia biasa, pemakalah tidak luput dari kesalahan
dan kekhilafan.
Jember, 14 Desember
2018
Penulis
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .............................................................................................. 14
3
BAB I PENDAHULUAN
Pendekatan mimetik ini akan diterapkan pada salah satu karya sastra
yakni cerpen yang berjudul “Mencintai Boneka”. Kami akan membahas
cerpen ini dengan menganalisis kejadian-kejadian dalam karya sastra yang
dihubungakan dengan fakta-fakta sosial yang ada pada masyarakat. Cerpen
dengan judul “mencintai boneka” ini merupakan cerpen karangan Kurnia
Effendi yang mengisahkan kehidupan seseorang yang mencintai seorang
pelacur hingga ia tega membunuh ibu kandungnnya.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II PEMBAHASAN
6
2.2 Analisis Cerpen Mencintai Boneka dengan Pendekatan Mimetik
7
Pada kejadian yang dialami oleh kawan dari tokoh utama ini
menimbulkan dampak negatif. Akibat cerita seorang anak kepada
orang tuanya yang membuat orang tua itu tidak setuju
mengakibatkan terjadinya pembunuhan. Hal ini terlihat pada kutipan
berikut:
8
2.2.3 Pembunuhan Terhadap Ibu Kandung
Pada cerpen ini terdapat pembunuhan terhadap ibu kandung
karena masalah yang sepele. Masalah yabg seharusnya dapat
dibicarakan secara baik-baik namun ditanggapi dengan
pembunuhan. Perdebatan tidak seharusnya diakhiri dengan hal
yang merugikan apalagi sampai harus menghilangkan nyawa
seseorang yakni ibu kandung sendiri. Hal ini terdapat pada kutipan
berikut:
“...seperti yang pernah ia dengar dari kawannya ketika
menyampaikan pertanyaan serupa. Ibunya tidak segera
menjawab, melainkan balik bertanya, sehingga akhirnya
terjadi perdebatan seru dan semakin lama semakin tidak
masuk akal. Dan, seperti yang diceritakan oleh kawannya,
akhirnya ia murka lalu dengan gegabah menanamkan sebilah
pisau ke perut ibunya.”
9
yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Dia lebih suka
menyimpan masalahnya sendiri tanpa cerita dengan ibunya.
2.3.2. Pandangan Terhadap Pelacur
Di kehidupan nyata terdapat seseorang yang mencintai
pelacur. Mencintai pelacur tidak ada salahnya asal cinta itu tulus. Hal
itu terbukti di dalam kehidupan nyata seseorang beristrikan mantan
pelacur. Mereka tidak malu beristrikan seorang pelacur. Ia
mengatakan bahwa pelacur hanya masa lalunya yang tidak akan ia
jalani kembali profesi itu. Namun ada juga seseorang mengatakan
bahwa pelacur tidak pantas untuk dicintai karena pelacur tidaka akan
bisa setia pada satu orang saja.
2.3.3. Pembunuhan Terhadap Ibu Kandung
Pada kehidupan nyata banyak sekali kita temukan kasus
dalam berita-berita di koran, televisi, majalah tentang pembunuhan
seorang anak terhadap ibu kandungnya sendiri. Pembunuhan
terhadap ibu kandunganya itu terkadang hanya dipicu masalah yang
sepele yang seharusnya dapat diselesaikan dengan cara baik-baik.
Hal itu dapat dibuktikan dalam kasus berikut:
Polisi Selidiki Kasus Anak Bunuh Ibu Kandungnya
BERITA - metropolis.infogue.com - Kepolisian
Resort Kota (Polresta) Surabaya Selatan hingga kini masih
menyelidiki kasus pembunuhan seorang ibu oleh anaknya di
kediamannya Jalan Lakarsantri, Kota Surabaya, Senin.
"Kami belum tahu secara pasti motif dari
pembunuhan tersebut. Kami masih menyelidiki kasus
tersebut," kata Kapolresta Surabaya Selatan AKBP Bahagia
Dachi saat dihubungi .Menurut dia, pihaknya masih
melakukan pemeriksaan terhadap pelaku pembunuhan Lailil
Markumah (36) di Polsek Lakarsantri, sedangkan jenazah
Marisimpen (81) masih dilakukan otopsi di rumah sakit
setempat.
Sumber: antaranewscom
Dari kutipan yang ada pada cerpen dan yang ada pada dunia
nyata diatas menunjukan bahwa terdapat kesamaan aspek-aspek
sosial. Yaitu tentang kedekatan antara anak dan ibu, pandangan
10
terhadap pelacur, dan pembunuhan seorang anak terhadap ibu
kandungnya.
11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dunia di dalam karya sastra adalah sebuah dunia yang fiktif. Akan
tetapi, dunia fiktif ini bisa jadi mengandung nilai-nilai yang menjadi
alternatif dari nilai-nilai yang selama ini mendominasi di dunia nyata. Nilai-
nilai yang ditawarkan oleh karya sastra ini bisa jadi lebih baik atau bahkan
lebih buruk. Penilaian tersebut tentu tergantung pada masyarakat yang
mengkonsumsi karya sastra yang dimaksud. Penulis mungkin tidak
mempunyai hak untuk memaksa masyarakat menganut nilai-nilai dan
norma-norma sosial tertentu. Ia hanya bisa menuangkan isi pikiran dan
hatinya dalam tulisan. Namun, apa yang ditulis olehnya dapat menawarkan
sesuatu yang baru yang sedikit banyak dapat mempengaruhi masyarakat,
walaupun hanya dari segi emosional. Tidak bisa dipungkiri, itupun adalah
kekuatan dari karya sastra.
Dari aspek-aspek sosial yang ada pada cerpen dapat temukan bahwa
aspek-aspek sosial yang ada tersebut merupakan representasi dari dunia
nyata. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan nyata karena kehidupan
nyata adalah bahan dasar dalam pembuatannya. Karena pengarang dalam
menghasilkan karya sastra ia distimulasi dari kehidupan nyata yang
kemudian ituangkan dalam karya sastra baik itu novel, cerpen, puisi,
maupun drama.
12
DAFTAR PUSTAKA
Faruk. 1999. Penganar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-
Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Teew. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya
13
LAMPIRAN
Mencintai Boneka
Karya Kurnia Effendi
Sinopsis
Jawaban itulah yang menjadi inti cerpen ini. Ibu Daril menjawab
pertanyaan Daril dengan memberikan respon positif atas pertanyaan Daril.
Sebaliknya, teman Daril yang pernah menanyakan pertanyaan yang sama kepada
ibu teman Daril dengan memberikan respon negatif yang berkelanjutan dengan
perdebatan panas antara teman Daril dan ibu teman Daril yang berujung kematian.
Teman Daril yang tidak setuju dengan jawaban ibunya itu telah membunuh
ibunya sendiri yang mengakibatkan teman Daril dipenjara.
Kisah teman Daril itu pernah diceritakan pada Daril. Darilpun masih
bingung kenapa ibu teman Daril bisa menjawab pertanyaan yang berbeda dengan
ibunya. Dengan tidak yakin bahwa ibunya bisa merespon positif atas pertanyaan
tentang mencintai boneka itu, Daril menanyakan lagi kepada ibunya tetapi dengan
baground disaat peristiwa teman Daril berdebat dengan ibu teman Daril yang
berujung pembunuhan yaitu membawa sebilah pisau untuk berjaga – jaga yang
dibawanya dan disembunyikan dibalik punggungnya. Dan yang terjadi adalah
jawaban ibunya Daril tetap sama. Yaitu “tidak ada yang salah cinta, sepanjang
cintamu tulus....”
14