Anda di halaman 1dari 20

SOSIOLOGI

SASTRA
Oleh: AISYAH
NPM: 20217170076
Dosen Pengampu: Dr.Oom Romlah
Latar Belakang
Sastra merupakan bagian dari masyarakat, jadi tidak
aneh jika dikatakan jika sastra adalah produk
kebudayaan sehingga sastra tidak bisa terlepas dari
keberadaan manusia dikarenakan sastra menceritakan
tentang kehidupan dari masyarakat itu sendiri.

2
A. Apakah yang dimaksud dengan sosiologi
sastra?
3
B. Bagaimana sejarah
pertumbuhan konsep sosiologi
sastra?
C. Bagaimana hubungan antara
sosiologi sasta dan masyarakat?

5
A. Pengertian
Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata
sos ( Yunani) yang berarti bersama, bersatu, kawan, teman, dan logi ( logos)
berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Sastra dari akar kata sas ( Sansekerta)
berarti mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran
tra berarti alat, sarana. Berdasarkan definisi tersebut, keduanya memiliki obyek
yang sama yaitu manusia dan masyarakat. Namun, hakikat sosiologi dan sastra
sangat berbeda.

6
Sosiologi adalah ilmu objektif kategoris,
membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini
( das sain) bukan apa yang seharusnya terjadi
( das solen)

Sebaliknya karya sastra bersifat evaluatif,


subyektif, dan imajinatif.

(Damono, 1979:1) Sesuai dengan namanya, sebenarnya


sosiologi sastra memahami karya sastra melalui
perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi
(interdisipliner).

7
Jadi sosiologi sastra merupakan suatu telaah ilmu yang
mencoba mengungkap fenomena masyarakat yang
terdapat dalam sebuah karya sastra guna memberikan
pandangan yang objektif dalam penilaian karya sastra.

8
B. Sejarah Pertumbuhan Konsep Sosiologi
Didasarkan pada dalil bahwa karya Sastra
sastra ditulis oleh seorang pengarang, Dari kesadaran ini muncul pemahaman
dan pengarang merupakan a salient bahwa sastra memiliki keterkaitan
being, makhluk yang mengalami timbal-balik dalam derajat tertentu
sensasi-sensasi dalam kehidupan dengan masyarakatnya; dan sosiologi
empirik masyarakatnya. sastra berupaya meneliti pertautan
antara sastra dengan kenyataan
masyarakat dalam berbagai dimensinya
(Soemanto, 1993).

9
Plato dan Aristoteles yang mengajukan istilah 'mimesis', yang menyinggung
hubungan antara sastra dan masyarakat sebagai 'cermin'(Yunani: perwujudan
atau peniruan)
Menurut Plato, setiap benda yang Aristoteles, seni menggambarkan
berwujud mencerminkan suatu ide. Jika kenyataan, tetapi dia berpendapat bahwa
seorang tukang membuat sebuah kursi, mimesis tidak semata-mata menjiplak
maka ia hanya menjiplak kursi yang kenyataan melainkan juga menciptakan
terdapat dalam dunia ide-ide. Jiplakan sesuatu yang baru karena 'kenyataan' itu
atau copy itu selalu tidak memadai tergantung pula pada sikap kreatif orang
seperti aslinya; kenyataan yang kita amati dalam memandang kenyataan. Jadi sastra
dengan pancaindra selalu kalah dari dunia bukan lagi copy (jiblakan) atas copy
ide. (kenyataan) melainkan sebagai suatu
ungkapan atau perwujudan mengenai
10 "universalia" (konsep-konsep umum).
Hippolyte Taine (1766-1817) dalam bukunya History of English Literature (1863)
dia menyebutkan bahwa sebuah karya sastra dapat dijelaskan menurut tiga factor:

Ras Saat (momen) Lingkungan (milieu).

Bila kita mengetahui fakta tentang ras, lingkungan dan momen, maka kita dapat
memahami iklim rohani suatu kebudayaan yang melahirkan seorang pengarang
beserta karyanya. Hal-hal yang dianggap misteri itu sebenarnya dapat dijelaskan dari
lingkungan sosial asal misteri itu. 11
Sekalipun penjelasan Taine ini memiliki
kelemahan-kelemahan tertentu, khususnya
dalam penjelasannya yang sangat
positivistik, namun telah menjadi pemicu
perkembangan pemikiran intelektual di
kemudian hari dalam merumuskan disiplin
sosiologi sastra.

12
C. Hubungan Antara Sosiologi Sastra dan
Masyarakat.
Karya sastra
menerima
pengaruh dari
masyarakat dan
sekaligus mampu
memberi
pengaruh terhadap
masyarakat (Semi,
1990: 73).
14
Lebih Lanjut Dikatakan Bahwa Hubungan Antara Sastra Dan
Masyarakat Dapat Diteliti Dengan Cara:

1. Faktor – faktor di luar teks, gejala kontek sastra, teks itu tidak
ditinjau.

2. Hal-hal yang bersangkutan dengan sastra diberi aturan dengan


jelas, tetapi diteliti dengan metode-metode dari ilmu sosiologi.

3. Hubungan antara (aspek-aspek) teks sastra dan susunan


masyarakat sejauh mana sistem masyarakat serta jaringan sosial
dan karyanya, melainkan juga menilai pandangan pengarang.

15
A. Kesimpulan

16
1 2 3
Sosiologi sastra sebagai suatu jenis Sastra dapat
Sosiologi sastra adalah salah satu
pendekatan terhadap sastra
pendekatan untuk mengurai karya dikatakan sebagai
memiliki paradigma dengan asumsi
sastra yang mengupas hubungan cerminan
dan implikasi epistemologis yang
antara pengarang dengan masyarakat, tetapi
berbeda daripada yang telah
masyarakat dan hasil berupa karya digariskan oleh teori sastra tidak berarti
sastra dengan masyarakat. Namun berdasarkan prinsip otonomi sastra. masyarakat
dalam kajian ini hanya dibatasi Sebagai suatu bidang teori, maka seluruhnya
sosiologi sastra dituntut memenuhi tergambarkan dalam
dalam kajian mengenai gambaran
persyaratan-persyaratan keilmuan sastra.
pengarang melalui karya sastra
dalam menangani objek sasarannya
mengenai kondisi suatu
masyarakat.
B. Saran
1. Dalam penyusunan makalah ini penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran para pembaca
agar dapat memperbaikinya menjadi lebih
sempurna.
2. Kepada para pembaca diharapkan agar lebih
memperhatikan pentingnya sosiologi sastra
khususnya bagi mahasiswa Program
Pascasarjana pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Indra Prasta Jakarta
Thank you!
Haturnuhun.....

19
20

Anda mungkin juga menyukai