Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ade Zakia Muwahida

Npm : 202021500172
Kelas : R4B
No Absen : 30

Sosiologi Sastra

1.
Sosiologi sastra adalah salah satu pendekatan dalam kajian sastra yang memahami dan
menilai karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi sosial atau kemasyarakatan.
Sosiologi sastra, yang memahami fenomena sastra dalam hubungannya dengan aspek sosial,
merupakan pendekatan atau cara membaca dan memahami sastra yang bersifat interdisipliner
yang melibatkan sosiologi.
Menurut Plato, setiap benda yang berwujud mencerminkan suatu ide asti (semacam gambar
induk). Jika seorang tukang membuat sebuah kursi, maka ia hanya menjiplak kursi yang
terdapat dalam dunia Ide-ide. Jiplakan atau copy itu selalu tidak memadai seperti aslinya;
kenyataan yang kita amati dengan pancaindra selalu kalah dari dunia Ide. Seni pada
umumnya hanya menyajikan suatu ilusi (khayalan) tentang ‘kenyataan’ (yang juga hanya
tiruan dari ‘Kenyataan Yang Sebenarnya’) sehingga tetap jauh dari ‘kebenaran’. Oleh karena
itu lebih berhargalah seorang tukang daripada seniman karena seniman menjiplak jiplakan,
membuat copy dari copy.
Meskipun Plato cenderung merendahkan nilai karya seni yang hanya dipandang sebagai
tiruan dari tiruan, namun dalam pandangannya tersebut tersirat adanya hubungan antara karya
seni dengan masyarakat (kenyataan). Apa yang tergambar dalam karya seni (terutama sastra),
memiliki kemiripan dengan apa yang terjadi dalam masyarakat.

2. peristiwa sosial histori yang melatar belakangi cerpen “ ibu yang anaknya diculik itu”
adalah sebuh peristiwa dimana tokoh utama baru mengetahui bahwa kematian seorang tokoh
“sastra” hal yang tidak wajar melainkan diculik dan dianiaya hingga pada akhirnya dibunuh
dengan sadis. Peristiwa tersebut membuat tokoh utama tidak bisa menerima sebuah
kenyataan, kejadian tersebut sudah terjadi beberapa tahun yang lalu sebelum akhirnya tokoh
utama tersebut mengetahui kejadian yang sebenarnya terjadi, sehingga menciptakan sebuah
sosial histori yang berujung kekecewaan dan kesedihan yang mendalam. Walaupun sudah 10
tahun lamanya kematian tokoh satria, sang ibu tetap saja tidak bisa menerima kenyataan atas
kematian anaknya yaitu tokoh satria.
3. Penelitian sastra adalah usaha pencarian pengetahuan pemberian makna dengan hati-hati
dan kritis secara terus menerus terhadap masalah sastra. Dalam pengertian ini, penelitian
sastra merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai objek, pendekatan, dan metode yang
jelas. Obyek penelitian dapat berupa individu, benda, bahasa, karya sastra, budaya dan
sebagainya
Sosiologi sastra merupakan penelitian yang mengkaji hubungan karya sastra dengan manusia
dalam masyarakat dan proses sosialnya. Sosiologi sastra merupakan kajian ilmiah dan
objektif mengenai manusia dalam masyarakat , mengenai lembaga dan proses sosial
Sosiologi mengkaji struktur sosial dan proses sosial termasuk didalamnya perubahan-
perubahan sosial yang mempelajari lembaga sosial.
Persamaannya adalah
➢ memiliki objek kajian yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat, memahami
hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan hubungan
tersebut di dalam masyarakat
➢ Sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan,
sastra, dan masyarakat
➢ Dalam perspektif sosiologi sastra, karya sastra antara lain dapat dipandang sebagai
produk masyarakat, sebagai sarana menggambarkan kembali (representasi) realitas
dalam masyarakat. Sastra juga dapat menjadi dokumen dari realitas sosial budaya,
maupun politik yang terjadi dalam masyarakat pada masa tertentu
Perbedaannya adalah
➢ Bedanya, kalau sosiologi melakukan telaah objektif dan ilmiah tentang manusiadan
masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial, mencari tahu bagaimana
masyarakat dimungkinkan bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada;
maka sastra menyusup, menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan
cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaannya, melakukan telaah
secara subjektif dan personal
➢ Perbedaan yang ada antara sosiologi dan sastra hanyalah terletak pada
carapandangnya, Sama-sama membutuhkan masyarakat untuk dijadikan objek kajian,
dan teori-teori dari setiap penilitian tersebut saling berkaitan satu sama lain.

4.menurut pendapat saya karya sastra yang baik dimana karya sastra tersebut mampu
menghadir kan sebuah fungsi utama. Sebuah karya sastra dapat dikatakan bernilai sastra
tinggi jika karya itu mampu memberikan hiburan kepada pembaca, serta mampu memberikan
sebuah pengajaran yang positif bagi pembacanya. Karya sastra yang hanya mampu
memberikan hiburan tanpa ada manfaat akan terasa gersang. Demikian pula karya sastra yang
hanya mampu memberikan manfaat dan tidak mampu memberikan hiburan bagi pembaca
akan terasa hambar. Oleh sebab itu, sastra dapat dikatakan sebagai media hiburan yang
mengajar, dan media pengajaran yang menghibur.
Dan apakah label “Best Seller” menjamin karya tersebut baik dan bermutu, kmenurut
pendapat saya adalah ‘ya’ karena buku yang laris di pasaran tentunya merupakan sebuah
buku yang bermutu hingga pada akhirnya banyak orang yang membacanya.
5. fungsi sastra pada puisi tersebut menurut Horatius adalah dulce (menghibur) yang artinya
sastra memberikan kesenangan tersendiri pada pembaca sehingga pembaca merasa tertarik
membaca untuk membaca sebuah karya sastra, Menurut dari apa yang saya baca fungsi sastra
atau Dulce et utile pada puisi “Masjid Jami Kalipasir” karya Rini Intami ialah, pada puisi
tersebut larik-lariknya menampilkan sejarah dan budaya pada masa silam. Terlihat pada larik
“Mengetuk ingatan tentang syiar Islam berabad silam” dan pada larik “Di sinilah bibit-bibit
perjuangan tersemai” dalam puisi tersebut lariknya juga menggambarkan suasana pada masa
itu hal tersebut dapat dilihat pada larik, “Perahu kecil berlayar menuju lekuk tubuh sungai
dan belukar”, “Dari kahuripan tanah makmur, hingga di bantaran cisadane sebelah timur.

Anda mungkin juga menyukai