BAB II
NEGARA
berikut : 1
21
Sefriani, op.cit, hal.40.
23
batas wilayah.
pengamatan ilmu modern adanya ide atau cita-cita untuk bersatu serta
2
Rei Resza “Tinjauan Yuridis Terhadap Penengalaman Kapal Asing Pelaku
ILLegal, Unregulated And Unreported Fishing (IUU FISHING), Skripsi dalam Bidang
Ilmu Hukum, Universitas Kristen Satya Wacana , Salatiga, 2019, hal. 18-20.
24
konsepsi politik.
Kedua, penduduk yang bukan warga negara adalah orang asing atau orang
yang bukan warga negara dari negara yang bersangkutan atau ada juga
negara.
dalam hubunganya dengan negara atas atas dasar tatanan nilai, norma,
dengan negara lain tidak dapat diamati secara langsung karena bersifat
hukum).
3
Abd Halil Hi. Ibrahim dan Tjahja Supriatna, Epistemologi Pemerintahan
(Paradigma Manajemen, Birokrasi, dan Kebijakan Publik), Gramasurya, Yogyakarta,
2020, hal.1.
26
Montevideo 1933 tersebut telah terbagi dalam dua bentuk pengakuan yang
dikenal secara umum baik itu secara de facto dan de jure. Pengakuan
mengakui secara de facto, maka negara yang baru lahir itu dianggap telah
4
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Perbatasan Negara Dalam Dimensi Hukum
Internasional, Graha Ilmu, Yogyakarta,2011, hal. 7.
5
J.G. Strake, Introduction to international law, Niith ed, Butterworths, London,
1984, p. 137.
27
syarat dalam pendirian suatu negara. Terlepas daripada unsur negara yaitu
wilayah, ada bentuk pengakuan secara de jure yang lahir ketika pengakuan
akan pendirian suatu negara itu diakui oleh negara lain, sehingga hal-hal
bangsa seperti hak asasi manusia dan penentuan nasib sendiri yang
yang tentunya harus ada dari negara yang berdaulat. Wilayah suatu negara
sendiri ditentukan oleh batas-batas tertentu, baik itu di darat, laut, maupun
6
Malcolm N. Shaw QC, op.cit., hal. 479
28
batas atau penanda luas wilayah suatu negara, tetapi juga menyangkut
pada fakta wilayah. Tanpa wilayah, badan atau subjek hukum tidak bisa
menjadi negara.9 Hal Ini tidak diragukan lagi adalah perihal karakteristik
dasarnya dari suatu negara dan yang paling diterima dan dipahami secara
luas. Saat ini ada sekitar 200 unit teritorial yang berbeda, masing-masing
hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan wilayah, maka sifat hukum
7
https://www.hubunganinternasional.id/main/blog/16?title=Perbatasan dalam
Studi Hubungan Internasional (diakses pada tanggal 3 maret 2021 )
8
Malcom N Shaw Qc, International Law, ed eight, Cambridge University Press,
England,2017, p.451.
9
Ibid. p. 451.
10
L. Delbez, ‘Du Territoire dans ses Rapports avec l’ État’, 39 Revue Générale
de Droit International Public, 1932, p. 46.
29
wilayah. Aturan seperti itu, pada dasarnya adalah sifat alami masyarakat
dengan salah satu dari sumber daya dasar dan faktor pencipta kekayaan
dan penduduknya).
11
Ibid.
12
Ibid.
30
negara tidak ada perubahan seperti itu terlibat dalam perubahan hukum
semua efek perubahan yang beragam dalam kedaulatan teritorial dan tidak
wilayah.13
B. Wilayah-Wilayah Negara
1. Wilayah daratan
yang sangat penting yang merupakan suatu objek vital negara dimana pada
dilakukan denga dua cara yakni penerpan secara alami dan secara
artificial.
13
Ibid. hal. 453.
31
akibat fakta dilapangan yang lain dan beda dengan substansi naskah
dituangkan didalam field plan dan sebagai salah satu referansi hukum
2. Wilayah Laut
yang paling besar, baik sumber daya alam hayati maupun non-hayati.15
Grotius berpendapat bahwa “Laut adalah unsur yang bergerak dengan cair,
14
Fitri Windradi dan Niniek Wahyuni, “ Konsep Pengaturan dan Ratifikasi
Batas Kedaulatan Wilayah Laut Negara Kesatuan RI dalam Prespektif Hukum
Internasional”, Jurnal Transparansi Hukum, Universitas Kadiri, Jawa Timur, 2020, hal.7.
15
Dhian Puspitawati, Hukum Laut Internasional, Kecana,Jakarta, 2017, hal.1-2.
32
karena itu laut tidak bisa dimiliki oleh siapa pun (res extra commercium).
Laut tidak dapat berada dibawah kedaulatan negara mana pun di dunia ini
juga negara yang tak mempunyai pantai dan laut. United Nations
Convention on The Law of The Sea 1982 sebagai Konvnesi dari PBB yang
16
United Nations Convention on The Law of The Sea 1982
17
Melly Aida dan M farid Al Rianto, Hukum Laut Internasional Dalam
Perkembangan (Kerjasama Regional Dalam Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Laut di Selat Malaka),Justice Publisher , Bandar Lampung, 2014, hal. 38-39.
33
dan Kontinen).19
18
P Joko Subagyo, Hukum Laut – Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hal.3.
19
Boer Mauna, Op.Cit., hal.181.
34
PBB tentang Hukum Laut 1982 (United Nations Convention on the Law
a. Laut Teritorial
terletak pada sisi luar dari garis pangkal atau garis dasar (base line)
dan disebelah luarnya dibatasi oleh garis atau batas luar (outer
limit). Yang dimaksud oleh garis pangkal adalah garis yang ditarik
pada pantai pada air laut surut. Ditetapkanya pada waktu air laut
surut disebabkan oleh karena garis air laut surut adalah merupakan
b. Perairan Pedalaman
adalah perairan pada sisi darat garis pangkal laut teritorial. Pasal
c. Zona tambahan
mil laut garis pangkal dari mana lebar laut territorial diukur. Pada
d. Landasan kontinen
pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus)
mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut territorial diukur.22
ZEE adalah suatu zona selebar tidak lebih dari 200 mil laut
bagunan
f. Laut lepas
22
Sefriani, op.cit., hal. 182.
23
Ibid.,182-183.
37
laut teritorial.
bahwa laut lepas adalah terbuka untuk semua bangsa, tidak ada
24
Mochtar Kusumaatmadja,Hukum Laut Internasional, IKAPI, Bandung, 1983,
hal 95.
25
Ibid, hal . 183.
38
3. Wilayah Udara
solum, ejus est usque ad coelum”, yang artinya barang siapa yang
menguasai sebidang tanah, maka dia berhak atas segala sesuatu yang
berkaitan dengan kedaulatan negara yang meliputi darat, laut dan udara.
Kedaulatan suatu negara atas wilayah udara mengikuti wilayah darat dan
laut sampai suatu ketinggian yang disebut ruang angkasa. Sampai saat ini
sampai suatu batas di mana pesawat udara masih bisa terbang diruang
udara.28
26
Heryandi “Kerjasama Internasional Pengelolaan Sea Bed Area dan
Implikasinya Bagi Negara Pantai. Jurnal Dinamika Hukum”. Vol.13 No.3. September,
2013, Hal. 356-357
27
Ibid.
28
Fitri Windradi dan Niniek Wahyuni “Konsep Pengaturan dan Ratifikasi Batas
Kedaulatan Wilayah Laut Negara Kesatuan RI Dalam Pesektf Hukum Internasional”,
Jurnal Transparansi Hukum, hal. 28-29.
39
yang lain, seperti halnya laut. Hal ini dapatlah dimaklumi mengingat
dan benda angkasa lainya. Beda halnya dengan laut yang sudah berhasil
ternyata merupakan wilayah yang sangat penting dan strategis bagi suatu
negara.29
theory).30
29
Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Ibid, hal .197.
30
Baiq Setiani “Konsep Kedaulatan Negara di Ruang Udara dan Upaya
Penegakan Pelanggaran Kedaulatan oleh Pesawat Udara Asing” , Jurnal Ilmu Hukum,
Universitas Azzahra, Jakarta Timur, 2017, hal. 4.
40
yang berasal dari kata Latin ‘superanus’ berarti ‘yang teratas’. Negara
sifat atau ciri hakiki negara. Apabila dikatakan bahwa suatu negara itu
yaitu:31
kekuasaan itu.
dimulai.
31
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, op.cit., hal.16-18
41
terhadap wilayah itu lahir ketika kedaulatan itu ada. Kedaulatan itu berarti
merupakan refleksi dari prinsip dasar kedaulatan negara dan prinsip tidak
campur tangan.32
32
Ian Brownlie, Principle of Public International Law, Oxford University Press,
edisi ke-3, 1979, Hal.109.
42
saja.
Istilah ini berhubungan baik dengan kondisi faktual dan hukum di mana
suatu wilayah dianggap sebagai bagian dari suatu wilayah otoritas tertentu
atau lainnya. Dengan kata lain, hal ini mengacu pada keberadaan fakta-
Wilayah dalam hal ini merupakan unsur awal yang dapat menjadi
Adanya suatu wilayah tanpa adanya kedaulatan, jika dilihat dari sudut
pandang kedaulatan keluar maka hal dapat merusak citra daripada negara
itu sendiri, misalnya negara lain dapat masuk dengan mudah menganggu
maka bangsa itu akan mampu menunjukkan jati diri, karakter hingga
33
Jennings, Acquisition, See also Brownlie’s Principles of Public International
Law, 8th edn, Oxford, 2012, p. 216.