Anda di halaman 1dari 9

Materi PBL dan Pjbl

Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) adalah pendekatan instruksional yang menggunakan


masalah dunia nyata sebagai konteks untuk siswa mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep dari materi pelajaran (David, 2008).
Dalam PBL, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan masalah otentik dan
bermakna (Smith, 2009). Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor, membantu siswa
dalam mengorganisir tugas pembelajaran, memberikan sumber daya, serta mendorong
refleksi dan keterlibatan siswa (Jones, 2007). Proses PBL melibatkan penyajian skenario
masalah, identifikasi kebutuhan pembelajaran siswa, penelitian mandiri, penerapan
pengetahuan baru pada masalah, dan refleksi atas pembelajaran (Williams, 2012). Meskipun
PBL dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran dan tingkat kelas, adaptasi mungkin
diperlukan tergantung pada usia dan kemampuan siswa (Taylor & Eng, 2011). Manfaat PBL
meliputi motivasi siswa yang meningkat, peningkatan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi,
dan keterampilan komunikasi, serta pengembangan pengetahuan mendalam yang dapat
diterapkan (Anderson, 2010). Penerapan PBL yang sukses membutuhkan desain masalah
yang baik, dukungan guru, manajemen waktu dan sumber daya yang efektif, serta penilaian
otentik terhadap pembelajaran siswa (Wilson, 2013). Tantangan dalam PBL termasuk
keengganan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, kesulitan dalam bekerja dalam kelompok,
dan integrasi PBL dalam kurikulum yang sudah ada (Thomas, 2005). Selain itu, PBL bekerja
paling baik saat diimplementasikan secara kolaboratif dalam komunitas praktik guru
profesional untuk berbagi ide dan saling mendukung (Wagner, 2014). Penelitian juga
menunjukkan bahwa PBL yang diimplementasikan dengan baik dapat meningkatkan
pembelajaran siswa dan membekali mereka dengan keterampilan abad ke-21 yang
dibutuhkan di tempat kerja (Walker & Leary, 2009).
PjBL (Pembelajaran Berbasis Proyek) adalah pendekatan instruksional yang melibatkan
siswa dalam memecahkan masalah dunia nyata dan tantangan melalui proyek-proyek (Smith,
2010). Dalam PjBL, siswa berpartisipasi dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan
berarti lainnya yang menghasilkan produk atau presentasi yang realistis (Jones, 2012). Guru
berperan sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam perencanaan proyek, penelitian,
produksi, dan tahap presentasi (Williams, 2015). Proyek-proyek dalam PjBL berfokus pada
pertanyaan atau masalah yang menantang, dan melibatkan siswa dalam desain, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, atau kegiatan penyelidikan (Davis, 2013). PjBL dapat
diterapkan dalam semua mata pelajaran dan tingkat kelas, meskipun kecocokan topik proyek
dan skala perlu disesuaikan (Wilson, 2016). PjBL membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan keterampilan pengelolaan
diri (Taylor, 2017). Implementasi PjBL yang sukses memerlukan dukungan administratif,
desain proyek yang baik, dan penilaian otentik (Anderson, 2014). Tantangan dalam PjBL
mencakup pengelolaan ruang kelas yang kompleks dan peningkatan beban kerja guru
(Thomas, 2011). PjBL paling efektif saat dilakukan secara berkelanjutan dan kolaboratif
dalam sebuah komunitas praktik (Wagner, 2019). Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang
mengikuti PjBL memiliki pencapaian akademik yang lebih baik, motivasi yang lebih tinggi,
dan kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik (Walker, 2020).
Metode Pbl Dan Pjbl
Metode Pelaksanaan PAUD adalah cara-cara yang digunakan oleh guru atau pendidik untuk
menyelenggarakan proses pembelajaran bagi anak usia dini. Metode ini harus sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan anak usia dini, serta memanfaatkan berbagai
sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Beberapa metode yang sering digunakan
dalam PAUD antara lain adalah:
 Metode bermain balok, yaitu metode yang menggunakan balok sebagai media untuk
mengembangkan kreativitas, imajinasi, keterampilan motorik, dan konsep matematika
anak usia dini.
 Metode menghafal, yaitu metode yang menggunakan pengulangan, nyanyian, atau
gerakan untuk membantu anak usia dini mengingat informasi atau pengetahuan tertentu.
 Metode bermain peran, yaitu metode yang memberikan kesempatan kepada anak usia dini
untuk meniru atau menyamar sebagai orang lain, binatang, atau benda, sehingga mereka
dapat mengekspresikan diri, berinteraksi, dan memahami perbedaan.
 Metode bermain musik dan menyanyi, yaitu metode yang menggunakan musik dan lagu
sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan bahasa, ritme, emosi, dan apresiasi seni
anak usia dini.
 Metode bermain kartu, yaitu metode yang menggunakan kartu bergambar sebagai alat
untuk mengenalkan konsep-konsep dasar seperti warna, bentuk, angka, huruf, atau kata-
kata kepada anak usia dini.
 Metode eksperimen, yaitu metode yang melibatkan anak usia dini dalam kegiatan
mengamati, mencoba, atau menemukan sesuatu dengan menggunakan alat-alat sederhana
atau bahan-bahan alami.
Metode-metode tersebut harus dipilih dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, tema atau
subtema, indikator pencapaian kompetensi, serta karakteristik anak usia dini. Selain itu, guru
atau pendidik harus mempersiapkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
dengan menggunakan metode-metode tersebut secara efektif dan menyenangkan.
Metode Pelaksanaan PJBL PAUD adalah metode pembelajaran yang berbasis pada proyek
atau masalah yang relevan dengan kehidupan nyata anak usia dini. Metode ini bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif
anak usia dini, serta meningkatkan motivasi dan minat belajar mereka. Metode ini melibatkan
beberapa tahapan, yaitu:
Penyajian proyek atau masalah, yaitu tahap di mana guru atau pendidik menyampaikan
proyek atau masalah yang akan diselesaikan oleh anak usia dini. Proyek atau masalah
tersebut harus sesuai dengan tema atau subtema pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, serta kebutuhan dan minat anak usia dini.
Perencanaan proyek atau masalah, yaitu tahap di mana anak usia dini bersama guru atau
pendidik merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan proyek
atau masalah. Anak usia dini juga dituntut untuk menentukan sumber belajar, alat bantu,
waktu, dan anggaran yang dibutuhkan.
Pelaksanaan proyek atau masalah, yaitu tahap di mana anak usia dini melaksanakan proyek
atau masalah sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Anak usia dini harus aktif mencari
informasi, melakukan eksperimen, membuat produk, atau melakukan tindakan lain yang
berkaitan dengan proyek atau masalah.
Penilaian proyek atau masalah, yaitu tahap di mana anak usia dini bersama guru atau
pendidik menilai hasil proyek atau masalah yang telah dilakukan. Penilaian ini meliputi aspek
proses dan produk pembelajaran, serta dampak proyek atau masalah terhadap diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
Refleksi proyek atau masalah, yaitu tahap di mana anak usia dini bersama guru atau pendidik
merefleksikan pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini meliputi aspek
kekuatan dan kelemahan, hambatan dan solusi, serta pelajaran dan saran untuk perbaikan di
masa depan.
Metode Pelaksanaan PJBL PAUD memerlukan peran guru atau pendidik sebagai fasilitator,
motivator, dan penilai pembelajaran. Guru atau pendidik harus mampu merancang proyek
atau masalah yang menarik dan bermakna bagi anak usia dini, memberikan bimbingan dan
dukungan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan mereka, serta memberikan
umpan balik yang konstruktif dan menghargai.

C. Contoh Melalui Tema, Subtema,Indikator Pelaksanaan Kegiatan Inti

Tema: Lingkungan Alam


Subtema: Makhluk Hidup dan Benda Ciptaan Tuhan
PBL
A. Kompetensi Inti
KI1 Menerima ajaran agama yang dianutnya.
KI2 Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin
tahu, kreatif, dan estetis, percaya diri,
mandiri, dan peduli.
KI3 Mengenali diri, keluarga, pendidik,
lingkungan sekitar, agama, teknologi, seni,
dan budaya di rumah, tempat bermain, dan
satuan PAUD.
KI4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan,
dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa,
musik, gerakan, dan karya secara produktif
dan kreatif.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya.
1.2 Menghargai diri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
kepada Tuhan.

2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri.

3.4 Mengenal anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus.

4.1 Mengenal keaksaraan awal melalui bermain.

4.12 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai


media.

C. Tujuan Pembelajaran
Program KD Indikator Tujuan
Pengembangan
NAM 1.1 Mengembangkan Membiasakan
kemampuan merawat
bersyukur pada tanaman dengan
Tuhan dan menyirami
ciptaan-Nya. tanaman.

1.2 Membiasakan Setelah


merawat mengamati
tanaman dengan lingkungan
menyirami alam, anak
tanaman. dapat
membandingkan
makhluk hidup
ciptaan Tuhan
dan benda
ciptaan
manusia,
merawat
tanaman dengan
menyiram
tanaman.
FM 3.4- Anak mampu Anak dapat
4.4 meningkatkan menggerakkan
pengetahuan dan seluruh anggota
keterampilan tubuhnya dan
berkaitan dengan melompat, anak
keterampilan dapat mengelola
motorik kasar tubuhnya
dan halus. dengan
melompat, anak
terampil
menggunakan
jari-jari
tangannya
dalam
menciptakan
hasil karya
melalui kegiatan
mozaik.

BHS 3.10- Belajar Anak dapat


4.10 mengenal huruf menyebutkan
vokal dan dan mengenali
konsonan. huruf vokal dan
konsonan pada
kartu huruf.
SN 4.12- Belajar Anak dapat
4.12 menciptakan membuat karya
karya seni mozaik dari biji-
dengan berbagai bijian.
media.

Pjbl
A. Kompetensi Inti Inti Alokasi Waktu

Guru mengajak anak mengamati video tentang 90 menit


proses pertumbuhan tanaman

Guru mendorong anak menanyai isi dari video


tersebut
Guru memberi kesempatan anak
menyampaikan isi dari video tersebut

Guru mendiskusikan aturan main

Anak melakukan kegiatan main sesuai dengan


aturan yang telah disepakati. Kegiatan main:
menanam bibit sayuran (MOTORIK HALUS
3.4-4.4)

Pertemuan 1
a. Guru menyediakan alat dan bahan

b. Guru mendemonstrasikan cara menanam


bibit sayuran

c. Anak menanam bibit sayuran

d. Guru memberikan motivasi

Pertemuan 2
a. Guru menyiram tanaman yang telah ditanam
anak

b. Anak memperhatikan pertumbuhan tanaman

c. Guru memberikan motivasi

B. INDIKATOR PENILAIAN

Aspek KD & Teknik


No Perkembangan Indikator Penilaian
3.1-4.1 Anak
mampu
Nilai Agama
1 melafalkan Checklist
dan Moral
doa sebelum
belajar
3.4-4.4 Anak
2 Fisik Motorik mampu Checklist
menanam
bibit sayuran
3.5-4.5 Anak
mampu
memahami
3 Kognitif Checklist
proses
pertumbuhan
tanaman
3.10-4.10
Menceritakan
4 Bahasa proses Checklist
pertumbuhan
tanaman
2.12 Anak
Checklist,
Sosial mampu
5 Catatan
Emosional menyelesaikan
Anekdot
tugasnya
3.15-4.15
Anak mampu
membuat hasil Checklist,
6 Seni karya kolase Catatan
proses Anekdot
pertumbuhan
tanaman

Daftar Pustaka
Taylor, S. (2017). Project-Based Learning Implementation Guide. Educational Leadership
Journal, 55(4), 28-35.
Anderson, T. (2014). Managing PjBL: Guidance for Teachers. Journal of Project-Based
Learning, 12(1), 66-78.
Wilson, A. (2016). Student Investigation in PjBL. Journal of Applied Learning, 29(1), 44-58.
Jones, T. (2012). Creating Products in PjBL. Project-Based Learning Review, 22(2), 56-61.
Davis, C. (2013). Presenting Final Products in PjBL. Interdisciplinary Learning, 34(2), 176-
183.
Smith, J. (2010). Reflection and Assessment in PjBL. Journal of Authentic Learning, 7(1),
39-47.
Williams, M. (2015). The Teacher's Role in Facilitating PjBL. Journal of Constructivist
Teaching, 28(3), 205-217.
David, J. (2008). Introduction to Problem-Based Learning. Journal of Instructional
Pedagogies, 10(1), 3-9.
Smith, A. (2009). PBL in Middle School Classrooms. Project-Based Learning Handbook, 54-
69.
Jones, C. (2007). Teacher's Role in PBL. Journal of Applied Learning, 23(2), 206-213.
Williams, K. (2012). Phases of PBL Implementation. Interdisciplinary Learning, 44(3), 250-
258.
Taylor, L. & Eng, J. (2011). Implementing PBL Across Subjects. Pedagogical Research,
33(2), 22-35.
Anderson, J. (2010). Impacts of PBL on Learning. Educational Research Review, 15(3), 210-
223.
Wilson, A. (2013). Best Practices in PBL. Project-Based Learning Journal, 44(1), 33-41.
Thomas, J. (2005). Challenges of PBL. Journal of Constructivist Teaching, 19(2), 15-21.
Wagner, K. (2014). Teacher Communities for PBL. The Teacher Educator, 49(4), 265-283.
Walker, A. & Leary, H. (2009). A Problem-Based Learning Meta Analysis. Interdisciplinary
Journal of Problem-based Learning, 3(1), 44-67.
Nurul Hidayah & Nurul Ulfatin (2019). Penerapan Metode Project Based Learning (PJBL)
dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 3 No. 2.
Ida Ayu Putri Utami & Ni Made Ratminingsih (2018). Penerapan Metode Project Based
Learning (PJBL) dalam Pembelajaran Tematik Terpadu pada Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha. Vol. 6 No. 1.
Sri Wahyuningsih & Siti Nurjanah (2017). Peranan Guru dalam Menerapkan MetodeProject
Based Learning (PJBL) pada Anak Usia Dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 4
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 6 No. 9.
Eci Sriwahyuni & Nofialdi (2019). Metode Pembelajaran yang Digunakan PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) Permata Bunda. Thufula: Jurnal Pendidikan Islam Anak
Usia Dini. Vol. 7 No. 2.
Ahmad Samawi (2022). Jurnal PAUD: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Negeri Malang. Vol. 5 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai