Prosa Tentang "Hujan", UTS Teori Sastra Dan Apresiasi Anak
Prosa Tentang "Hujan", UTS Teori Sastra Dan Apresiasi Anak
Aku berfikir andai hujan selalu turun, mungkin rindu yang ku pendam akan
tertuntaskan dan juga rinduku akan terbayarkan. Meski hawa dingin terasa
menusuk ditubuh ini serta rasa menggigil yang tak tertahan, namun beginilah
caraku mengabadikanmu dalam hujan. Membangunkan sebuah mimpi yang
tak dapat lagi ku kembalikan, selain sebatas bayanganmu berkeliaran
didalam fikiranku yang masih saja mengenang.
“Bagaiamana jika hujan yang selalu ku tunggu kedatangannya tetapi tak
lagi datang ?” Gumam lirih seorang perempuan kecil secara samar sembari
melihat kearah luar jendela dengan terdengarnya suara rintikan hujan. Aku
terdiam sejenak, hujan yang tampaknya mulai tua disertai rintiknya menjadi
balita. Dan berseru “jangan pergi!” pintaku.
Aku akan kembali pada hujan dibulan april yang akan datang, tak lama
sosok itupun menghilang bersama putusnya rintik ditanah berlubang. Disaat
itu pula aku pun hilang kesadaran, sesaat setelah sadar aku temukan kembali
potongan cerita yang tak sempat terselesaikan.